• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN"

Copied!
60
0
0

Teks penuh

Sedangkan hasil penelitian Putro (2013) dan Nurwati dan Trisnawati (2015) menyatakan bahwa ukuran pemerintah daerah tidak mempunyai pengaruh terhadap kelemahan pengendalian internal. Faktor lain yang mempengaruhi lemahnya pengendalian intern pada pemerintah daerah adalah Pendapatan Asli Daerah (PAD). Hasil penelitian Martani dan Zaelani (2011) menemukan bahwa Pendapatan Asli Daerah (PAD) berpengaruh positif terhadap kelemahan pengendalian internal pemerintah daerah.

Sedangkan menurut Putro (2013), Pendapatan Asli Daerah (PAD) berpengaruh negatif terhadap kelemahan pengendalian internal pemerintah daerah. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pertumbuhan ekonomi, besaran pemerintahan daerah, Pendapatan Asli Daerah (PAD), kompleksitas daerah dan belanja modal sebagai faktor yang mempengaruhi lemahnya pengendalian internal pemerintah daerah. 3 Aris Priyadi, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kelemahan Pengendalian Intern Pemerintah Daerah (Studi Kasus pada Pemerintah Daerah Eks Karesidenan Surakarta).

Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi kelemahan pengendalian internal pemerintah daerah (studi empiris pada pemerintah daerah se-Sumatera). Puspitasari (2013) dan Hartono (2014) menemukan bahwa kompleksitas daerah (jumlah SKPD) berdampak positif terhadap lemahnya pengendalian internal pemerintah daerah.

Tabel 1.1 Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Badan Pengawas Keuangan (BPK) Semester 1 tahun  2017 (Permasalahan Kelemahan Sistem Pengendalian Intern pada Pemerintah Daerah)
Tabel 1.1 Ikhtisar Hasil Pemeriksaan Badan Pengawas Keuangan (BPK) Semester 1 tahun 2017 (Permasalahan Kelemahan Sistem Pengendalian Intern pada Pemerintah Daerah)

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

LANDASAN TEORI

Teori Keagenan (Agency Theory)

Teori keagenan meyakini bahwa pemerintah daerah sebagai agen masyarakat (prinsipal) akan mengambil tindakan dengan kesadaran akan kepentingannya sendiri dan menganggap bahwa pemerintah daerah tidak dapat dipercaya untuk mengambil tindakan yang tepat demi kepentingan masyarakat. Oleh karena itu, pemerintah daerah harus dapat meningkatkan pengendalian internal sebagai mekanisme check and balance untuk mengurangi asimetri informasi. Teori keagenan yang menjelaskan hubungan antara prinsipal dan agen berakar pada teori ekonomi, teori keputusan, sosiologi, dan teori organisasi.

Berdasarkan teori keagenan, pengelolaan pemerintah daerah harus diawasi untuk memastikan kepatuhan penuh terhadap berbagai peraturan perundang-undangan yang berlaku. Akuntabilitas pemerintah daerah yang lebih besar berarti informasi yang diterima masyarakat lebih berimbang, yang berarti asimetri informasi dapat dikurangi.

Pertumbuhan Ekonomi

Besarnya pertumbuhan ekonomi dapat menunjukkan keberhasilan pemerintah daerah dalam menyelenggarakan dan menjalankan kegiatan perekonomiannya dengan baik. Meningkatnya tingkat aktivitas ekonomi yang disebabkan oleh pertumbuhan ekonomi diduga akan meningkatkan jumlah kecurangan di pemerintahan daerah. PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) merupakan informasi yang sangat penting untuk mengetahui perkembangan perekonomian yang terjadi di suatu daerah.

PDB juga merupakan indikator makroekonomi suatu daerah yang menggambarkan ada atau tidaknya perkembangan perekonomian daerah”. Dengan menghitung PDB secara teliti dan akurat, baik berdasarkan harga berlaku maupun berdasarkan harga konstan, maka dapat diperoleh beberapa hal. 11 Pungky Ardhani, Dampak Pertumbuhan Ekonomi, Pendapatan Asli Daerah, Dana Alokasi Umum dan Dana Distribusi Khusus Alokasi Anggaran Belanja Modal (Studi Pemerintah Kabupaten/Kota Jawa Tengah) 2011, hal. 16. Kesimpulan berkaitan dengan keberhasilan pembangunan di suatu daerah, yang menunjukkan laju pertumbuhan ekonomi yang mewakili peningkatan produksi pada berbagai sektor usaha yang ada.

Metode langsung merupakan metode perhitungan yang menggunakan data yang berasal dari data dasar setiap daerah. Cara langsung ini dapat dilakukan dengan menggunakan tiga jenis pendekatan, yaitu: a) pendekatan produksi, b) pendekatan pendapatan, dan c) pendekatan pengeluaran.

Sistem Pengendalian Intern

  • Pengertian Pengendalian Intern
  • Tujuan Pengendalian Intern
  • Komponen Pengendalian Intern

Menurut COSO yang dikutip dari Eko Saputro (2015): “Pengendalian internal adalah suatu proses yang dilakukan oleh direktur perusahaan, manajemen dan personel lainnya yang bertujuan untuk memberikan jaminan yang memadai atas realisasi kategori tujuan berikut, yaitu keandalan pelaporan keuangan, kepatuhan. dengan undang-undang dan peraturan, serta efisiensi dan efektivitas operasi perusahaan.” Pengendalian internal adalah kebijakan dan prosedur yang melindungi aset perusahaan dari penyalahgunaan, memastikan bahwa informasi bisnis yang diberikan akurat, dan memastikan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan.COSO menjelaskan bahwa pengendalian internal diyakini mampu mencegah kehilangan atau pemborosan sumber daya pemrosesan perusahaan. Pengendalian dapat memberikan informasi tentang cara mengevaluasi kinerja perusahaan dan pengelolaan perusahaan, serta informasi yang akan digunakan sebagai pedoman perencanaan.

Komponen pengendalian internal meliputi: lingkungan pengendalian, penilaian risiko, prosedur pengendalian, pemantauan, serta informasi dan komunikasi. Karena tidak ada satupun pengendalian internal yang dapat mencapai periode ideal, hal tersebut tidak dapat dicapai karena adanya keterbatasan.13. Berdasarkan definisi pengendalian internal di atas, dapat disimpulkan bahwa pengendalian internal adalah suatu proses yang terdiri dari kebijakan dan prosedur yang diterapkan oleh orang-orang, yang dirancang untuk membuat pengguna yakin akan informasi yang cukup yang diperlukan untuk mencapai tujuan tertentu yang saling terkait.

Penerapan pengendalian internal pada suatu entitas diharapkan dapat mengurangi banyaknya aktivitas penipuan yang dapat merugikan perusahaan, seperti penyelewengan dana masyarakat baik disengaja maupun tidak disengaja. Pada dasarnya, pengendalian internal adalah suatu sistem pemeriksaan dan keseimbangan yang menentukan apakah kebijakan dan prosedur manajemen diterapkan secara efektif, apakah transaksi keuangan dilaporkan dengan benar, dan apakah sumber daya organisasi dilindungi dengan baik.14. Pengendalian ini dilaksanakan atas dasar sistem pengendalian internal pemerintah yang efektif sesuai dengan ketentuan yang berlaku saat ini.

Agar kegiatan operasional dapat berjalan dengan baik maka manajemen memerlukan informasi yang akurat, maka pengendalian intern diharapkan dapat menyediakan data yang akurat dan dapat diandalkan, karena data atau catatan yang andal memungkinkan laporan keuangan dapat disusun dan dipertanggungjawabkan isinya. Tujuan pengendalian internal berkaitan dengan efisiensi dan efektivitas operasional untuk mencegah terjadinya tumpang tindih atau pemborosan yang tidak perlu dalam seluruh kegiatan usaha perusahaan dan untuk mencegah penggunaan sumber daya yang tidak efisien. Pengendalian internal bertujuan untuk memastikan bahwa semua peraturan dan perundang-undangan yang dirumuskan oleh manajemen untuk mencapai tujuan perusahaan dipatuhi oleh karyawan perusahaan.

Menurut Mulyadi (2002), tujuan pengendalian internal dibagi menjadi dua bagian, yaitu: pemeliharaan aset perusahaan dan pemeriksaan keakuratan dan keandalan data akuntansi.

Praktik sehat dalam menjalankan tugas dan fungsi masing- masing unit organisasi,

  • Prosedur Pengendalian Intern

Dalam hal ini, nada tertinggi di atas mengacu pada tindakan yang dilakukan atasan perusahaan. Struktur organisasi bisnis adalah kerangka dasar untuk perencanaan dan pengendalian operasi serta mempengaruhi lingkungan pengendalian, karena setiap manajer toko bertanggung jawab untuk membangun lingkungan pengendalian yang efektif. Kebijakan dan prosedur ini dapat memperkuat pengendalian internal dengan memastikan bahwa hanya karyawan yang berbakat dan jujur ​​yang direkrut dan dipertahankan.

Karyawan yang kompeten, handal dan beretika

Pembagian tanggung jawab

Pemisah Tugas

Audit

Dokumen

Perangkat Elektronik

Pengendalian lainnya

Prosedur pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang ditambahkan ke dalam lingkungan pengendalian dan sistem akuntansi yang ditetapkan oleh manajemen untuk memberikan jaminan yang masuk akal bahwa tujuan spesifik organisasi akan tercapai.

Otorisasi yang tepat terhadap transaksi dan aktivitas,

Pemisahan tugas untuk mengurangi peluang bagi seseorang untuk melakukan kesalahan dalam tugas rutinnya, yaitu

Perancangan dan penggunaan dokumen dan catatan untuk membantu menjamin pencatatan transaksi secara tepat,

Penjagaan yang memadai terhadap akses dan penggunaan aktiva dan catatan,

Pengecekan independen terhadap kinerja dan penilaian yang tepat terhadap nilai yang tercatat. 20

  • Kelemahan Pengendalian Intern

Kelemahan Struktur Pengendalian Intern terdiri dari

Kesalahan dalam pertimbangan: Seringkali manajemen dan personel lain dapat salah paham mempertimbangkan keputusan

Gangguan: Gangguan dalam pengendalian intern yang telah ditetapkan terjadi karena personil secara keliru memahami

Kolusi: Tindakan bersama beberapa individu untuk tujuan kejahatan. Kolusi dapat mengakibatkan kerusakan pengendalian

Biaya lawan manfaat: Biaya yang diperlukan untuk mengoperasikan pengendalian intern melebihi manfaat yang

  • Ukuran Pemerintah Daerah

Barang yang diperoleh berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap. 23

  • Pendapatan Asli Daerah (PAD)
  • Kompleksitas Daerah

Menurut undang-undang no. 33 Tahun 2004, PAD merupakan salah satu bentuk pendapatan daerah yang diperoleh dari penyelenggaraan dan pemanfaatan potensi daerah. Dalam hal ini, pemerintah daerah wajib menggali sumber daya keuangan daerah berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pemerintah daerah diberikan kebebasan untuk menciptakan sumber-sumber pajak atau pajak daerah baru agar kemajuan suatu daerah dapat tercapai dengan baik.

Menurut undang-undang no. 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan daerah dan undang-undang no. 33 Tahun 2004 tentang perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah, sumber pendapatan daerah terdiri dari PAD, Dana Perimbangan, dan pendapatan daerah lainnya yang sah. Pajak daerah merupakan iuran wajib yang dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepada pemerintah daerah, yang bersifat memaksa dan tidak mendapat imbalan langsung, yang digunakan untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan daerah dan pembangunan daerah. Pengertian pajak daerah adalah pajak daerah sebagai pembayaran atas jasa atau izin tertentu yang disediakan dan/atau diberikan secara khusus oleh pemerintah daerah untuk kepentingan orang pribadi atau badan.

Hasil pengelolaan kekayaan daerah tersendiri merupakan hasil yang diperoleh dari pengelolaan kekayaan yang terpisah dari pengelolaan APBD. Kompleksitas wilayah merupakan tingkat diferensiasi yang ada pada suatu wilayah yang dapat menimbulkan konflik yang dampaknya akan mengganggu tercapainya tujuan suatu wilayah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya. Banyaknya jumlah kecamatan di suatu daerah akan menyulitkan penerapan pengendalian intern di suatu daerah.

Kesulitan ini dialami karena setiap kecamatan di suatu daerah mempunyai latar belakang yang berbeda-beda. Banyaknya jumlah kabupaten di suatu daerah juga akan membebani tanggung jawab pemerintah daerah dalam kaitannya dengan pengawasan. Jumlah penduduk merupakan salah satu faktor penentu tingkat pelayanan publik yang dibutuhkan suatu daerah.

Semakin besar jumlah penduduk maka semakin beragam jumlah kebutuhan yang harus dipenuhi dan dilakukan oleh pemerintah daerah untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat (Martani dan Zaelani 2011). 28.

Kompleksitas tugas ini diduga berpengaruh terhadap kinerja, 2. Sarana dan teknik pembuatan keputusan dan latihan tertentu

Pemahaman terhadap kompleksitas dari sebuah tugas dapat membantu tim manajemen audit perusahaan menemukan solusi. 29

  • Belanja Modal
  • Kerangka Teoritis
    • Hubungan Pertumbuhan Ekonomi Pemerintah Daerah
    • Hubungan Ukuran Dengan Kelemahan Pengendalian Intern
    • Hubungan Pendapatan Asli Daerah Dengan Kelemahan Pengendalian Intern
    • Hubungan Kompleksitas dengan Kelemahan Pengendalian Intern
    • Hubungan Belanja Modal dengan Kelemahan Pengendalian Intern

32 Menurut PP Nomor 71 Tahun 2010, belanja modal adalah belanja pemerintah daerah yang manfaatnya melebihi satu tahun anggaran dan akan menambah kekayaan atau kekayaan daerah dan selanjutnya menambah belanja rutin seperti biaya pemeliharaan pada kelompok belanja administrasi umum. Belanja modal digunakan untuk memperoleh aset tetap pemerintah daerah seperti peralatan, infrastruktur, dan aset tetap lainnya. Pemerintah daerah mengalokasikan sumber daya berupa anggaran investasi dalam APBD untuk meningkatkan aset tetap.

Setiap tahunnya, pengadaan aset tetap dilakukan oleh pemerintah daerah sesuai dengan prioritas anggaran dan pelayanan masyarakat yang mempunyai dampak keuangan jangka panjang (Ardhani 2011). Hal ini tidak banyak berubah pada pemerintah daerah yang mempunyai pertumbuhan ekonomi tinggi yang tentunya akan meningkatkan tingkat aktivitas perekonomian pada pemerintah daerah tersebut. Dapat disimpulkan bahwa semakin besar PPBB pemerintah daerah, maka semakin besar pula kebutuhan akan pengawasan internal yang lebih baik untuk memprediksi kecurangan dan pemborosan.

Pemerintah daerah sebagai organisasi pemerintahan yang termasuk dalam kategori organisasi nirlaba mempunyai sumber dana atau kekayaan yang dapat mencerminkan besar kecilnya pemerintahan daerah. Karena banyaknya aset yang dimiliki oleh masyarakat lokal, pimpinan pemerintah akan memperingatkan peningkatan kontrol atas aset. Dalam penelitian ini, ukuran pemerintah daerah diukur dengan total aset sebagai proksi ukuran pemerintah daerah.

Penggunaan total aset sebagai proksi ukuran karena mampu menentukan kebijakan pemerintah daerah dalam mengalokasikan anggaran untuk kepentingan organisasi. Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa semakin besar ukuran pemerintah daerah akan berdampak negatif terhadap kerentanan. Pemerintah daerah yang memiliki tingkat pendapatan tinggi dan banyak pos rentan akan kesulitan dalam memantau pendapatan yang diterimanya.

Kompleksitas pemerintahan daerah merupakan tingkat diferensiasi yang ada pada pemerintahan daerah sehingga dapat menimbulkan konflik atau permasalahan dalam mencapai tujuan organisasi. Karena banyaknya kasus tersebut, maka menjadi prioritas bagi pemerintah daerah untuk menerapkan pengendalian intern di setiap pemerintahan daerah. Banyaknya segmen atau cabang organisasi pemerintah daerah mempunyai risiko kelemahan yang lebih besar dan memerlukan pengendalian internal yang lebih canggih.

Gambar        2.1  Kerangka Teoritis  Pertumbuhan Ekonomi
Gambar 2.1 Kerangka Teoritis Pertumbuhan Ekonomi

METODE PENELITIAN

Jenis Data

Sumber Data

Metode Pengumpulan Data

Metode Analisis Data

Referensi

Dokumen terkait