1. Apakah pendekatan pembelajaran kontekstual melalui bahan ajar dan LKS efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa dan aktivitas belajar siswa terhadap kemampuan pemahaman konsep. 2. Apakah pendekatan belajar mengajar kontekstual yang didukung bahan ajar dan LKS efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa dan aktivitas belajar siswa menuju keterampilan pemecahan masalah.
TINJAUAN PUSTAKA
Landasan Teori
- Efektifitas Pembelajaran
- Pendekatan Contextual Teaching and Learning a. Pengertian Pendekatan Kontekstual
- Lembar Kegiatan Siswa (LKS)
- Langkah-Langkah Pendekatan Contextual Teaching And Learning Dibantu Bahan Ajar dan LKS
- Indikator Kemampuan Pemahaman Konsep
- Pemecahan Masalah Matematika a. Masalah dalam Matematika
Daya serap individu, seorang siswa dikatakan tuntas belajar apabila siswa tersebut mencapai nilai maksimal ≥ 70. Kegiatan belajar siswa merupakan proses komunikasi di lingkungan kelas, baik proses yang dihasilkan dari interaksi antara siswa dengan guru maupun siswa dengan siswa yang mengakibatkan terjadinya perubahan. dalam bidang akademik, sikap, perilaku dan keterampilan yang dapat dicapai. Upaya yang dilakukan untuk mencapai tujuan pembelajaran dari segi proses pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa dan aktivitas belajar siswa yang ingin dicapai. Semakin banyak kegiatan yang dicapai, semakin efektif kegiatan tersebut.
Berdasarkan penjelasan di atas dapat kita simpulkan bahwa pendekatan kontekstual memberikan banyak manfaat kepada siswa, yaitu memberikan pengalaman penting dengan menghubungkan materi pembelajaran dengan kehidupan nyata siswa sehingga siswa menjadi aktif. Menurut pelanggan pengguna bahan ajar, fungsi bahan ajar dibedakan menjadi dua macam, yaitu fungsi guru dan fungsi siswa. Ciri-ciri materi belajar siswa antara lain 1) siswa dapat belajar tanpa harus menjadi guru, 2) siswa dapat belajar... kapan saja, di mana saja, 3) siswa dapat belajar dengan kecepatannya sendiri.
Indikator tersebut merupakan cerminan pencapaian kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa setelah menyelesaikan kegiatan pembelajaran. Menurut Trianto, materi pembelajaran pada hakikatnya memuat unsur-unsur dasar materi pembelajaran yang dibutuhkan siswa untuk mencapai KD.
Materi Ajar
- Penyelesaian Sistem Persamaan Linear Dua Variabel
Metode eliminasi berarti menghilangkan/menghilangkan salah satu variabel atau variabel dari suatu sistem persamaan linear dua variabel. Apabila koefisien salah satu variabel sama, maka kita dapat mengeliminasi atau mengeliminasi salah satu variabel, kemudian menentukan variabel yang lain. Dengan menghilangkan salah satu variabel, maka nilai salah satu variabel yang diperoleh disubstitusikan ke dalam salah satu persamaan sehingga diperoleh nilai variabel lainnya.
Salah satu cara untuk menyelesaikan suatu sistem persamaan adalah dengan metode grafis, yaitu dengan membaca (memperkirakan) perpotongan dua persamaan garis pada bidang kartesius. Dalam metode grafis, penyelesaian sistem persamaan linear dua variabel adalah koordinat perpotongan. Untuk memastikan bahwa pasangan bilangan berurutan merupakan akar penyelesaian sistem persamaan tersebut, kita dapat memeriksanya dengan mengganti titik (2,1) pada kedua persamaan tersebut.
Pada dua contoh di atas dan pembahasan sebelumnya, solusi dari SPLDV yang diberikan ternyata hanya mempunyai tepat satu pasangan. Dengan demikian, pembelajaran matematika mempunyai beberapa tujuan khusus yang ingin dicapai, antara lain pengembangan kemampuan matematika, yaitu kemampuan memahami konsep dan memecahkan masalah matematika.
Hipotesis Tindakan
Pembelajaran di sekolah tidak hanya terfokus pada pemberian pengetahuan dan keterampilan teoritis saja, namun pengalaman belajar yang dimiliki siswa selalu dikaitkan dengan permasalahan nyata yang terjadi di lingkungannya. Menurut Komalasari (2010:7), pendekatan pembelajaran kontekstual adalah pendekatan pembelajaran yang menghubungkan materi yang dipelajari dengan kehidupan nyata siswa sehari-hari, baik di lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat, maupun lingkungan sipil, dengan tujuan untuk menemukan makna. dalam materi kehidupan mereka. Berdasarkan keunggulan pendekatan pembelajaran kontekstual (CTL), model ini kemungkinan besar akan efektif jika diterapkan agar hasil belajar siswa pada aspek kemampuan memahami konsep dan memecahkan masalah matematika dapat mencapai pembelajaran. kesempurnaan dan meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran serta lebih efektif dalam meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami konsep dan memecahkan masalah matematika.
Lokasi dan Waktu Penelitian
Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek
- Objek
Jenis Penelitian
Penelitian Tindakan Kelas (CRA) merupakan suatu proses investigasi yang bersifat iteratif dan reflektif yang dilakukan oleh guru/calon guru untuk melakukan perbaikan pembelajaran (Susilo dalam Rudi: 2009). Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa peneliti melakukan suatu bentuk penelitian sistematik reflektif untuk mencapai tujuan tertentu dalam memperbaiki kondisi pembelajaran di kelas. Yang dilakukan adalah observasi lokasi penelitian, pengumpulan surat persetujuan peneliti, penyusunan bahan ajar berdasarkan pendekatan kontekstual, wawancara dengan guru mata pelajaran dan persiapan siswa, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (LPP), jurnal harian, catatan lapangan, tes siklus, validasi bahan ajar dan dokumentasi. .
Pada fase ini peneliti berperan sebagai pelaksana tindakan, dibantu oleh seorang guru pengajar mata pelajaran matematika sebagai pengamat. Setelah observasi selesai dilanjutkan dengan diskusi antara guru dan peneliti untuk mendapatkan feedback. Umpan balik ini sangat diperlukan untuk perbaikan rencana pembelajaran dan tindakan pada siklus berikutnya. Peneliti yang berperan sebagai guru akan dievaluasi sesuai lembar observasi guru pada lampiran 6. Pada tahap ini peneliti melakukan kegiatan refleksi untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah dilakukan berdasarkan hasil lembar observasi guru pada lampiran 6 yang akan dilakukan. dievaluasi pada tahap selanjutnya.
Berdasarkan saran tersebut maka penelitian ini dilanjutkan ke Siklus II dengan berpedoman pada hasil refleksi dari Siklus I. Pada akhir Siklus II siswa menyelesaikan tes hasil belajar kedua dengan tujuan untuk melihat apakah hasil belajar siswa mengalami peningkatan. dari siklus I.
Subjek penelitian
Peran dan Posisi Peneliti dalam Penelitian
Tahapan Intervensi Tindakan
3. Membuat bahan ajar berdasarkan pendekatan kontekstual sesuai dengan materi dalam RPP 4. Menyiapkan bahan ajar berdasarkan pendekatan kontekstual, lembar observasi aktivitas siswa, lembar jurnal harian, panduan wawancara, lembar validasi bahan ajar dan catatan lapangan. 2. Menginformasikan penggunaan bahan ajar dengan pendekatan kontekstual 3. Memberikan konteks terkait materi yang dipelajari. 4. Mengelompokkan siswa ke dalam kelompok yang beranggotakan 5-6 orang 5. Siswa mendiskusikan masalah pengantar bahan ajar untuk membangun konsep awal tentang suatu materi dan membagikan informasi tersebut kepada teman-temannya.
7. Peneliti memperbaiki dan memperluas konsep yang dibangun siswa 8. Siswa memecahkan tantangan atau permasalahan lain dalam LKS. 13. Penilaian hasil kemampuan memahami konsep dan memecahkan masalah pada siklus 1. 14. Wawancara dengan guru dan siswa. Fase ini berlangsung bersamaan dengan fase implementasi. Observasi dilakukan terhadap mahasiswa dan peneliti, serta wawancara. Guru mata pelajaran mencatat aktivitas siswa dalam proses pembelajaran pada lembar observasi aktivitas siswa.
3. Membuat bahan ajar berdasarkan pendekatan kontekstual sesuai dengan materi dalam RPP. Pembuatan bahan ajar disusun berbeda dalam penyajiannya, seperti penempatan kotak soal lanjutan sebagai bagian dari proses refleksi, jumlah soal latihan individu juga dibatasi, untuk menghindari kekurangan waktu dan proses pembelajaran. 4. Mengelompokkan siswa ke dalam kelompok yang beranggotakan 5-6 orang 5. Siswa mendiskusikan permasalahan awal bahan ajar untuk membangun konsep awal tentang suatu materi dan memberikan informasi tersebut kepada teman kelompoknya.
Hasil Intervensi Tindakan yang Diharapkan
Evaluasi pembelajaran pada siklus II Jika hasil intervensi tindakan yang diputuskan tercapai maka penelitian dihentikan pada siklus II, bila tidak tercapai maka penelitian dilanjutkan pada siklus III dengan hasil refleksi pada siklus II sebagai acuan. Tercapainya kemampuan memahami konsep dan menyelesaikan masalah matematika siswa menunjukkan bahwa rata-rata skor siswa yang mencapai KKM pada mata pelajaran matematika terapan adalah ≥ 70, dengan rata-rata penyajian indikator kemampuan memahami konsep dan memecahkan masalah.
Instrumen Penelitian
- Alat dan Teknik Pengumpulan Data
Bahan pembelajaran yang digunakan berdasarkan pendekatan kontekstual merupakan bahan pembelajaran yang telah melalui serangkaian proses validasi, Hasil validasi yang diperoleh peneliti dijadikan acuan dalam proses revisi bahan pembelajaran yang telah dibuat. Dalam pembuatan RPP hendaknya juga dimasukkan Lembar Kerja Siswa (SWW) untuk mengetahui bagaimana kinerja siswa dicapai sehingga dapat mengetahui bagaimana kemampuan memahami konsep dan memecahkan masalah yang diperoleh dalam kegiatan pendidikan. Arikunto mengatakan: “Tes adalah serangkaian pertanyaan atau latihan, serta cara lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, kecerdasan, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok”.
Dilihat dari sasaran yang akan dinilai, terdapat berbagai jenis tes dan alat ukur lainnya, yaitu tes yang digunakan untuk mengukur tes kepribadian, tes bakat, tes inteligensi, tes sikap, tes minat dan tes kinerja. Tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes prestasi, yaitu tes yang digunakan untuk mengukur dan mengetahui prestasi belajar matematika siswa pada pembelajaran ini. Tes yang diberikan sebanyak dua kali yaitu tes hasil belajar I (siklus I) dan tes hasil belajar II (siklus II).
Tes aktivitas belajar digunakan untuk mengetahui kelemahan dan kemajuan siswa dalam memahami materi SPLDV. Perannya adalah mengamati kegiatan pembelajaran berdasarkan lembar observasi yang telah disiapkan dan memberikan evaluasi berdasarkan hasil observasi mengenai tingkah laku siswa dan kelas selama proses belajar mengajar.
Uji Coba Instrumen
- Uji Validitas
- Uji Reliabilitas
- Daya Pembeda Soal
- Tingkat Kesukaran
Tes untuk meningkatkan aktivitas belajar siswa kemudian diberikan setelah pembelajaran melalui model pembelajaran berbasis masalah dengan pendekatan belajar mengajar kontekstual. Dalam hal ini guru matematika mempunyai tugas mengamati siswa selama kegiatan belajar mengajar. Tujuan pemeriksaan validitas suatu instrumen adalah untuk melihat apakah instrumen tersebut mampu mengukur apa yang ingin diukur, sehingga instrumen tersebut dapat mengungkapkan data yang diukur.
Untuk menafsirkan pentingnya harga setiap barang, harga dikonsultasikan ke titik harga r momen produk, dengan harga # = 0,05 dan kriteria korelasi jika. Reliabilitas berkaitan dengan keyakinan yang dalam arti tertentu menunjukkan bahwa suatu tes dikatakan mempunyai tingkat kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut menghasilkan hasil yang konsisten. Untuk menghitung nilai reliabilitas tes bentuk essay digunakan rumus Alpha seperti yang dikemukakan Arikunto sebagai berikut.
Untuk menjelaskan arti nilai total reliabilitas tes, maka hasilnya disesuaikan dengan tabel momen produk dengan kriteria $%&'() >. Daya pembeda suatu soal adalah kemampuan soal tersebut dalam membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dan siswa yang kurang pintar (berkemampuan rendah).
Teknik Analisis Data
- Menganalisis Hasil Observasi a. Observasi Guru
- Paparan Data
Perhitungan persentase data hasil observasi kemampuan pemahaman konsep matematika siswa selama pembelajaran menurut Arikunto adalah sebagai berikut. Data kuantitatif yang dilakukan dengan perhitungan matematis kemudian disajikan dalam bentuk penyajian yang disusun rapi dengan narasi atau tabel. Penyajian data yang sistematis dan interaktif akan memudahkan pemahaman terhadap apa yang terjadi sehingga mudah dalam menarik kesimpulan.Data kuantitatif yang diperoleh dari penilaian tes belajar siswa akan disajikan dalam bentuk tabel dan kemudian disajikan secara naratif.
Indikator Keberhasilan