Persaingan semakin ketat dalam dunia otomotif khususnya pada produk sepeda motor karena produk ini merupakan alat transportasi darat yang paling dominan dimiliki dan dibutuhkan oleh masyarakat. Saat ini sudah banyak bermunculan merk sepeda motor dengan model, desain yang berbeda-beda, menawarkan kualitas yang baik dan harga yang sangat kompetitif. Data penjualan sepeda motor di Indonesia di atas menunjukkan bahwa sepeda motor Honda mengalami peningkatan penjualan secara bertahap.
Sepeda motor Honda berhasil meraih posisi teratas Top Brand Award tahun 2016 berdasarkan survei majalah “MARKETING” yang bekerja sama dengan Frontier Consulting Group. Berdasarkan tabel 1.2, model sepeda motor Honda berhasil menduduki posisi teratas harga merek teratas kategori kendaraan roda dua, sedangkan Honda Supra menduduki posisi teratas segmen sepeda motor. Dengan demikian, berdasarkan pemaparan teori dan data mengenai peningkatan penjualan sepeda motor Honda dan semakin ketatnya persaingan untuk merebut hati konsumen, maka penelitian ini diberi judul “Pengaruh Motivasi Konsumen, Persepsi Kualitas, dan Pendapatan Konsumen Terhadap Keputusan Pembelian Honda sepeda motor untuk dibeli di Jakarta". ".
Permasalahan yang menjadi dasar penelitian ini adalah menurunnya penjualan sepeda motor Honda pada periode 2005-2008. Honda yang hingga tahun 2008 mampu memimpin pangsa pasar industri sepeda motor di Indonesia menghadapi persaingan yang ketat dari para pesaingnya, bahkan pangsa pasar sepeda motor Honda dengan para pesaingnya khususnya Yamaha semakin menyusut. Sepeda motor Honda bisa saja menggerogoti dominasi Honda sebagai pemimpin pasar. Menganalisis motivasi konsumen, persepsi kualitas yang diduga mempengaruhi keputusan pembelian sangat penting untuk meningkatkan penjualan sepeda motor Honda.
Untuk menganalisis pengaruh motivasi konsumen, persepsi kualitas dan pendapatan terhadap keputusan pembelian sepeda motor Honda.
LANDASAN TEORI
- Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Pemasaran
- Motivasi Konsumen
- Persepsi Kualitas
- Pendapatan Konsumen
- Keputusan Pembelian
- Hasil Penelitian Terdahulu
- Kerangka Berfikir
- Hipotesis Penelitian
Ketika seseorang mengambil keputusan untuk membeli suatu produk tentu akan dipengaruhi oleh dua jenis motivasi tersebut, yaitu motivasi rasional dan emosional. Hubungan antara motivasi konsumen dengan keputusan pembelian Motivasi yang ada pada diri seseorang (konsumen) akan menunjukkan Motivasi yang ada pada diri seseorang (konsumen) akan menunjukkan perilaku yang terarah pada tujuan mencapai tujuan kepuasan. Faktor-faktor tersebut membangun atau mempengaruhi motivasi pembeli dalam melakukan suatu tindakan.Motivasi seseorang erat kaitannya dengan perilakunya yang dipengaruhi oleh faktor budaya, sosial dan pribadi (Kotler 2005). Apalagi faktor-faktor tersebut juga sangat besar peranannya dalam melatarbelakangi dan menentukan motivasinya dalam mengambil keputusan pembelian.
Selain motivasi yang mendasari seseorang dalam mengambil keputusan pembelian juga akan dipengaruhi oleh persepsinya terhadap apa yang diinginkannya. Persepsi kualitas dapat diartikan sebagai persepsi pelanggan terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan suatu produk atau jasa relatif terhadap apa yang diharapkan pelanggan (Zeithaml dalam Muafi dan Effendi, 2001). Perceived quality mencakup segala sesuatu yang berkaitan dengan bagaimana suatu merek dipersepsikan, sehingga dengan mengetahui persepsi pelanggan terhadap kualitas merek yang dimilikinya maka perusahaan dapat menentukan langkah-langkah apa yang dapat diambil untuk memperkuat persepsi pelanggan terhadap merek yang dimiliki perusahaan tersebut.
Persepsi kualitas dipengaruhi oleh dua dimensi, berupa kualitas produk dan kualitas pelayanan (Lindawati, 2005).Persepsi kualitas yang positif dapat dibangun melalui upaya mengidentifikasi dimensi kualitas yang dianggap penting oleh pelanggan dan membangun persepsi kualitas. dalam dimensi penting merek (Aaker dalam Astuta dan Cahyadi, 2007). Jika suatu produk mempunyai persepsi kualitas yang buruk maka akan berdampak pada merek produk tersebut yang juga akan menjadi buruk. Konsumen akan menunjukkan perilakunya setelah merasakan keputusan apa yang akan diambilnya ketika membeli suatu produk.
Sementara itu, Kotler dan Armstrong (1996) menyatakan bahwa dalam keadaan yang sama, persepsi seseorang terhadap suatu produk dapat berubah, hal ini disebabkan oleh proses seleksi terhadap berbagai rangsangan yang ada. Persepsi terhadap kualitas suatu produk atau jasa secara keseluruhan dapat menentukan nilai produk atau jasa tersebut dan berdampak langsung terhadap keputusan pembelian konsumen dan loyalitas merek (Durianto, dkk., 2004). Selain itu, persepsi kualitas erat kaitannya dengan keputusan pembelian, sehingga persepsi kualitas dapat membuat seluruh elemen program pemasaran menjadi lebih efektif, terutama program promosi (Durianto, dkk., 2004).
Keputusan pembelian merupakan aktivitas individu yang terlibat langsung dalam pengambilan keputusan membeli produk yang ditawarkan oleh penjual. Pengertian keputusan pembelian menurut Kotler & Armstrong (2005) adalah tahapan dalam proses pengambilan keputusan pembeli dimana konsumen benar-benar membeli. Keputusan pembelian menurut Shiffman, Kanuk (2004, p. 547) adalah pilihan dari dua atau lebih alternatif pilihan keputusan pembelian, artinya bagi seseorang untuk mengambil keputusan harus tersedia beberapa alternatif pilihan.
Keputusan Hubungan Produk atau Jasa Konsumen akan memutuskan pembelian suatu produk jika produk tersebut berkaitan dengan apa yang diinginkan konsumen. Model tersebut terdiri dari tiga variabel independen antara lain motivasi konsumen, persepsi kualitas, dan keputusan pembelian, serta satu variabel dependen yaitu keputusan pembelian.
METODE PENELITIAN
- Jenis Penelitian
- Penentuan Populasi dan Sampel .1 Populasi
- Sampel
- Operasional dan Skala Pengukuran
- Metode Pengumpulan Data 1. Jesnis Data dan Sumber Data
- Teknik Pengumpulan Data 1. Kuesioner
- Metode Analisis Data 1. Analisis Deskriftif
- Uji Validitas
- Uji Reliabilitas
- Analisis Regresi Berganda
- Uji Asumsi Klasik
- Uji Hipotesis
- Uji t (Uji Parsial)
- Uji F (Uji Simultan)
- Koefisien Determinasi (R 2 )
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan non-probability sampling yaitu purposive sampling. Berdasarkan purposive sampling, peneliti memilih sampel secara subjektif, dan pemilihan sampel menggunakan pertimbangan tertentu yang disesuaikan dengan tujuan atau masalah penelitian yang dikembangkan (Ferdinand, 2006). Variabel penelitian dan definisi operasional variabel yang digunakan dalam penelitian ini dijelaskan di bawah ini. Merupakan data yang berasal langsung dari sumbernya yaitu data yang diperoleh dari responden melalui kuesioner yang diisi langsung oleh responden.
Dalam penelitian ini menggunakan data primer dari konsumen yang memenuhi salah satu dari lima kriteria; promotor, influencer, pengambil keputusan, pembeli, pengguna sepeda motor Honda yang tinggal atau berdomisili di kota Jakarta. Merupakan data yang diambil tidak langsung dari sumbernya melainkan data olahan dari pengumpulan data primer. Data sekunder dalam penelitian ini meliputi penelitian terdahulu, literatur, media cetak (surat kabar dan majalah) dan media elektronik (internet). Data yang diperoleh dalam penelitian ini diperoleh secara langsung dengan mengisi kuesioner yang ditujukan kepada responden mengenai tanggapan atau pandangan mereka terhadap program insentif konsumen, persepsi kualitas, sikap konsumen dan keputusan pembelian produk sepeda motor Honda.
Data dikumpulkan dengan menggunakan kombinasi pertanyaan tertutup dan terbuka, ditanyakan langsung kepada responden, memastikan objektivitas data sesuai. Dalam meneliti fenomena sosial, peneliti menentukan spesifikasi yang selanjutnya disebut variabel penelitian. Validitas yang digunakan dalam penelitian ini (validitas isi) menggambarkan kesesuaian suatu alat ukur data dengan apa yang akan diukur (Ferdinand, 2006).
Secara umum analisis ini digunakan untuk menguji pengaruh beberapa variabel bebas (variabel X) terhadap variabel terikat (variabel Y) (Ghozali, 2006). Pengujian hipotesis klasik dilakukan untuk mengetahui keadaan data yang ada guna menentukan model analisis yang sesuai. Data yang digunakan sebagai model regresi berganda dalam pengujian hipotesis harus menghindari kemungkinan penyimpangan dari asumsi klasik.
Artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan variabel independen yaitu motivasi konsumen (X1), persepsi kualitas (X2), dan sikap konsumen (X3) secara simultan terhadap variabel dependen yaitu keputusan pembelian (Y). F tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti masing-masing variabel independen secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. Apabila F skor < F tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak yang berarti masing-masing variabel independen secara bersama-sama tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.
Nilai yang mendekati satu (1) berarti variabel independen memberikan hampir seluruh informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variabel dependen. Kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi (R2) adalah mendistorsi jumlah variabel independen dalam model.