• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Perkembangan sektor manufaktur di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir mengalami pertumbuhan yang signifikan. Kontribusi industri manufaktur terhadap Produk Domestic Bruto (PDB) nasional mencapai 20,07% pada triwulan I tahun 2019. Angka tersebut tumbuh dibandingkan capaian 2018 sebesar 19,86%

(BPS RI, 2019). Perkembangan sektor manufaktur tersebut ditandai dengan banyak bermunculnya usaha-usaha baru sehingga timbul persaingan yang semakin ketat dan kompetitif dalam dunia usaha (Esthirahayu et al., 2014). Perusahaan dituntut untuk meningkatkan kinerja keuangan sehingga tujuan perusahaan untuk memperoleh laba yang maksimal tercapai dan kelangsungan hidup perusahaan lebih terjamin (Kurniawan, 2014).

Kelangsungan hidup suatu perusahaan sangat tergantung pada kemampuan perusahaan dalam mengelola perusahaan secara efektif dan efisien (Satria et al., 2017). Perusahaan perlu pemeriksaan atas berbagai aspek kesehatan keuangan sehingga kondisi dan kinerja keuangan dapat terus dievaluasi (Setyoningsih, 2014).

Manajemen perusahaan dituntut untuk mencermati kondisi kinerja keuangan perusahaan dengan baik sehingga perusahaan dapat terus berkembang dan bertahan dalam persaingan ekonomi yang kompetitif (Azizah & Farah, 2018).

Salah satu informasi yang sangat penting yang bisa digunakan dalam menilai perkembangan, prestasi, dan kinerja keuangan yang telah dicapai perusahaan adalah laporan keuangan (Mait, 2013). Penilaian terhadap kinerja

(2)

keuangan bisa dinilai dari laporan keuangan perusahaan melalui analisis rasio keuangan (M.Ifada & Inayah, 2013). Analisis rasio keuangan dapat menjelaskan dan memberi gambaran tentang baik buruknya keadaan atau kinerja keuangan suatu perusahaan, terutama apabila angka tersebut dibandingkan dengan angka rasio pembanding yang digunakan sebagai standar (Jumhana, 2017).

Analisis terhadap rasio profitabilitas menjadi sesuatu yang strategis untuk perusahaan, karena menyangkut kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dari kegiatan operasionalnya (Pongoh, 2013). Laba merupakan indikator yang sering digunakan dalam menilai prestasi dan kinerja keuangan perusahaan (Winarno, 2017). Salah satu analisis rasio yang dapat digunakan untuk menilai tingkat kinerja keuangan perusahaan adalah Return On Asset (ROA), dengan pengukuran Return On Asset (ROA) kinerja keuangan perusahaan dapat dinilai dari perbandingan laba yang diperoleh dengan jumlah aset yang dimiliki dimana kenaikan laba harus sejalan dengan kenaikan total aset (Utami & Pardanawati, 2016).

PT Joyci Nusantara Cemerlang merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak dalam bidang makanan khususnya kue kering. J&C Cookies merupakan salah satu produk unggulan dari PT Joyci Nusantara Cemerlang. J&C Cookies sendiri telah ada sejak tahun 1996, akan tetapi pada awal kemunculanya J&C Cookies berada dibawah naungan perusahaan lain. Sejak akhir bulan September 2016, J&C Cookies memutuskan untuk berdiri sendiri dengan nama perusahaan PT Joyci Nusantara Cemerlang. Perusahaan ini beralamatkan di Jalan Bojongkoneng atas nomor 43, Kabupaten Bandung.

(3)

Sebagai perusahaan yang belum lama berdiri, kinerja keuangan PT Joyci Nusantara Cemerlang belum stabil, ini terlihat dari data laporan keuangan sejak perusahaan didirikan yang menunjukkan tingkat kinerja keuangan yang masih fluktuatif cenderung menurun. Berikut ini adalah perkembangan kinerja keuangan yang diukur dengan rasio return on asset PT Joyci Nusantara Cemerlang.

Sumber : Data Olahan PT Joyci Nusantara Cemerlang

Gambar I.1. Perkembangan Return On Asset PT Joyci Nusantara Cemerlang Tahun 2016-2018

Tahun 2016, pada saat perusahaan baru berdiri selama 3 bulan, return on asset perusahaan sebesar 2,2%. Pada tahun 2017 return on asset perusahaan mengalami peningkatan menjadi 23,4%. Pada tahun 2018 return on asset perusahaan mengalami penurunan menjadi 5,8%. Pada tahun 2016 perusahaan mencatatkan laba bersih sebesar Rp.305.384.453, total aset perusahaan Rp.14.071.738.900. Pada tahun 2017 perolehan laba bersih perusahaan meningkat menjadi Rp.10.510.244.341, total aset perusahaan meningkat menjadi Rp.44.951.789.607. Pada tahun 2018 perolehan laba perusahaan mengalami penurunan sebesar 57% menjadi Rp.5.966.703.350, sedangkan total aset perusahaan mengalami peningkatan sebesar 45% menjadi Rp.102.404.885.180.

-5%

0%

5%

10%

15%

20%

Oct-16 Nov-16 Dec-16 Jan-17 Feb-17 Mar-17 Apr-17 May-17 Jun-17 Jul-17 Aug-17 Sep-17 Oct-17 Nov-17 Dec-17 Jan-18 Feb-18 Mar-18 Apr-18 May-18 Jun-18 Jul-18 Aug-18 Sep-18 Oct-18 Nov-18 Dec-18

Return on Asset

(4)

Return on asset pada PT Joyci Nusantara Cemerlang masih berada pada kisaran 2-18 %. Hal ini berarti kondisi kinerja keuangan PT Joyci Nusantara Cemerlang belum stabil, karena laba yang diperoleh perusahaan belum sebanding dengan total aset yang dimiliki perusahaan. Semakin besar ROA, berarti semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai dan semakin baik kinerja keuangan perusahaan dari segi penggunaan aset (Kurniasari, 2017). Idealnya semakin tinggi angka return on asset maka semakin baik kinerja keuangan perusahaan (Hery, 2015). Secara umum belum ada sebuah riset yang menyatakan pada angka berapa return on asset dianggap baik bagi kinerja keuangan perusahaan (Mawardi, 2015).

Jika perusahaan tidak segera meningkatkan kinerja keuangan dikhawatirkan perusahaan akan sulit bersaing dengan kompetitor sehingga perkembangan perusahaan akan terhambat.

Berdasarkan data tersebut peneliti bermaksud menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan. Kinerja keuangan perusahaan dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor baik dari internal perusahaan maupun eksternal perusahaan. Kebijakan manajamen dalam mengelola sumber pendanaan perusahaan dapat mempengaruhi tingkat kinerja keuangan perusahaan (Nopitasari, Tiorida, & Sarah, 2017). Efektifitas perusahaan dalam memanfaatkan semua sumber daya yang ada juga akan mempengaruhi tingkat kinerja keuangan perusahaan (Sanjaya & Dewi, 2015). Kebijakan lain yang ditempuh perusahaan dalam upaya meningkatkan kinerja keuangan adalah efisiensi terhadap kegiatan operasional. Transaksi hubungan istimewa merupakan salah satu alternatif dalam aktivitas perusahaan yang dilakukan untuk efisiensi biaya perusahaan agar kinerja keuangan perusahaan meningkat (Khairunnissa, 2018).

(5)

Dalam menjalankan kegiatan operasionalnya, perusahaan memerlukan sumber modal atau dana yang cukup. Sumber dana yang dibutuhkan perusahaan berasal dari sumber dana internal yang dihasilkan perusahaan dan sumber dana eksternal berupa utang (Sartono, 2012). Jika perusahaan memilih sumber pendanaan eksternal berupa hutang untuk mencukupi modal perusahaan, maka penggunaan utang itu sendiri akan menimbulkan beban bunga (Tambunan, 2018).

Total utang yang diambil perusahaan dan sumber yang dipakai untuk membayar utang tersebut harus seimbang agar kondisi keuangan perusahaan tetap stabil (Bernardin & Tifani, 2019).

Rasio leverage merupakan rasio yang mengukur tingkat pembiayaan perusahaan yang dibelanjai oleh hutang (Ludijanto, Handayani, & Hidayat, 2014).

Pada penelitian ini, leverage diukur melalui debt to equity ratio. Melalui analisis debt to equity ratio akan didapatkan rasio penggunaan hutang terhadap modal perusahaan. Berikut ini adalah perkembangan debt to equity ratio pada PT Joyci Nusantara Cemerlang.

Sumber : Data Olahan PT Joyci Nusantara Cemerlang

Gambar I.2. Perkembangan Debt to Equity Ratio PT Joyci Nusantara Cemerlang Tahun 2016-2018

0%

50%

100%

150%

200%

250%

300%

350%

400%

Oct-16 Nov-16 Dec-16 Jan-17 Feb-17 Mar-17 Apr-17 May-17 Jun-17 Jul-17 Aug-17 Sep-17 Oct-17 Nov-17 Dec-17 Jan-18 Feb-18 Mar-18 Apr-18 May-18 Jun-18 Jul-18 Aug-18 Sep-18 Oct-18 Nov-18 Dec-18

Debt to Equity Ratio

(6)

Pada tahun 2016 debt to equity ratio berada di kisaran 23%, tahun 2017 mengalami kenaikan menjadi 193%, tahun 2018 kembali mengalami kenaikan menjadi 226%. Setiap tahunnya debt to equity ratio perusahaan mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Hal ini berarti bahwa pendanaan perusahaan dengan hutang sangat tinggi. Hutang yang tinggi akan berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan karena hutang menyebabkan beban bunga yang akan menjadi pengurang dari laba yang dihasilkan perusahaan (Fahmi, 2014). Jumlah utang yang terlalu besar tidak baik bagi perusahaan karena akan mengakibatkan kemungkinan terjadinya kebangkrutan (Nugraha & Fajar, 2018). Struktur modal yang dibiayai dengan utang akan berpengaruh terhadap kinerja keuangan perusahaan karena utang akan mempengaruhi laba perusahaan (Kurniawan, 2014).

Dalam upaya meningkatkan kinerja keungan, perusahaan harus efektif dan efisien dalam mengelola aktiva, dalam hal ini aktiva diperlukan untuk digunakan sebagai sarana untuk memperoleh laba (Antara, Sepang, & Saerang, 2014). Aktiva harus dikelola sebaik mungkin, agar perusahaan memeperoleh output yang maksimal dari setiap penggunaan aktiva yang dimilikinya (Raningsih & Putra, 2015). Rasio aktivitas merupakan rasio yang dapat menggambarkan tingkat efektivitas perusahaan dalam menggunakan aktiva (Jumhana, 2017). Rasio yang digunakan untuk mengukur rasio aktivitas dalam penelitian ini adalah total asset turnover. Melalui analisis Total asset turnover akan didapatkan rasio total penjualan yang diperoleh dari penggunaan semua aktiva. Berikut ini adalah perkembangan total asset turnover pada PT Joyci Nusantara Cemerlang.

(7)

Sumber : Data Olahan PT Joyci Nusantara Cemerlang

Gambar I.3. Perkembangan Total Asset Turnover PT Joyci Nusantara Cemerlang Tahun 2016-2018

Pada tahun 2016 total asset turnover sebesar 0,25 kali, Pada tahun 2017 total asset turnover perusahaan mengalami penurunan menjadi 0,11 kali. Pada tahun 2018 total asset turnover perusahaan mengalami kenaikan menjadi 0,77 kali.

Setiap tahunnya total asset turnover perusahaan cenderung cukup rendah karena berada di kisaran 0,1 – 0,7 kali. Hal ini berarti bahwa penjualan perusahaan belum maksimal karena perusahaan belum bisa mengoptimalkan total aset yang dimilikinya. Semakin rendah total asset turnover menunjukkan rendahnya tingkat efisiensi penggunaan keseluruhan aktiva dalam menghasilkan penjualan (Elaga, Dandi, & Agung, 2018). Perputaran aktiva dapat menunjukkan efisiensi penggunaan keseluruhan aktiva dalam menghasilkan laba bagi perusahaan sehingga mempengaruhi kinerja keuangan (Jumhana 2017).

Transaksi hubungan istimewa merupakan salah satu alternatif dalam aktivitas perusahaan yang dilakukan dalam upaya efisiensi perusahaan (Huang &

Liu, 2010). Ada kemungkinan perusahaan melakukan efisiensi biaya melalui transaksi hubungan istimewa untuk meningkatkan kinerja keuangan perusahaan

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

Oct-16 Nov-16 Dec-16 Jan-17 Feb-17 Mar-17 Apr-17 May-17 Jun-17 Jul-17 Aug-17 Sep-17 Oct-17 Nov-17 Dec-17 Jan-18 Feb-18 Mar-18 Apr-18 May-18 Jun-18 Jul-18 Aug-18 Sep-18 Oct-18 Nov-18 Dec-18

Total Asset Turnover

(8)

(Pozzoli & Venuti, 2014). Transaksi pembelian istimewa merupakan transaksi yang sering dilakukan perusahaan di mana pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa dapat membuat kesepakatan yang menguntungkan kedua belah pihak (Handayani, 2011). Berikut ini adalah perkembangan transaksi pembelian istimewa pada PT Joyci Nusantara Cemerlang.

Sumber : Data Olahan PT Joyci Nusantara Cemerlang

Gambar I.4. Perkembangan transaksi pembelian hubungan istimewa PT Joyci Nusantara Cemerlang Tahun 2016-2018

Pada tahun 2016 related party transactionpurchase berada di kisaran 9%, tahun 2017 mengalami kenaikan menjadi 18%, tahun 2018 mengalami penurunan menjadi 16%. Setiap tahunnya related party purchase transaction perusahaan berada di kisaran 9-18%. Perusahaan melakukan transaksi hubungan istimewa untuk menghindari risiko naiknya harga ketika perusahaan akan melakukan pembelian, dimana harga beli yang naik akan mengakibatkan laba yang diterima perusahaan pembeli menjadi rendah (Fransiska & Lestari, 2017). Perusahaan akan lebih efisien ketika membeli barang dari perusahaan yang mempunyai hubungan istimewa, perusahaan akan mendapatkan tingkat harga tertentu yang lebih rendah sehingga beban pokok penjualan perusahaan dapat ditekan (Chen et al., 2009).

0%

10%

20%

30%

40%

Oct-16 Nov-16 Dec-16 Jan-17 Feb-17 Mar-17 Apr-17 May-17 Jun-17 Jul-17 Aug-17 Sep-17 Oct-17 Nov-17 Dec-17 Jan-18 Feb-18 Mar-18 Apr-18 May-18 Jun-18 Jul-18 Aug-18 Sep-18 Oct-18 Nov-18 Dec-18

Related Party Transaction Purchase

(9)

Azizah & Farah (2018) mengemukakan dalam penelitiannya bahwa leverage dan aktivitas memiliki pengaruh signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan. Namun bertentangan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Kurniawan (2014) yang mengemukakan dalam penelitianya bahwa leverage tidak memiliki pengaruh terhadap kinerja keuangan. Disisi lain Sanjaya & Dewi (2015) tidak menemukan pengaruh antara aktivitas dan kinerja keuangan. Terdapat dua sudut pandang mengenai pengaruh transaksi hubungan istimewa terhadap kinerja keuangan perusahaan yaitu: terdapat pengaruh negatif dan signifikan antara transaksi hubungan istimewa dengan kinerja keuangan (Huang & Liu, 2010).

Bertentangan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Fransiska & Lestari (2017) yang mengemukakan dalam penelitianya bahwa transaksi hubungan istimewa berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan.

Berdasarkan fenomena dan penelitian terdahulu bahwa pentingnya analisis kinerja keuangan bagi perusahaan maka dari itu untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan, peneliti bermaksud untuk mengetahui pengaruh leverage, aktivitas, dan transaksi hubungan istimewa terhadap kinerja keuangan perusahaan dengan melakukan penilitian yang berjudul:

“Analisis Pengaruh Leverage, Aktivitas, dan Transaksi Hubungan Istimewa Terhadap Kinerja Keuangan PT Joyci Nusantara Cemerlang“.

1.2. Identifikasi dan Rumusan Masalah 1.2.1. Identifikasi Masalah

Kinerja keuangan mempunyai ruang lingkup yang luas dan untuk membatasi ruang lingkup permasalahan diatas, maka penulis dalam penelitian ini

(10)

menggunakan Return on asset (ROA) sebagai alat ukur untuk menilai kinerja keuangan perusahaan. Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Laba bersih yang diperoleh PT Joyci Nusantara Cemerlang belum optimal, hal ini terlihat dari perbandingan laba bersih yang diperoleh perusahaan belum sebanding dengan total aktiva yang dimiliki perusahaan.

2. Peningkatan jumlah hutang yang cukup signifikan setiap tahunnya sehingga menimbulkan peningkatan beban bunga bagi perusahaan.

3. Tingkat efisiensi penggunaan aktiva perusahaan cenderung rendah sehingga dana yang tertanam dalam aktiva tidak produktif.

4. Transaksi hubungan istimewa yang dilakukan dapat merugikan perusahaan apabila harga yang disepakati lebih tinggi dari transaksi yang biasa dilakukan perusahaan dengan pihak lain.

1.2.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang sudah diuraikan dalam penelitian ini, maka rumusan masalah yang dibuat sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh leverage terhadap kinerja keuangan PT Joyci Nusantara Cemerlang?

2. Bagaimana pengaruh aktivitas terhadap kinerja keuangan PT Joyci Nusantara Cemerlang?

3. Bagaimana pengaruh transaksi hubungan istimewa terhadap kinerja keuangan PT Joyci Nusantara Cemerlang?

(11)

4. Bagaimana pengaruh leverage, aktivitas, dan transaksi hubungan istimewa terhadap kinerja keuangan PT Joyci Nusantara Cemerlang?

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian dan penelitian yang dilakukan oleh para peneliti terdahulu, maka diperlukan penelitian ulang guna menguji variabel-variabel tersebut untuk mendapatkan konsistensi hasil.

1.3.1. Maksud Penelitian

Berdasarkan hasil pemaparan latar belakang masalah penelitian yang berjudul “Analisis Pengaruh Leverage, Aktivitas, Dan Transaksi Hubungan Istimewa Terhadap Kinerja Keuangan PT Joyci Nusantara Cemerlang“, penelitian ini dimaksudkan untuk mengimplementasikan pengetahuan yang telah penulis dapat selama perkuliahan dengan keadaan yang sebenarnya terjadi di dalam dunia usaha khusunya mengenai akuntansi. Penelitian ini juga dimaksudkan agar perusahaan mampu mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat kinerja keuangan perusahaan sehingga kondisi dan kinerja keuangan perusahaan dapat terus dievaluasi.

1.3.2. Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini, anatara lain:

1. Untuk mengetahui pengaruh leverage terhadap kinerja keuangan PT Joyci Nusantara Cemerlang.

2. Untuk mengetahui pengaruh aktivitas terhadap kinerja keuangan PT Joyci Nusantara Cemerlang.

(12)

3. Untuk mengetahui pengaruh transaksi hubungan istimewa terhadap kinerja keuangan PT Joyci Nusantara Cemerlang.

4. Untuk mengetahui pengaruh secara simultan antara leverage, aktivitas, dan transaksi hubungan istimewa terhadap kinerja keuangan PT Joyci Nusantara Cemerlang.

1.4. Manfaat Penelitian 1.4.1. Manfaat Akademis

Dengan adanya penelitian yang sudah dilakukan ini semoga dapat berguna bagi Universitas BSI dan dapat dijadikan referensi untuk memperlancar penelitian yang dilakukan mahasiswa angkatan selanjutnya dengan menggunakan variabel sejenis yaitu mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan sehingga dapat dikembangkan menjadi penelitian yang lebih lengkap demi mencapai hasil penelitian yang terus berkembang.

1.4.2. Manfaat Praktis 1. Bagi penulis

Manfaat bagi penulis diharapkan dapat menjadi wawasan yang bermanfaat dalam mengimplementasikan pengetahuan penulis yang telah diperoleh di bangku perkuliahan.

2. Bagi perusahaan

Manfaat bagi perusahaan atas hasil penelitian ini semoga dapat dijadikan sebagai bahan informasi dan evaluasi bagi perusahaan sehingga kinerja keuangan perusahaan dapat terus ditingkatkan.

(13)

3. Bagi pembaca

Manfaat bagi pembaca diharapkan dapat memberikan informasi tambahan dan mampu menjadikan bahan referensi bagi penelitian lain dalam bidang yang terkait, dan dapat memberikan informasi kepada pihak-pihak terkait yang memerlukan hasil penelitian ini.

(14)

xi

Referensi

Dokumen terkait