1 Latar Belakang Masalah
Kementrian Perindustrian (Kemenperin) menyatakan salah satu sektor yang memberikan kontribusi cukup besar bagi perkembangan ekonomi indonesia yaitu perusahaan industri tekstil dan garmen. Industri tekstil dan garmen saat ini menjadi salah satu pendorong pertumbuhan manufaktur nasional, mengingat negeri ini cukup disegani dan menduduki peringkat kesembilan dalam jajaran produsen tekstil dan garmen dunia. Pemerintah Indonesia terus memacu peningkatan investasi di sektor industri tekstil dan garmen karena sektor ini memberikan kontribusi yang besar seperti meningkatkan perekonomian Indonesia dan menciptakan lapangan pekerjaan yang cukup besar (Kurniawan, 2014)
Namun beberapa tahun terakhir industri tekstil mengalami penurunan laporan keuangan perusahaan di Bursa Efek Indonesia, laba DNET tercatat hanya Rp 30,5 miliar di semester I-2017. Angka ini turun sekitar 71 % dibanding periode sama tahun lalu yaitu tahun 2016 yang mencapai Rp 105,4 miliar. Tidak sedikit perusahaan yang harus gulung tikar, pnurunan sektor industri tekstil karana banyaknya market Place yang bermunculan di Indonesia mengakibatkan menurunya industri tekstil, selain itu disebabkan banyak produk impor yang beredar di pasar lokal mengakibatkan menurunya industri tekstil Indonesia (Kementrian Perindustrian, 2019)
“Menurut Kasmir (2014), menyatakan bahwa tujuan akhir yang ingin dicapai suatu perusahaan yang terpenting adalah memperoleh laba atau
keuntungan yang maksimal”. Dengan memperoleh laba yang maksimal seperti yang telah ditargetkan, perusahaan dapat berbuat banyak bagi kesejahteraan pemilik, karyawan, serta meningkatkan mutu produk dan secara tidak langsung meningkatkan perekonomian (Kurniawan, 2014).
Profitabilitas yang tinggi akan dapat mendukung kegiatan operasional secara maksimal (Nirmalasari. 2018). Untuk mengukur tingkat keuntungan suatu perusahaan digunakan rasio profitabilitas. Rasio profitabilitas dalam penelitian ini menggunakan rasio Return On Asset (ROA). Rasio ini merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen perusahaan dalam memperoleh laba secara keseluruhan. Semakin besar ROA berarti semakin efisien penggunaan aktiva perusahaan atau dengan kata lain semakin tinggi ROA semakin baik kinerja keuangan perusahaan tersebut (Ridwan, 2014).
Ada beberapa alat ukur yang dapat digunakan dalam mengukur tingkat profitabilitas, yaitu: Net Profit Margin (NPM), Return On Invesment (ROI), Return On Asset (ROA) dan Return On Equity (ROE). Untuk mengetahui seberapa besar keuntungan (profitabilitas) yang akan dihasilkan oleh perusahaan, dalam penelitian ini profitabilitas diukur dengan menggunakan Return On Asset (ROA). Return On Asset (ROA) (Syamsudin, 2011). Merupakan kemampuan perusahaan secara keseluruhan di dalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia di dalam perusahaan. Dengan mengetahui ROA, maka dapat menilai apakah perusahaan telah efisien dalam menggunakan aktivanya dalam kegiatan operasional untuk menghasilkan keuntungan. Dapat diartikan pula dengan semakin tinggi Return On Asset (ROA) menunjukkan
semakin baik perusahaan menggunakan seluruh asetnya dalam menghasilkan laba (budiang, pangemanan, 2017)
Profitabilitas yang tinggi akan dapat mendukung kegiatan operasional perusahaan secara maksimal. Tinggi atau rendahnya profitabilitas yang dimiliki perusahaan dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti modal kerja, dalam melakukan kegiatan usahanya setiap perusahaan akan membutuhkan sumber daya salah satunya adalah modal kerja seperti: kas, piutang, persediaan dan modal tetap seperti aktiva tetap, modal merupakan masalah utama yang akan mendukung berjalannya kegiatan operasional perusahaan dalam rangka mencapai tujuannya (Bramasto, 2008)
Modal kerja merupakan investasi perusahaan jangka pendek seperti kas, surat berharga, piutang, dan persediaan atau aktiva lancar yang dimiliki oleh perusahaan (Nirmalasari, 2018). Perusahaan harus menetukan besarnya modal kerja yang di perlukan karena jika perusahaan kelebihan modal kerja akan menyebabkan banyak dana yang menganggur, sehingga hal ini dapat menyebabkan perusahaan mengalami rugi akibat penggunaan dana yang tidak efektif dan dapat, memperkecil profitabilitas. Sedangkan apabila terjadi kekurangan modal kerja, maka akan menghambat kegiatan operasional perusahaan. Ketika perputaran modal kerja menurun hal ini berarti kemampuan perusahaan juga menurun dalam menghasilkan laba dari penggunaan modal kerja yang dimiliki dan menunjukkan perusahaan tidak efektif dalam mengelola modal kerja yang dimiliki (Anggelita & Sihombing, 2019).
Komponen modal kerja meliputi kas, piutang, dan persediaan. Untuk menentukan kebutuhan moda kerja yang akan digunakan perusahaan dalam
kegiatan operasionalnya maka dapat dilihat dari perputaran masing masing modal kerja itu sendiri, seperti perputaran kas, perputaran persediaan, dan perputaran piutang (Azlina, 2009).
Kas merupakan bentuk aktiva yang paling liquid di dalam neraca, karena kas merupakan aktiva lancar yang sewaktu-waktu dapat digunakan dalam kegiatan operasional perusahaan kas adalah perbandingan antara penjualan dengan jumlah kas rata-rata sehingga apabila semakin tinggi perputaran kas dalam suatu perusahaan maka semakin cepat perusahan mendapatkan kembali kasnya dalam jumlah tertentu (Pengaruh, Kas, Nugroho, Aryani, & Mastur, 2019).
Persediaan merupakan sejumlah bahan atau barang yang disediakan oleh perusahaan, baik berupa barang jadi, bahan mentah, maupun bahan dalam proses yang disediakan untuk menjaga kelancaran operasi perusahaan guna memenuhi permintaan konsumen setiap waktu (Restiani dkk, 2017). Persediaan merupakan pos aktiva lancar perusahaan yang nilainya cukup besar sehingga pos persediaan memiliki peran penting bagi perusahaan persediaan merupakan unsur yang aktif dalam kegiatan operasional perusahaan, karena jumlah persediaan dalam perusahaan selalu berubah karena adanya pengurangan untuk proses produksi yang akan dijual kepada konsumen (Rahayu & Susilowibowo, 2014).
Dengan adanya manajemen persediaan yang baik dalam perusahaan yang baik dalam perusahaan, perusahaan dapat secepatnya mengubah dana yang tersimpan dalam bentuk persediaaan menjadi kas atau piutang melalui penjualan yang nantinya akan menjadi laba perusahaan (Deni, 2014). Salah satu cara pengendalian persediaan adalah dengan menggunakan rasio perputaran persediaan barang. Perputaran persediaan adalah rasio yang digunakan untuk mengukur
berapa kali dana yang ditanam dalam persediaan berputar dalam satu periode.
Semakin tinggi perputaran persediaan, maka semakin tinggi biaya yang dapat ditekan sehingga semakin besar perolehan laba suatu perusahaan dan perusahaan semakin cepat dalam melakukan penjualan barang dagang sehingga semakin cepat pula bagi perusahaan dalam memperoleh dana baik dalam bentuk uang tunai (kas) ataupun piutang. Sebaliknya, jika semakin rendah perputaran persediaan, maka semakin tinggi biaya yang digunakan karena adanya over investment dalam persediaan (Hastuti, 2018).
Piutang dapat diartikan tagihan kepada kreditur langganan sebagai akibat adanya penjualan barang dagangan secara kredit (Restiani, 2018). Dalam dunia usaha dengan persaingan yang sangat ketat salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mempertahankan pelanggan dengan melakukan penjualan kredit. Tingkat perputaran piutang dapat dihitung dengan membagi nilai penjualan dengan piutang rata-rata. Semakin banyak penjualan kredit maka semakin banyak jumlah piutang, dan laba yang diperoleh akan semakin besar (Adisamarta & Noviari, 2015).
Oleh karena itu perusahaan harus dapat melakukan pengelolaan penjualan dengan baik untuk mencegah timbulnya kerugian. Piutang merupakan hasil penjualan kredit dari perusahaan, yang mana perusahaan mempunyai kewajiban dan hak untuk menagihkan kepada pihak ketiga agar tidak menjadi piutang tak tertagih. Perputaran Piutang bagi perusahaan sangat penting karena dapat mengukur berapa kali pengembalian kas yang didapatkan perusahaan (Pradhani &
Sayardi, 2019).
Beberapa penelitian telah dilakukan untuk menganalisis faktor-faktor yang dapat mempengaruhi profitabilitas yang hasil penelitiannya ada yang sejalan ataupun yang bertentangan. Penelitian-penelitian tersebut diantaranya yang dilakukan oleh (Budiang, Pangemanan, 2017) menunjukkan bahwa perputaran kas, perputaran persediaan, berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas.
Penelitian tersebut diperkuat oleh (Sari, & Rahayu. 2018) dimana perputaran persediaan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap profitabilitas.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan (Yenfah Fatmala, 2018) menyimpulkan bahwa Perputaran Persediaan, Perputaran Piutang, Perputaran Kas, secara bersama-sama berpengaruh positif terhadap Return On Assets.
Tempat penelitian ini dilaksankan di PT Citramas Aditama merupakan perusahaan industri tekstil yang memperoses benang menjadi kain, perkembangan yang pesat serta persaingan yang kompetitif juga turut dirasakan oleh PT Citramas Aditama baik itu persainga sektor wilayah (Kota Bandung), sektor domestik (Indonesia), maupun secara global perdagangan bebas ASEAN.
Agar dapat bersaing dalam industri tekstil PT Citramas aditama masih memiliki kendala dalam proses usahanya dilihat dari target profitabilitas perusahaan sebesar 5% namun PT Citramas Aditama selama delapan tahun terakhir belum pernah mencapai target, Perputaran kas yang tidak mengalami peningkatan setiap tahunnya, posisi piutang belum setabi banyaknya piutang tidak tertagih dari pelanggan serta tanggal jatuh tempo yang terlalu lama yang akibatnya perputaran kas terhambat serta perputaran persediaan yang rendah mengakibatkan semakin tinggi biaya yang digunakan karena adanya over investment dalam persediaan dan mengakibatkan profitabilitas tidak mengalami
peningkatan. Berikut ini adalah profitabilitas yang diukur dengan return on asset ratio PT Citramas Aditama.
Sumber : Data Olahan PT Citamas Aditama
Gambar I.1 Perkembangan Return On Asset PT Citramas AditamaTahun 2011-2018
Tahun 2011, perusahaan mencatat return on asset perusahaan sebesar 19,51%. Pada tahun 2012 return on asset perusahaan mengalami penurunan sebesar 1,69% menjadi 17,51%. Pada tahun 2013 return on asset perusahaan mengalami kenaikan sebesar 1,64%. Pada tahun 2014 kembali mengalami kenaikan yang cukup tinggi namun tidak mencapai target sebesar 3,64% namun pada tahun selanjutnya terjadi penurunan sebesar 1,89%, pada tahun 2016 return on asset tercata sebesar 24,16% teteapi pada tahun 2017 return on asset kembali mengalami penurunan sebesar 2,57% di tahun 2018 mengalami kenaikan sebesar 0,76% menjadi 22,35% .
15%
16%
17%
18%
19%
20%
21%
22%
23%
24%
25%
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018
Profitabilitas
Series 1
Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui signifikansi pengaruh perputaran kas, perputaran piutang, dan perputaran persediaan terhadap profitabilitas di PT Citramas Aditama. Berdasarkan data yang sudah di lampirkan, maka peneliti terdorong untuk melakukan penelitian dengan judul:
“ Pengaruh Perputaran Kas, Perputaran Persediaan, dan Perputaran Piutang Terhadap Profitabilitas pada PT. Citramas Aditama Periode 2011- 2018”.
Identifikasi dan Rumusan Masalah 1.2.1. Identifikasi Masalah
Berdasarkan Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat diidentifikasi permasalahan yang ada yaitu:
1. Perputaran kas pada PT Citramas Aditama tiap tahunya tidak mengalami kenaikan yang cencerung rendah priode 2011-2018.
2. Banyaknya piutang yang tidak tertagih mengakibatkan perputaran piutang pada PT Citramas Aditama priode 2011-2018 menjadi terhambat.
3. Perputaran persediaan pada PT Citramas Aditama priode 2011-2018 cenderung tetap tida ada kenaikan yang signifikan.
4. Tingakt profitabilitas pada PT Citramas Aditama priode 2011-2018 belum mencapai target yang di inginkan perusahaan bahkan cenderung mengalami penuruna.
1.2.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka masalah yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh perputaran kas terhadap profitabilitas pada PT Citramas Aditama?
2. Bagaimana pengaruh perputaran piutang terhadap profitabilitas pada PT Citramas Aditama?
3. Bagaimana pengaruh perputaran persediaan terhadap profitabilitas pada PT Citramas Aditama?
4. Bagaimana pengaruh perputaran kas, perputaran persediaan, dan perputaran piutang terhadap profitabilitas pada PT Citramas Aditama?
Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1. Maksud Penelitian
Maksud dari penelitian ini adalah untuk memperoleh atau mencari data dan informasi yang berhubungan dengan perputaran kas, perputaran persediaan dan perputaran piutang terhadap profitabilitas yang terjadi pada PT Citramas Aditama serta untuk melengkapi salahsatu syarat yang telah di tentukan dalam mencapai kelulusan program starata satu (S1) pada Universitas BSI Bandung.
1.3.2. Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu ingin membuktikan secara empiris :
1. Pengaruh perputaran kas terhadap profitabilitas pada PT Citramas Aditama?
2. Pengaruh perputaran persediaan terhadap profitabilitas pada PT Citramas Aditama?
3. Pengaruh perputaran piutang terhadap profitabilitas pada PT Citramas Aditama?
4. Pengaruh perputaran kas, perputaran persediaan dan perputaran piutang secara simultan terhadap profitabilitas pada PT Citramas Aditama?
Manfaat Penelitian 1.4.1. Manfaat Akademis
Dengan melakukan penelitian dan mempelajari bagaimana pengaruh Perputaran kas, perputaran persediaan, dan perputaran piutang terhadap profitabilitas pada PT Citramas Aditama. Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat sebagai berikut:
1. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan ilmu pengetahuan, memberikan bukti empiris dan pemahaman tentang pengaruh perputaran kas, Perputaran persediaan, dan perputaran piutang terhadap profitabilitas pada perusahaan tektil bagi akuntansi.
2. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi untuk penelitian selanjutnya
3. Dijadikan sebagai acuan terhadap pengembangan penelitian yang sama sehingga dapat dikembangkan menjadi penelitian yang lebih lengkap demi mencapai hasil penelitian yang terus berkembang.
1.4.2. Manfaat Praktis 1. Bagi Peneliti
Untuk menambah informasi, pengetahuan, serta pemahaman mengenai perputaran kas, perutaran persediaan, dan perputaran piutang terhadap profitabilitas pada PT Citramas Aditama. Selain itu juga mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh selama masa kuliah, sehingga dapat dijadikan bekal jika penulis telah berada dalam dunia kerja.
2. Bagi Akademisi dan Dunia Pendidikan
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan ilmu bagi khasanah dunia akuntansi serta sebagai tambahan riset di bidang akuntansi.
3. Bagi Mahasiswa Lain
Penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi dan referensi bagi institusi mengenai perputaran kas, perputaran persediaan, dan perputaran piutang terhadap profitabilitas pada perusahaan tektil.
4. Bagi Perusahaan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dalam memberikan masukan bagi perusahaan mengenai peningkatan profitabilitasnya. Selain itu juga sebagai bahan pertimbangan perusahaan dalam menentukan kebijakan apa yang dilakukan perusahaannya dalam pengambilan keputusan.