• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

1 1.1. Latar Belakang Masalah

Sumber penerimaan Negara yang paling besar dan potensial saat ini adalah pajak, pajak merupakan salah satu sumber penerimaan Negara yang digunakan untuk kepentingan biaya rumah tangga Negara, dalam anggaran pendapatan dan belanja Negara (APBN), dapat diketahui bahwa target penerimaan Negara dari sektor perpajakan mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Pengeluaran utama Negara adalah untuk pengeluaran rutin seperti gaji pegawai pemerintah, serta untuk berbagai macam subsidi diantaranya pada sektor pendidikan, kesehatan, pertahanan dan keamanan, perumahan rakyat, ketenagakerjaan, agama, lingkungan hidup dan pengeluaran pembangunan lainnya (Winerungan, 2013:961).

Pengelolaan perpajakan yang baik akan menghasilkan devisa yang cukup signifikan bagi Negara, sumber-sumber yang menghasilkan pajak Negara sangat banyak yang pengelolaannya memerlukan profesionalitas dan kejujuran yang tinggi (Fajar, 2014:196). Seiring dengan berjalannya waktu, sistem perpajakan di Indonesia yang semakin modern bisa membantu mengurangi kecurangan-kecurangan penggelapan pajak yang dilakukan oleh pihak tertentu. Untuk menggali potensi penerimaan pajak juga dapat dilakukan dengan pemeriksaan pajak secara rutin dan tegas terhadap masyarakat khususnya wajib pajak, baik itu masyarakat umum ataupun pejabat tinggi Negara.

(2)

Penerimaan pajak adalah sumber utama Negara, dengan demikian peranan penerimaan pajak dalam suatu Negara menjadi dominan dalam menunjang tujuan pemerintah (Aisyah, 2013:21). Penerimaan dari sektor pajak diantaranya adalah pajak penghasilan yang juga merupakan konstribusi terbesar dalam Negara dalam penerimaan pajak dalam negeri (Eko, 2014:5). Anggota Komisi XI DPR Mukhamad Misbakhun mengatakan, penerimaan pajak secara keseluruhan per 31 Desember 2016 mencapai Rp 1.105 triliun, atau sebesar 81,54 persen dari target penerimaan pajak di APBN Perubahan 2016 yang sebesar Rp 1.355 triliun. Penerimaan total itu tumbuh sekitar 4,13 persen dibandingkan dengan tahun 2015 (ortax.go.id).

Penerimaan pajak merupakan sumber pembiayaan negara yang dominan, baik untuk belanja rutin maupun pembangunan bagi Indonesia (Fajar, 2014:196). Berikut merupakan data penerimaan pajak selama periode tahun 2012-2016 yang terdapat di KPP Pratama Bandung Cibeunying :

Tabel I.1

Penerimaan Pajak Penghasilan Badan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Badung Cibeunying periode Tahun 2012-2016

Tahun Pajak

Target Penerimaan Pajak Penghasilan Badan

Realisasi Penerimaan Pajak Penghasilan Badan

Persentase (%)

2012 29.010.057.880 64.468.467.211 222,22

2013 59.344.749.598 101.056.642.909 170,28

2014 103.102.608.665 54.714.314.065 53,06

2015 67.087.000.000 532.909.000.000 749,35

2016 1.137.293.295.761 413.683.868.964 36,37

Sumber : Pusat Data Informasi (KPP Pratama Bandung Cibeunying)

(3)

Berdasarkan tabel I.1 penerimaan pajak cenderung mengalami peningkatan, dilihat dari realisasi penerimaan pajak dari tahun ketahun sudah mencapai target yang ditentukan. Tahun 2014 merupakan tahun penerimaan pajak yang paling rendah selama periode 2012-2016, pada tahun ini target yang telah ditentukan belum tercapai dengan presentase sebesar 53,06%, sedangkan pencapaian target tertinggi terdapat pada tahun 2015 dengan presentase sebesar 749,35% angka tersebut melebihi target yang telah ditentukan, dengan meningkatnya penerimaan pajak masyarakat khususnya wajib pajak yang patuh dalam membayar pajaknya turut andil untuk menambah kas Negara.

Salah satu kendala yang dapat menghambat keefektifan pengumpulan pajak adalah kepatuhan wajib pajak (tax compliance).

DirJen Pajak selalu meningkatkan target penerimaan pajak pada setiap tahunnya, untuk mencapai target penerimaan pajak perlu ditumbuhkan kesadaran dan kepatuhan Wajib Pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya (Fajar, 2013:2). Mengingat kesadaran dan kepatuhan Wajib Pajak merupakan faktor penting bagi peningkatan penerimaan pajak, maka perlu secara intensif dikaji tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan Wajib Pajak, khususnya Wajib Pajak badan (Mandagi, et al 2014:1666).

Wajib Pajak Badan adalah sekumpulan orang dan/atau modal yang merupakan kesatuan dalam melakukan usaha, mempunyai hak dan kewajiban sebagai pembayar, pemotong dan pemungut pajak sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan pajak yang berlaku (Handayani dan Supadmi, 2013:24). Penerimaan Pajak juga ada kaitannya dengan Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak, karena tinggi rendahnya penerimaan pajak dapat di pengaruhi oleh Kepatuhan Wajib Pajak dalam melaporkan

(4)

SPT (Surat Pemberitahuan), adanya kepatuhan tersebut maka penerimaan pajak juga akan semakin meningkat (Wulandari, et al 2014:1501). Kepatuhan wajib pajak merupakan salah satu kunci untuk menjamin keberhasilan pemerintah dalam menghimpun penerimaan pajak agar dapat digunakan untuk menopang pembiayaan pembangunan (Indriyani dan Sukartha, 2014:432).

Dengan demikian dapat dipahami bahwa, semakin banyak wajib pajak yang membayar pajaknya maka akan semakin meningkat penerimaan pajak. Faktor yang mempengaruhi target penerimaan pajak salah satunya yakni, dengan adanya kesadaran wajib pajak yang memenuhi kewajiban perpajakannya, data kepatuhan wajib pajak pada tabel I.2 adalah sebagai berikut :

Tabel I.2

Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Badan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Cibeunying periode Tahun 2012-2016

Tahun Pajak

Jumlah Wajib Pajak Wajib SPT Badan

Realisasi SPT Wajib Pajak Badan

Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Badan (%)

2012 5.073 2.657 52,37

2013 5.481 3.159 57,63

2014 5.401 2.936 54,36

2015 5.391 3.281 60,79

2016 5.212 2.986 57,29

Sumber : Data diolah Kembali Oleh Penulis

Berdasarkan tabel I.2 dapat dilihat bahwa tingkat kepatuhan wajib pajak badan cenderung mengalami fluktuatif selama periode tahun 2012-2015. Kenaikan angka terendah dapat dilihat pada tahun 2012 dengan presentase sebesar 52,37%, sedangkan kenaikan tertinggi dapat dilihat pada periode tahun 2015 sebesar 60,79%, selama periode tersebut realisasi belum pernah mencapai target yang telah ditentukan, hal ini

(5)

menjadi salah satu faktor masalah yang akan diteliti oleh penulis dalam penyususnan skripsi. Kepatuhan wajib pajak dapat meningkat apabila dilakukan pemeriksaan secara rutin kepada Wajib Pajak.

Berdasarkan Pasal 1 angka 25 pada Undang-Undang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan (KUP), dijelaskan bahwa pemeriksaan adalah serangkaian kegiatan menghimpun dan mengolah data, keterangan, dan/atau bukti yang dilaksanakan secara objektif dan profesional berdasarkan suatu standar pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dan/atau untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. Pemeriksaan pajak sebagai sarana untuk melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap wajib pajak, selain mempunyai tujuan untuk menguji tingkat kepatuhan wajib pajak di dalam memenuhi kewajiban perpajakan, juga mempunyai tujuan dalam rangka melaksanakan ketentuan perundang-undangan perpajakan (Hidayat, 2013:10). Pemeriksaan pajak diawali dengan penerbitan surat perintah pemeriksaan (SP2). Menurut Hidayat (2013:2), SP2 adalah surat perintah untuk melakukan pemeriksaan dalam rangka menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban perpajakan dan untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.

Tujuan utama adanya pemeriksaan pajak adalah untuk menguji dan meningkatkan tax compliance seorang wajib pajak dan diharapkan memiliki pengaruh bagi peningkatan penerimaan pajak (Mahendra dan Sukartha, 2014:636). Hasil yang diharapkan dengan dilakukannya pemeriksaan pajak adalah meningkatnya kepatuhan Wajib Pajak dalam memenuhi kewajibannya dibidang perpajakan (Fajar, 2013).

(6)

Jumlah pemeriksaan pajak yang terdapat pada kantor pelayanan pajak pratama bandung cibeunying dapat dilihat pada tabel I.3 sebagai berikut :

Tabel I.3

Pemeriksaan Pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Cibeunying periode Tahun 2012-2016

Tahun Pajak

SKP yang diterbitkan SKP yang dibayar Presentase (%)

Jumlah SKP

Nilai SKP (Rp) Jumlah SKP

Nilai SKP (Rp)

2012 948 55.847.786.074 408 35.783.282.701 64,07

2013 973 56.624.837.790 645 38.130.002.100 67,16

2014 1130 48.426.677.290 598 23.218.334.385 47,94

2015 1710 85.489.545.887 828 64.525.366.200 75,47

2016 770 60.689.379.463 424 29.330.222.011 53,27

Sumber : Data diolah kembali oleh penulis

Berdasarkan tabel I.3 pemeriksaan pajak selama periode tahun 2012-2016 cenderung mengalami fluktuatif. Kenaikan terendah terdapat pada tahun 2014 dengan presentase sebesar 47,94%, sedangkan angka tertinggi terdapat pada tahun 2015 sebesar 75,47%, nilai SKP yang dibayar tidak pernah mencapai target yang telah ditentukan. Hal ini menjadi salah satu faktor masalah yang akan diangkat penulis dalam penyusunan skripsi ini. Dari data yang telah dipaparkan oleh penulis terlihat bahwa penerimaan pajak mengalami peningkatan dari tahun ke tahun selama periode 2012- 2016 di KPP Pratama Bandung Cibeunying, meningkatnya penerimaan pajak penghasilan karena adanya pengaruh dari Pemeriksaan Pajak dan Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Badan.

(7)

Untuk mencapai target pajak, perlu ditumbuhkan terus menerus kesadaran dan kepatuhan Wajib Pajak untuk memenuhi kewajiban pajak sesuai dengan ketentuan yang berlaku (Aryati, 2012:14). Dalam penelitian Mahendra dan Sukartha (2014:633), membuktikan bahwa kepatuhan wajib pajak, dan pemeriksaan pajak berpengaruh positif pada penerimaan pajak penghasilan badan. Sitanggang et al (2014:1695), terdapat pengaruh antara pemeriksaan dalam upaya meningkatkan penerimaan pajak.

Hasil penelitian Sutrisno et al (2016:1), menunjukan bahwa pemeriksaan pajak terbukti berpengaruh positif signifikan terhadap penerimaan pajak. Pangemanan (2013:730), membuktikan bahwa Jumlah Wajib Pajak Badan memiliki hubungan dengan Penerimaan Pajak Penghasilan.

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: “Pengaruh Pemeriksaan Pajak dan Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Badan terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan Badan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Cibeunying periode 2012- 2016”.

1.2. Identifikasi dan Rumusan Masalah 1.2.1. Identifikasi Masalah

Dalam penelitian ini, penulis telah mengidentifikasi beberapa masalah (fenomena) yang terjadi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Cibeunying yang akan diuraikan sebagai berikut :

1. Belum optimalnya Pemeriksaan Pajak yang dilakukan oleh petugas pajak di KPP Pratama Bandung Cibeunying dari tahun 2012-2016.

(8)

2. Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Badan dalam menyampaikan SPT Tahunan di KPP Pratama Bandung Cibeunying dari tahun 2012-2016 cenderung belum optimal/efektif.

3. Penerimaan Pajak Penghasilan Badan di KPP Pratama Bandung Cibeunying dari tahun 2012-2016 cenderung fluktuatif.

1.2.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan, maka terdapat beberapa rumusan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana Pemeriksaan Pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Cibeunying?

2. Bagaimana Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Badan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Cibeunying?

3. Bagaimana Penerimaan Pajak Penghasilan Badan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Cibeunying?

4. Seberapa besar Pengaruh Pemeriksaan Pajak Terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan Badan secara parsial di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Cibeunying?

5. Seberapa besar Pengaruh Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Badan dalam menyampaikan SPT Terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan Badan secara parsial di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Cibeunying?

(9)

6. Seberapa besar Pengaruh Pemeriksaan Pajak dan Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Badan dalam menyampaikan SPT Terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan Badan secara simultan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Cibeunying?

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1. Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini, untuk mengetahui seberapa besar Pengaruh Pemeriksaan Pajak dan Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Badan terhadap Penerimaan Pajak Penghasilah Badan di KPP Pratama Bandung Cibeunying Periode 2012-2016.

Serta untuk melengkapi salah satu syarat yang telah ditentukan dalam mencapai kelulusan program Strata Satu (S-1), program studi Akuntansi pada Universitas BSI Bandung.

1.3.2. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini sejalan dengan pokok perumusan masalah adalah untuk :

1. Mengetahui Pemeriksaan Pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Cibeunying.

2. Mengetahui Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Badan pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Cibeunying.

3. Mengetahui Penerimaan Pajak Penghasilan Badan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Cibeunying.

(10)

4. Mengetahui seberapa besar Pengaruh Pemeriksaan Pajak Terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan Badan secara parsial Terhadap Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Cibeunying.

5. Mengetahui seberapa besar Pengaruh Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Badan dalam menyampaikan SPT Terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan Badan secara parsial di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Cibeunying.

6. Mengetahui seberapa besar Pengaruh Pemeriksaan Pajak dan Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Badan dalam menyampaikan SPT Terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan Badan secara simultan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Cibeunying.

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini dapat memberikan bukti empiris mengenai Pemeriksaan Pajak dan Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Badan terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan Badan, dengan adanya tujuan dari penelitian ini, maka kegunaan yang diperoleh dari penelitian dapat diuraikan sebagai berikut :

1.4.1. Manfaat Akademis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat akademis yang dapat diuraikan penulis adalah sebagai berikut :

1. Bagi Penulis

Penelitian ini diharapkan dapat menambah pemahaman, memperluas wawasan, dan pengalaman sebelum terjun ke bidang yang sesungguhnya.

(11)

2. Bagi Pihak lainnya

Diharapkan dapat memberikan kontribusi pada penelitian terdahulu, mengenai Perpajakan yang masih berkembang khususnya di Indonesia, dan dapat menjadi bahan masukan untuk penelitian selanjutnya serta referensi tambahan dalam penelitian dibidang lainnya.

1.4.2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikaan manfaat praktis yang dapat diuraikan penulis adalah sebagai berikut :

1. KPP Pratama Bandung Cibeunying

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dalam rangka mengoptimalkan kinerja pelaksanaan pajak dalam pengambilan keputusan, yakni memaksimalkan tingkat kepatuhan Wajib Pajak dalam memenuhi Kewajiban Perpajakannya, serta dapat digunakan sebagai tolak ukur di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Cibeunying sebagai dasar untuk meningkatkan Penerimaan Pajak.

2. Universitas BSI

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah referensi di perpustakaan Universitas BSI serta untuk menambah wawasan dan informasi pembaca khususnya jurusan akuntansi yang akan meneliti masalah yang sama.

Referensi

Dokumen terkait