1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Menurut Angga Nugraha (2014) dalam menjalankan fungsi hukum sebagai alat pengendalian sosial terdapat beberapa lembaga penegak hukum diantaranya adalah lembaga kepolisian, lembaga kejaksaan, lembaga kehakiman serta lembaga lainnya yang masing-masing lembaga mempunyai peran penting bagi kesejahteraan masyarakat terutama dalam hal penegakan hukum. Diantara ketiga lembaga tersebut memiliki ruang lingkup masing masing, ketiga lembaga tersebut akan bekerja sama dalam menyelesaikan perkara pidana yang telah terjadi. Lembaga Kepolisian dan Lembaga Kejaksaaan akan saling bekerja sama dalam menuntaskan perkara pidana.
Kerjasama antara kejaksaan dan kepolisian dalam hal prapenuntutan, kepolisian sebagai penyidik sering terjadi permasalahan yaitu kurang lengkapnya berkas perkara suatu perkara pidana yang diajukan oleh penyidik kepada kejaksaan sebagai penuntut umum.Ketidak lengkapan tersebut sering menjadi penyebab tertundanya penanganan perkara pidana. Kerja sama antara kepolisian dan kejaksaan haruslah sinkron agar penyempurnaan berkas perkara tidak memakan waktu yang cukup lama.
Menurut Vina Akfa (2015) sebagai salah satu lembaga penegak hukum diberikan wewenang oleh Undang-Undang untuk melaksanakan putusan hakim yang inkracht. Sebagaimana yang diketahui bahwa putusan dalam perkara pidana tidak hanya berkaitan dengan diri terdakwa saja, namun juga terhadap barang bukti. Selama ini eksekusi mengenai barang bukti tidak banyak dibahas dalam hukum acara pidana.
Menurut Fitri Nurnaharini (2013) Tata Cara Pengelolaan Barang Bukti, Pelaksanaan Pengelolaan barang bukti meliputi penerimaan, penyimpanan, pengamanan, perawatan, pengeluaran, pemusnahan, administrasi dan pelaporan..
Menurut Haryanto (2014) Barang bukti yang terkait suatu tindak pidana harus dilakukan penyitaaan karena barang bukti tersebut dapat dipakai untuk membuktikan apakah benar barang bukti yang diajukan ke persidangan itu merupakan hasil kejahatan atau barang bukti itu merupakan alat untuk melakukan kejahatan. Berkaitan barang bukti ini juga akan diputuskan oleh Hakim, apakah barang bukti akan dikembalikan kepada yang berhak, atau dirampas untuk dimusnahkan atau dirampas untuk Negara.
Kejari Bandung dalam prosedur pengarsipan pelimpahan barang bukti yaitu adanya keterlambatan dalam hal pelimpahan, pencarian dan pemeriksaan berkas barang bukti, hilangnya atau rusaknya buku kleper dan registrasi, serta penentuan tindak lanjut barang bukti terhadap hasil vonis pengadilan pun ikut terhambat. Saat ini pencatatan pelimpahan barang bukti yang diterima dari penyidik masih dilakukan di buku register atau kleper dalam media kertas oleh administrasi kejaksaan yang kemudian disimpan sementara di bagian gudang untuk diarsipkan dan diberi label untuk digunakan dalam persidangan ataupun nantinya menunggu vonis terhadap barang bukti.
Menurut Nuriva Rizky (2015) dengan menggunakan sistem informasi manajemen pendataan barang bukti, pegawai kantor penyimpanan barang bukti menjadi lebih mudah untuk pendataan barang dimana sebelumnya hanya menggunakan buku besar yang kurang efisen dalam pengerjaannya, kini Pegawai dapat mendata secara praktis untuk mengetahui barang yang terdaftar pada kantor
tersebut. Pencarian data dapat dilakukan dengan mencari kata kunci benda. Untuk membuat sistem pendukung untuk pembuatan sistem penyimpanan sekaligus informasi yang akurat yang nantinya akan mengatasi kendala-kendala dari sistem yang sebelumnya agar pekerjaan lebih efisien dan akurat.
Menurut Radhingga D. Setiana (2016) upaya untuk meminimalisir tindakan kesalahan administrasi dalam manajemen barang bukti berbasis sistem informasi dirasa menjadi terobosan yang tepat dalam mendukung law enforcement. Selain menjadikan mekanisme administrasi penanganan perkara pidana yang akuntabel dan transparan, upaya ini juga dapat mewujudkan peradilan pidana yang lebih sederhana, cepat, dan berbiaya ringan. Dengan mempertimbangkan kondisi tersebut maka perlu dibuat perancangan sistem informasi yang sesuai yaitu suatu sistem informasi pelimpahan barang bukti yang dapat meningkatkan efektivitas dan efesiensi secara prosedural dan pelaporan.
Berdasarkan uraian tersebut, maka penulis berkeinginan untuk mempelajari dan mengembangkan pengelolaan dokumen di salah satu kantor pemerintah yaitu di kantor Kejaksaan Negeri Bandung. Oleh karena itu penulis mengambil judul
“IMPLEMENTASI SISTEM INFORMASI BERKAS PELIMPAHAN BARANG BUKTI DI KEJAKSAAN NEGERI BANDUNG”
1.2. Identifikasi Permasalahan
Berdasarkan latar belakang tersebut terdapat beberapa permasalahan diantaranya sebagai berikut :
1. Mekanisme pelimpahan barang bukti masih kesulitan dalam mencatat data dan pembuatan laporan yang kurang mendukung prosedur pengarsipan barang bukti.
2. Lambatnya tindakan terhadap barang bukti akibat proses vonis barang bukti serta proses pengurutan data yang kurang efektif.
3. Belum adanya sistem informasi berkas pelimpahan barang bukti di Kejaksaan Negeri Bandung.
1.3. Perumusan Masalah
Permasalahan yang telah teridentifikasi sebelumnya, perlu dirumuskan guna mempermudah mendapatkan solusi yang tepat. Berdasarkan hasil identifikasi masalah, maka yang menjadi masalah utama dalam tugas akhir ini adalah “Bagaimana merancang dan membangun sistem informasi berkas pelimpahan barang bukti yang dapat mendukung proses bisnis kejaksaan tersebut sehingga pekerjaan lebih efisien, dapat tercapai dengan tepat dan memberikan nilai guna ?”
1.4. Maksud dan Tujuan
Dilihat dari latar belakang masalah diatas maka maksuddan tujuan dari penulisan skripsiini adalah :
1. Untuk memudahkan mekanisme pelimpahan barang bukti dalam mencatat serta pembuatan laporan yang yang dapat mendukung prosedur pengarsipan barang bukti.
2. Untuk mempercepat tindakan terhadap barang bukti maupun proses pencarian data.
3. Untuk merancang dan membangun sistem informasi berkaspelimpahan barang bukti di Kejaksaan Negeri Bandung.
Sedangkan tujuan skripsi ini adalah sebagai syarat kelulusan program Strata Satu (S1) jurusan Sistem Informasi di Universitas Bina Sarana Informatika (BSI) Bandung.
1.5. Metode Penelitian
1.5.1. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh penulis dalam pengumpulan data untuk pembuatan skripsi adalah :
A. Observasi
Adapun beberapa objek observasi yang menjadi gambaran bahwa penulis telah melakukan penelitian adalah sebagai berikut :
1) Space: Ruang dalam aspek fisiknya
Ruangan yang ditempati penulis ketika melakukan penelitian di bagian dokumentasi Kejaksaan Negeri Bandung cukup nyaman dan leluasa, karena setiap pegawai memiliki meja dan kursi masing- masing.
2) Actor: Orang yang terlibat dalam situasi sosial
Orang yang terlibat dalam situasi sosial ini adalah yang terlibat langsung dengan permasalahan penelitian yang penulis analisis.
Adapun actor tersebut ialah Staff Dokumentasi Pengarsipan yang berperan dan bertanggung jawab dalam pengolahan data pelimpahan barang bukti.
3) Activity: Seperangkat kegiatan yang dilakukan
Secara global kegiatan di Kejaksaan Negeri Bandung ini lebih menekankan pada kegiatan proses pengadilan. Kegiatan utama ini yaitu penerimaan berkas perkara, pengolahan data barang bukti, pemeriksaan berkas perkara, pengolahan data berkas perkara, serta pembuatan berita acara dan pelaporan berkas perkara.
4) Object: Benda-benda yang terdapat di tempat penelitian
Sebagaimana layaknya tempat kerja di setiap instansi, di tempat penelitian ini terdapat meja dan kursi kerja lengkap dengan masing- masing Personal Computer, empat buah printer, map-map arsip, lemari arsip, alat tulis kantor, satu buah televisi, alat ibadah, alat makan dan minum, dan sebagainya.
5) Act: Perbuatan atau Tindakan tertentu
Penulis mengamati tugas-tugas maupun prosedur tetap kegiatan pelimpahan barang bukti dimana staf barang bukti memeriksa barang bukti sesuai berkas perkara, membuat buku kleper, menyimpan barang bukti di gudang, barang bukti dibawa ke
persidangan, dan membuat berita acara berdasarkan putusan pengadilan (vonis).
6) Event and Time: Rangkaian dan waktu aktivitas yang dikerjakan penulis selama penelitian.
B. Wawancara
Wawancara yang dilakukan ini bertujuan untuk mendapatkan informasi secara lengkap, dan untuk mendapatkan hal itu penulis melakukan metode tanya jawab mengenai semua kegiatan yang berhubungan dengan berkas pelimpahan barang bukti pada Kejaksaan Negeri Bandung.
C. Studi Pustaka
Penulis mengambil landasan teori-teori dari buku-buku ilmiah, jurnal, dan website yang credibel beserta kajian-kajian pustaka lainnya.
Ketika mengambil definisi sistem informasi, analisis, perancangan, ,dan teori aplikasi yang digunakan langsung mengambil pengertiannya dari buku ilmiah yang bertemakan teknologi dan informasi, dan mengutip beberapa definisi dari buku-buku yang ada di perpustakaan kampus.
1.5.2. Model Pengembangan Perangkat Lunak
Pada proses pengembangan perangkat lunak, penulis menggunakan Model Prototype atau Prototyping.
Tahapan-tahapan dalam Prototyping adalah sebagai berikut :
1. Pengumpulan kebutuhan
Pelanggan dan pengembang bersama-sama mendefinisikan format seluruh perangkat lunak, mengidentifikasikan semua kebutuhan, dan garis besar sistem yang akan dibuat. Pada perangkat lunak yang akan dibangun ini, penulis menganalisa kebutuhan yang harus dipenuhi untuk membuat aplikasi jadwal kuliah, diantaranya harus ada master data mahasiswa, data dosen, data mata kuliah, data kelas, dan ruangan. Supaya pengolahan jadwal kuliah bisa terlaksana dengan baik, maka data-data master tersebut harus disimpan dalam sebuah manajemen database yang baik pula.
2. Membangun Prototyping
Membangun prototyping dengan membuat perancangan sementara yang berfokus pada penyajian kepada pelanggan (misalnya dengan membuat input dan format output). Pada tahap ini, penulis mencoba membuat perancangan sistem dengan metode berorientasi objek dan pemodelan UML, membuat rancangan basis data, dan membuat rancangan masukan dan keluaran data.
3. Evaluasi Prototyping
Evaluasi ini dilakukan oleh pelanggan apakah prototyping yang sudah dibangun sudah sesuai dengan keinginann pelanggan. Jika sudah sesuai maka langkah 4 akan diambil. Jika tidak prototyping direvisi dengan mengulangi tahapan 1, 2 , dan 3.
4. Mengkodekan Sistem
Dalam tahap ini prototyping yang sudah di sepakati diterjemahkan ke dalam bahasa pemrograman yang sesuai.Prototyping berupa gambar
rancangan yang penulis buat, kemudian diimplementasikan ke dalam bahasa pemrograman Microsoft Visual Basic berbasis .NET dan database Microsoft Acces 2010.
5. Menguji Sistem
Setelah sistem sudah menjadi suatu perangkat lunak yang siap pakai, harus dites dahulu sebelum digunakan. Pengujian ini dilakukan dengan White Box, Black Box, pengujian arsitektur dan lain-lain. Pengujian sistem yang digunakan penulis adalah pengujian black Box yaitu menguji dari sisi fungsionalitas aplikasi sistem tersebut, apakah sudah sesuai dan berjalan sebagaimana fungsinya, serta gambaran designlayout atau antar muka dari program aplikasi yang sudah dibuat.
6. Evaluasi Sistem
Pelanggan mengevaluasi apakah sistem yang sudah jadi sudah sesuai dengan yang diharapkan . Jika ya, tahapan 7 dilakukan, jika tidak, ulangi tahapan 4 dan 5. Pada tahap ini, penulis berupaya agar aplikasi yang dibuat bisa berjalan sesuai dengan fungsinya dan memenuhi kebutuhan hasil analisis dari sistem yang telah diteliti.
7. Meggunakan Sistem
Perangkat lunak ynang telah diuji dan diterima pelanggan siap untuk digunakan. Apabila program aplikasi jadwal kuliah ini sudah memenuhi hasil analisis penulis selama penelitian, maka dapat dipresentasikan dalam ujian akhir sidang skripsi.
1.6. Ruang Lingkup
Ruang lingkup dan Pembatasan analisis permasalahan tersebut adalah sebagai berikut :
A. Ruang lingkup pada kegiatan laporan ini menganalisis, diantaranya : 1. Proses pencatatan data pelimpahan barang bukti serta pembuatan berita
acara penerimaan dan penelitian barang bukti.
2. Proses pemeriksaan barang bukti dan pembuatan buku register dan buku kleper sebagai laporan.
3. Proses pembuatan berita acara berdasarkan putusan hakim.
B. Perancangan teknis sistem informasi sebagai berikut :
1. Penelitian membahas mengenai sistem informasi pelimpahan barang bukti di Kejaksaan Negeri (Kejari) Bandung yang beralamatkan di Jl.
Jakarta, Kebonwaru, Batununggal, Kota Bandung, Jawa Barat 40272, Indonesia.
2. Bahasa pemrograman berbasis desktop menggunakan Microsoft Visual Basic.Net dan database MySQL.
3. Fitur-fitur yang dibuat adalah form-form pengolahan data berupa data barang bukti, data buku kleper, data putusan barang bukti, data tindakan pemusnahan barang bukti, data pengembalian dan penitipan barang bukti dengan masing-masing dapat menyimpan, mengedit, mencari dan menghapus data serta dapat mencetak laporan.
C. Pembatasan analisis permasalahan tersebut adalah sebagai berikut :
1. Pembahasan tidak mencakup pada bahasan Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyeledikan (SPDP) serta proses penyidikan lainya.
2. Laporan-laporan yang dibuat mencangkup laporan registrasi pelimpahan barang bukti dan laporan tindak lanjut barang bukti terhadap putusan hakim.
3. Pemrograman yang digunakan tidak berbasis web.