1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Dukungan teknologi informasi terhadap perkembangan dunia industri di Indonesia dewasa ini mengalami peningkatan, terutama dengan munculnya berbagai jenis industri baru seperti industri Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), industri TIK di tanah air pada tahun 2011 hingga 2015 tumbuh 9,98% hingga 10,7%, jauh lebih tinggi dari pertumbuhan eksonomi nasional sebesar 4,79% sampai 6,56% (Badan Pusat Statistik, 2015). Riset lain yang dilakukan oleh BMI Research, mengemukakan bahwa penjualan software tahun lalu mencapai Rp 29,18 triliun dan diproyeksikan naik menjadi Rp 56,64 triliun pada 2019 (tumbuh 18,5%) (BMI Research, 2015) . Perkembangan industri perangkat lunak Nasional menurut Direktorat Industri Elektronika dan Telematika, diperkirakan saat ini terdapat kurang lebih 150 perusahan industri perangkat lunak yang ada di Indonesia tersebar di berbagai kota besar seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, Bali dan Medan (Pahlevi, 2015).
Sejauh ini, berdasarkan data asosiasi di Indonesia telah ada sekitar 93 perusahaan industri software, 23 perusahaan industri permainan dan 11 perusahaan industri animasi. (Kementrian Komunikasi dan Informatika, 2016)
Fakta statistik tersebut didukung dengan munculnya berbagai perusahaan penyedia jasa layanan IT Solution and Service baru, diantaranya adalah House Development Soluzion (HDS). HDS merupakan perusahaan penyedia layanan IT consultations, solutions, planning, system development, training dan maintenance.
HDS memiliki beberapa tim pengembang aplikasi yang dipimpin oleh pimpinan proyek. Pada umumnya perusahaan dapat mengerjakan beberapa proyek dalam satu waktu yang bersamaan. Hal ini sering kali menimbulkan masalah ketika komunikasi yang terjadi di dalam perusahaan tidak didasari data yang valid, atau ketika tahapan pengerjaan suatu proyek tidak diatur dengan baik.
(Liliana, 2014). Dalam sebuah proyek terdapat beberapa pekerjaan dilakukan oleh anggota tim dan harus dipantau oleh pimpinan proyek sehingga sangat sulit untuk menentukan dan memantau pekerjaan yang ditugaskan pada anggota tim karena tidak tercatat dengan baik dokumentasi pekerjaan tersebut seperti siapa yang mengerjakan, bagaimana progressnya, tenggat waktu pengerjaan dan prioritas pengerjaan.
Proses penilaian kinerja dan evaluasi anggota tim terhadap pekerjaan yang ditugaskan kepada mereka pun sulit dilakukan karena tidak ada tolak ukur yang dapat dijadikan penilaian. Penilaian kinerja salah satunya dapat diukur dari pemantauan dan pengawasan pekerjaan yang telah dilakukan oleh anggota tim.
(Widagdo, 2015)
Masalah lain muncul apabila pimpinan proyek menemukan kesalahan (bug) pada pekerjaan yang telah diselesaikan oleh anggota tim. Ini dikaitkan dengan pengawasan terhadap pekerjaan anggota tim. Tahap pengawasan berfungsi untuk meninjau kembali proses yang telah berjalan dan mengevaluasi rencana yang ada sebagai bentuk pengawasan. (Dhuha, Pradana, & Priyambadha, 2017)
Sistem aplikasi manajemen proyek dapat membantu dalam melakukan perencanaan, meminimalisir terjadinya ketidaksesuaian pada rencana dan realisasi proyek. (Dhuha et al., 2017). Sistem informasi yang akan dibangun menekankan
adanya kerja sama dan pertukaran informasi secara online antar anggota dengan pimpinan proyeknya. (Paramita, 2015). Sistem informasi manajemen proyek juga dapat membantu dan memberi kemudahan seorang pimpinan proyek untuk melakukan pemantauan dan pengawasan proyeknya. (Widagdo, 2015).
Solusi yang dapat digunakan untuk menangani masalah tersebut dengan memanfaatkan penggunaan teknologi informasi terintegrasi melalui sistem informasi manajemen proyek berbasis web yang dikombinasikan dengan fitur bug tracker untuk membantu proses perencanaan proyek,
Berdasarkan uraian masalah, maka dapat disimpulkan betapa pentingnya salah satu penerapan teknologi informasi di bidang industri TIK. Sehingga penulis mengambil judul skripsi dengan judul “Sistem Informasi Manajemen Proyek Perangkat Lunak Berbasis Bug Tracking System pada House Development Soluzion”.
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang, maka dapat disimpulkan masalah utama pada penelitian ini, yaitu:
1. Sulitnya dokumentasi pekerjaan yang diberikan dan yang dikerjakan oleh masing- masing anggota tim.
2. Lambatnya pemantauan dan pendokumentasian laporan kesalahan (bug) dan dukungan (support) yang dilakukan oleh masing- masing anggota tim.
3. Sulitnya menilai kinerja masing-masing anggota tim berdasarkan penyelesaian pekerjaan.
4. Tidak terorganisirnya file atau media yang dibutuhkan dalam proyek.
1.3. Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dikemukakan, maka dapat dirumuskan beberapa masalah pada penelitian ini, yaitu:
1. Bagaimana mendokumentasikan pekerjaan yang diberikan dan yang dikerjakan oleh anggota tim dengan baik?
2. Bagaimana memantau laporan kesalahan (bug) dan dukungan (support) oleh anggota tim dengan cepat?
3. Bagaimana pemilik proyek menilai kinerja masing-masing anggota tim berdasarkan penyelesaian pekerjaan atau sub-pekerjaan?
4. Bagaimana mengorganisir dan mengelola file atau media tertentu yang dibutuhkan dari proyek?
1.4. Maksud dan Tujuan
Berdasarkan uraian perumusan masalah, maka maksud penulisan ini adalah sebagai berikut:
1. Membuat sistem informasi manajemen proyek perangkat lunak yang dapat mendokumentasikan pekerjaan yang diberikan dan yang dikerjakan oleh anggota tim dengan baik.
2. Membuat sistem informasi manajemen proyek berbasis bug tracker yang dapat memantau laporan kesalahan (bug) dan dukungan (support) oleh anggota tim dengan cepat.
3. Membuat sistem informasi manajemen proyek yang dapat memudahkan pemilik proyek menilai kinerja masing-masing anggota tim berdasarkan penyelesaian pekerjaan.
4. Membuat sistem informasi manajemen proyek yang dapat mengorganisir dan mengelola file atau media tertentu yang dibutuhkan dari proyek.
Tujuan penulisan Skripsi ini adalah sebagai salah satu syarat kelulusan Program Strata Satu (S1) Jurusan Teknik Informatika pada Universitas BSI.
1.5. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penyusunan skripsi ini adalah metode analisis deskriptif yang dimaksudkan untuk mengumpulkan data dan model waterfall sebagai model pengembangan perangkat lunak.
1.5.1.Teknik Pengumpulan Data
Langkah-langkah pengumpulan data berdasarkan metode analisis deskriptif yang digunakan pada penelitian ini adalah:
A. Observasi
Observasi dilakukan untuk mengetahui bagaimana proses bisnis manajemen proyek yang saat ini sedang berjalan di House Development Soluzion.
B. Wawancara
Wawancara ini dilakukan dengan cara mengumpulkan informasi-informasi langsung dari narasumber/pegawai yang bekerja di House Development Soluzion tentang proses bisnis manajemen proyek yang digunakan saat ini.
C. Studi Pustaka
Studi pustaka dilakukan dengan menelaah secara mendalam tentang hal-hal yang berkaitan dengan judul skripsi yaitu dengan membaca buku-buku dan jurnal yang berhubungan dengan sistem informasi manajemen proyek.
1.5.2.Metode Pengembangan Sistem
Model pengembangan aplikasi yang digunakan pada penulisan skripsi ini adalah model waterfall atau sering disebut model sekuensial linear yang bertujuan agar pengembangan perangkat lunak menjadi sistematis dan sekuensial. Berikut ini merupakan tahapan-tahapan penggunaan model waterfall yang penulis gunakan pada penyusunan skripsi ini :
A. Analisa Kebutuhan Sistem
Pada tahapan ini dilakukan pengumpulan data-data sebagai bahan pengembangan sistem. Pengembangan data dapat dilakukan dengan teknik wawancara, teknik observasi dan teknik kuesioner. Untuk kemudian di analisa kebutuhan sistemnya.
B. Desain
Proses desain berfokus pada empat atribut, yaitu struktur data, arsitektur perangkat lunak, representasi interface dan detail procedural. Proses desain menterjemahkan hasil analisis ke dalam representasi perangkat lunak.
C. Code Generation
Tahap pengkodean dilakukan untuk penterjemahan dari desain ke dalam program perangkat lunak. Pada tahap implementasi ini kode program akan bergantung pada hasil desain perangkat lunak pada tahap sebelumnya.
D. Testing
Setelah pengkodean, dilanjutkan dengan pengujian terhadap sistem yang telah dibuat. Pengujian dilakukan untuk mengetahui kesesuaian hasil output dari sistem dengan kebutuhan yang telah dirancang pada tahap analisis.
1.6. Ruang Lingkup
Penyusunan skripsi ini memiliki ruang lingkup yang berfungsi agar pembahasan pada skripsi ini tidak keluar dari pokok permasalahan yang dirumuskan, maka ruang lingkup pembahasan dibatasi pada rancang bangun sistem informasi manajemen proyek perangkat lunak yang bertujuan untuk mendokumentasikan pekerjaan yang ditugaskan pada anggota tim, memantau laporan kesalahan dan permintaan dukungan serta menjadi tolak ukur kinerja anggota tim oleh pimpinan proyek.