• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I - Perpustakaan Poltekkes Malang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "BAB I - Perpustakaan Poltekkes Malang"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (dalam Purnawan, 2016) menjelaskan bahwa tahun 2013 angka perceraian Indonesia menduduki peringkat tertinggi di Asia Pasifik. Hal tersebut tidak kunjung menurun pada tahun-tahun berikutnya. Pusat Penelitian dan Pengembangan bersama Kementerian Agama pada tahun 2015 menyatakan bahwa angka perceraian di Indonesia meningkat (Anonim, 2017).

Perceraian berasal dari kata cerai yang artinya berpisah dan dikenal dengan istilah broken home. Willis (2015) menjelaskan bahwa broken home diartikan sebagai keluarga yang retak, yaitu kondisi hilangnya perhatian keluarga atau kurangnya kasih sayang dari orangtua yang disebabkan oleh beberapa hal, bisa karena perceraian sehingga anak hanya tinggal bersama satu orangtua kandung.

Menurut hasil penelitian Saikia (2017) mengenai Broken family: Its causes and effects on the development of children atau penyebab dan dampak dari broken home pada perkembangan anak menjelaskan bahwa salah satu penyebab keluarga broken home adalah perceraian orangtua. Padahal keluarga itu sendiri memiliki fungsi yang sangat penting bagi keberlangsungan masyarakat dari generasi ke generasi (Lestari, 2012).

Menurut Sukoco (2016), secara garis besar yang dimaksud broken home ialah keadaan di dalam keluarga dimana tidak terdapat keharmonisan sehingga timbul situasi yang tidak kondusif dan tidak terdapat rasa nyaman dalam sebuah keluarga. Broken home merupakan kurangnya perhatian dari keluarga atau kurangnya kasih sayang dari orang tua sehingga membuat mental seorang anak menjadi frustasi, brutal dan susah diatur dan tidak mempunyai minat untuk berprestasi.

Hasil penelitian Loughlin (dalam Nasiri, 2016) menunjukkan bahwa anak-anak atau remaja yang menghadapi perceraian orangtuanya biasanya akan mengalami gejala gangguan kesehatan mental jangka pendek, yaitu

(2)

2

stres, cemas, dan depresi. Menurut Kusumaningrum (2015), terdapat delapan dampak bagi anak sebagai korban perceraian orangtuanya. Delapan dampak tersebut adalah penurunan akademik, kecenderungan untuk terpengaruh hal buruk, kualitas kehidupan yang rendah, mengalami pelecehan, obesitas dan gangguan makan, tekanan psikologis, apatis dalam berhubungan, dan melakukan seks bebas.

Sedangkan menurut saya, brokenhome adalah keadaan dimana suatu keluarga sedang tidak baik-baik saja, dalam artian tidak bahagia seutuhnya.

Tidak bahagia yang dimaksud disini adalah adanya ketidakharmonisan dalam keluarga yang biasanya disebabkan oleh konflik antara orang tua. Konflik ini akan memicu perceraian. Maka dari itu, brokenhome sering didefinisikan sebagai perceraian. Keadaan ini tentunya membawa pengaruh buruk bagi anak. Seharusnya pada masa pertumbuhan dan perkembangan, anak mendapat perhatian lebih dari kedua orang tua. Namun, karena terciptanya konflik tersebut, orang tua menjadi tidak sepenuhnya peduli dan perhatian kepada anak dan cenderung mengabaikan. Sehingga hal ini tentunya membawa dampak negatif kepada anak, seperti anak mulai kehilangan arah dan bertindak seenaknya.

Setelah terjadinya broken home anak akan spontan berubah sikap dengan sendirinya seperti lebih memilih untuk sendiri, selalu merasa tidak aman, dan sulit untuk beradaptasi. Secara tidak langsung kondisi seperti ini dapat mempengaruhi dinamika psikologis anak.

Menurut Slamet Santoso (2006: 5), dinamika merupakan tingkah laku seorang individu yang secara langsung dapat mempengaruhi orang lain secara timbal balik. Sedangkan psikologis atau psikologi menurut Sugihartono, dkk (2012: 1) diartikan sebagai ilmu jiwa. Jadi dinamika psikologis dapat diartikan sebagai segala gejala dalam kejiwaan individu yang dapat mempengaruhi interaksinya dengan orang lain. Dalam kasus broken home, secara tidak langsung dapat mempengaruhi dinamika psikologis remaja, seperti kepribadian, persepsi, sikap, emosi, perilaku, reaksi frustasi dan gejala kejiwaan lainnya yang dapat mempengaruhi perkembangannya.

(3)

3

Karena keadaan tersebut, terdapat beberapa masalah yang dialami anak broken home, diantaranya : masalah emosional, masalah pendidikan, masalah sosial dan masalah dinamika keluarga. Broken home dapat menyebabkan anak merasa kehilangan peran penting keluarga dihidupnya, merasa stress, tertekan, merasa sedih dan kehilangan motivasi atau penyemangat.

Studi pendahuluan yang dilakukan peneliti di wilayah Kelurahan Purwantoro RT 05 RW 08 Kota Malang pada bulan Oktober tahun 2021, ditemukan 5 keluarga telah berstatus cerai. 4 dari 5 keluarga ini beranggotakan keluarga lengkap yaitu, ayah, ibu, dan 2 anak yang masih berusia sekolah dasar. Setelah dilakukan wawancara dengan keluarga yang bersangkutan, mereka mengatakan bahwa semenjak perceraian anak-anak tersebut menjadi lebih pendiam, murung, dan suka memberontak.

Peneliti memilih wilayah Kelurahan Purwantoro RT 05 RW 08 sebagai lokasi penelitian karena di wilayah ini dalam kurun waktu setahun diketahui lebih dari 5 keluarga mengalami perceraian. Dan peneliti memilih anak usia sekolah sebagai responden dalam penelitian karena usia sekolah adalah usia yang sangat penting dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. Maka peran orang tua sangatlah penting pada anak usia tersebut.

Berdasarkan fenomena diatas, peneliti ingin mengetahui lebih dalam mengenai gambaran kesehatan mental pada anak keluarga broken home di Kelurahan Purwantoro Kota Malang.

1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah “Bagaimanakah gambaran kesehatan mental pada anak keluarga broken home Kelurahan Purwantoro Kota Malang ?”

1.3 Tujuan

Untuk mengeskplorasi gambaran kesehatan mental pada anak keluarga broken home Kelurahan Purwantoro Kota Malang.

1.4 Manfaat

1.4.1 Manfaat Teoritis

(4)

4

Menambah informasi, referensi, serta pengetahuan keperawatan bagi keluarga brokenhome tentang bagaimana kesehatan mental pada anak keluarga broken home di Kelurahan Purwantoro Kota Malang.

1.4.2 Manfaat Praktis

a. Bagi institusi pendidikan Sebagai dokumentasi ilmiah berguna untuk pengembangan pengetahuan tentang gambaran kesehatan mental pada anak dari keluarga brokenhome.

b. Bagi peneliti Memperluas wawasan dan pengetahuan yang dapat digunakan aplikasi belajar, khususnya dalam penelitian.

c. Bagi peneliti Selanjutnya Bahan masukan dan informasi awal untuk mengembangkan penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan kesehatan mental pada anak keluarga brokenhome

d. Untuk responden ( keluarga ), untuk mengetahui kesehatan mental anaknya.

Referensi

Dokumen terkait

1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian di atas maka dapat dirumuskan masalah penelitian yaitu: “Adakah hubungan stres dengan mekanisme koping pada pasien hipertensi

Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan diatas maka rumusan masalah dalam penulisan ini adalah “Bagaimanakah gambaran penerapan pendidikan kesehatan pola

Rumusan Masalah Berdasarkan fenomena yang diuraikan dalam latar belakang, penulis merumuskan masalah “Bagaimanakah Gambaran Penerapan Relaksasi Otot Progresif Untuk Meningkatkan

Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut : Adakah pengaruh penyuluhan dengan media buku saku, video

Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah Penyuluhan Anemia Gizi Besi dengan Menggunakan Media Booklet dapat

1.2 Rumusan masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas maka rumusan masalah yang diambil dalam penelitian ini adalah “Bagaimana Perancangan Standar operasional

Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut : Bagaimana Pendampingan Pemberian Makanan Tambahan Terhadap Tingkat Konsumsi

1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah “Bagaimana pengaruh pemberian terapi relaksasi imajinasi terbimbing terhadap