Agama dianggap terkait dengan sistem nilai atau sistem evaluatif dan pola tindakan terkait dengan sistem kognitif atau sistem pengetahuan manusia 3 Agama merupakan pola universal dalam kehidupan manusia terkait dengan realitas sekitarnya. Sementara orang Outback lebih sinkretis karena mengadopsi ajaran Islam yang sesuai dengan tradisi lokal mereka. Sedangkan menurut Islam Aktual, tradisi lokal dapat diterima dan dianggap sebagai Islam Jawa yang berbeda dengan tempat lain.
Pandangan Fungsionlism tentang mitos selatan
Yang ada adalah warna agama tertentu di mana ada tarik menarik antara Islam sebagai tradisi utama dan masyarakat lokal atau tradisi lokal. Pandangan ini melihat adanya pengaruh kekuatan budaya lokal terhadap agama-agama yang datang padanya. Tradisi yang berkembang di Tengger adalah integrasi dari berbagai agama yang membentuk kebudayaan Tengger.
Dari pola pikir ini, lahir mediator agama yang dapat membantu orang menghubungkan mereka dengan Tuhan. Hal ini jelas menunjukkan bahwa persoalan agama yang diamati secara empiris adalah tentang manusia.
Religiusitas Masyarakat Jawa
Sistem kehidupan masyarakat Jawa tercermin dalam adat-istiadatnya yang mengacu pada nilai-nilai agama, sosial dan politik. Dengan kondisi objektif tersebut, masyarakat Prigi secara alami memiliki karakter masyarakat Jawa yang agraris, religius, sederhana, dinamis, dan terbuka. Selain meyakini aqidah dan syariah Islam, masyarakat Jawa juga meyakini ajaran paganisme, yaitu pada roh-roh dan kekuatan gaib.
Banyak seperti: Hamka, Abdurrahman Wahid, Sopater dan Hadiwiyono yang berpendapat bahwa penyebab munculnya kejawen adalah karena gagalnya dogmatisme agama-agama besar yang tidak sesuai dengan kepentingan masyarakat Jawa. Selain itu, menurut Purwadi, dia adalah pemimpin masyarakat Kasekten Jawa karena memiliki arti penting bagi masyarakat Jawa. Berwibawa berarti berwibawa.139 Berdasarkan keterangan di atas, filosofi masyarakat Jawa bersifat monopluralistik-sinkretis.
Sinkretnya, karena orang Jawa memiliki sifat mudah beradaptasi, mereka dapat mengadopsi sifat yang berbeda tanpa menimbulkan keterkejutan. Masyarakat Jawa mengatur interaksinya dengan dua aturan yang menjadi prinsip hidupnya: prinsip kerukunan dan prinsip saling menghormati. Kepercayaan akan adanya roh menginspirasi orang Jawa untuk selalu menyembah roh dan roh leluhur.
Pandangan hidup beragama orang Jawa tidak lepas dari sikap dasar masyarakat Jawa yang pada akhirnya menjadi nilai-nilai luhur budaya Jawa.
Tradisi dan Ritual
Tradisi keagamaan yang bersumber pada agama disebut Islam resmi atau Islam murni. 83 ternyata dapat ditemukan dalam sumber-sumber tekstual ajaran Islam, karena dalam slametan terdapat proses dan dinamika ujub, doa dan pembagian makanan, yang dianggap bagian dari yang umum. Prinsip roh aktif menurut animisme adalah bahwa roh orang mati masih hidup bahkan menjadi semakin kuat sebagai dewa, mampu mencelakai dan memakmurkan manusia.
Teori Muller ini didasarkan pada bukti dari hasil penelitian linguistik komparatif ketika bahasa Sansekerta dianggap sebagai kunci rumpun bahasa Indo-Eropa. Jadi, jika ada motif cerita rakyat yang serupa dari beberapa negara, maka hal ini disebabkan karena masing-masing negara memiliki kemampuan untuk berkreasi sendiri-sendiri atau atas dasar kesetaraan. Dalam hal ini mitos dibedakan dengan legenda, yaitu prosa populer yang memiliki ciri-ciri yang mirip dengan mitos, tetapi dianggap benar-benar terjadi dan tidak sakral.
Ini karena Durkheim memandang masyarakat modern sebagai suatu organisasi yang utuh dengan realitasnya sendiri. Mitos dianggap sebagai bagian dari unsur kepercayaan agama yang dapat mempengaruhi pola pikir dan perilaku masyarakat, dan sebaliknya, perilaku masyarakat dipengaruhi oleh kepercayaan mitos. Antropolog dengan otoritas mitologi telah membahas "realitas" mitos sebagai lawan dari fantasi dan aspek tidak nyata.
Ini tidak berarti bahwa semua kehidupan primitif terjadi di alam yang lebih tinggi, yang penuh dengan kekuatan supranatural.
Hubungan Agama dan Realitas Sosial a. Agama dan Kebudayaan
Menurut Geertz, Islam di Jawa adalah Islam sinkretis karena praktik ajaran agama sebelumnya masih melekat pada perilaku keagamaan masyarakat Jawa. Dengan masuknya Islam ke Jawa, mereka hanya mengadopsi ajaran Islam sesuai dengan keyakinan mereka. Itulah sebabnya, menurut para pakar sosial, yang disebut Islam Jawa, bukan Jawa yang diislamkan.
Penelitian ini berdasarkan jumlah penduduk Yogyakarta sebagai pusat kebudayaan Jawa menghasilkan kesimpulan bahwa Islam yang berkembang di Jawa adalah Islam yang diwarnai oleh budaya lokal, sebagaimana Islam di Iran berbeda dengan Islam di Maroko yang menurut Geertz, Islam Maroko lebih bergairah. Sedangkan menurut Muhaimin AG, Islam di Cirebon adalah Islam yang berkembang dari tradisi sosial keagamaan masyarakat Islam yang tersusun dari jalinan ibadah dan adat istiadat. Islam Lokal Islam yang berkembang dari tradisi sosio-religius masyarakat Islam tersusun atas jalinan ibadah dan adat istiadat.
Karena kandungan Islam Sasak adalah ilmu adat, bukan Islam Arab, tetapi tetap menggunakan syiar Islam 4 Niels Mulder Islam di Jawa adalah Islam yang telah melalui proses. Pertama, kajian tentang perjumpaan budaya lokal dengan Islam yang sudah berlangsung lama sehingga tidak berlebihan jika menganggap Islam di Asia Tenggara sebagai agama rakyat. Islam di Jawa adalah Islam yang hadir di daerah-daerah Jawa yang terkait langsung atau tidak langsung dengan adat Hindu.
Seperti yang dilakukan oleh gerakan puritanisme, mereka meyakini bahwa Islam yang berkembang tidak sesuai dengan Al-Quran dan As-Sunnah sehingga harus dimurnikan, termasuk tradisinya.
Mitologi
Menurut cerita yang diyakini masyarakat, pada saat kelahirannya, beberapa bidadari dan makhluk halus hadir dan menyambutnya. Dengan kesaktian nenek Sindula, kecantikan Ratu Pagedong abadi dan tidak pernah menua atau keriput dan tidak pernah mati sampai akhir dunia, asalkan dia berubah menjadi roh yang kuat, Mondro Guno. Kelompok ini selalu berusaha menegakkan akidah Islam dengan memberantas syirik, tahayul dan takhayul di masyarakat, namun upaya ini selalu mendapat tantangan keras dari kelompok lain yaitu kelompok yang berusaha melestarikan tradisi sebagai salah satu aset spiritual yang harus dilestarikan.
Kepercayaan terhadap makhluk halus di wilayah laut dipengaruhi oleh kepercayaan terhadap Ratu Laut Selatan. Mereka percaya bahwa gunung profan memiliki kekuatan suci yang dihuni oleh roh. Menurut masyarakat, mahluk halus sering mencelakai manusia, mengganggu, menimbulkan kesialan dan menyebabkan penderitaan manusia.
Sedangkan tempat yang angker atau wingit dikonseptualisasikan sebagai tempat bersemayamnya roh-roh jahat bagi manusia. Meski mengaku beragama Islam, mereka percaya adanya roh-roh yang berserakan di lingkungan alam. Danyang yang tinggal di pegunungan, menurut kepercayaan masyarakat setempat, dalam cerita Babad Tanah Sumbring merupakan roh yang baik dan dapat digunakan oleh manusia untuk mengalahkan kesaktian makhluk-makhluk jahat.
Arwah yang bersemayam di pantai, gua, atau tempat lain yang diyakini keramat juga memiliki manfaat yang berbeda.
SPIRITUALIS ME
Semua sistem spiritualistik ini menjadi kekuatan religius berupa kepercayaan kepada Tuhan, mitos (danyang), ratu selatan, roh, roh, dan kekuatan alam. Gambaran skematik ini menjelaskan kuatnya kepercayaan masyarakat terhadap metafisika, baik berupa agama maupun tradisi, yang muncul baik dari mitos maupun agama. Model kepercayaan ini lebih umum pada masyarakat Jawa, yang didasarkan pada kepercayaan pada hantu, roh, dan tradisi.
Model religi yang bertumpu pada kepercayaan terhadap roh dan praktik batin dalam perspektif budaya merupakan bagian dari praktik kejawen sebagai sistem pemikiran Jawa. Seperti yang diungkapkan oleh Dawami263 dan Mulder264 bahwa sistem berpikir orang Jawa cenderung kepada mitos. Sebagai masyarakat pesisir selatan, mitos laut selatan berupa kepercayaan Ratu Laut Selatan menjadi bagian penting dalam agama.
TUHAN alam atas
ALAM MITOS alam tengah
MANUSIA alam bawah
TUHAN
MAHLUK
HALUS DANYANG ROH HALUS
RATU KIDUL
158 Tradisi yang berbentuk upacara selamatan ini terdiri dari kepercayaan, mitos, ritual, simbol dan makna yang berperan penting dalam keimanan masyarakat. Tradisi yang didasarkan pada ritus keselamatan ini menggambarkan pentingnya tempat ritus dalam agama dan tradisi masyarakat.
Tradisi Labuh laut
Slametan sangat menentukan perolehan berkah, semakin sering mereka melakukan ritual slametan, semakin yakin mereka akan mendapat banyak berkah, begitu pula semakin sering mereka menerima berkat, semakin sering mereka melakukan ritual slametan.
RELIGI
SLAMETANTRADISI
Fungsi yang dilakukan slametan adalah untuk mencari berkah, keselamatan, kebahagiaan dan kesehatan dari kekuatan supranatural yang menguasai kehidupan masyarakat berdasarkan mitos, seperti tergambar pada skema 4. Struktur ritual slametan terdiri dari religi, etika sosial, bentuk tradisi dan mitos. kepatuhan masyarakat terhadap sistem. Cara mencari berkah melalui perspektif agama, tradisi, etika sosial dan mitos dilakukan dengan Slametan, serta menghindari bencana, malapetaka dan nasib buruk, melalui ritual slametan.
Selamatan memiliki makna ganda, yaitu harta yang melimpah ruah, dapat bermanfaat bagi keluarga, diberi kesehatan dan keselamatan serta dijauhkan dari musibah dan dibalas dengan kesuksesan hidup. Jika kualitas slametan menentukan berkah, maka masyarakat berusaha semaksimal mungkin untuk menjaga pelaksanaan ritual ini, agar selalu mendapat berkah. Menurut Dhavamony, kekuatan ilahi ini muncul pada saat-saat penting ketika peringatan muncul kembali dan diinternalisasi oleh orang-orang.
Bagi mereka, iman dan mitos adalah sama, keduanya merupakan kekuatan keselamatan dan peneguhan realitas sakral. Kekuatan ruh tersebut kemudian melahirkan dunia, sistem kepercayaan mitis mistis dan magis, yang semuanya diwujudkan dalam budaya Kejawen.
BERKAH
Proses pembentukan budaya : Eksternalisasi, Obyektifasi dan Internalisasi
- Eksternalisasi : Proses Penyesuaian Diri dengan Dunia Sosio – Kultural
- Obyektivasi : Momen Interaksi Diri dengan Dunia Sosio Kultural
- Internalisasi : Identifikasi Diri dalam Dunia Sosio – Kultural
Oleh karena itu, di tangan golongan ini, tidak semua tradisi itu benar dan tidak semua tradisi itu salah. Ungkapan kelompok ini bahwa ini merupakan tradisi keluarga dalam bertindak akan terus meneruskan tradisi tersebut. Kecenderungan kelompok ini untuk menunjukkan tindakan mewariskan tradisi yang ada berdasarkan nilai yang baik tidak bertentangan dengan agama.
Kelompok ini tidak mudah memvonis kelompok lain yang berbeda syirik, bid'ah dan sinkretisme. Keempat, kelompok Abangan memiliki model penafsiran yang mirip dengan kelompok NU Tradisional, hanya saja kelompok ini lebih mendasarkan pemikiran dan tindakannya pada tradisi ajaran Kejawen. Kelompok ini dikenal sebagai kelompok tekstualis, dalam masyarakat ini diwakili oleh kelompok Muhammadiyah yang selama ini mengambil jarak yang cukup jauh dalam praktik ibadah dari kelompok abangan.
176 Dalam proses adaptasi, memutuskan untuk melakukan ritual kelompok, kelompok ini lebih sesuai dengan nilai-nilai lama. Sekalipun pelabuhan sudah menjadi tradisi masyarakat lain, karena bertentangan dengan budaya mereka, kelompok ini menganggapnya sebagai sesuatu yang disembunyikan. Oleh karena itu, kelompok ini sering mengadakan slam dance, baik di dalam maupun di luar rumah.
Oleh karena itu, tradisi ziarah makam merupakan salah satu budaya religi yang dikenal kelompok ini.