BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Kesehatan adalah hal yang utama bagi manusia, baik jasmani maupun rohani (Dianmartha et al., 2018). Oleh karena itu, kesehatan harus selalu dijaga dengan berbagai cara, yaitu dengan cara memakan makanan yang bergizi cukup olah raga dan teratur serta menjaga kebersihan diri dan lingkungan (Kurniastuti, 2015). Salah satu kesehatan yang harus di perhatikan dalam tubuh adalah kesehatan gigi dan mulut.
Gigi dan mulut merupakan pintu gerbang masuknya kuman dan bakteri sehingga dapat mengganggu kesehatan organ tubuh lainnya (Abdullah, 2018). Beberapa macam masalah kesehatan gigi dan mulut yakni gingivitis (peradangan gusi), penyakit periodontal (jaringan pendukung gusi) dan yang paling sering terjadi adalah karies gigi (gigi berlubang) yang lebih rentan terjadi pada anak usia sekolah (Agustiani, 2014).
Kesehatan gigi dan mulut adalah segala hal yang mencakup kemampuan berbicara, merasakan, mengunyah, menelan, serta dapat menyampaikan berbagai ekspresi tanpa ada rasa sakit (Glick et al., 2016).
Faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan gigi dan mulut salah satunya yaitu perilaku kesehatan, seperti memperhatikan diet makanan, menyikat gigi untuk membersihkan sisa-sisa makanan, menambal gigi, dan membersihkan karang gigi. Perilaku kesehatan ini dipengaruhi oleh beberapa hal seperti pengetahuan, sikap, pengaruh lingkungan, dan ketersediaan fasilitas (Dianmartha et al., 2018).
Secara umum yang sering mengalami masalah kesehatan gigi dan mulut adalah anak - anak Usia sekolah umur 6-12 tahun, karena pada usia ini biasanya anak suka jajan makanan dan minuman sesuai keinginannya.
Penelitian yang dilakukan oleh Gunawan, 2015 mengatakan bahwa yang rentan mengalami masalah gigi dan mulut (Karies gigi) adalah anak usia sekolah umur 11-12 tahun karena anak pada usia ini memiliki kebiasaan jajan makanan dan minuman di sekolah maupun dirumah. Masalah kesehatan gigi dan mulut yang paling umum pada anak-anak adalah karies yaitu sebanyak 89,47% dan gingivitis sebanyak 21,05% % (Mehta A &
Kaur G, 2012). Karies gigi adalah salah satu gangguan kesehatan gigi.
Karies disebabkan oleh sisa makanan yang melekat pada permukaan gigi yang dapat mengakibatkan kerusakan gigi. Dampaknya, gigi menjadi kropos, berlubang, bahkan patah sehingga dapat mengakibatkan kehilangan daya kunyah (Widayanti, 2014).
Kesehatan gigi dan mulut merupakan salah satu masalah dalam bidang kesehatan yang menjadi perhatian bagi tenaga kesehatan.
Berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, 57,6%
penduduk Indonesia memiliki masalah kesehatan gigi dan mulut selama 12 bulan terakhir, Sekitar 57,99 % penduduk provinsi Jawa Barat memiliki masalah kesehatan gigi dan mulut, diantaranya ada di Sukabumi sebanyak 38,12 %, Purwakarta sebanyak 40,08 %, Bandung barat sebanyak 44,52 %, dan Kota Cianjur sebanyak 56,54 %. Tetapi hanya 10,2% yang mendapat perawatan dari tenaga medis (Sakti, 2019). Di Provinsi Jawa Barat khususnya pada anak-anak berusia 10-14 tahun memiliki masalah gigi rusak
berlubang sebanyak 47,75 %, gigi hilang karena di cabut sebanyak 22,12 %, gigi di tambal 4,76%, gusi bengkak sebanyak 14,78 %, sariawan menetap 1,97 % (Riskesdas, 2018). Pada penelitian Astannudin Syah menyebutkan hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) yaitu penduduk di Indonesia pada usia 10 tahun keatas mengalami penyakit gingiva sebanyak 46%, mengalami karies sebanyak 71,2%, dan kelompok usia 12 tahun mengalami karies gigi sebanyak 76,2% (Syah et al., 2019). Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, sebanyak 96,5% pada anak berusia 10-14 tahun sudah dapat menyikat gigi setiap hari, tetapi hanya 2,1% saja yang dapat menyikat gigi di waktu yang benar (Sakti, 2019).
Berdasarkan paparan diatas dapat disimpulkan bahwa masalah kesehatan gigi mulut merupakan masalah kesehatan yang serius, serta cukup tinggi dan sering terjadi pada anak usia 10-14 tahun.
Berdasarkan survei pendahuluan yang telah dilakukan penelitian di Kp. Raksabala Desa Ramasari RW 03 pada bulan Mei melakukan observasi dan wawancara kepada 10 responden. Peneliti menanyakan tentang perilaku responden dalam perawatan gigi seperti: memeriksakan gigi, rutin memeriksakan gigi ke dokter, berukumur setelah makan , menggosok gigi setelah makan dan sebelum tidur, mengkonsumsi makanan yang manis berlebihan, sering jajan makanan manis seperti coklat, permen, sering meminum minuaman yang manis, menyikat gigi bagian depan saja karena gigi tersebut sering terlihat, menyikat gigi menggunakan sikat dan pasta gigi, memakan sayur dan buah setiap hari, menyikat lidah. Hasil yang di dapatkan perilaku anak dari 10 responden 6 tidak melakukan perawatan
gigi. Anak mengatakan tidak pernah menggosok gigi setelah mengkonsumsi makanan yang manis karena malas, sering mengkonsumsi makanan yang manis, tidak menggosok gigi sebelum tidur, dan tidak pernah memeriksakan ke dokter gigi sehingga rata rata anak pernah mengalami masalah kesehatan gigi.
Berdasarkan penjelasan latar belakang diatas penelitian tertarik untuk mengetahui Gambaran Perilaku Kesehatan gigi dan mulut pada anak usia 10-12 tahun di RW 03 Kp. Raksabala Desa Ramasari Kabupaten Cianjur.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana Gambaran Perilaku Anak usia 10-12 Tahun Dalam Merawat Kesehatan Gigi dan Mulut di Rw 03 Kp. Raksabala Desa Ramasari Kabupaten Cianjur.
C. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui gambaran perilaku anak usia 10-12 tahun Dalam Merawat Kesehatan Gigi dan mulut di RW 03, Kp. Raksabala, Desa.
Ramasari Kabupaten Cianjur D. Manfaat
a. Manfaat Bagi peneliti
Karya tulis ini dapat menambah pengalaman mengetahui Gambaran Perilaku Anak Anak usia 10-12 tahun Dalam Merawat Kesehatan Gigi dan mulut di RW 03 Kampung Raksabala Desa Ramasari Kabupaten Cianjur.
b. Manfaat Bagi Institusi Kesehatan
Sebagai bahan informasi bagi mahasiswa atau mahasiswa STIKes Dharma Husada Bandung tentang Gambaran Perilaku Usia 10-12 Tahun Dalam Merawat Kesehatan Gigi dan mulut di RW 03 Kampung Raksabala Desa Ramasari Kabupaten Cianjur.
c. Manfaat Bagi Anak tentang kesehatan gigi mulut
Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi Kepada anak-anak mengenai gambaran perilaku kesehatan gigi dan mulut sehingga anak maupun masyarakat secara luas dapat meningkatkan dan menjaga kesehatan gigi dan mulut dengan baik dan benar.
E. Ruang Lingkup
Adapun ruang lingkup penelitian ini terdiri dari : a. Ruang Lingkup Metode
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode kuantitatif
b. Ruang Lingkup Waktu
Adapun ruang lingkup waktu ini dilakukan pada bulan Juni-Juli 2022 c. Ruang Lingkup Tempat
Adapun ruang lingkup tempat penelitian ini dilakukan di RW 03 Kampung Raksabala Desa Ramasari
d. Lingkup Materi
Adapun ruang lingkup materi penelitian ini dilakukan berkaitan dengan Keperawatan Anak.