• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I - Teknokrat Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB I - Teknokrat Repository"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Capsicum Annuum L. atau yang sering dikenal dengan cabai merah, adalah salah satu tanaman holtikultura yang banyak dibudidayakan karena memiliki nilai ekonomis yang tinggi dan banyak manfaat. Seperti untuk menambah nafsu makan, mempercepat penyembuhan luka dan mengobati rasa nyeri. Data dari badan pusat statistik produktivitas cabai merah cenderung fluktuatif dari tahun 2013-2016, dimana produktivitas tertinggi mencapai 1.074.611 ton/ha pada tahun 2014 (Maharani and Arimurti, 2019).

Cabai merupakan komoditas yang sangat potensial dan memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Dirjen Hortikultural 2015 menyatakan beberapa alasan dalam pengembangan komoditas cabai merah, Salah satunya komoditas unggulan bernilai ekonomis tinggi. Cabai merah 80% digunakan untuk konsumsi rumah tangga, dan 20% untuk keperluan industri pengolahan makanan. Menurut FAOSTAT 2015 indonesia menduduki peringkat ke empat produksi cabai didunia setelah china, mexico dan turki, sedangkan angka produktivitasnya masih lebih rendah dibandingkan negara cina yang mencapai 21.89 ton/ha (Rienzani Supriadi, D. Susila and Sulistyono, 2018).

Secara umum cabai merah bisa dibudidayakan pada suhu optimal Antara 24-28C dengan ketinggian 0-2000 mdpl, curah hujan berkisar 800-2000 mm/tahun dan kelembaban 70-80%. Pada tanaman cabai merah suhu sangat berpengaruh terhadap hasil produksi. Apabila suhu tanah yang naik dapat berakibat kurangnya

(2)

2

kandungan air dalam tanah sehingga unsur hara sulit diserap oleh tanaman dan dapat mengakibatkan aktivitas negative untuk tanaman cabai merah, dan dapat memperlambat pertumbuhan dari tanaman cabai merah (Harfi, Pangaribuan and Estananto, 2018).

Dengan kemajuan teknologi dalam beberapa tahun terakhir, penggunakan Intermet Of Things (IoT) semakin marak digunakan dalam bidang keamanan

maupun bidang pertanian. Banyak sekali keuntungan dalam menggunakan system ini yaitu jarak jangkauan yang jauh, konektifitas nirkabel dan kemampuan pemrosesan data (Setiawan, Tanudjaja and Octaviani, 2019). Kemajuan teknologi IoT ini dapat memudahkan berbagai macam pekerjaan termasuk dalam bidang pertanian, sehingga perawatan dapat dilakukan dari jarak jauh dan setiap waktu.

Ada beberapa peneltian sebelumnya yang berkaitan dengan proses pemantauan suhu dan kelembaban, salah satunya (Harir, Novianta and Kristiyana, 2019), pada penelitian tersebut melakukan monitoring dan juga pengontrolan penyiraman tanaman menggunakan aplikasi Blynk, pada penelitian ini menggunakan sensor suhu DHT22 dan sensor DS18S20, namun aplikasi Blynk masih sangat awam bagi masyarakat umum. Dikarenakan masalah tersebut pada penelitian ini menggunakan aplikasi telegram, dari rilis pada tahun 2013 pada bulan pertama mendapatkan 100.000 pengguna aktif harian, pada bulan februari tahun 2016 telegram memberikan peryataan bahwa mereka memiliki 100 juta pengguna aktif bulanan (Andharisha, 2022).

Wawancara yang dilakukan di Bergen, Kerto Sari, Kecamatan Tanjung Sari, Kab Lampung Selatan dengan Narasumber Bapak Darwan, menyatakan bahwa

(3)

3

cabai merah membutuhkan suhu dan kelembaban yang cukup agar tanaman cabai merah tidak layu, dan tanaman cabai merah harus mendapatkan penyiraman di setiap pagi dan sore agar mendapatkan kelembaban yang ideal. Dengan faktor – factor tersebut dibutuhkan sistem yang mampu untuk menjaga suhu dan kelembaban dari tanaman cabai merah, agar taman cabai merah dapat mendapatkan pertumbuhan yang maksimal dan hasil yang baik dalam produktivitanya.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka rumusan pada penelitian ini yaitu Bagaimana membangun alat yang mampu menyetabilkan suhu dan kelembaban pada tanaman cabai merah?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Membuat rancang bangun alat pengontrol suhu dan kelembaban untuk tanaman cabai merah.

2. Menggunakan aplikasi Telegram.

1.4 Batasan Masalah

Adapun batasan masalah pada penelitian ini yaitu:

1. Menggunakan Sensor suhu berupa DHT22 dan Sensor Kelembaban Tanah Soil Moisture.

2. Menggunakan aplikasi Telegram untuk mengkontroll suhu dan kelembaban.

1.5 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagi Penulis

(4)

4

a. Sebagai sarana pembelajaran dan menambah wawasan dibidang Sistem Tertanam dan Sistem Kendali.

b. Memberikan manfaat dalam penerapan teori-teori yang di peroleh dari bangku kuliah.

2. Bagi Akademik (Universitas Teknokrat Indonesia)

Dibangunnya implementasi dalam sistem ini dapat diharapkan memberikan manfaat Sebagai alat ukur mahasiswa dalam menangani materi-materi kuliah.

Referensi

Dokumen terkait

Satu imago betina yang baru keluar dari pupa atau nimfa instar akhir diinfestasikan pada tanaman cabai merah dan tomat yang ditanam dalam polibag untuk mengetahui keturunan B.. tabaci

[r]