Pasal 1131 KUH Perdata (K.Perdata) menyebutkan bahwa segala harta benda seseorang pada umumnya merupakan jaminan atas kewajibannya, namun jaminan tersebut pada umumnya merupakan jaminan atas kewajibannya. UU No. 42 Tahun 1999, jaminan fidusia ini disebut juga dengan “Pengalihan Hak Milik dalam Perwalian”. Dalam memberikan pinjaman, bank lapis kedua harus mempunyai keyakinan terhadap kesanggupan dan kesanggupan debitur untuk melunasi utangnya sesuai perjanjian. 4) Sementara itu, dalam penjelasan Pasal 8 Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 No.
UU No.7 Tahun 1992, Jo UU No.10 Tahun 1998 Pasal 8. dengan ketentuan bahwa pada saat debitur membayar utangnya, . maka kreditur harus.. mengembalikan kepemilikan barangnya kepada debitur".5). Berdasarkan pasal 24 undang-undang dasar perbankan disebutkan bahwa “bank umum dilarang memberikan kredit tanpa agunan”. Tujuan ini dapat tidak bertentangan dengan ketertiban umum, kesusilaan tidak dan tidak boleh dilarang oleh undang-undang.
Jika para pihak tidak melaksanakan perjanjian maka akan mempunyai akibat yang sama seperti jika para pihak tidak melaksanakan undang-undang yaitu akan dikenakan sanksi tertentu. Undang-undang menentukan masa berlakunya suatu perjanjian, misalnya. Pasal 1066 (3) KUH Perdata menyatakan bahwa ahli waris dapat mengadakan perjanjian untuk jangka waktu tertentu. pastikan untuk tidak berbagi aset warisan. Para pihak atau undang-undang dapat mengatur bahwa jika terjadi peristiwa tertentu maka perjanjian berakhir.
Pasal 1 angka 12 Undang-Undang Pokok Perbankan No. 8 Tahun 1998 memberikan pengertian kredit, yaitu: .. yang dipersamakan dengan itu, berdasarkan perjanjian atau perjanjian pinjam meminjam antara Bank dengan pihak lain yang mewajibkan peminjam untuk melunasi utangnya. setelah jangka waktu tertentu sebesar bunga atas imbalan atau pembagian keuntungan. 14). Jika memperhatikan ketentuan pasal 1 angka 12 Undang-Undang Pokok Perbankan Tahun 1998, memuat kewajiban membayar kembali pinjaman. Hal ini sesuai dengan Undang-Undang Pokok Perbankan No. 10 Tahun 1998 yang mensyaratkan adanya kepercayaan terhadap pemberian kredit.
Fiducia Sebagai Jaminan Kredit
Diberikan kepada pihak yang dapat memberikan benda atau surat berharga tertentu atau orang sebagai jaminan. Dalam fidusia, yang dibedakan dengan saham, yang diserahkan kepada kreditur sebagai jaminan adalah hak milik, sedangkan barang itu tetap dalam penguasaan debitur, sehingga terjadi penguasaan demi kepemilikan. Dalam hal fidusia, sebenarnya debitur tidak menyerahkan obyek jaminannya kepada kreditur, melainkan hanya hak milik saja yang diserahkan kepada perwalian. Agunan tersebut masih menjadi milik debitur dan debitur masih dapat menggunakannya untuk keperluan sehari-hari. Fidusia diberikan sebagai jaminan yang diberikan dalam bentuk kontrak.
Biasanya dalam meminjamkan uang, kreditur menyatakan dalam kontrak bahwa debitur harus menyerahkan benda tertentu sebagai jaminan pelunasan utangnya 18). Jaminan fidusia adalah hak tanggungan atas barang bergerak baik berwujud maupun tidak berwujud, serta barang bergerak terutama bangunan yang tidak dapat dibebani dengan hak tanggungan sebagaimana diatur dalam Undang-undang No. Masih belum ada konsensus di antara para pemegang mengenai sifat dan tujuan kontrak fidusia, meskipun semuanya dimaksudkan untuk memberikan jaminan.
Bagi kreditor, pendapat ini didasarkan pada sistem hukum Anglo-Amerika, bahwa perjanjian fidusia disamakan dengan perjanjian sistem hipotek (sekarang digantikan dengan hak tanggungan) sehingga kreditur hanya menerima hak jaminan kebendaan (zakelijk) dan tidak mendapatkan manfaat hak eigendoms atas. Pendapat kedua menyatakan bahwa perjanjian fidusia merupakan perjanjian pribadi bagi kreditur. Konsekuensinya, apabila debitur wanprestasi, maka kreditur dapat dengan leluasa menentukan pemenuhan utangnya. Kedua jenis perjanjian ini mempunyai sifat yang berbeda dan mempunyai akibat hukum yang berbeda terhadap perjanjian fidusia.
Pendapat yang mengatakan bahwa perjanjian fidusia bersifat bisnis berarti bahwa hak yang diperoleh pemegang fidusia (kreditur) adalah hak. Sedangkan pendapat yang mengatakan bahwa perjanjian fidusia bersifat mengikat berarti bahwa hak-hak pemegang fidusia adalah hak milik penuh (kepemilikan). Walaupun hak-hak tersebut dibatasi oleh hal-hal yang ditentukan bersama dalam perjanjian, namun pembatasan tersebut hanya bersifat pribadi 21). Sedangkan yang mengatakan perjanjian fidusia bersifat wajib berarti hak pemegang fidusia adalah hak milik penuh (kepemilikan). Sekalipun hak-hak tersebut dibatasi oleh hal-hal yang ditentukan bersama dalam perjanjian, pembatasan tersebut hanya bersifat pribadi 22).
Seperti halnya perjanjian jaminan utang lainnya, seperti hipotek, hipotek atau perjanjian tanggungan, akta perwalian juga merupakan akta perwalian yang juga merupakan perjanjian tambahan (tail agreement). Dalam hal ini perjanjian yang pokok adalah perjanjian utang piutang dan debitur. Oleh karena itu, akibat dari perjanjian ikutan ini adalah apabila perjanjian pokok itu tidak sah, atau karena sebab apa pun kehilangan keabsahannya atau dinyatakan tidak sah, maka . undang-undang tentang perjanjian perwalian, karena perjanjian tambahan menjadi tidak sah. 23). Sedangkan kebutuhan dan pentingnya lembaga perwalian ini sebagai lembaga penjamin adalah demi keselamatan dan keamanan hukum orang tersebut.
Dalam kegiatan tersebut, khususnya kegiatan perdagangan/perdagangan yang memerlukan kredit namun tidak mempunyai benda tetap sebagai jaminan memperoleh kredit. Selain itu meskipun lembaga pengelola ini telah melembaga dalam praktek perbankan dan masyarakat, namun tidak lepas dari kekurangan, permasalahan atau kelemahan dalam praktek pelaksanaannya yaitu tidak adanya aturan yang mengaturnya yang berarti tidak diaturnya perjanjian pengelolaan ini. menurut hukum,.
Pelaksanaan Pemberian Kredit Dengan Jaminan Fiducia
Artinya hukum kontrak memberikan kebebasan yang seluas-luasnya kepada masyarakat untuk mengadakan perjanjian-perjanjian yang memuat dan memvariasikan apa saja, sepanjang tidak melanggar ketertiban umum dan kesusilaan umum, dalam hal ini para pihak yang mengadakan perjanjian diperbolehkan untuk membuat atau membuat. ketentuan tersendiri yang menyimpang dari pasal – pasal hukum kontrak. Setelah itu, formulir permohonan kredit yang telah diisi akan dikirim ke bagian kredit untuk ditinjau. Penilaian kredit akan dilakukan oleh BANK Samarinda, dan pada tahap ini BANK terus mengkaji apa yang disebut dengan analisis kredit C seperti yang telah disebutkan sebelumnya yaitu.
Sehingga jaminan lain yang berupa barang bergerak (misalnya: mobil, mesin) hanya berfungsi sebagai jaminan tambahan yang diperlukan jika kreditur merasa masih ada yang kurang dalam pemenuhan kreditnya, maka ia dapat meminta jaminan tambahan dalam bentuk barang bergerak. berupa barang bergerak (mobil, sepeda, sepeda motor, dan lain-lain). Pada tahap ini pimpinan BANK Samarinda mempertimbangkan hasil pemeriksaan petugas BANK pada tahap penilaian lanjutan. Apabila debitur wajib menandatangani akta persetujuan pembukaan kredit yang dibuat oleh BANK Samarinda dalam bentuk.
Jangka waktu kredit di BANK Samarinda adalah 1 tahun, 3 tahun atau sesuai kesepakatan antara kreditur dan debitur. Untuk menjamin pelunasan utang debitur maka debitur harus membuat perjanjian yang menitikberatkan pada agunan, baik tanggungan maupun fidusia. Ada juga pembicaraan untuk memberikan kendali mutlak kepada kreditur debitur/BANK atas jaminan yang tidak dapat dibatalkan atas harga objek tersebut, sehingga memberikan posisi yang kuat bagi BANK.
Pengawasan aktif yang dilakukan secara langsung akan mampu mengidentifikasi segala permasalahan yang timbul dan dihadapi debitur.
Faktor-faktor Penyebab Kredit Macet
Tindakan Hukum Bank Terhadap Barang Jaminan
- Penagihan melalui saluran hukum
Kredit tidak lancar yaitu kredit 3 atau 6 bulan, dalam hal ini transfernya tidak lancar, bunganya tidak bagus, begitu pula dengan cicilannya. utang pokok. Bank akan memberikan kesempatan kepada nasabah untuk berusaha memenuhinya selama 3 atau 6 bulan, namun jika dalam jangka waktu tersebut tidak terpenuhi maka bank akan mengambil langkah lebih lanjut seperti mencairkan agunan dan menyerahkannya kepada badan hukum. atau institusi. siapa yang ditunjuk. Kredit macet, sebagai kelanjutan dari.. upaya penyelesaian atau . reklasifikasi kredit yang tidak lancar dan perusahaan tidak berhasil, maka kredit tersebut dikategorikan sebagai kredit macet. Berdasarkan keterangan di atas, kredit bermasalah termasuk dalam kredit jangka panjang, kredit diragukan, kredit dalam perhatian khusus, dan kredit macet.
Setelah BANK Samarinda mengklasifikasikan kredit tersebut bermasalah, maka akan dilakukan tindakan hukum untuk menyelesaikan kredit macet tersebut. Dalam proses perdamaian ini, BANK masih yakin debitur dapat melunasi kredit dan bunga yang terutang. Perdamaian adalah suatu perjanjian dimana kedua belah pihak, dengan menyerahkan, menawarkan, atau menahan sesuatu, mengakhiri atau mencegah timbulnya suatu sebab.”
Salah satu cara mengatasi pelunasan utang macet dari debitur adalah dengan menagih melalui jalur hukum. BUPLN sebagaimana diatur dalam Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia di atas merupakan kredit bermasalah yang tidak dapat lagi diselesaikan secara damai oleh bank dan tergolong kolektibilitas buruk sesuai dengan ketentuan Bank Indonesia No. .
Saran-saran