• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "BAB I"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara konstitusional atau constitutional state, yaitu negara yang dibatasi oleh konstitusi.1 Dalam penerjemahan sederhananya dapat disimpulkan bahwa negara Indonesia merupakan negara hukum, hal ini tentunya sejalan dengan apa yang tertuang dalam Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Pasal 1 Ayat (3) “Negara Indonesia adalah negara hukum”.

Manusia dengan penuh kesadaran tentu mengharapkan kehadiran negara untuk mewujudkan priority approach (kesejahteraan) dan security approach (keamanan), perlindungan hak-hak sebagai warga negara tentu merupakan hal yang sangat pokok sehingga seluruh warga negara secara kolektif membutuhkan perlindungan hukum. Manusia pada hakikatnya merupakan mahluk sosial yang tak bisa memisahkan diri secara penuh dari manusia lain atau lingkungan sosialnya, hubungan antar-masyarakat merupakan hal yang paling fundamental sehingga hubungan feed back(timbal balik) antar sesama tak dapat dikecualikan dalam kehidupan.

Dinamika kehidupan masyarakat telah banyak terjadi perubahan signifikan diberbagai bidang dan yang paling urgen adalah dibidang teknologi, informasi, dan komunikasi. Hal ini menyebabkan hubungan antara sesama manusia banyak

1 Jimly Asshiddiqie, Pengantar Ilmu Hukum Tata Negara, Cet. II. Rajawali Pers, Jakarta, 2010, Hal. 281.

(2)

2 terjalin secara online, tentu ini merupakan inovasi yang bertujuan memudahkan aktivitas manusia tetapi tidak bisa dipungkiri hal semacam ini memiliki berbagai macam masalah. Demikian juga perkembangan teknologi dibidang transportasi, ada begitu banyak inovasi teknologi dibidang transportasi mulai dari trasnportasi udara, laut dan darat, perkembangan ini membuat para pelaku usaha mulai memunculkan ide-ide untuk memudahkan masyarakat sebagai pengguna masal transportasi. Perputaran ide ini menghasilkan transportasi onlineberbasis aplikasi.

Aplikasi penyedia transportasi adalah sebuah aplikasi yang umumnya digunakan smartphone dengan fungsi sebagai alat pemesanan kendaraan untuk keperluan transportasi dari suatu tempat ke tempat lain.2Sehingga masyarakat tidak perlu lagi pergi ke suatu tempat untuk mencari transportasi, hal ini membuat para pelaku usaha mulai menawarkan transportasi online, perbedaan antara transportasi konvensional dan transportasi online yaitu waktu yang begitu singkat serta kemudahannya. Kemajuan yang sangat signifikan membuat masyarakat lebih banyak memakai transportasi onlinekarena transportasiini memudahkan aktivitas masyarakat untuk mengangkut penumpang serta memberikan kelebihan-kelebihan yang tidak dimiliki angkutan konvensional.

Saat ini telah terciptanya inovasi yang baru yaitu transportasi ojek online berbasis aplikasi, salah satu perusahaan yang mengakomodir transportasi online adalah Perseroan Terbatas GOJEK (selanjutnya disingkat

2 http://id.m.wikipedia.org/wiki/aplikasi_penyedia_transportasi, Diakses pada tanggal 10 Agustus 2019 pukul 18.17

(3)

3 PT.GOJEK).PT.GOJEKdidirikan pada tahun 2010 di Jakarta, perusahaan PT.GOJEK juga merupakan karya anak bangsa dibidang E-commerce yang melayani angkutan melalui jasa ojek. PT.GOJEK merupakan sebuah platform yang menyediakan sebuah pemesanan secara online dengan cara pemesanan melalui smartphone, PT.GOJEK tidak hanya memberikan pemesanan hanya pada jasa ojek saja tetapi didalam aplikasi GOJEK pula memberikan pelayanan berupa Go-Food, Go-Send, dan Go-Mart. Kehadiran ojek online yang menerapkan teknologi komunikasi tepat guna dalam masyarakat karena dengan penggabungan layanan transportasi dengan kecanggihan teknologi internet sehingga masyarakat lebih mudah dalam melakukan pemesanan, mengetahui rutenya, biaya transportasi, lokasi tujuan dan informasi driver yang merupakan suatu bentuk inovasi baru dalam dunia bisnis transportasi.3

Dalam Pasal 1313 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Selanjutnya disingkat KUHPerdata) menyatakan suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengingatkan dirinya terhadap satu orang atau lebih lainnya. Perjanjian sebagai suatu peristiwa dimana seorang berjanji terhadap orang lain atau dimana dua orang itu saling berjanji untuk melaksanakan suatu hal. Bentuk hubungan kerja yang dijalankan antara PT.GOJEK dengan driver GOJEK melalui kontrak elektronikdalam suatu perjanjian kemitraan yang berbeda dengan konsep perjanjian yang diatur dalam KUHPerdata. Pada praktiknya, bila seseorang yang

3 Andika Wijaya, Aspek Hukum Bisnis Transportasi Jalan Online, Sinar Grafika, Jakarta, 2016, Hal. 1.

(4)

4 memberikan jasanya dan tenaga berdasarkan kepentingan dan arahan pihak pengusaha, bertindak atau bekerja untuk dan atas nama pengusaha, memakai fasilitas pengusaha, potensi untung serta resiko rugi melekat pada pihak pengusaha dan sifatnya temporer, maka sejatinya itu adalah pekerja bukan mitra.4

Maka hal ini membuat perjanjian kemitraan tidak bisa diterapkan dalam perjanjian kerja karena karakter dari perjanjian kemitraan itu yang berbeda, faktanya PT.GOJEK mempraktikannya dalam sektor transportasi yang semustinya hubungan antara driver gojek dengan PT.GOJEK adalah hubungan kerja yang tunduk pada Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan sebagaimana diatur dalam Pasal 1 angka 15 menyatakan hubungan kerja adalah hubungan antara pengusaha dengan pekerja/buruh berdasarkan perjanjian kerja yang mempunyai unsur pekerjaan, upah, dan perintah.Tidak adanya penjelasan lebih jauh mengenai unsur-unsur hubungan kerja membuat setiap pihak memiliki penafsiran yang berbeda-beda. Jika dilihat bagaimana putusan pengadilan melihat unsur-unsur hubungan kerja. Misalnya terlihat dalam kasus sopir dan sebuah perusahaan transportasi di pelabuhan tanjung perak Surabaya. Pada putusan Mahkamah Agung Nomor 841/K/Pdt.Sus/2009 dalam perkara sopir taksi dengan perusahan di bidang transportasi. Dalam perkara itu MA menyatakan tidak ada unsur upah karena sopir taksi hanya menerima komisi/presentase. Selain itu, tidal ada unsur perintah karena sopir taksi diberi kebebasan mencari penumpangnya

4Https;//www.hukum-hukum.com/2017/06/modus-menjadikan-pekerja-sebagai mitra- .html?m=1 Diakses pada tanggal 11 agustus 2019 pukul 14:27

(5)

5 sendiri. Sifatnya yang vertikal dan pola relasinya yang ada ialah hubungan antara pekerja dan pengusaha di sektor transportasi.Pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan oleh driver Gojek juga harus mengikuti setiap peraturan yang dibuat oleh PT.GOJEK itu sendiri. Berikut ini adalah peraturan yang dibuat oleh PT.GOJEK yang diawasi system Gojek :

Tabel peraturan PT.GOJEK yang dideteksi oleh Sistem

Jenis Pelanggaran yang terdeteksi oleh sistem

Tingkatan Sanksi

Driver terlalu banyak melakukan pembatalan order

RENDAH

Alasan pembatalan order yang dipilih driver tidak sesuai dengan keadaan yang

sebenarnya

RENDAH

Driver diduga menjalakan order secara offline di bandara

SEDANG

Menyelesaikan order yang tidak dijalankan TINGGI Menyelesaikan order yang tidak wajar MAKSIMUM TINGGI Melakukan kecurangan ketika membayar

order GO-FOOD dan GO-SHOP

MAKSIMUM TINGGI

Melakukan kecurangan dengan membuat order palsu/fiktif

MAKSIMUM SANGAT TINGGI

Driver GOJEK selaku pekerja PT.GOJEK jika suatu ketika melakukan pelangaran maka orang yang bersangkutan akan mendapatkan sanksi berupa suspend. Suspend adalah sebuah tindakan yang dilakukan oleh PT.GOJEK kepada driverGOJEK berupa dinonaktifkannya bonus sesuai dengan batas waktu yang

(6)

6 telah ditentukan5. Suspend disini diberikan kepada driver GOJEK bila melakukan sebuah tindakan yang dapat merugikan PT.GOJEK. Jika suspenddiberikan kepada driver GOJEK bukan semata-mata bisa diterima begitu saja tetapi PT.GOJEK memberikan kesempatan bagi pekerjanya untuk melakukan tindakan banding6.

Seiring dengan berjalanya waktu apabila driver masih melakukan pelanggaran maka akan mendapatkan ”Pemutusan Mitra”. Padahal berdasarkan perjanjian kemitraan tunduk pada Pasal 1338 KUHPerdata tentang asas kebebasan berkontrak yang menyatakan Semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagai undang-undang bagi mereka yang membuatnya. Dengan menekankan pada kata “semua”, maka pasal ini seolah-olah berisikan suatu pernyataan kepada masyarakat bahwa kita diperbolehkan membuat perjanjian yang berupa dan berisi apa saja atau tentang apa saja dan perjanjian itu akan mengikat meraka yang membuatnya sebagai undang-undangdan Pasal 1320 tentang syarat sahnya perjanjian serta dijalankan menurut Pasal 1338 dengan itikad baik. Inilah yang kemudian menjadi permasalahan karena suspend dan pemutusan hubungan kemitraan yang selama ini terjadi bisa disebabkan oleh terjadinya kesalahan sistem(gangguan jaringan internet atau kesalahan server)yang bukan terjadi karena tidak adanya itikad baik oleh driver GOJEK, permasalahannya terdapat pada

5 Suspend merupakan tindakan sepihak yang dilakukan oleh PT.GOJEK terhadap driver Gojek secara langsung dengan di nonaktifkanya bonus selama tiga hari untuk pelangaran pertama dan tujuh hari untuk pelangaran kedua

6 Banding adalah sebuah pembelaan yang diberikan perusahaan kepada driver GOJEK bilamana tindakan yang dilakukan oleh PT.GOJEK tidak benar adanya. Banding akan diproses selama tujuh hari untuk pelanggaran tinggkat pertama dan untuk pelanggaran tinggkatan kedua akan diproses selama empat belas hari

(7)

7 banding yaitu rentan waktu proses tidak sesuai dengan sanksi yang dijalankan, banding yang dilakukan driver GOJEK selama waktu yang ditentukan oleh PT.GOJEK dikabulkan setelah seorang driver GOJEK telah melewati sanksinya hal ini membuat driver GOJEK dirugikan seharusnya bisa bekerja untuk mencari nafkah terhenti karena melewati sanksi yang bukan penyebabnya dan jika seorang driver meminta kembali setelah pemutusan hubungannya berakhir ia masih bisa kembali bekerja di PT.GOJEK serta mendapatkan kembali haknya untuk bekerja apabila bandingnya diterima.

Inilah yang menjadi permasalahanya timbulnya kerugian pada driver GOJEK padahal kesalahan sistem bukan disebabkan oleh driver, dengan kata lain sistem yang dibuat oleh PT.GOJEK terdapat kekurangan yang begitu besarsehinga mengakibatkan pihak yang lain mendapatkan kerugian. Padahal seyogyanya perusahaan juga ikut bertanggungjawab terhadap hal yang menimpa driver GOJEK. Berdasarkan uraian tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “PERLINDUNGAN HUKUM KEPADA DRIVER GOJEK DALAM PEMUTUSAN PERJANJIAN KEMITRAAN”

(8)

8 B. Rumusan Masalah

Setelah apa yang telah diuraikan pada latar belakang di atas maka rumusan permasalahannya yaitu:

“Bagaimana perlindungan hukum kepada Driver Gojek online dalam pemutusan Perjanjian kemitraan?”

C. Tujuan Penulisan

Tujuan penelitian bedasarkan permasalahan di atas adalah :

1. Untuk mengkaji dan menganalisa perlindungan kepada hak-hak driver Gojek sebagai ojek online sebagaimana mestinya dalam hubungan perjanjian kemitraan.

2. Sebagai salah satu persyaratan guna mendapatkan Gelar Sarjana pada Fakultas Hukum Universitas Pattimura.

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Diharapkan dapat menjadi bahan kajian untuk penelitian-penelitian berikutnya dan sebagai sumbangan bagi perkembangan pemikiran hukum perdata, khususnya berkaitan dengan realita yang terjadi di masyarakat terkait dengan perlindungan hukum kepada pengendara ojek online terhadap pemutusan hubungan kemitraan.

(9)

9 2. Manfaat Praktis

Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan dan sumbangan pemikiran untuk PT.GOJEK dapat dipergunakan sebagai bahan pertimbangan dalam memecahkan persoalan yang ada baik masa sekarang dan masa yang akan datang.

E. Kerangka Konseptual 1. Perlindungan Hukum

Setiap warga negara memiliki kedudukan yang sama, bahkan ada asas yang berbunyi “equality before the law” semua orang sama dihadapan hukum.

Kedudukan yang sama kepada warga negara membuat setiap warga negara berhak mendapatkan berupa kepastian hukum, jaminan hukum dan perlindungan hukum.Perlindungan hukum adalah pengayoman kepada hak asasi manusia yang dirugikan orang lain dan perlindungan tersebut diberikan kepada masyarakat agar mereka dapat menikmati semua hak-hak yang diberikan oleh hukum atau dengan kata lain perlindungan hukum adalah berbagai upaya hukum yang harus diberikan oleh aparat penegak hukum untuk memberikan rasa aman, baik secara pemikiran maupun fisik dari gangguan dan berbagai ancaman dari pihak manapun.7

Perlindungan hukum adalah penyempitan arti dari perlindungan, dalam hal ini hanya perlindungan oleh hukum saja. Perlindungan yang diberikan oleh hukum terkait pula dengan adanya hak dan kewajiban, dalam hal ini yang

7 Satjipto Raharjo, Ilmu Hukum, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung2000, Hal. 74.

(10)

10 dimiliki oleh manusia sebagai subjek hukum dalam interaksinya dengan sesamamanusia serta lingkungannya. Sebagai subjek hukum manusia memiliki hak dan kewajiban untuk melakukan suatu tindakan hukum.8 Hukum diciptakan sebagai suatu sarana atau instrumen untuk hak-hak dan kewajiban-kewajiban subyek hukum, di samping itu, hukum juga berfungsi sebagai instrumen perlindungan bagi subyek hukum. Menurut Sudikno Mertokusumo hukum berfungsi sebagai kepentingan manusia.9 Lebih lanjut Sudikno Mertokusumo menyatakan bahwa, hukum mempunyai fungsi sebagai perlindungan kepentingan manusia. Hukum harus dilaksanakan guna melindungi kepentingan manusia. Pelaksanaan hukum tidak selamanya berlangsung secara normal dan damai, tetapi dalam pelaksanaannya tentu terdapat pelangaran hukum.

Pelangaran hukum dapat terjadi apabila subjek hukum tertentu melanggar hak- hak subjek hukum lain atau tidak menjalankan kewajibannya yang seharusnya dijalankan. Maka subjek yang telah dilanggar haknya tersebut wajib mendapatkan perlindungan hukum.10

Sudikno Mertokusumo juga menyebutkan bahwa perlindungan hukum adalah suatu hal atau perbuatan untuk melindungi subyek hukum berdasarkan

8 CST Kansil. Pengantar Ilmu Hukum dan Tatat Hukum Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1980, Hal. 102.

9 Sudikno Mertokusumo, Bab-Bab Tentang penemuan Hukum, Citra Aditya, Bandung, 1993, Hal. 140.

10 Ridwan HR, Ilmu Hukum, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, 2000, Hal. 280.

(11)

11 pada peraturan perundang-undangan yang berlaku disertai dengan sanksi-sanksi bila ada yang melakukan wanprestasi.11

2. Perjanjian

Perjanjian dirumuskan dalam Pasal 1313 KUHPerdata, yaitu suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengingatkan dirinya terhadap satu orang atau lebih lainnya. Perjanjian sebagai suatu peristiwa dimana seorang berjanji terhadap orang lain atau dimana dua orang itu saling berjanji untuk melaksanakan suatu hal.12 Perwujudan tertulis dari perjanjian maka seseorang membuat sebuah naskah perjanjian, kontrak adalah salah satu dari dua dasar hukum yang ada selain undang-undang yang dapat menimbulkan perikatan, sedangkan perikatan adalah suatu keadaan hukum yang mengikat satu atau lebih subjek hukum dengan kewajiban-kewajiban yang berkaitan satu sama lain, sehingga dengan adanya perjanjian seseorang memiliki akibat hukum yang menciptakan suatu prestasi (janji) yang baru dilaksanakan.

Perjanjian membutuhkan sebuah persetujuan dari pihak-pihak yang bersangkutan, sedangkan perikatan bukan dengan janji pun terjadi, tidak ada persutujuan pihak-pihak yang bersangkutan.13 Perjanjian pada dasarnya berbentuk bebas, artinya diadakan secara lisan, dan apabila itu diterapkan dalam

11 Sudikno Mertokusumo, Mengenal Hukum(Suatu Pengantar), Cahaya Utama, Yogyakarta, 1991, Hal. 8.

12 Subekti, Hukum Perjanjian, Intermasa, Jakarta, 2005, Hal. 1.

13 C.S.T Kansil, Modul Hukum Perdata, Termasuk Asas-Asas Hukum Perdata, Pradarya Paramita, Jakarta, 2004, Hal. 209.

(12)

12 suatu tulisan, yang sifatnya sebagai alat pembuktian semata.14 Berdasarkan dari uraian di atas dapat dipahami bahwa perjanjian dapat timbul apabila ada dua pihak atau lebih yang saling mencocokan pernyataan untuk mencari suatu kesepakatan sehinga dapat menimbulkan akibat hukum.

Perjanjian yang dapat dilakukan antara para pihak yang dapat menimbulkan keuntungan antara para pihak salah satu perjanjian itu adalah perjanjian kemitraan. Kemitraan dilihat dari perspeiktif etimologis diadaptasi dari kata partnership, dan berasal dari akar kata partner. Partner dapat diterjemahkan “jodoh, sekutu atau kampayon”. Makna partnership yang diterjemahkan menjadi persekutuan atau perkongsian.15 Kemitraan menurut Kian Wie merupakan kerjasama usaha antar perusahaan besar dengan menengah yang bergerak di sektor produksi barang-barang maupun di sektor jasa dengan industri kecil berdasarkan atas asas saling membutuhkan, saling memperkuat, dan saling menguntungkan.16

Menurut Umar Kasim, perjanjian kemitraan adalah bentuk umum suatu hubungan hukum antara satu pihak dengan pihak lainnya atas dasar hubungan kemitraan (partnership agreement). Bentuk perjanjian melakukan pekerjaan atas dasar kemitraan yaitu: perjanjian bagi hasil, perjanjian keagenan (baik

14 H.F.A Vollmar, Pengantar Studi Hukum Perdata, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1995, Hal. 128.

15 Ambar Teguh sulistiyani. Kemitraan Dan Model-Model Pemberdayaan, Gaya Media, Yogyakarta. 2004, Hal. 129.

16 Thee Kian Wie, Dialog Kemitraan Dan Keterkaitan Usaha Besar Dan Kecil Dalam Sektor Industri Pengolahan, Granmedia Jakarta, 1992, Hal. 3.

(13)

13 secara pribadi atau korporasi), inti-plasma, sub-kontrak, perjanjian pembayaran (setoran) sejumlah nilai uang tertentu, dan lain-lain.Dari beberapa pendapat yang telah diuraikan di atas maka dapat diperhatikan bahwa perjanjian kemiraan ini merupakan suatu hubungan hukum yang terjadi antara kedua belah pihak atau lebih yang sama-sama bekerja pada bidang masing-masing sehingga terciptanya suatu kesetaraan antara pihak-pihak yang mengikatkan diri pada suatu kesepakatan yang menimbulkan keuntungan.

3. Ojek Online

Transportasi atau pengangkutan merupakan bidang kegiatan yang sangat penting dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Menyadari peranan transportasi, maka lalu lintas dan angkutan jalan ditata dalam suatu sistem transportasi nasional secara terpadu dan mampu mewujudkan ketersediaan jasa transportasi yang sesuai dengan tingkat kebutuhan lalu lintas dan pelayanan angkutan yang tertib, nyaman, cepat, lancar, dan berbiaya murah.17 Di Indonesia banyak dijumpai sepeda motor yang juga melakukan fungsi sebagai kendaraan umum yaitu mengangkut orang dan memungut biaya yang telah disepakati. Moda transportasi jenis ini terkenal dengan nama ojek. Ojek melayani rute perjalanan sesuai permintaan penumpang. Dalam hal ini ojek adalah bagian dari moda paratransit. Moda paratransit adalah moda dengan

17 Abdulakbar Muhammad, Hukum Penggangkutan Niaga, Citra Aditya Bakti, Bandung, 1998, Hal. 7.

(14)

14 rute dan jadwal atau waktu yang dapat diubah sesuai keinginan penumpang (demand responsive).

Era globalisasi saat ini terdapat fenomena ojek dengan suatu inovasi yang baru, yaitu ojek berbasis aplikasi atau online. Fenomena ojek online kini semakin digemari, sebab angkutan ojek online mempunyai karakteristik sebagai berikut :

1. Efesiensi dalam hal waktu, cara pemesanan, mampu melayani pada saat diperlukan, daya jelajahnya cukup tinggi, dan;

2. Memiliki ciri khas tersendiri yaitu menggunakan atribut berupa helm dan jaket yang telah ditetapkan oleh setiap perusahaan beserta logonya.

Keberadaan ojek online sebagai suatu bentuk pemenuhan kebutuhan masyarakat akan angkutan dengan operasional pelayanan seperti ojek hanya saja dengan pelayanan yang berbeda.

F. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian yuridis normatif. Penelitian yuridis normatif dengan cara meneliti bahan kepustakaan atau bahan hukum sekunder yang meliputi buku-buku atau norma-norma hukum yang terdapat dalam peraturan perundang-undangan, asas-asas hukum, kaidah hukum dan sistematika hukum serta mengkaji ketentuan perundang-undangan, putusan

(15)

15 pengadilan dan bahan hukum lainnya.18Penelitian ini mengarah pada peraturan- peraturan tertulis atau bahan hukum lainnya.

2. Sifat Penelitian

Penelitian ini bersifat deskriptif analitis, yaitu dengan jalan menguraikan, menjelaskan, dan menggambarkan apa adanya sesuai dengan permasalahan yang diangkat dan bahan hukum yang diperoleh.19

3. Pendekatan Masalah

1. Pendekatan Perundang-undangan

Pendekatan undang-undang dilakukan dengan menelaah semua undang-undang dan regulasi yang bersangkut paut dengan isu hukum yang sedang ditangani. Hasil dari telaah tersebut merupakan suatu argumen untuk memecahkan isu yang dihadapi.20

2. Pendekatan Konseptual

Dalam penelitian ini pendekatan yang digunakan yaitu pendekatan konseptual, pendekatan ini beranjak dari pandangan-pandangan dan doktrin- doktrin yang berkembang di dalam ilmu hukum terkait pengertian- pengertian hukum, konsep hukum maupun asas hukum yang relevan dengan permasalahan.

18 Ibrahim Johni, Teori Dan Metode Penelitian Hukum Normatif, Bayu Media Publishing, Malang, 2005, Hal. 336.

19 Soerjono Soekanto dan Sri mamudji, Pengantar Penelitian Hukum Ui Pres, Jakarta, 1986, Hal, 10.

20Peter Mahmud Marzuki,Penelitian Hukum, Kencana, Jakarta. 2014. Hal. 35.

(16)

16 4. Sumber Bahan Hukum

a. Bahan Hukum Primer

Bahan hukum primer merupakan semua ketentuan-ketentuan yang ada berkaitan dengan pokok pembahasan. Adapun bahan Hukum Primer sebagai berikut :

1. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata

2. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan

3. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik

4. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

5. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2013 tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usah Mikro, Kecil, dan Menengah

6. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 108 Tahun 2017 tentang Penyelenggaraan Angkutan Orang Dengan Kendaraan Bermotor Umum Tidak Dalam Trayek

7. PERMA RI. No. 1 Tahun 2008 tentang Prosedur Mediasi di Pengadilan

b. Bahan Hukum Sekunder

Bahan hukum yang erat hubungannya dengan bahan hukum primer dan memberikan penjelasan serta menganalisa mengenai peraturan perundang-

(17)

17 undangan. Bahan hukum tersebut bersumber dari buku-buku, jurnal hukum, teori hukum dan pendapat para ahli serta penelitian-penelitian yang berkaitan dengan persoalan yang dibahas.

c. Bahan hukum Tersier

Bahan-bahan hukum yang memberikan informasi maupun penjelasan tentang bahan hukum primer dan sekunder. Bahan hukum tersier berupa kamu besar Bahasa Indonesia, kamus hukum, dan lain sebagianya.

5. Teknik Pengumpulan Bahan Hukum

Bahan hukum yang telah dikumpul dari studi dokumen yang dikelompokkan sesuai dengan permasalahan yang akan dibahas. Bahan hukum tersebut kemudian ditafsirkan dan dianalisa guna mendapatkan kejelasan dan pemecahan dari masalah yangdibahas.

G. Sistematika Penulisan

Penulisan proposal skripsi ini ditulis sesuai dengan suatu sistematika yang lazim digunakan dalam penulisan karya tulis ilmiah. Sistematika penulisan ini terdiri dari 4 (empat) Bab yang mana terdiri atas:

BAB. I : Menguraikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, kerangka konseptual dan metode penulisan serta sistimatika penulisan.

BAB. II : Menguraikan tentang tinjauan pustaka yaitu berisikan tentang pengertian- pengertian umum, mulai dari istilah, peraturan,

(18)

18 pandangan para pakar serta teori-teori yang dikemukakan oleh para ahli maupun konsep-konsep ilmiah.

BAB. III : Menguraikan tentang pembahasan yang di dalamnya termuat hasil penelitian dimana penulis membahas tentang permasalahan yang diangkat untuk dianalisa secara yuridis normatif

BAB. IV : Merupakan bab penutup yang berisikan kesimpulan dan saran dari hasil penelitian dan pembahasan berdasarkan bab- bab dan apabila dikemukakan pula saran-saran yang membangun berkaitan dengan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan.

Referensi

Dokumen terkait

The conclusion from the results of this study is the implementation of the 2013 Integrated Curriculum Character Education Program at Elementary school Pasar Lama 1