• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "BAB I"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Anak adalah bagian yang tidak terpisahkan dari keberlangsungan hidup manusia dan keberlangsungan suatu bangsa dan Negara.Agar kelak mampu bertanggungjawab dalam keberlangsungan bangsa dan Negara, setiap anak perlu mendapat kesempatan yang seluas-luasnya untuk tumbuh dan berkembang secara optimal baik fisik, mental maupun social.Untuk itu perlu dilakukan upaya perlindungan untuk mewujudkan kesejahteraan anak dengan memberikan jaminan terhadap pemenuhan hak-haknya tanpa perlakuan diskriminatif.

Negara menjunjung tinggi hak asasi manusia atau yang disebut dengan istilah HAM, termasuk di dalamnya hak asasi anak.yang ditandai dengan adanya jaminan perlindungan dan pemenuhan hak anak dalam beberapa ketentuan peraturan yang bersifat internasional maupun nasional yang mengatur tentang hak anak. Jaminan ini dikuatkan melalui ratifikasi konvensi internasional tentang hak anak yaitu pengesahan Konvensi Hak Anak melalui Keputusan Presiden nomor 36 tahun 1990 tentang Pengesahan Convention OnThe Rights Of The Child (Konvensi tentang hak Anak).

Di dalam Konvensi Hak Anak dalam pasal 6 telah menegaskan bahwa :

1. Negara-negara peserta mengakui bahwa setiap anak mempunyai hak yang melekat untuk hidup.

2. Negara-negara peserta akan menjamin sampai batas kemungkinan maksimum kelangsungan hidup dan perkembangan anak.

(2)

Adapun maksud dari ketentuan ini adalah setiap anak memiliki hak untuk hidup, dan kewajiban negara untuk menjamin kelangsungan hidup dan perkembangan anak.

Indonesia adalah negara peserta yang pertama meratifikasi konvensi hak anak. Sumber dan hukum sebagai implementasi dari ratifikasi tersebut pemerintah telah mengesahkan berbagai produk peraturan antara lain : Undang- Undang nomor 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia, selanjutnya disebut Undang-Undang HAM. Undang-Undang nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, selanjutnya disebut Undang-Undang perlindungan anak.

Undang- Undang Nomor 35 tahun 2014 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Republik Indonesia nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak.

Hak untuk hidup telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 39 tahun 1999 HAM pada pasal 54 ayat (1) bahwa

“ Setiap anak sejak dalam kandungan, berhak untuk hidup, mempertahankan hidup, dan meningkatkan taraf kehidupannya.”

Hal ini juga telah dirumuskan dalam Undang-Undang perlindungan anak dalam pasal 4 bahwa :

“Setiap anak berhak untuk dapat hidup, tumbuh dan berkembang dan berpartisipasi secara wajar sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.

(3)

Dalam undang-undang nomor 23 tahun 2002 memberikan pengertian anak bahwa :

anak adalah seseorang yang belum berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan.

Pengertian perlindungan anak juga dirumuskan di dalam undang undang nomor 23 tahun 2002 yaitu :

Perlindungan anak adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi anak dan hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh berkembang dan berpartisipasi secara optimal sesuai harkat dan martabat kemanusiaan

Arif Gosita berpendapat bahwa perlindungan anak adalah suatu usaha melindungi anak dapat melaksanakan hak dan kewajibannya.1

Adapun tujuan dari perlindungan anak adalah untuk menjamin terpenuhinya hak-hak anak agar dapat hidup, tumbuh, berkembang secara optima Untuk hidup, tumbuh dan berkembang, Hak-hak anak telah diatur dalam peraturan perundang-undangan sebagai suatu upaya perlindungan hukum yang diberikan pada anak. Menurut Satjipto Raharjo, perlindungan hukum adalah memberikan pengayoman terhadap hak asasi manusia yang dirugikan orang lain dan perlindungan itu diberikan oleh hukum.2

Perlindungan hukum merupakan suatu perlindungan yang diberikan hukum terhadap subyek hukum dalam bentuk perangkat hukum baik yang bersifat prefentif maupun yang bersifat represif , baik yang tertulis maupun tidak tertulis . dengan kata lain perlindungan hukum sebagai suatu gambaran dari fungsi

1Arif Gosita, Masalah Perlindungan Anak, Akademika Presindo, Jakarta, 1989. hal 17

2 Ibid hal 7

(4)

hukum yaitu konsep dimana hukum dapat memberikan suatu keadilan, kepastian, kemanfaatan dan kedamaian.

Anak memiliki hak untuk hidup, tumbuh dan berkembang secara wajar, supaya anak dapat tumbuh dan berkembang dengan baik maka Seorang anak sejak lahir sudah memiliki hak yang salah satunya adalah hak untuk mendapatkan air susu ibu (ASI). ASI merupakan makanan pertama dan utama bagi seorang anak yang masih . Air Susu Ibu atau yang disebut dengan ASI adalah suatu emulsi lemak dalam larutan protein, laktosa dan garam-garam anorganik yang disekresikan oleh kelenjar ibu yang berguna sebagai makanan terbaik bagi bayi.ASI merupakan cairan biologis kompleks yang mengandung semua nutrient yang diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangan seorang anak. Air susu ibu sangat cocok untuk memenuhi kebutuhan bayi, seperti halnya ketika bayi di dalam kandungan.

Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat , ASI Eksklusif adalah hanya pemberian ASI saja tanpa makanan dan minuman lain. Manfaat utama ASI Ekslusif bagi bayi adalah :

1. Sebagai nutrisi terbaik ASI merupakan sumber gizi yang sangat ideal dengan komposisi yang seimbang karena disesuaikan dengan kebutuhan bayi pada masa pertumbuhannya.

2. Meningkatkan daya tahan tubuh bayi yang baru lahir secara alamiah mendapat daya tahan tubuh dari ibunya melalui plasenta, tetapi zat tersebut akan cepat menurun

(5)

setelah kelahiran. Dengan member ASI yang mengandung zat kekebalan tubuh dapat melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi bakteri, virus dan jamur.

3. Meningkatkan kecerdasan, terdapat dua faktor penentu kecerdasan yaitu factor genetic dan faktor lingkungan.3

Kebutuhan akan ASI merupakan hak anak, dan yang namanya hak anak adalah hak asasi manusia atau yang disebut dengan HAM. Pengakuan akan hak anak adalah hak asasi manusia telah ditegaskan dalam undang-undang nomor 39 tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia yang di dalam pasal 52 ayat (2) menyebutkan :

“Hak anak adalah hak asasi manusia, dan untuk kepentingannya hak anak itu diakui dan dilindungi oleh hukum bahkan sejak dalam kandungan”.

Salah satu perlindungan hukum yang diberikan negara adalah Perlindungan terhadap hak anak untuk memdapatkan ASI yang dituangkan dalam produk hukum yaitu undang-undang nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan yang pada pasal 128 ayat (1, (2) (3))menyatakan bahwa :

1. Setiap bayi berhak mendapatkan ASI Ekslusif sejak lahir selama 6 bulan, kecuali atas indikasi medis;

2. Selama pemberian air susu ibu, pihak keluarga, pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat harus mendukung ibu bayi secara penuh dengan penyediaan waktu dan fasilitas khusus;

3. Penyediaan fasilitas khusus sebagaimana dimaksud pada ayat (2) diadakan ditempat kerja dan tempat sarana umum.

3Utami Roesli. Bayi Sehat Berkat ASI Eksklusif. Elex Media Komputindo, Jakarta. 2001. Hlm 23

(6)

ASI Ekslusif sebagaimana yang dimaksud dalam undang-undang kesehatan ini adalah pemberian hanya air susu ibu selama 6 bulan, dan dapat dilanjutkan sampai dengan 2 (dua) tahun dengan memberikan makanan pendamping air susu ibu (MP-ASI) sebagai tambahan makanan sesuai dengan kebutuhan bayi. Lebih lanjut lagi dinyatakan bahwa selama pemberian air susu ibu,pihak keluarga, pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat harus mendukung ibu bayi secara penuh dengan penyediaan waktu dan fasilitas khusus bagi ibu menyusui dan bayi, bahkan perlu juga fasilitas itu diadakan di tempat kerja bagi ibu yang bekerja dan tempat sarana umum.

Pada dasarnya berbagai instrument hukum internasional dan hukum nasional, telah menempatkan negara sebagai pihak yang berkewajiban untuk menghormati, melindungi, dan memenuhi hak asasi anak. Pemenuhan hak anak merupakan upaya penting dan segera harus dilakukan.Tidak ada kata yang tepat selain mengatakan bahwa pemenuhan hak anak adalah hal terpenting dalam membangun investasi terbesar peradaban suatu bangsa. Mengapa tidak, sebab apabila fenomena berbagai bentuk pelanggaran hak asasi anak terus menimpa anak, bukan tidak mungkin mereka akan menjadi anak yang tidak mempunyai potensi sebagai sumber daya suatu bangsa.4

Pemenuhan akan air susu ibu yang merupakan kebutuhan utama bayi tentu tidak terlepas dari kewajiban pemerintah dan pemerintah daerah termasuk swasta untuk mendukung program pemberian ASI Ekslusif menyediakan waktu dan

4Ibid hal 56

(7)

fasilitas khusus sesuai ketentuan dalam undang-undang kesehatan dimaksud.

Penyediaan fasilitas khusus yaitu dengan cara membuat sebuah ruang khusus yang disebut ruang laktasi. Ruang laktasi adalah sebuah ruangan khusus yang sengaja disediakan oleh institusi atau swasta yang memberikan fungsi untuk memberikan privasi bagi seorang ibu menyusui , dan ibu yang juga bekerja, untuk memberikan ASI kepada bayinya ataupun untuk memerah ASI. selama di tempat kerja atau berada di tempat umum. Adapun penyediaan fasilitas khusus yang harus disediakan di tempat kerja dan sarana umum sesuai dengan ketentuan dalam pasal 128 undang undang kesehatan tersebut ternyata belum terimplementasi sepenuhnya oleh pemerintah, pemerintah daerah dan swasta dengan menyediakan ruang laktasi ibu dan bayi. Hal ini berarti bahwa negara belum sepenuhnya memberikan pemenuhan terhadap hak asasi anak dalam memperoleh ASI. Oleh sebab itu penulis ingin mengangkat karya penulisan skripsi dengan judul : “perlindungan hukum HAM terhadap membutuhkan Air Susu Ibu (ASI).”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian dalam latar belakang maka masalah yang penulis angkat untuk dibahas adalah :

 Bagaimana perlindungan hukum HAM terhadap pemenuhan hak anak susuan akan ruang laktasi ?

(8)

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah, sebagai berikut :

1. Menganalisis dan membahas perlindungan hukum HAM terhadap hak anak susuan akan ruang laktasi.

2. Sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana Hukum pada fakultas hukum Unpatti.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis, Sebagai sumbangan pemikiran bagi pengembangan ilmu hukum khususnya hukum pidana;

2. Manfaat Praktis, Untuk mengetahui perlindungan hukum HAM terhadap hak anak susuan akan ruang laktasi;

E. Kerangka Teori.

Untuk menjabarkan hak-hak anak secara transparan yang memenuhi standart hukum, alangkah baik dipahami terlebih dahulu pengertian tentang hak.Menurut Bernhard Winscheid, Hak ialah suatu kehendak yang dilengkapi dengan kekuatan (macht) dan yang diberikan oleh tertip hukum atau sistem hukum kepada yang

(9)

bersangkutan. Sedangkan menurut Van Apeldoorn.Hak adalah sesuatu kekuatan (macht) yang diatur oleh hukum.5

Pengertian pengertian hak tersebut, sebagai suatu pengantar untuk memahami atau meletakan makna dari yang sebenarnya tentang hak anak..6Secara universal anak mempunyai hak asasi manusia yang dilindungi hukum, bahkan berlaku sejak dalam kandungan, karena itu anak juga berhak mendapat perlindungan hukum atas segala kegiatanyang mengarah pada pertumbuhan maupun perkembangan di masa mendatang.Agar semua berjalan sesuai dengan hak universal anak,diperlukan kebersamaan semua pihak.7

Sistem hukum melalui peraturan perundang-undangan memberikan kekuatan atau jaminan kepastian hukum bagi kegiatan perlindungan dan pemenuhan hak. Hal senada juga dikemukakan oleh Arief Sidharta bahwa : kepastian hukum perlu diusahakan demi kelangsungan perlindungan anak dan mencegah penyelewengan yang membawa akibat yang negatif yang tidak diinginkan dalam pelaksanaan perlindungan anak.8

Menurut Satijipto, perlindungan hukum adalah memberikan pengayoman terhadap hak asasi manusia (HAM) yang dirugikan orang lain dan perlindungan

5Utrecht. Pengantar Dalam Hukum Indonesia. Balai Buku Ichtiar . Jakarta. 1957.hal 233

6Maulana Hasan Wadong. Advokasi Dan Hukum Perlindungan Anak. Grasindo. Jakarta.

2000.hal 29

7Daliyo, J.B. Pengantar Hukum Indonesia, Penerbit PT. Prenhallindo, Jakarta, 2001, hal 34

8 B. Arief Sidharta, Refleksi tentang standar ilmu hukum, Bandung, Mandar Maju, 1999, hal 181

(10)

itu diberikan kepada masyarakat agar dapat menikmati semua hak hak diberikan oleh hukum.9

Perlindungan anak merupakan segala usaha yang dilakukan untuk menciptakan kondisi agar setiap anak dapat melaksanakan hak dan kewajiban demi perkembangan dan pertumbuhan anak secara wajar baik fisik, mental dan sosial.10Adapun tujuan dari pelaksanaan perlindungan anak adalah untuk menjamin terpenuhinya hak-hak anak agar dapat hidup, tumbuh dan berkembang dan berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan martabatkemanusiaan.Hak anak perlu dituangkan dalam hukum sehingga anak benar-benar mendapatkan jaminan perlindungan hukum baginya.11

Jaminan konstitusi berupa sistem hukum yang diadakan negara memberikan tanggung jawab bagi pemerintah untuk memberikan perhatian dalam memenuhi hak asasi anak.12

Indonesia adalah negara hukum, dalam Negara yang berasas hukum maka hukum ditempatkan sebagai aturan main dalam penyelenggaraan kenegaraan, pemerintah dan masyarakat, sementara tujuan hukum sendiri antara lain diletakan

9Maria Alfons, Implementasi Perlindungan Indikasi Geografis Atas Produk-Produk

Masyarakat Lokal dalam Presfektif Hak Kekayaan Intelektual, Malang: Universitas Brawijaya, 2010.

hlm. 18.

10 Mulyana Kusuma, Hukum dan Pemahaman Manusia, suatu pemahaman kritis, Dandung, Alumni, 2009, hal 54

11 VIVA. Co.id, diakses 10Oktober 2019

12 Mardin Gultom, Perlindungan hukum terhadap anak dalam sistem peradilan pidana anak di Indonesia, Bandung, PT Rafika Aditama, 2008, hal 33

(11)

untuk menata masyarakat yang damai, adil dan bermakna dan menghasilkan kesejahteraan bagi masyarakat. Hak anak adalah hak asasi manusia.13

Hak asasi manusia menurut Meriam Budiardjo adalah hak yang dimiliki manusia yang telah diperoleh dan dibawanya bersamaan dengan kelahiran atau kehadirannya di dalam kehidupan masyarakat.Senada dengan itu Gunawan Setiardja mengemukakan bahwa hak asasi manusia berarti hak-hak yang melekat pada manusia berdasarkan kodratnya, jadi hak yang dimiliki manusia sebagai manusia.14

Perlindungan anak dari akibat-akibat peperangan/konflik bersenjata, perlindungan anak terhadap tindakan kekerasan perlu dilakukannya perhatian khusus terhadap Anak Bermasalah dengan Hukum (ABH) serta perlunya penerapan dan/atau implementasi konsep dasar terhadap perlindungan hak-hak asasi anak.15

Teori hak asasi manusia yang diangkat adalah pendapat dari Todung Mulya Lubis yaitu teori tentang hak-hak alami (natural rights) dan teori positivis

(positivist theory). Natual rights berpandangan bahwa hak asasi manusia adalah hak yang dimiliki oleh seluruh manusia pada segala waktu dan tempat berdasarkan

takdirnya sebagai manusia. Sedangkan positivist theory . bahwa hak harus tertuang dalam hukum yang riil, maka dipandang sebagai hak melalui adanya jaminan

konstitusi.16

13 Marliana, Peradilan pidana anak, pengembangan konsep diversi dan restorative justice, Jakatra, BPK, 2016 hal 10

14kumpulan karangan mengurai kompleksitas hak asasi manusia kajian multi perspektif.

Penerbit pusat studi HAM UNIVERSITAS Islam Indonesia, Jakarta. 2007.hal 55

15Setyowati,Irma. Aspek Hukum Perlindungan Anak.( Jakarta:Bumi Aksara, 1990)

16 Ibid. hal 14

(12)

Dalam Negara, hukum ditempatkan sebagai aturan main dalam menyelenggarakan kenegaraan, pemerintah dan masyarakat. Sementara tujuan hukum itu sendiri antara lain diletakan untuk menata masyarakat artinya sasaran dari negara hukum adalah terciptanya kegiatan kenegaraan ,pemerintahan, kemasyarakatan yang bertumpu pada keadilan, kedamaian, kemanfaatan dan kebermaknaan yang menghasilkan kesejahteraan bagi masyarakat.

Menurut R.Kranenburg dalam teori welfare State atau yang dikenal dengan teori kesejahteraan berpandangan bahwa suatu Negara hukum yang dinamis, Negara- negara ikut aktif dalam usaha menciptakan kesejahteraan masyarakat, bertindak adil yang dapat dirasakan secara merata dan seimbang.17

Kesejahteraan masyarakat tidak terlepas dari peran Negara dalam hal ini pemerintah untuk memberikan rasa aman dan perlindungan hukum bagi rakyatnya khususnya bagi anak.Perlindungan hukum merupakan gambaran dari bekerjanya fungsi hukum untuk mewujudkan tujuan hukum, yakni keadilan, kemanfaatan dan kepastian hukum.Perluindungan hukum adalah suatu perlindungan yang diberikan kepada subyek hukum sesuai dengan aturan hukum, baik itu yang bersifat prefentif maupun dalam bentuk yang bersifat represif, baik yang secara tertulis maupun tidak tertulis dalam rangka menegakan peraturan hukum. Anak juga berhak atas

17Ibid hlm 83

(13)

pemelihraan dan perlindungan baik semasa dalam kandungan maupun sesudah ia dilahirkan.18

Prinsip-prinsip yang terkandung dalam instrumen-instrumen Perserikatan Bangsa-Bangsa mengenai hak asasi manusia, khususnya Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia, Konvensi Internasional tentang Hak Ekonomi, Sosial dan Budaya, Konvensi Internasional tentang Hak Sipil dan Politik, Kovenan Internasional tentang Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi Ras, Konvensi Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Perempuan, dan Konvensi Hak Anak. Prinsip-prinsip yang dianggap ciri penting Negara Hukum menurut The International Commission of Jurists itu adalah:

1. Negara harus tunduk pada hukum.

2. Pemerintah menghormati hak-hak individu.

3. Peradilan yang bebas dan tidak memihak.19

Makanan pertama dan utama bagi bayi adalah air susu ibu (ASI). Air susu ibu sangat cocok untuk memenuhi kebutuhan bayi (Arisman,2004). Seperti halnya ketika bayi didalam kandungan, kandungan gizi yang tinggi jugadiperlukan ketika anak pertama kali menghirup udara di dunia. Kebutuhan nutrisi bayi sampai 6 bulan dapat dipenuhi hanya dengan memberikan air susu ibu (ASI) saja atau yang dikenal dengan “ASI Eksklusif”. ASI eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan

18Irma Setyowati Soemitro, Aspek Hukum Perlindungan Anak, Bumi Aksara, Jakarta, 2017, hal. 16.

19Ibid 56

(14)

tambahan lain pada bayi berumur 0-6 bulan.20ASI tak ternilai harganya, selain meningkatkan kesehatan dan kepandaiansecara optimal, ASI juga membuat anak potensial, memiliki emosi yang stabil,spiritual yang matang, serta memiliki perkembangan sosial yang baik.21

Kebiasaan menyusui yang dilakukan oleh ibu-ibu di daerah pedesaan maupun perkotaan perlu dipertahankan, karena ASI merupakan makanan utama dan terbaik bagi bayi.Selain mempunyai kandungan zat gizi sempurna, ASI juga mengandung zat kekebalan yang sangat diperlukan untuk melindungi bayi dari berbagai penyakit terutama penyakit infeksi (Departemen Kesehatan RI, 2002:1).22

Vitamin yang ada di dalam ASI seperti vitamin A, tiamin, vitamin C bervariasi menurut makanan yang dikonsumsi ibu. Hanya terdapat sedikit vitamin D dalam lemak susu, tetapi penyakit polio (rickets) jarang terjadi pada anak yang diberi ASI, bila kulitnya sering kena sinar matahari . Usus bayi belum mampu membuat vitamin K, pada minggu pertama, sedangkan bayi setelah persalinan mengalami perdarahan perifer yang perlu dibantu dengan pemberian vitamin K untuk proses pembekuan darah. Pemberian vitamin K dapat dilakukan pada hari ke-1 ke-3, ke-7.

Golongan vitamin B kecuali Riboflavin dan patogenik sangat kurang, tetapi tidak perlu ditambahkan karena kebutuhan bayi akan dicukupi oleh makanan yang dikonsumsi ibu.23

20Yuliarti, N. 2010. Keajaiban ASI.Yogyakarta. CV Andi Offset

21Roesli, U. 2008. Inisiasi Menyusui DiniPlus ASI Eksklusif.Jakarta: Pustaka Bunda

22Hubertin Sri Purwanti.Konsep Penerapan ASI Eksklusif.Jakarta: EGC, 2004

23Ibid 22

(15)

Pada waktu bayi lahir sampai bayi berusia beberapa bulan, bayi belum dapat membentuk kekebalan sendiri secara sempurna. ASI mampu memberi perlindungan baik secara aktif maupun pasif, karena ASI tidak hanya menyediakan perlindungan terhadap infeksi, tetapi juga merangsang perkembangan sistem kekebalan bayi.

Dengan zat anti infeksi dari ASI, maka bayi yang diberi ASI eksklusif akan terlindung dari berbagai macam infeksi baik yang disebabkan oleh bakteri, virus, jamur atau parasite.24

F. Metode Penelitian

Adapun metode yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pendekatan dan sifat Penelitian;

Dalam penulisan skripsi hukum ini, penulis menggunakan metode penelitian yakni pendekatan yuridis Empiris , Pendekatan yuridis ( Hukum dilihat sebagai norma atau das sollen ) karna dalam membahas permasalahan penelitian ini menggunakan bahan-bahan hukum . jadi pendekatan yuridis empiris dalam penelitian ini maksudnya bahwa dalam menganalisis permasalahan dilakukan dengan cara memadukan bahan-bahan hukum ( yang merupakan bahan-bahan sekunder) dengan data primer yang diperoleh di lapangan yaitu tentang Perlindungan hukum terhadap ASI Pada Dinas Permberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Profinsi Maluku

24Utami Roesli. 2001. Bayi Sehat Berkat ASI Eksklusif. (Jakarta: PT Elex Media Komputindo, 2001), 23

(16)

2. Data dan Sumber Data;

Data yang dipakai dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data yang tidak diperoleh dari sumber pertama yang bisa diperoleh dari dokumen-dokumen resmi, buku-buku, hasil penelitian, laporan, buku harian, surat kabar, makalah, dan lain sebagainya.

Data sekunder dalam penelitian ini dapat dibagi atas 3 kelompok besar, yaitu :

a. Bahan hukum primer;

Di peroleh dari penggalian informasi oleh penulis melalui media masa, surat- surat kabar, berita serta perkembangan yang terjadi dalam masyarakat danbeberapa peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia, antara lain:

1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

2. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan;

3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak;

4. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 Tentang Hak Asasi Manusia.

b. Bahan hukum sekunder

Diperoleh penulis dari bahan-bahan hukum yang menjelaskan bahan hukum primer seperti, teori-teori hukum yang berasal dari Buku-buku, Skripsi, Makalah, Seminar-seminar, Jurnal Ilmiah, websaite dan bahan hukum lain.

c. Bahan hukum tertier

(17)

Yang dipergunakan penulis sebagai bahan yang mendukung, memberi penjelasan bagi bahan hukum sekunder seperti Kamus Besar Indonesia, Kamus Bahasa Inggris, dan Kamus Hukum.

1. Teknik dan alat pengumpulan data;

Adapun teknik dan alat pengumpulan data yang penulis gunakan adalah Penelitian kepustakaan (library research), yaitu berasal dari buku-buku, literatur, karya ilmiah, artikel lain yang terkait dengan permasalahan dan pengumpulan data berupa peraturan perundang-undangan.

2. Analisis dan pengolahan data;

Analisis data yang dilakukan, yakni secara deskriptif kualitatif, yaitu menganalisis dengan menguraikan gejala atau fenomena dan fakta-fakta yang didapat dari penelitian secara obyektif dan masih ada kaitannya dengan peraturan perundang- undangan atau aspek-aspek hukum yang berlaku serta kajian-kajian teori yang ada, untuk menjawab permasalahan yang diteliti dan diuraikan secara deskriptif, kualitatif dan komprehensif.

G. Sistematika Penulisan

Penulisan penelitian ini disusun secara sistematis dan secara berurutan sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan, yang berisikan latar belakang, perumusan masalah, tujuan Penelitian, Manfaat penelitian, kerangka Teori, dan sistematika penulisan;

(18)

BAB II Tinjauan Pustaka, yang berisikan berbagai Referensi atau Sumber- Sumber Ilmiah dari pada kutipan penulis tentang teori-teori/doktrin yang berkaitan dengan permasalahan.

BAB III Hasil dan Pembahasan, yang berisikan uraian Data-Data dari hasil Penelitian hukum yang penulis teliti dan hasil Analisa Penulis.

BAB IV Penutup, yang berisikan Kesimpulan “uraian penulis mengenai hal- hal yang dapat disimpulkan berdasarkan pembahasan serta analisa yang telah dirumuskan,.sedangkan Saran “berupa rekomendasi kepada pihak-pihak yang bersangkutan, sesuai dengan hasil analisa penulis”.

Referensi

Dokumen terkait

Untuk menghindari ketidaksesuaian antara hukum dan fakta yang ada demi melindungi hak-hak setiap orang dan tercapainya rasa keadilan di masyarakat terutama hak- hak anak