• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I

N/A
N/A
Kiki Setiawati

Academic year: 2023

Membagikan "BAB I"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

Pada bab pendahuluan ini tersusun atas latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan sasaran penelitian, ruang lingkup penelitian, posisi penelitian, manfaat penelitian, alur penelitian, dan sistematika penulisan penelitian. Berikut merupakan pembahasan rincinya:

1.1 Latar Belakang

1.1.1 Perkembangan Guna Lahan dengan Sistem Transportasi

Perkembangan suatu aktivitas dalam perkotaan tidak luput dari adanya sistem guna lahan dan perkembangan transportasi. Dalam perkembangannya, guna lahan akan selalu berinteraksi secara dinamis dengan transportasi dalam suatu kota dan saling mempengaruhi satu sama lain. Mejer (1984) dalam Aditiawan (2016) berpendapat bahwa berkembangnya suatu guna lahan akan berdampak luas pada banyak hal. Guna lahan yang berkembang menjadikan suatu ruang menjadi lebih menarik sehingga berpotensi menciptakan arus pergerakan dimana nantinya pergerakan tersebut terwadahi dalam suatu sistem yang disebut sistem transportasi. Terkait halnya dengan sistem transportasi, Tamin (2000) dalam bukunya menerangkan bahwa sistem transportasi dalam lingkup makro merupakan hasil timbal balik antara sistem kegiatan, jaringan prasarana, dan pergerakan lalulintas yang saling terkait satu sama lain terutama dalam lingkup perkotaan.

Pergerakan manusia dan barang, terutama dalam suatu sistem transportasi perkotaan, akan selalu berkaitan dengan sistem kegiatan yang dihasilkan oleh tata guna lahan pada suatu kawasan. Setiap kegiatan yang berlangsung pada suatu tata guna lahan dalam kawasan perkotaan, khususnya kawasan yang terdiri atas kumpulan sarana pelayanan umum, membentuk suatu sistem kegiatan yang berpotensi menjadi magnet bagi pergerakan masyarakat sehingga menimbulkan suatu perjalanan dalam proses pemenuhan kebutuhannya.

Arus perjalanan yang muncul dari suatu lahan dapat diketahui besarannya salah satunya dengan mengidentifikasi jenis aktivitas serta tingkat intensitas berlangsungnya aktivitas tersebut. Oleh karena itu, dengan mengenali jenis aktivitas yang menyusun suatu kawasan dapat menciptakan arus perjalanan yang efektif dengan dilengkapi dukungan aksesibilitas yang baik melalui penyediaan sistem jaringan transportasi. Hubungan timbal balik sistem kegiatan dengan jaringan ini akan terwadahi dalam satu kerangka sistem lalulintas. Melalui suatu rekayasa dan manajemen lalulintas yang terorganisir dengan baik, diharapkan pergerakan yang terjadi dapat berlangsung secara aman, cepat, dan nyaman sesuai dengan sasaran perencanaan transportasi.

commit to user

digilib.uns.ac.id

(2)

2 1.1.2 Permasalahan dalam Sistem Transportasi Perkotaan

Namun dalam prakteknya, interaksi antara sistem kegiatan dengan sistem transportasi perkotaan hingga saat ini masih mengalami banyak permasalahan.

Pergerakan manusia, barang, dan jasa yang terakomodir melalui kendaraan apabila tidak dikelola dengan pengaturan transportasi yang tepat dapat menyebabkan berbagai masalah transportasi baik makro maupun mikro, salah satunya adalah kemacetan. Kepadatan, kemacetan, dan kerawanan lalu lintas yang kerap terjadi di pusat-pusat kota seperti Kota Surakarta tidak jarang timbul karena adanya ketimpangan antara kebutuhan dengan prasarana transportasi yang tersedia, tidak maksimalnya fungsi prasarana tersebut, manajemen lalu lintas yang kurang tepat, serta juga dapat disebabkan oleh tingginya intensitas aktivitas pada kawasan.

Permasalahan ini sesuai dengan muatan isu strategis terkait bidang perhubungan dalam RPJMD Kota Surakarta Tahun 2016-2021. Dalam analisis isu strategis di bidang perhubungan, terdapat tiga permasalahan utama yang dihadapi Kota Surakarta, salah satunya adalah kemacetan pusat kota. Kemacetan yang terjadi di pusat-pusat aktivitas kota Surakarta sudah menjadi perhatian khusus dan sangat mendesak penanganannya.

Sebagai kota yang terus berkembang, peningkatan kendaraan pribadi turut berkontribusi dalam menambah kepadatan transportasi kota. Selain itu, jalur transportasi dalam kota kerap dilalui kendaraan regional menjadikan beberapa ruas jalan kota yang bertumpuk fungsinya sebagai jalur transportasi regional. Tak jarang perlintasan sebidang kereta api dan jalan raya juga memperlambat sirkulasi lalu lintas dalam kota. Permasalahan- permasalahan tersebut selaras dengan kondisi yang terjadi pada sebagian ruas Jalan Letjen S. Parman.

1.1.3 Karakteristik Koridor Jalan Letjen S. Parman Kota Surakarta

Sesuai dengan muatan RTRW Kota Surakarta Tahun 2011-2031, Jalan Letjen S.

Parman merupakan bagian dari kawasan permukiman dan peruntukan perdagangan dan jasa. Jalan Letjen S. Parman memiliki karakter yang cukup kuat sebagai simpul perdagangan jasa dan simpul jaringan transportasi regional di Kota Surakarta. Terkait fungsinya sebagai jalan kolektor, jalan ini cukup strategis yakni sebagai salah satu akses utama menuju Kota Surakarta bagian utara serta sebagai jalur transportasi regional. Selain itu, aktivitas pemanfaatan lahan baik di dalam maupun luar koridor ini cukup beragam mulai dari aktivitas komersial, aktivitas pendidikan dan kesehatan, hingga aktivitas dari simpul transportasi yang berasal dari Stasiun Kereta Api Balapan dan Terminal Tipe-A Tirtonadi.

commit to user

digilib.uns.ac.id

(3)

3 Beragamnya guna lahan dan intensitas kegiatan pada kawasan sedikit banyak telah menyebabkan permasalahan lalu lintas pada beberapa titik, khususnya mulai dari persimpangan Jalan Wolter Monginsidi (Simpang Lima Balapan) hingga persimpangan Jalan Ahmad Yani (Simpang Tiga Gilingan). Permasalahan yang khas terjadi pada ruas jalan ini adalah tingginya kepadatan dan kemacetan yang disebabkan oleh lalu lintas regional yang memasuki kawasan pusat kota, terutama akses keluar masuk bus AKDP dari arah selatan (Pacitan-Wonogiri) dan bus AKAP (AC) dari arah timur (Surabaya) yang menuju terminal.

Selain itu, tingginya frekuensi kereta api yang melintasi perlintasan sebidang Solo Balapan serta perilaku pengguna jalan turut menyebabkan kemacetan dan terganggunya sirkulasi kendaraan dan pengguna jalan lainnya, baik di koridor utama Jalan Letjen S.

Parman maupun kedua simpang bersinyal di dekatnya. Adapun isu spesifik yang dapat dirasakan dari ruas jalan ini adalah dimensi jalan eksisting yang sempit dengan limpahan kendaraan berat dan aktivitas yang padat seperti aktivitas perdagangan dan jasa dari pasar sekitar dan aktivitas pergudangan berpengaruh pada arus lalu lintas kawasan secara lebih luas. Selain itu, limpahan kendaraan umum dan kendaraan pribadi dari dan menuju Kota Surakarta bagian Utara juga turut memenuhi ruang koridor Jalan Letjen S. Parman.

Adanya mix traffic atau pencampuran berbagai jenis kendaraan ini dapat berpotensi mengganggu pengguna jalan dalam menuju suatu lokasi kegiatan, terutama bagi pengguna jalan yang hendak menggunakan ruang jalan untuk aktivitas komuter bekerja dan bersekolah. Dengan demikian, mengingat perannya sebagai penghubung kawasan pinggiran dengan pusat aktivitas kota, koridor Jalan Letjen S. Parman memerlukan penanganan lebih lagi terkait dengan kondisi sirkulasi jaringan jalannya.

Berdasarkan permasalahan di atas pula, apabila kondisi kepadatan koridor Jalan Letjen S. Parman tidak diuraikan akar permasalahannya maka akan berdampak pada kelebihan beban transportasi yang terus menerus sehingga menghambat sirkulasi & akses menuju ruang kegiatan pada kawasan. Terhambatnya akses menuju suatu ruang kegiatan dalam perkotaan secara tidak langsung juga dapat menurunkan nilai dan fungsi kawasan.

Oleh karena itu, penelitian ini penting untuk mengidentifikasi permasalahan kepadatan sirkulasi koridor dengan melihat pengaruh dari aktivitas pemanfaatan lahan terhadap kepadatan sirkulasi pada koridor Jalan Letjen S. Parman sehingga nantinya terwujud suatu ruang yang mampu mengakomodasi pergerakan pada kawasan perdagangan jasa sekaligus simpul jaringan transportasi regional yang sinergis.

commit to user

digilib.uns.ac.id

(4)

4 1.2 Rumusan Masalah

Padatnya sebagian ruas Jalan Letjen S. Parman yang tidak hanya terjadi di jam-jam tertentu setiap harinya menandakan mobilitas masyarakat sekitar dan intensitas aktivitas kawasan yang tinggi. Hal ini sedikit banyak juga berkaitan dengan kegiatan yang ditimbulkan oleh guna lahan di sekitarnya. Melihat adanya peningkatan intensitas kegiatan apabila tidak diimbangi dengan manajemen lalu lintas dan prasarana jalan yang optimal akan menimbulkan permasalahan yang dapat mengarah kepada peningkatan kepadatan sirkulasi koridor jalan.

Oleh karena itu, dalam penelitian ini dapat dihasilkan suatu rumusan masalah yaitu:

Bagaimana pengaruh dari aktivitas pemanfaatan lahan terhadap kepadatan sirkulasi koridor Jalan Letjen S. Parman Kota Surakarta sebagai kawasan perdagangan jasa dan simpul jaringan transportasi regional?

1.3 Tujuan dan Sasaran 1.3.1 Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari aktivitas pemanfaatan lahan terhadap kepadatan sirkulasi koridor Jalan Letjen S. Parman Kota Surakarta sebagai kawasan perdagangan jasa dan simpul jaringan transportasi regional.

1.3.2 Sasaran

Adapun dalam mencapai tujuan penelitian, disusunlah sasaran-sasaran penelitian meliputi:

1. Mengidentifikasi aktivitas pemanfaatan lahan di sekitar koridor Jalan Letjen S.

Parman Kota Surakarta.

2. Menganalisis kepadatan sirkulasi koridor Jalan Letjen S. Parman Kota Surakarta.

3. Menganalisis pengaruh aktivitas pemanfaatan lahan terhadap kepadatan sirkulasi koridor pada Jalan Letjen S. Parman Kota Surakarta.

1.4 Ruang Lingkup Penelitian 1.4.1 Ruang Lingkup Wilayah

Ruang lingkup wilayah dalam penelitian ini adalah sebagian ruas koridor Jalan Letjen S. Parman, Kelurahan Gilingan, Kecamatan Banjarsari, Kota Surakarta. Penentuan ruang lingkup wilayah ini didasarkan pada muatan RPJMD Kota Surakarta Tahun 2016- 2021 dimana dijelaskan bahwa salah satu isu strategis di bidang infrastruktur dan perhubungan di Kota Surakarta yang sangat mendesak penanganannya adalah kemacetan pusat kota, khususnya pada kawasan yang dilalui lalu lintas regional yang melintasi pusat kota dan titik perlintasan sebidang kereta api dan jalan raya yang padat. commit to user

digilib.uns.ac.id

(5)

5 Dengan mengacu pada muatan isu strategis di atas, dilakukan pemetaan terkait dengan kondisi eksisting kawasan yang mencirikan karakteristik permasalahan di atas meliputi pemetaan jalur kendaraan regional (rute bus AKAP, AKDP, dan angkutan barang), simpul transportasi regional (terminal & stasiun), serta persebaran titik perlintasan sebidang kereta api yang masih aktif di Kota Surakarta. Selain itu, dalam kaitannya dengan kawasan perdagangan dan jasa, dipetakan pula titik-titik sarana perdagangan dan jasa eksisting yang berpotensi menarik pergerakan regional yang tinggi beserta jangkauan pelayanannya dengan mengacu pada SNI 03-1733-2004 tentang Tata Cara Perencanaan Lingkungan Perumahan di Perkotaan.

Hasil pemetaan tersebut dianalisis secara overlay dengan GIS sehingga dapat diketahui titik lokasi kawasan eksisting yang mewakili permasalahan kemacetan di Kota Surakarta. Berikut merupakan gambar peta overlay penentuan ruang lingkup wilayah penelitian yang menunjukkan irisan dan aglomerasi titik-titik pembangkit pergerakan di Kota Surakarta:

commit to user

digilib.uns.ac.id

(6)

6 Gambar 1.1 Peta Overlay Penentuan Ruang Lingkup Wilayah Penelitian

Sumber: Penulis, 2020

Area dengan irisan dan aglomerasi sarana perdagangan

& jasa serta simpul transportasi regional

paling padat.

commit to user

digilib.uns.ac.id

(7)

7 Berdasarkan Gambar 1.1 di atas, didapatkan suatu area dengan irisan dan aglomerasi sarana perdagangan & jasa serta simpul transportasi regional yang padat seperti yang ditunjukkan dalam lingkaran. Pada area tersebut, terdapat perlintasan sebidang kereta api yang berpotongan dengan jalur kendaraan regional (rute bus AKAP, AKDP, angkutan barang) tepatnya pada ruas Jalan Letjen S. Parman bagian Utara.

Kawasan tersebut juga memiliki sarana perdagangan & jasa berupa pasar tradisional yang saling berdekatan sehingga mampu memicu adanya pergerakan menuju kawasan. Dengan demikian, dapat diketahui bahwa kondisi empiris pada koridor Jalan Letjen S. Parman Kota Surakarta selaras dengan permasalahan kemacetan yang termuat dalam isu strategis RPJMD Kota Surakarta Tahun 2016-2021.

Adapun ruang lingkup wilayah pada penelitian ini mencakup sebagian ruas Jalan Letjen S. Parman, Kelurahan Gilingan, Kecamatan Banjarsari dimulai dari persimpangan Jalan Letjen S. Parman dengan Jalan Monginsidi (Simpang Lima Balapan) hingga persimpangan Jalan Letjen S. Parman dengan Jalan Ahmad Yani (Simpang Tiga Gilingan). Penentuan ini juga dipadukan dengan muatan RTRW Kota Surakarta Tahun 2011-2031 yang menjelaskan bahwa Kelurahan Gilingan-sebagian Kecamatan Banjarsari mempunyai fungsi pelayanan permukiman dan perdagangan jasa yang menunjukan bahwa terdapat aktivitas pemanfaatan lahan yang cukup beragam pada kawasan. Adapun lingkup penelitian juga dibatasi secara fungsional pada kawasan dengan karakteristik dan dominasi aktivitas pemanfaatan lahan yang berpengaruh terhadap bangkitan dan tarikan kota dan regional, khususnya aktivitas perdagangan jasa dan simpul-simpul transportasi yang berada di sekitar koridor Jalan Letjen S. Parman. Berikut merupakan gambar peta ruang lingkup wilayah penelitian secara rinci yang ditunjukkan pada Gambar 1.2 berikut:

commit to user

digilib.uns.ac.id

(8)

8 Gambar 1.2. Peta Ruang Lingkup Wilayah Penelitian

Sumber: Penulis, 2020

commit to user

digilib.uns.ac.id

(9)

9 1.4.2 Ruang Lingkup Substansi

Ruang lingkup substansi berperan dalam membatasi substansi yang akan dibahas peneliti. Substansi dalam penelitian ini adalah identifikasi aktivitas pemanfaatan lahan di kawasan penelitian yang mencakup jenis, pola, dan intensitas aktivitas. Selain itu, juga dibahas mengenai kepadatan sirkulasi koridor dengan melihat pola pergerakan, hambatan samping, dan kinerja jalan pada koridor Jalan Letjen S. Parman. Selanjutnya, akan dilihat pengaruh dari aktivitas pemanfaatan lahan terhadap kepadatan sirkulasi koridor Jalan Letjen S. Parman.

1.4.3 Ruang Lingkup Waktu

Ruang lingkup waktu data penelitian ini meliputi data yang terbaru yaitu tahun 2020 dan data pada saat penelitian ini dilaksanakan yaitu data pada tahun 2021.

1.5 Posisi Penelitian

Posisi penelitian ditilik menurut dua hal yaitu terkait posisinya dalam ranah perencanaan wilayah dan kota dan penelitian sejenis lainnya yang dijelaskan sebagai berikut:

1.5.1 Posisi Penelitian Dalam Ranah Perencanaan Wilayah dan Kota

Posisi penelitian perlu ditilik terkait letaknya dalam kerangka keilmuan perencanaan wilayah dan kota. Berikut merupakan gambar posisi penelitian dalam ranah perencanaan wilayah dan kota:

Gambar 1.3. Posisi Penelitian Dalam Ranah Perencanaan Wilayah dan Kota Sumber: Peneliti (2020)

commit to user

digilib.uns.ac.id

(10)

10 1.5.2 Posisi Penelitian Terhadap Penelitian Sejenis Lainnya

Guna menilik keaslian penulisan suatu penelitian, penelitian juga perlu dilihat posisinya terhadap penelitian sejenis lain terutama terkait hal yang sama atau membedakannya. Adapun posisi penelitian terhadap penelitian sejenis lainnya ditunjukkan pada Tabel 1.1 sebagai berikut:

Tabel 1.1. Posisi Penelitian Terhadap Penelitian Sejenis Lainnya

Peneliti Judul Penelitian Tujuan Metode

Penelitian Persamaan dan Perbedaan

Taufiq Rizza N. 2007. Tesis Magister.

Universitas Diponegoro.

Pengaruh Parkir dan Activity Support Terhadap Sirkulasi di Jl.

MT.Haryono Penggal Jl. Sompok – Jl. Lampersari (Kawasan Peterongan) Semarang

Mencari optimalisasi koridor dan pengaruh yang disebabkan oleh aktivitas parkir dan aktivitas pendukung terhadap sirkulasi Kawasan

Peterongan

Kualitatif

Persamaan:

Sama-sama mengkaji sirkulasi koridor dan aktivitas kawasan perdagangan.

Perbedaan:

Lokus penelitian berbeda, penelitian sebelumnya berfokus pada parkir, activity support PKL, dan image kawasan.

Antonius Bangkit T.N.

2013. Tugas Akhir.

Universitas Sebelas Maret.

Kinerja pada Simpang Bersinyal Balapan dan Simpang Mayor Ahmadi Banjarsari Surakarta

Mengukur kinerja simpang Simpang Lima Balapan dan Simpang Lima Banjarsari

Kuantitatif

Persamaan penelitian ada pada lokus penelitian yaitu di sekitar kawasan Simpang Lima Balapan.

Perbedaan:

Penelitian sebelumnya berfokus pada kinerja simpang bersinyal, tidak hanya sirkulasi pergerakan satu ruas koridor sehingga metode analisis yang digunakan juga berbeda.

Yusra Aulia Sari, Dr. Ir.

Dewanti, M.S.

2018. Jurnal Penelitian Magister.

Universitas Gadjah Mada.

Pengaruh

Penggunaan Lahan Terhadap Sirkulasi Lalu Lintas pada Simpang di Jalan Panam Kota Pekanbaru

Menjelaskan bagaimana pengaruh dari guna lahan terhadap sirkulasi di Simpang UIN dan Simpang Kualu

Mix method (kuantitatif – kualitatif)

Persamaan penelitian ini ada pada objek penelitian yaitu identifikasi sirkulasi dan tata guna lahan.

Perbedaan:

Fokus penelitian sebelumnya lebih kepada sirkulasi lalu lintas dua simpang dan lokus berada di Kota Pekanbaru.

Sedangkan penelitian saat ini berfokus pada sirkulasi koridor yang mencakup seluruh jenis sirkulasi serta pola aktivitas kawasan. Lokus berada di koridor S. Parman Surakarta.

Sumber: Nuzuluddin (2007), Bangkit (2013), Sari & Dewanti (2018) Dari tiga penelitian terdahulu, secara keseluruhan ketiganya sama-sama mengkaji tentang sirkulasi lalu lintas dan kaitannya dengan aktivitas guna lahan sekitarnya. Jika penelitian terdahulu berfokus pada kinerja ruas-ruas jalan penyusun

commit to user

digilib.uns.ac.id

(11)

11 simpang dan pengaruhnya terhadap citra kawasan, penelitian ini akan berfokus pada pengaruh aktivitas pemanfaatan lahan yang mencakup jenis, pola, dan intensitas aktivitas dari setiap pemanfaatan lahan terhadap kepadatan sirkulasi koridor Jalan Letjen S.

Parman juga dengan perspektif yang lebih luas. Adanya persamaan dan perbedaan tersebut dapat dimanfaatkan sebagai referensi dan sudut pandang dalam melaksanakan penelitian ini.

1.6 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini dibedakan menjadi dua yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis, berikut merupakan penjabarannya:

1.6.1 Manfaat Teoritis

Manfaat yang diharapkan secara teoritis dari penelitian ini adalah membuktikan dan memperkuat teori terkait interaksi guna lahan dengan sistem transportasi secara riil serta diharapkan dapat berkontribusi memberi sudut pandang baru bagi ranah keilmuan perencanaan wilayah dan kota, khususnya terkait dinamika mix traffic pada sirkulasi koridor kawasan perdagangan dan jasa yang berdekatan dengan simpul-simpul transportasi, juga dalam kaitannya sebagai akses utama penghubung kawasan pinggiran dengan pusat kota. Di sisi lain, hasil dari penelitian juga dapat dijadikan sebagai informasi atau referensi tambahan bagi penelitian sejenisnya dikemudian hari.

1.6.2 Manfaat Praktis

Manfaat secara praktis dalam penelitian ini yaitu penelitian diharapkan mampu menjadi informasi, masukan, dan evaluasi bagi pemerintah, terutama dalam upaya mengurangi kemacetan di koridor Jalan Letjen S. Parman supaya sinergis dengan simpul transportasi dan fungsi guna lahan lain di sekitar kawasan sehingga mampu mengakomodasi segala bentuk aktivitas penyusun koridor, menekan kepadatan lalu lintas, meningkatkan kenyamanan pengguna jalan dan masyarakat sekitar, serta dapat meningkatkan citra kawasan.

commit to user

digilib.uns.ac.id

(12)

12 1.7 Alur Penelitian

Latar Belakang:

Jalan Letjen S. Parman memiliki karakter yang cukup kuat sebagai simpul perdagangan jasa dan simpul jaringan transportasi regional di Kota Surakarta. Beragamnya guna lahan dan intensitas kegiatan pada kawasan sedikit banyak telah menyebabkan permasalahan lalu

lintas pada beberapa titik. Adanya mix traffic serta tingginya mobilitas masyarakat &

intensitas aktivitas pada kawasan apabila tidak diimbangi dengan manajemen lalulintas dan prasarana jalan yang optimal akan berdampak pada peningkatan kepadatan sirkulasi

koridor di Jalan Letjen S. Parman pada jam-jam tertentu.

Rumusan Masalah:

Bagaimana pengaruh dari aktivitas pemanfaatan lahan terhadap kepadatan sirkulasi koridor Jalan Letjen S. Parman sebagai kawasan perdagangan jasa dan simpul

jaringan transportasi regional?

Tujuan:

Mengetahui pengaruh dari aktivitas pemanfaatan lahan terhadap kepadatan sirkulasi koridor Jalan Letjen S. Parman sebagai kawasan perdagangan jasa dan simpul

jaringan transportasi regional.

Sasaran:

1. Mengidentifikasi aktivitas pemanfaatan lahan baik dalam koridor Jalan Letjen S. Parman maupun kawasan sekitarnya.

2. Menganalisis kepadatan sirkulasi koridor Jalan Letjen S. Parman.

3. Menganalisis pengaruh aktivitas pemanfaatan lahan terhadap kepadatan sirkulasi koridor pada Jalan Letjen S. Parman.

Teori:

1. Teori Pemanfaatan Lahan 2. Teori Sistem Transportasi 3. Teori Bangkitan dan Tarikan Pergerakan

4. Teori Sirkulasi Koridor 5. Teori Kepadatan Lalu Lintas

6. Integrasi Guna Lahan dengan Sistem Transportasi

Analisis:

Analisis Aktivitas Pemanfaatan Lahan Analisis Kepadatan Sirkulasi Koridor

Analisis Pengaruh Aktivitas Pemanfaatan Lahan Terhadap Kepadatan Sirkulasi Koridor Jalan

Kesimpulan dan Rekomendasi

commit to user

digilib.uns.ac.id

(13)

13 1.8 Sistematika Penulisan Penelitian

Penulisan penelitian ini tersusun atas 6 bab yang mecakup pendahuluan, tinjauan pustaka, metode penelitian, data dan analisis, pembahasan, serta kesimpulan. Berikut merupakan penjabarannya:

BAB 1 PENDAHULUAN

Pada bab pendahuluan menjelaskan tentang latar belakang penelitian yang menjadi dasar utama dalam perumusan tujuan dan sasaran penelitian, serta mencakup pula ruang lingkup penelitian, posisi penelitian, manfaat penelitian, alur penelitian, dan sistematika penulisan penelitian.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini memuat teori dan literatur yang digunakan peneliti sebagai dasar dan pedoman dalam melakukan penelitian yang mencakup teori terkait pemanfaatan lahan, sistem transportasi, bangkitan dan tarikan pergerakan, sirkulasi koridor, kepadatan lalu lintas, serta integrasi guna lahan dengan sistem transportasi. Teori-teori tersebut kemudian diolah hingga menghasilkan suatu rumusan variabel dan kerangka pemikiran penelitian.

BAB 3 METODE PENELITIAN

Bab ini menjelaskan terkait metode dan tahapan yang akan dilakukan dalam penelitian diantaranya pendekatan dan jenis penelitian, variabel penelitian, kebutuhan data, metode pengumpulan data, populasi dan sampel, teknik analisis, serta kerangka analisis penelitian.

BAB 4 DATA DAN ANALISIS

Bab ini menerangkan data-data yang telah diperoleh baik melalui survei primer maupun sekunder. Data-data tersebut kemudian diolah dalam proses analisis data sesuai dengan teknik analisis yang sudah ditetapkan sebelumnya.

BAB 5 PEMBAHASAN

Bab ini memuat penjelasan atas hasil yang diperoleh dari proses analisis data serta menyandingkannya dengan substansi yang telah dipaparkan pada Bab II.

BAB 6 KESIMPULAN

Bab ini menjelaskan kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan sebagai hasil atas tujuan penelitian. Selanjutnya, dipaparkan pula saran dan rekomendasi baik secara praktis maupun akademik.

commit to user

digilib.uns.ac.id

Referensi

Dokumen terkait

Materials used Methodology Factors investigated considering acoustic absorption Key findings References Coir fiber Perforated plates backed by coir fibers Position of perforation