• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB I"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut WHO, kejadian anemia kehamilan berkisar antara 20 dan 39% dengan menetapkan Hb 11 g% (g/dl) sebagai dasarnya. Angka anemia kehamilan di lndonesia menunjukkan nilai yang cukup tinggi. Pada pengamatan lebih lanjut menunjukkan bahwa kebanyakan anemia yang diderita masyarakat adalah karena kekurangan zat besi yang dapat diatasi melalui pemberian zat besi secara teratur dan peningkatan gizi. Selain itu di daerah pedesaan banyak dijumpai ibu hamil dengan malnutrisi atau kekurangang gizi; kehamilan dan persalinan dengan jarak yang berdekatan; dan ibu hamil dengan pendidikan dan tingkat sosial ekonomi rendah.1

Nilai Hb untuk ibu hamil ditetapkan 3 kategori yaitu normal 11 gr/dl, anemia ringan 8-11 gr/dl dan anemia berat < 8 gr/dl.2 Penyebab paling besar anemia adalah anemia karena kekurangan zat besi (Fe).

Anemia defisiensi besi adalah anemia yang disebabkan oleh kurangnya zat besi dalam tubuh, sehingga kebutuhan Fe tidak cukup.3

Anemia ibu hamil sangat terkait dengan mortalitas dan morbiditas pada ibu dan bayi, termasuk risiko keguguran, lahir mati, prematuritas, dan berat bayi lahir rendah. World Health Organization (WHO) melaporkan bahwa prevalensi ibu hamil diseluruh dunia yang mengalami anemia

(2)

2

sebesar 41,8 %.4 Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 menunjukkan bahwa kelompok ibu hamil merupakan salah satu kelompok yang berisiko tinggi mengalami anemia sebesar 37,1%. Hal ini menunjukkan angka tersebut mendekati masalah kesehatan masyarakat berat (severe public health problem).5

Beberapa hal yang dapat menyebabkan terjadinya anemia dalam kehamilan diantaranya karena defisiensi besi, anemia akibat perdarahan, dan anemia akibat radang atau keganasan. Kemudian anemia yang diturunkan atau herediter seperti talasemia, hemoglobinopati sel sabit, hemoglobinopati lain, dan anemia hemolitik herediter. Dua penyebab anemia yang paling sering ditemukan adalah anemia akibat defisiensi besi dan akibat perdarahan.6

Anemia dalam kehamilan dapat berpengaruh buruk terutama saat kehamilan, persalinan, dan masa nifas. Prevalensi anemia yang tinggi dapat berakibat negatif seperti gangguan dan hambatan pertumbuhan baik sel tubuh atau sel otak. Kekurangan kadar Hb dalam darah mengakibatkan kurangnya oksigen yang ditransfer ke sel tubuh ataupun otak sehingga dapat memberikan efek yang buruk pada ibu maupun bayi yang dilahirkan.

Setiap ibu hamil yang anemia berisiko untuk perdarahan post partum.

Salah satu penyebab perdarahan post partum adalah karena retensio plasenta.1

(3)

3

Lima penyebab kematian ibu terbesar di Indonesia pada tahun 2013 yaitu perdarahan (30,3%), hipertensi dalam kehamilan (HDK) (27,1%), infeksi (7,3%), partus lama/macet (1,8%), dan abortus (1,6%). Kematian ibu di Indonesia masih didominasi oleh tiga penyebab utama kematian yaitu perdarahan, hipertensi dalam kehamilan (HDK), dan infeksi.7

Salah satu risiko anemia pada kehamilan adalah dapat terjadinya retensio plasenta, dimana retensio plasenta ini dapat mengakibatkan perdarahan postpartum, dan jika perdarahan postpartum tidak ditangani dengan baik dapat menyebabkan kematian. Kemudian, retensio plasenta juga merupakan salah satu penyebab perdarahan postpartum tersering, dengan angka peravelensinya yaitu mencapai 16-17%.8

Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah di atas, maka penulis tertarik ingin melakukan penelitian dengan judul “Risiko Anemia Terhadap Kejadian Retensio Plasenta”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latarbelakang di atas maka dengan ini penulis memberikan dasar untuk merumuskan masalah penelitian sebagai berikut:

’’Risiko anemia terhadap kejadian rentensio plasenta”.

C. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui risiko anemia terhadap kejadian rentasio plasenta.

Referensi

Dokumen terkait

Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil dengan Kecemasan Manjelang Persalinan .... Pathway Ibu Hamil Dengan Kecemasan Menjelang

The World Health Organization WHO recommends exclusive breastfeeding for the first 6 months of life, and continuing for 2, or more years while introducing appropriate complimentary