BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Studi pendahuluan dilakukan pada bulan Mei 2021 dengan informan yang pernah mengalami kehamilan sebelum menikah, hasil wawancara didapatkan bahwa penyebab kehamilan remaja berawal dari adanya kesempatan untuk melakukan hubungan seks pranikah dan saat sudah terjadi kehamilan yang remaja putri rasakan adalah perasaan sedih, bersalah dan menyesal yang seharusnya masa remaja untuk masa pertumbuhan dan perkembangan akan tetapi mengalami kehamilan diusia remaja.
“pas tau enggak haid selama 2 bulan masih biasa aja belum ngeh ngeh amat karena emang haid saya sering kek gitu enggak teratur jadi gak khawatir, pas tahu hamil benar-benar khawatir banget bingung mau ngapain, akhirnya berani-beraniin pergi ke bidan periksa dan benar hamil pas pulang dari bidan langsung diminumin kiranti gitu, benar-benar nyesel, takut, sedih gimana baru masuk kuliah tapi udah hamil”
Perilaku seksual pranikah remaja dapat didefinisikan sebagai segala tingkah laku yang di dorong hasrat seksual, baik dengan lawan jenis maupun sesama jenis tanpa ikatan pernikahan yang sah dimata hukum dan agama. Perilaku seksual pranikah remaja ini mulai dari bergandengan
tangan, berpelukan, ciuman sampai bersenggama yang dapat menimbulkan permasalahan seperti KTD (kehamilan tidak diinginkan) , aborsi dan IMS (infeksi menular seksual). (Sofyan Willis, 2012)
Sekarang ini, kasus tentang kenakalan remaja semakin marak dan menarik perhatian. Permasalahannya semakin meningkat dan mengkhawatirkan. Salah satunya adalah kasus penyimpangan seksual yang dilakukan oleh kaum remaja saat ini banyak menimbulkan dampak negatif serta meresahkan masyarakat. Namun, karena terjadi kasus hamil pranikah, maka mereka harus melakukan pernikahan dini. Penelitian Dewi Aprilia di Bali menyebutkan bahwa faktor risiko kehamilan usia remaja adalah pergaulan dengan teman sebaya, remaja yang memiliki kesempatan untuk melakukan hubungan seksual, pengetahuan remaja yang kurang tentang kesehatan reproduksi dan kehamilan usia remaja dan penghasilan keluarga yang lebih tinggi (Dewi, Aprelia, 2016)
Penyimpangan seksual dapat terjadi pada pasangan remaja apabila ada faktor lingkungan yang mendukungnya, sehingga dapat menjadi salah satu penyebab terjadinya kehamilan di luar nikah. Seks bebas atau seks pranikah berawal dari kenakalan remaja. kenakalan remaja terjadi karena dua hal, yaitu: sebab-sebab yang terdapat di dalam diri diri individu, seperti perkembangan kepribadian yang terganggu, mempunyai cacat tubuh, mudah terpengaruh, dan taraf inteligensi rendah. Sebab kedua, terdapat di luar diri individu, seperti lingkungan pergaulan yang kurang baik, kondisi keluarga yang tidak mendukung terciptanya perkembangan
kepribadian anak yang baik, pengaruh media massa, kurangnya kasih sayang yang dialami anak-anak, dan karena kecemburuan sosial atau frustasi terhadap keadaan sekitar. (Aryanto, S, 2015)
Perkembangan teknologi yang semakin canggih dan berkembang, serta pengaruh pergaulan yang semakin luas akibat kemajuan teknologi yang pesat tersebut, banyak memengaruhi generasi muda Terutama internet dapat dengan mudah diakses dimana saja, terutama oleh remaja dan anak-anak. Regulasi pornografi di Indonesia yang tidak terlalu kuat dan ketat, menyebabkan remaja dan anak-anak dengan mudah dapat membuka situs pornografi. Dari gambar dan video porno, anak-anak mulai tingkat SD, SMP, apalagi SMA dan mahasiswa cepat menjadi terdewasakan. Data yang lain diungkapkan oleh Komisi Nasional Perlindungan Anak, data itu menunjukkan 97% anak remaja pernah mengakses pornografi, bahkan 62,7% pernah melakukan hubungan seksual. Data ini diambil dari survei yang dilakukan pada 4.500 remaja di 12 kota seluruh Indonesia. (Fathurrofiq, 2014)
Seseorang yang mempunyai pengetahuan dan sikap bahwa seksual- pranikah itu tidak baik, namun karena situasi dan kesempatan itu memungkinkan, serta ditunjang niat untuk melakukan hubungan seks pranikah, maka individu ternyata tetap saja melakukan hal itu. Akibatnya perilakunya tidak konsisten dengan pengetahuan dan sikapnya. Remaja memasuki usia subur dan produktif, artinya secara fisiologis telah mencapai kematangan organ-organ reproduksi, baik remaja laki-laki
maupun remaja wanita. Kematangan organ reproduksi tersebut, mendorong untuk melakukan hubungan sosial baik dengan sesama jenis maupun dengan lawan jenis. Pergaulan bebas yang tidak terkendali secara normatif dan etika-moral antar remaja yang berlainan jenis, akan berakibat adanya hubungan seksual di luar nikah.
Pada faktor kematangan biologis, seorang remaja sudah dapat melakukan fungsi reproduksi sebagaimana layaknya orang dewasa lainnya, sebab fungsi organ seksualnya telah bekerja secara normal. Hal ini membawa konsekuensi bahwa seorang remaja akan mudah terpengaruh oleh stimulasi yang merangsang gairah seksualnya, misalnya dengan melihat film porno, cerita cabul. Kematangan biologis yang tidak disertai dengan kemampuan mengendalikan diri, cenderung akan berakibat negatif yakni terjadinya hubungan seksual pranikah di masa pacaran remaja.
Sebaliknya, kematangan biologis disertai dengan kemampuan pengendalian diri akan membawa kebahagiaan remaja di masa depannya, sebab ia tidak akan melakukan hubungan seksual pranikah. (Dariyo, Agus, 2004)
Kehamilan remaja adalah salah satu risiko hubungan seks pranikah. Kehamilan yang terjadi akibat seks pranikah menimbulnya perasaan bersalah, malu dan berdosa pada remaja yang mengalaminya ditambah sanksi sosial dan masyarakat terhadap kehamilan dan kelahiran anak tanpa ikatan pranikah (BKKBN, 2013). Kehamilan pada usia kurang 15 tahun terutama terjadi di pedesaan dengan proporsi 0,03% dan proporsi
kehamilan di usia 15-19 tahun adalah sebesar 1,76% (Riset Kesehatan Dasar, 2013). Remaja yang mengalami kehamilan usia 15-19 tahun lebih tinggi di pedesaan yaitu sebesar 6,3% sedangkan di perkotaan sebesar 4,7% (SDKI, 2017).
Kehamilan pada remaja memiliki resiko yang tinggi, tidak hanya merusak masa depan remaja yang bersangkutan, tetapi juga sangat berbahaya untuk kesehatannya. Kehamilan di bawah umur memuat risiko kematian yang tinggi. Kematian pada ibu hamil yang dapat disebabkan kurangnya perawatan dan pemeriksaan selama kehamilan. Remaja yang mengalami kehamilan rentan mengalami masalah kehamilan. Emosi remaja yang mengalami kehamilan tidak diinginkan mempengaruhi perkembangan janin yang dikandung, emosi yang sangat kuat akan mempengaruhi sistim syaraf otonom, kerja endokrin dan metabolisme sehingga detak jantung dan aktivitas janin akan meningkat (Nurhayati, 2018)
Angka kehamilan dan persalinan usia remaja yang masih tinggi menjadi perhatian khusus di Indonesia. Hal ini disebabkan karena kehamilan dan persalinan yang terjadi pada usia remaja menimbulkan dampak yang berbahaya bagi ibu bersalin maupuan janin yang dilahirkan (Cinar, N., & Menekse, D, 2017). Dampak kehamilan usia dini meliputi seluruh aspek kehidupan remaja seperti aspek kesehatan, fisik karena selain berhubungan dengan kematangan organ reproduksi juga berhubungan dengan psikologis dan sosial. Kesehatan remaja dan anak
yang dikandungnya berada dalam resiko tinggi, karena otot-otot rahim masih lemah, belum berkembang sempurna, dan secara mental juga belum dewasa (Sinclair, 2012).
Kehamilan yang terjadi pada remaja putri kelompok usia 15-19 tahun di Indonesia dengan angka kejadian provinsi Lampung sebesar 30%
menduduki posisi ke-19 dari 33 provinsi di Indonesia, dimana posisi pertama yaitu provinsi Kalimantan Utara dengan nilai 81% (SDKI, 2017).
Untuk kabupaten Lampung Utara kehamilan pada remaja putri menduduki posisi ke-4 dengan jumlah 143.197 remaja usia 10-20 tahun dengan posisi pertama kabupaten Lampung Selatan dengan dengan jumlah 230.762 remaja usia 10-20 tahun (Dinkes Prov Lampung, 2020). Perilaku melakukan hubungan seksual di luar nikah menjadi salah satu faktor penyebab terjadinya hamil pranikah pada remaja di Desa Kembang Gading Kabupaten Lampung Utara.
Dampak Kehamilan Pranikah pada usia remaja meliputi aspek Biologis seperti, Berisiko kanker leher rahim, Kurangnya perawatan kehamilan baik selama kehamilan maupun sebelum melahirkan, preeklamasi, anemia, Ketuban pecah dini atau sebelum waktunya, Persalinan lama dan sulit dan perdarahan. Dari aspek psiklogis Remaja rentan mengalami stres dan depresi karena timbulnya rasa malu, menjadi pembicaraan oleh lingkungan, masyarakat maupuan pergaulannya.
Perasaan bersalah yang dirasakan oleh remaja hamil diluar nikah membuat mereka tidak berani mengatakan sejujurnya pada orang lain. ada
kehamilan pranikah rasa malu dan perasaan bersalah dapat dialami oleh remaja apalagi kehamilan tersebut tidak diketahui oleh orangtuanya (Kusmiran, 2014). Risiko sosial yaitu menjadi objek pembicaraan, kehilangan masa remaja yang seharusnya dunikmati dan terkenan cap buruk karena hamil diusia remaja. Masalah yang timbul pada ekonomi adalah pada saat merawat kehamilan, melahirkan dan membesarkan bayi/anak membutuhkan biaya yang besar (Marmi, 2013)
Berdasarkan uraian diatas dengam melihat fenomena-fenomena dan angka tingkat kejadian kehamilan pada remaja putri terus meningkat terutama di Indonesia dan angka kejadian di Kabupaten Lampung Utara yang cukup tinggi. Perangkat desa Kembang Gading mengatakan remaja mangalami kehamilan pranikah cukup tinggi dimana setiap tahunnya selalu saja ada remaja yang mengalami kehamilan, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Studi Fenomologi Kehamilan Pranikah Pada Remaja Putri Di Desa Kembang Gading Kabupaten Lampung Utara”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang peneliti buat, maka permasalahan penelitian dirumuskan sebagai berikut: Bagaimana Pengalaman Kehamilan Pranikah Pada Remaja Putri di Desa Kembang Gading Kabupaten Lampung Utara?
C. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui Pengalaman Kehamilan Pranikah Pada Remaja Putri Di Desa Kembang Gading Kabupaten Lampung Utara.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Diharapkan dapat mengembangkan ilmu keperawatan komunitias dan diharapkan dapat menjadi salah satu penelitian yang dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan khususnya tentang faktor yang menjadikan banyak remaja yang terjerumus ke dalam seks pranikah sehingga.
2. Manfaat Praktisi a. Bagi Remaja
Dapat menjadikan remaja supaya lebih berhati-hati dalam bergaul dengan lawan jenis, supaya menghindari perilaku gaya berpacaran bebas.
b. Bagi Peneliti
Diharapkan setelah mengetahui hasil penelitian ini, peneliti dapat menambah wawasan dan memperkaya pengetahuan.
c. Bagi Instansi Kesehatan
Hasil penelitian dapat digunakan sebagai referensi dalam kontribusi sebagai sumber bacaan.
d. Bagi Peneliti Lain
Memberikan gambaran, informasi atau data untuk melakukan penelitian lebih lanjut yang berkaitan dengan fenomonologi kehamilan pada remaja putri.
E. Ruang Lingkup
1. Ruang Lingkup Meteri
Lingkup mata ajaran pada penelitian ini adalah keperawatan maternitas dan lingkup materi pengalam kehamilan Pranikah pada remaja.
2. Ruang Lingkup Responden
Responden yang diambil dalam penelitian ini adalah remaja putri usia 11-19 tahun yang mengalami kehamilan pranikah.
3. Ruang Lingkup Tempat
Penelitian ini dilaksanakan di desa Kembang Gading Kabupaten Lampung Utara.
4. Ruang Lingkup Waktu
Penelitian ini dilaksanakan mulai Maret s.d Juli 2021 dengan lingkup kegiatan dari penyususan proposal penelitian sampai laporan hasil penelitian.