• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB I"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1 A. Latar Belakang

Masalah kesehatan masyarakat di Indonesia yang sedang kita hadapi saat ini dalam pembangunan kesehatan adalah semakin meningkatnya penyakit tidak menular,seperti Diabetes Miletus, Rematik, Hipertensi, Osteoporosis, dan salah satu penyakit tidak menular adalah Gastritis. Gastritis adalah suatu peradangan dengan mukosa lambung yang bersifat, akut, kronik difus atau lokal, dengan karakteristik anoreksia, perasaan penuh diperut (begah), tidak nyaman pada epigastrum, mual, dan muntah (Syafrudin, 2011).

Dalam sistem pencernaan terdapat gangguan-gangguan pencernaan lainnya seperti Diare, sembelit, ambeien, Gastritis, dan Radang usus Buntu.

Gangguan saluran pencernaan dapat berupa gastritis yang disebabkan kelebihan asam lambung dengan gejala nyeri serta rasa panas pada uluhati dan dada, mual, muntah dan kembung. Penyebab lain dari gastritis yaitu dari Faktor psikis, emosi, stress, dari obat-obat tertentu, makanan atau minuman yang merangsang lambung (Sriana Azis, 2009). Dalam saluran pencernaan terdapat gangguan dan absorpsi yang terjadi pada proses menelan, mengosongkan lambung, dan proses buang air besar (defekasi). Gangguan ini antara lain terjadi karena infeksi atau peradangan,gangguan motilitas, perdarahan, kondisi saluran pencernaan pasca bedah,dan tumor atau kanker.

Penyakit sistem pencernaan yang terjadi antara lain gastritis akut atau kronik, hemoroid, diare, konstipasi, dan lain-lain.

(2)

Gambaran umum penyakit lambung atau gastrointestinal meliputi gastritis sering dihubungkan dengan emosi atau psikoneurosis atau makan terlalu cepat karena kurang dikunyah serta terlalu banyak merokok.

Gangguan pada lambung umumnya berupa sindroma dyspepsia, yaitu kumpulan gejala terdiri dari mual, muntah, nyeri epigastrum, kembung, napsu makan berkurang, dan rasa cepat kenyang. Bahaya Gastritis dapat menyebabkan komplikasi pada Gastritis akut yaitu Anemia, sedangkan pada gastritis kronis yaitu Perforasi, Tukak Lambung dan bisa sampai terjadinya Kematian. Pada fenomena yang terjadi di Indonesia banyak di dapatkan penyebab gastritis karena Pola Makan yang kurang baik, sebagian dari banyaknya Pola Makan kurang baik ada juga karena Stres, minuman beralkohol, obat-obatan dan lain-lain (Almatsier, 2010).

Asupan makanan sehari-hari umumnya mengandung lebih banyak natrium dari pada yang dibutuhkan tubuh, dalam keadaan normal jumlah natrium yang dikeluarkan tubuh melalui urin sama dengan jumlah yang dikonsumsi, sehingga terdapat keseimbangan (Almatsier, 2010).

Frekuensi/kebiasaan makan bila seseorang terlambat makan sampai 2-3 jam, maka asam lambung yang diproduksi semakin banyak dan berlebih sehingga dapat mengiritasi mukosa lambung serta menimbulkan rasa nyeri di sekitar epigastrium. Jenis makanan yang beresiko gastritis makan makanan yang pedas, makanan yang bersifat asam dan mengkonsumsi kopi berlebihan.

Jumlah/porsi resiko gastritis bila makanan pokok lebih dari 5 porsi, lauk ikan/daging/ayam lebih dari 2 potong, tempe/tahu lebih dari 6 potong,

(3)

sayuran lebih dari 2 mangkuk, buah-buahan lebih dari 3 potong dan susu lebih dari 2 gelas perhari.

Gastritis dapat diartikan sebagai peradangan pada lambung karena terjadi ketidakseimbangan antara faktor defensive/faktor pelindung mukosa seperti produksi prostaglandin, gastric mucus, bikarbonat dan aliran darah mukosa. Penyakit ini dianggap remeh dan sering dianggap penyakit yang sederhana, sehingga penderita cenderung mengobatinya sendiri. Akibat pengobatan yang salah ataupun tidak tuntas penyakit ini kerap kambuh dan mengganggu aktivitas sehari-hari. Dampak gastritis dalam jangka waktu yang lama akan menyebabkan terjadinya Kematian. Angka kematian akibat gastritis di Dunia sebanyak 3840 jiwa/tahun (Sistem Informasi Statistik WHO) (Misnadiarly, 2009).

World Health Organization (WHO) tahun 2009 mengadakan tinjauan terhadap beberapa Negara dunia dan mendapatkan hasil presentase dari angka kejadian gastritis di dunia, di antara nya Inggris 22%, China 31%, Jepang 14,5%, Kanada 35%, dan Prancis 29,5%. Di dunia insiden gastritis sekitar 1,8-2,1 juta dari jumlah penduduk setiap tahun. Insiden terjadinya gastritis di Asia Tenggara sekitar 583.635 dari jumlah penduduk setiap tahunya. Jumlah orang dalam populasi yang mengalami penyakit gastritis dikonfirmasi melalui endoskopi pada populasi di barat bersifat asimptomatik (Diasta, 2016).

Kementrian Kesehatan menyebutkan setiap tahunnya di Indonesia angka kejadian gastritis cukup tinggi dengan jumlah 274,396 kasus dari 238.452.952 jiwa penduduk atau sebesar 40% (Kemenkes, 2016).

(4)

Dari Data Dinas Kesehatan Kota Bandung pada tahun 2012 penyakit gastritis menempati urutan ke 9 penyakit yang banyak dijumpai di klinik dengan jumlah penderita sebesar 14.702 jiwa. Gastritis berada pada urutan ke 9 dismbil karena menyebabkan banyak ancaman penyakit gastritis beresiko tinggi terhadap kematian. Penyakit gastritis ini terus meningkat dari tahun sebelumya, pada tahun 2013 tercatat penyakit gastritis meningkat menjadi menempati urutan ke 4 dengan jumlah penderita 22.785 jiwa (Arlini, 2014).

Berdasarkan data dari UPT. Puskesmas Griya Antapani tahun 2017 penyakit gastritis banyak ditemui pada pemeriksaan umun masyarakat sekitar puskesmas griya antapani dengan jumlah penderita 172 jiwa/tahun. Dari survei yang di dapat di Puskesmas Ibrahim Adjie penderita gastritis berjumlah 157 jiwa/tahun, dari Puskesmas Babakan sari penderita gastritis berjumlah 123 jiwa/tahun. Pada Puskesmas Griya Antapani terdapat paling banyak penderita gastritis dengan jumlah 172 jiwa/tahun. Oleh karena itu peneliti mengangkat gastritis karena jumlah penderita tinggi dan juga sangat dekat dengan kehidupan sehari-hari. Hasil wawancara dari 10 pasien gastritis ditemukan antara lain 3 pasien makan yang tidak teratur dan sering terlambat makan, 3 pasien mengkonsumsi makanan pedas, 1 pasien mengkonsumsi makan yang berlebihan/takaran yang berlebihan,1 pasien stress lalu mogok makan tetapi konsumsi alcohol, 2 pasien konsumsi kopi berlebihan, dan pasien mengalami seperti kembung pada perut, mual-mual, dan gangguan saluran pencernaan, muntah, nyeri, rasa lemah, nafsu makan menurun dan sakit kepala.

(5)

Hasil penelitian Julia,dkk (2014), mengenai Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Gastritis adalah pola makan, merokok, alcohol, dan kopi sedangkan factor yang tidak memiliki hubungan dengan kejadian gastritis adalah penggunaan OAINS (Obat Anti-Inflamasi Non Steroid). Sejalan penelitian Merita,dkk (2016), hasil penelitian tentang Hubungan Tingkat Stres dan Pola Konsumsi Dengan Kejadian Gastritis adalah dari 36 kelompok kasus terdapat 33 (91.7%) responden mempunyai pola konsumsi beresiko dan 3 (8.3%) responden mempunyai pola konsumsi yang tidak beresiko menderita terjadinya penyakit gastritis. Dari 36 kelompok kontrol , terdapat 8 (22.2%) responden mempunyai pola konsumsi beresiko dan 28 (77.8%) responden mempunyai pola konsumsi. Sedangkan penelitian Rostini (2017), hasil penelitian tentang Hubungan Tingkat Stres Dan Pola Makan Dengan Kejadian Gastritis adalah berhubungan, dan disarankan kepada penderita gastritis untuk dapat mengontrol keadaan mental atau psikologis tubuh dalam menangani kejadian stres sehingga tidak memicu terjadinya peningkatan asam lambung dan dapat mengatur pola makannya, baik waktu, jenis dan porsi makan sehingga tidak memicu terjadinya gastritis.

Berdasarkan latar belakang Pola Makan yang kurang baik mengakibatkan terjadinya gastritis dan dampak dari gastritis bisa berkomplikasi pada Perforasi, Tukak Lambung bahkab beresiko pada Kematian. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk meneliti tentang “Hubungan Pola Makan dengan Kejadian Gastritis di UPT. Puskesmas Griya Antapani Bandung.

(6)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan rumusan masalah pada latar belakang tersebut maka penulis merumuskan masalah yaitu apakah ada Hubungan Pola Makan Dengan Kejadian Gastritis di UPT. Puskesmas Griya Antapani Bandung.

C. Tujuan penelitian 1. Tujuan Umum

Mengetahui Hubungan Pola Makan Dengan Kejadian Gastritis di UPT. Puskesmas Griya Antapani Bandung.

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi karakteristik Umur Jenis Kelamin dan Pekerjaan pada pasien gastritis di UPT. Puskesmas Griya Antapani.

b. Mengidentifikasi Frekuensi makan pada pasien gastritis di UPT.

Puskesmas Griya antapani.

c. Mengidentifikasi Jenis makanan pada pasien gastritis di UPT.

Puskesmas Griya Antapani.

d. Mengidentifikasi Jumlah (porsi) makan Pada Pasien gastritis di UPT.

Puskesmas Griya Antapani.

e. Mengidentifikasi Hubungan Pola Makan dengan Kejadian Gastritis di UPT. Puskesmas Griya antapani

D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis

Diharapkan penelitian ini berguna untuk memberikan informasi dan ilmu pengetahuan tentang pola makan dengan kejadian gastritis, serta

(7)

Hubungan antara pola makan dengan kejadian gastritis berdasarkan fakta baru yang didapatkan didalam suatu penelitian.

2. Manfaat Praktis a. Bagi Responden

Dijadikan masukan dalam kehidupan sehari-hari untuk dapat mengetahui bahayanya gastritis dengan pola makan dan yang baik dan jenis makanan yang bagus.

b. Bagi UPT. Puskesmas Griya Antapani

Dapat memberikan informasi bagi petugas kesehatan mengenai Pola Makan dengan Kejadian gastritis, sehingga dapat menjadi masukan dalam pelayanan dan promosi kesehatan mengenai Pola Makan yang baik dan sehat bagi pasien.

c. Bagi Peneliti Selanjutnya

Sebagai bahan masukan dan informasi untuk peneliti selanjutnya khuususnya untuk meneliti tentang Pola Makan dengan Kejadian Gastritis dan dapat mengembangkan variabel lain yang belum diteliti.

E. Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup penelitian ini difokuskan pada hal-hal yang berkaitan dengan Hubungan Pola Makan Dengan Kejadian Gastritis di UPT. Puskesmas Griya Antapani Bandung.

1. Waktu Penelitian

Penelitian ini telah dilakukan bulan Mei 2019.

(8)

2. Tempat Penelitian

Penelitian ini bertempat di UPT. Puskesmas Griya Antapani 3. Materi

Penelitian ini mengacu pada Keperawatan Medikal Bedah untuk membahas tentang Hubungan Pola Makan Dengan Kejadian Gastritis di UPT.

Puskesmas Griya Antapani Bandung

Referensi

Dokumen terkait

Theoretical Linguistics focuses on the examination of the structure of English in all its manifestations (phonetics, phonology, morphology, syntax, grammar at large). Other

壹、前言 隨著通訊技術的進步,第四代 4G 長期演進 Long Term Evolution, LTE 使人們能 夠藉由異構的移動設備隨時隨地存取通訊網路,並且企業專網的理念也漸漸浮出,電信 網路已經成為民眾生活中不可或缺的基本服務,而其安全性也會直接影響到使用者的人 身安全。近年來軟體定義無線電 Software Defined Radio, SDR