• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB I"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Masalah kesehatan adalah masalah kompleks yang merupakan hasil dari berbagai masalah lingkungan yang bersifat alamiah maupun buatan manusia.

Secara global, regional dan nasional pada tahun 2030 diproyeksikan terjadi transisi epidemiologi dari penyakit menular menjadi penyakit tidak menular.

Peningkatan kejadian Penyakit Tidak Menular (PTM) berhubungan dengan peningkatan faktor risiko akibat perubahan gaya hidup, seiring dengan perkembangan dunia yang makin modern. PTM sudah menjadi masalah kesehatan masyarakat di dunia termasuk di Indonesia (Kementrian kesehatan RI, 2012).

Penyakit Tidak Menular adalah penyebab kematian yang sering terjadi disebagian besar Negara di Amerika, Mediterania Timur, Eropa, Asia Tenggara, dan Pasifik Barat. Kematian akibat Penyakit Tidak Menular diproyeksikan meningkat 15% secara global antara tahun 2010 dan 2020.

Peningkatan paling signifikan terjadi di Negara Mediterania Timur dan Asia tenggara, dimana diperkirakan akan terjadi peningkatan lebih dari 20%, sedangkan penyakit pernapasan; termasuk asma dan Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) memiliki jumlah kematian sekitar 4,2 juta (WHO, 2011, dalam Infodatin Kemkes RI, 2019).

(2)

2

Asma adalah suatu kelainan berupa peradangan kronik saluran napas yang menyebabkan penyempitan saluran napas (hiperaktivitas bronkus) sehingga menyebabkan gejala episodik berulang berupa mengi, sesak napas, dada terasa berat, dan batuk terutama pada malam atau dini hari. Ketika asma menyerang seseorang, lapisan saluran akan membengkak menyebabkan saluran udara menyempit dan mengurangi aliran udara masuk dan keluar dari paru-paru.

Asma menyerang semua kelompok umur tetapi sering dimulai sejak kanak- kanak (P2PTM Kemkes RI, 2018).

Di Indonesia prevalensi asma mencapai 4.5% dengan estimasi jumlah pasien asma 11.2 juta jiwa. Terbanyak adalah di Jawa Barat dengan jumlah 2.2 juta jiwa. Untuk wilayah Jawa Barat seperti Kabupaten Bogor (7,4%) menempati peringkat ke-5 di Jawa Barat dengan prevalensi berdasarkan usia, yaitu kelompok usia 15-24 tahun (6,3%). Walaupun asma tidak dapat disembuhkan, manajemen yang tepat dapat mengendalikan penyakit ini dan orang dengan asma dapat menikmati hidup yang lebih baik dan berkualitas (P2PTM Kemkes, 2016).

Sekitar 235 juta orang saat ini menderita asma. Asma merupakan penyakit umum dikalangan anak-anak hingga dewasa. Menurut perkiraan World Health Organization (WHO) yang dirilis pada Desember 2016, terdapat 383.000 kematian akibat asma pada 2015 (Infodatin Kemenkes RI, 2019).

Penyakit asma masih menjadi masalah kesehatan masyarakat dihampir semua negara di dunia, yang sebagian besar diderita oleh anak-anak sampai dewasa dengan derajat penyakit dari ringan sampai berat, bahkan beberapa kasus dapat menyebabkan kematian. Asma merupakan penyakit kronis yang sering

(3)

3

muncul pada masa kanak-kanak dan usia muda sehingga dapat menyebabkan kehilangan hari-hari sekolah atau hari kerja produktif yang berarti juga menyebabkan gangguan aktifitas sosial, bahkan berpotensi mengganggu pertumbuhan dan perkembangan anak (Infodatin Kemkes RI, 2019).

Sebagian besar kematian terkait asma terjadi di Negara berpenghasilan rendah dan menengah kebawah. Faktor resiko terkuat sebagai pemicu asma adalah zat dan partikel yang dihirup yang dapat memicu reaksi alergi atau mengiritasi saluran udara. Untuk menghindari kambuhnyan asma, pasien dapat meminum obat. Menghindari pemicu asma juga bisa mengurangi keparahan asma. Penatalaksanaan asma yang tepat dapat memungkinkan orang menikmati kualitas hidup yang baik (Infodatin Kemenkes RI, 2019).

Banyak peneliti mengakui bahwa pendidikan menganai asma terhadap penderita asma dan keluarganya memegang peran penting untuk keberhasilan tujuan dari pengobatan. Salah satu penyebab ketidakberhasilan pengobatan asma yaitu kurangnya pengetahuan penderita dan keluarga mengenai sifat dasar dari penyakit asma atau cara pengobatan asma. Dengan membekali keluarga mengenai pendidikan asma pada penderita/keluarga diharapkan keluarga dapat memahami tentang asma. Peran keluarga dalam menghadapi masalah kesehatan yaitu mengenali masalah penyakit asma, keluarga mampu mengambil keputusan dalam penanganan asma, keluarga mampu merawat anggota keluarga yang terkena asma, keluarga mampu memodifikasi lingkungan untuk anggota yang terkena asma dan keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan (Achjar, 2010).

(4)

4

Keluarga merupakan satu kelompok atau sekumpulan manusia yang hidup bersama sebagai satu kesatuan unit masyarakat yang terkecil dan biasanya selalu ada hubungan darah, ikatan perkawinan, atau ikatan lain. Keluarga dipandang sebagai sistem sosial terbuka, dimana keluarga dijadikan subsistem dalam masyarakat, pendekatan ini memandang bahwa dalam keluarga terjadi interaksi berkelanjutan antar anggota keluarga dengan lingkungan eksternal dalam hal afektif, reproduksi, ekonomi dan pelayanan kesehatan. Interaksi anggota keluarga dengan lingkungan eksternal masyarakat akan saling mempengaruhi (Santun Setiawati, 2008).

Mengingat besarnya kasus dan dampak yang terjadi pada kasus asma, diperlukan peran perawat keluarga yang berperan sebagai pemberi asuhan keperawatan. Perawat keluarga adalah perawat profesional yang memiliki dedikasi tinggi dengan pemahaman yang berbasis komunitas, dimana perawat tersebut dalam pemberian pelayanan ke keluarga berkolaborasi dengan individu, keluarga dan pemberi pelayanan lainnya dalam konteks pelayanan utama. Asuhan keperawatan yang diberikan secara komprehensif melalui upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Promotif (peningkatan kesehatan) dengan memberikan pendidikan kesehatan yaitu melalui penyuluhan tentang kasus asma dan pemberian leaflet pada keluarga sehingga keluarga akan dibekali pemahaman dan mengenal asma. Preventif (pencegahan) dengan cara imunoterapi serta mengendalikan faktor yang mencetus timbulnya asma. Kuratif (pengobatan) dengan cara melakukan

(5)

5

pengobatan asma dan fisioterapi. Rehabilitatif (pemulihan kesehatan) dengan cara mengatur diet dan nutrisi serat melakukan olahraga (Achjar, 2010).

Berdasarkan uraian diatas maka penulis mengambil permasalahan “Asuhan Keperawatan Keluarga Tn. J pada Ny. K dengan Gangguan Sistem Pernapasan:

Asma di Kampung Cukang Galeuh 2, RT 01/05, Desa Jambuluwuk, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor” yang diharapkan menurunkan frekuensi kekambuhan penyakit asma turun, guna meningkatkan mutu kesehatan keluarga dan derajat kesehatan masyarakat.

B. Rumusan Masalah

Melihat banyaknya penduduk di Indonesia terutama di Jawa Barat yang menderita penyakit Asma maka penulis mengangkat penyakit ini untuk dijadikan Karya Tulis Ilmiah dengan judul sebagai berikut: “Asuhan Keparawatan Keluarga Tn. J pada Ny. K dengan Gangguan Sistem Pernapasan:

Asma di Kampung Cukang Galeuh 2 RT 01/05 Desa Jambuluwuk, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor”.

C. Tujuan Penyusunan Studi Kasus 1. Tujuan Umum

Adapun tujuan umum dari pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini untuk mengidentifikasi “Asuhan Keparawatan Keluarga Tn. J pada Ny. K dengan Gangguan Sistem Pernapasan: Asma di Kampung Cukang Galeuh 2 RT 01/05 Desa Jambuluwuk, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor”.

(6)

6 2. Tujuan Khusus

a. Mampu melakukan pengkajian “Asuhan Keparawatan Keluarga Tn. J pada Ny. K dengan Gangguan Sistem Pernapasan: Asma di Kampung Cukang Galeuh 2 RT 01/05 Desa Jambuluwuk, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor”.

b. Mampu menyusun rumusan diagnosa “Asuhan Keparawatan Keluarga Tn. J pada Ny. K dengan Gangguan Sistem Pernapasan:

Asma di Kampung Cukang Galeuh 2 RT 01/05 Desa Jambuluwuk, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor”.

c. Mampu menyusun rencana tindakan keperawatan yang diterapkan pada “Asuhan Keparawatan Keluarga Tn. J pada Ny. K dengan Gangguan Sistem Pernapasan: Asma di Kampung Cukang Galeuh 2 RT 01/05 Desa Jambuluwuk, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor”.

d. Mampu melakukan implementasi atau tindakan keperawatan pada

“Asuhan Keparawatan Keluarga Tn. J pada Ny. K dengan Gangguan Sistem Pernapasan: Asma di Kampung Cukang Galeuh 2 RT 01/05 Desa Jambuluwuk, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor”.

e. Mampu melakukan hasil dari evaluasi apa saja yang didapat pada “Asuhan Keparawatan Keluarga Tn. J pada Ny. K dengan Gangguan Sistem Pernapasan: Asma di Kampung Cukang Galeuh

(7)

7

2 RT 01/05 Desa Jambuluwuk, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor”.

D. Manfaat Karya Tulis Ilmiah

Karya tulis ilmiah ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:

a. Bagi Keluarga Klien

Hasil penulisan ini diharapkan dapat memberi pengetahuan dan keterampilan pada keluarga dan klien tentang cara mencegah dan merawat pasien dengan asma.

b. Bagi Profesi Keperawatan

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi profesi keperawatan untuk meningkatkan pengetahuan perawat terutama dalam Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Asma.

c. Bagi Penulis

Hasil studi kasus ini semoga dapat memberikan wawasan tentang penyakit asma dengan asuhan keprawatan keluarga.

d. Bagi Instansi Akademik

Sebagai bahan bacaan di perpustakaan dan acuan pertimbangan pada keperawatan keluarga khususnya kasus keperawatan keluarga dengan asma.

Referensi

Dokumen terkait

Summary of 2-way ANOVA of microbial growth affected by culture type with 50% moisture content during 72 hour fermentation ... Summary of 2-way ANOVA of microbial growth affected

[r]