• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB I"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pada umumnya kehamilan merupakan suatu pengalaman yang berharga bagi seorang perempuan terutama apabila kehamilan tersebut adalah kehamilan yang pertama dan sangat diinginkan. Seorang wanita yang sedang berada dalam proses kehamilan mengalami banyak perubahan, baik itu perubahan secara fisiologis maupun perubahan secara psikologis.

Perubahan fisiologis itu diantaranya perubahan pada bentuk tubuh, bengkak pada kaki, sering kencing dan perubahan selera makan lalu perubahan pada psikologis ibu hamil akan sangat perasa. Perubahan itu akan terus terjadi selama 9 bulan masa kehamilannya. Ada kalanya proses adaptasi kehamilan menimbulkan rasa ketidaknyamanan pada fisiologis ibu hamil, ditambah pula dengan bayangan mengenai proses persalinan, bagaimana keadaan bayi dan kondisi bayinya setelah lahir nanti. Bayangan seperti ini umum muncul pada wanita hamil yang sebentar lagi menjalani persalinan. Kondisi seperti inilah yang dapat menimbulkan perasaan cemas pada ibu hamil terutama pada wanita yang baru pertama kali hamil (primigravida) (Ayu Permatasari, Asri Mutiara, 2020).

World Health Organization (WHO, 2017) Diseluruh dunia, sekitar 10% ibu hamil trimester III dan 13% ibu yang baru melahirkan menderita gangguan mental, trauma dan depresi.Di China, 20,6% ibu hamil menderita

(2)

kecemasan, di Amerika Tengah-Nicaragua, 41% ibu hamil trimester III menderita kecemasan, 57% ibu hamil trimester III menderita depresi, dan di Pakistan, 70% ibu hamil trimester III menderita kecemasan dan depresi, Bangladesh, 18% ibu hamil trimester III akan merasakan depresi, sedangkan 29% ibu hamil akan merasakan depresi atau kecemasan. Khawatir tentang persalinan yang akan segera terjadi dan semua yang dibutuhkan untuk mempersiapkan bayi dapat menyebabkan kecemasan. Di Malaysia, data penelitian menunjukkan bahwa 23,4%

ibu hamil menderita kecemasan, sedangkan di Indonesia 71,90%

ibu hamil menderita kecemasan.

World Health Organization (WHO, 2020) terdapat sekitar 10%

wanita hamil dan 13% wanita yang baru melahirkan diseluruh dunia mengalami gangguan jiwa trauma depresi. Kecemasan merupakan respon terhadap stres yang dapat merangsang tubuh untuk menjadi sulit rileks, karena otot menjadi tegang, jantung berdetak lebih cepat.

Dinas Kesehatan provinsi Jawa Barat (Kesehatan, 2020), jumlah ibu hamil berdasarkan kabupaten/kota diprovinsi Jawa Barat Kabupaten Bandung memasuki peringkat kesembilan yang memiliki data ibu hamil terbanyak di jawa barat dengan jumlah 2.587 orang, sesuai dengan data Dinas Kesehatan yang dikeluarkan dalam periode satu tahun sekali.

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kecemasan pada ibu hamil diantaranya adalah kurangnya dukungan keluarga, masalah ekonomi, pengaruh dukungan dari lingkungan, kesehatan ibu hamil, dan pengetahuan

(3)

tentang kehamilan dan persalinan yang kurang sehingga ada peran serta timbulnya mitos dan sugesti negative tentang persalinan yang semakin membuat ibu hamil merasa cemas dan takut (Rahmawati, 2018).

Kecemasan di tandai dengan gejala fisik, seperti kegelisahan, sulit bernafas, jantung berdetak kencang merasa lemas, panas dingin, mudah marah atau tersinggung. Gejala behavior seperti berprilaku menghindar serta gejala kognitif seperti : khawatir tentang sesuatu, perasaan terganggu akan ketakutan terhadap sesuatu yang terjadi dimasa depan. Berdasarkan gejala-gejala tersebut kecemasan di kelompokan menjadi kecemasan ringan sedang berat (Astuti, 2019).

Dampak akibat kecemasan yang dialami oleh ibu hamil akan menjadi masalah baik bagi ibu maupun janin dalam proses persalinan nantinya. Kemudian jika hal itu terjadi maka hormon-hormon yang melepaskan hormon stress tersebut seperti Adreno Cortico Tropin Hormone (ACTH), Kortisol, ketokolamin, prolaktin dan hormone LH.

Mengakibatkan terjadinya vasokontriksi sistemik termasuk konstriksi, vaso utero plasenta yang menyebabkan gangguan aliran darah didalam rahim, sehingga penyampaian oksigen dari ibu kejanin terganggu dan dapat juga mengakibatkan lemahnya kontraksi otot rahim. Kejadian tersebut menyebabkan semakin lamanya proses persalinan (partus lama) sehingga janin dapat mengalami kegawatan seperti Asfiksia, Fetal Distress bahkan Intra Uterin Fetal Death (IUFD) (Klara, 2018).

(4)

Dalam mengatasi kecemasan pada ibu dengan kehamilan trimester III dapat diminimalisir menggunakan tindakan terapi farmakologi dan terapi non farmakologi. Terapi farmakologi seperti obat (anxiolytic) dapat menurunkan cemas tetapi memiliki efek ketergantungan dan dapat membahayakan proses kehamilan sehingga alternatif tindakan yang dianjurkan adalah terapi non farmakologi. Terapi non farmakologi dapat mengurangi kecemasan karena memberi pengaruh fisik dan psikis pada ibu hamil. Pengaruh pada fisik ibu seperti merelaksasikan ketegangan otot-otot dan organ-organ tubuh. Beberapa contoh tindakan non farmakologi yang dapat mengurangi rasa cemas dan memberikan rasa nyaman pada ibu hamil trimester III yaitu prenatal yoga, terapi aroma, terapi uap, sentuhan teraupetik, dan lain sebagainya. Salah satu teknik non farmakologi untuk mengurangi kecemasan pada ibu hamil selain mudah di peragakan juga dapat dilakukan di rumah yaitu pre natal yoga. Prenatal yoga adalah suatu olahraga yang diperuntukan oleh ibu hamil, yang bermanfaat untuk mengurangi kecemasan dan memberikan rasa nyaman (Mayestika &

Hasmira, 2021).

Latihan fisik yang dapat dilakukan selama masa kehamilan salah satunya latihan yoga yang sangat baik untuk ibu hamil sebab dapat meringankan pegal-pegal dan meredam emosi yang tidak stabill. Berlatih senam hamil yoga merupakan salah satu solusi yang menunjang proses kehamilan, kelahiran dan bahkan pengasuhan pengasuhan anak yang dapat melakukan dalam kelas antenatal, yang merupakan sarana belajar kelompok

(5)

tentang kesehatan ibu hamil, dalam bentuk tatap muka yang bertujuan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mengenai kehamilan, persalinan, perawatan tali pusat bayi baru lahir (Kurnia Widya Wati et al., 2018).

Senam yoga bagi kehamilan memfokuskan perhatian pada ritme nafas, mengutamakan kenyamanan serta keamanan dalam berlatih sehingga memberikan banyak manfaat. Manfaat senam hamil yoga pada ibu hamil yaitu dapat meningkatkan aliran darah dan nurtrisi bagi janin secara adekuat serta berpengaruh juga pada organ reproduksi dan panggul (memperkuat otot perineum) ibu untuk mempersiapkan kelahiran anak secara alami.

Selain itu latihan yoga selama hamil dapat meringankan edema dan kram yang sering terjadi pada bulan-bulan terakhir kehamilan, membantu posisi bayi dan pergerakan, meningkatkan sistem pencernaan dan nafsu makan, meningkatkan energi dan memperlambat metebolisme untuk memulihkan ketenangan dan fokus, mengurangi rasa mual, morning sickness dan suasana hati, meredakan ketegangan di sekitar leher rahim dan jalan lahir, yang berfokus pada pembukaan pelvis untuk mempermudah persalinan, membantu dalam perawatan pasca kehamilan dengan mengembalikan uterus, perut dan dasar panggul, mengurangi ketegangan, cemas dan depresi selama hamil, persalinan nifas dan ketidak nyamanan payudara. Senam hamil yoga memiliki lima cara yaitu fisik yoga, pernafasan (pranayama), postitions (mudra), meditasi dan deep relaksi yang dapat digunakan untuk

(6)

mendapatkan manfaat selama kehamilan yang dapat membantu dalam memastikan bayi yang sehat (Kurnia Widya Wati et al., 2018).

Menurut Suriany (2009, dalam Aswitami, 2017), manfaat melakukan prenatal yoga bisa membantu memudahkan persalinan. Yoga melatih otot-otot tubuh yang disertai cara olah nafas. Melalui gerakan tubuh yang disertai teknik pengaturan nafas dan pemusatan konsentrasi, fisik akan lebih sehat, bugar, kuat dan emosi akan lebih seimbang. Yoga juga bermanfaat untuk mencegah dan pengelolaan penyakit kronis yang beraitan dengan gaya hidup. Yoga yang dilakukan selama kehamilan akan mengurangi terjadinya komplikasi.

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di wilayah binaan Puskesmas Cipadung Kabupaten Bandung pada 04 April 2022, jumlah ibu hamil sebanyak 6 orang. Dengan responden primigravida sebanyak 4 orang dan multigravida sebanyak 2 orang. Dilakukan wawancara pada ibu hamil trimester III dengan beberapa pertanyaan seperti usia kehamilan, pengertian cemas, apakah sedang merasa cemas, dan cemas dikarenakan apa, dan rata- rata ibu hamil yang diwawancara mengalami kecemasan.

Sejalan dengan hasil wawancara yang dilakukan peneliti pada beberapa ibu hamil di wilayah binaan Puskesmas Cipadung Kabupaten Bandung, menyebutkan bahwa mereka merasa cemas terhadap bayinya, dia tidak akan tahu kapan dia melahirkan, Ibu mulai merasa takut akan rasa sakit yang timbul pada waktu melahirkan, di wilayah binaan Puskesmas Cipadung Kabupaten Bandung menyediakan tempat untuk melakukan

(7)

prenatal yoga dimana yoga menjadi salah satu ketertarikan ibu hamil untuk mengurangi rasa cemas agar badan menjadi lebih rileks dari sebelumnya.

Namun, belum pernah ada yang diteliti pengaruh dari senam yoga terhap penurunan kecemasan trimester III.

Berdasarkan yang telah diuraikan diatas tersebut maka peneliti tertarik dengan pengaruh yoga selama kehamilan terhadap penurunan kecemasan pada ibu hamil menjelang persalinan di wilayah binaan Puskesmas Cipadung Kabupaten Bandung.

(8)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah maka permasalahan dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut “Apakah ada Pengaruh Senam Yoga terhadap Penurunan Kecemasan Ibu Hamil trimester III di Kabupaten Bandung”

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitain dengan judul ini Pengaruh Senam Yoga terhadap Penurunan Kecemasan Ibu Hamil trimester III sebagai berikut:

1. Tujuan Umum

Untuk mengidentifikasi Pengaruh Senam Yoga Terhadap Penurunan Kecemasan Ibu Hamil Trimester III.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui frekuensi senam hamil yoga pada ibu hamil di Kabupaten Bandung.

b. Mengetahui kecemasan ibu hamil trimester III sebelum diberikan perlakuan.

c. Mengetahui kecemasan ibu hamil trimester III sesudah diberikan perlakuan.

d. Mengetahui Pengaruh senam yoga kehamilan pada ibu hamil trimester III kepada kedua kelompok.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Pengembang Teoritis

(9)

Menambah ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang keperawatan maternitas dan keperawatan jiwa tentang pengaruh senam yoga kehamilan terhadap penurunan kecemasan ibu hamil trimester III.

2. Bagi Praktisi a. Bagi mahasiswa

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan atau dapat dijadikan referensi untuk memahami dan menambah wawasan tentang pengaruh senam yoga kehamilan terhadap penurunan kecemasan ibu hamil trimester III.

b. Bagi Peneliti Selanjutnya

Dapat melanjutkan penelitian lebih mendalam tentang Pengaruh senam yoga kehamilan terhadap penurunan kecemasan ibu hamil trimester III menggunakan jenis penelitian yang berbeda dengan penelitian sebelumnya.

c. Bagi Lahan Penelitian

Sebagai motivasi untuk meningkatkan kelas ibu hamil trimester III dan yoga dapat dibuat sebagai alternatif untuk meningkatkan kesehatan psikologi ibu dengan mengurangi rasa cemas dan stress d. Bagi Ibu Hamil

Hasil penelitian ini dapat dijadikan sumber pengetahuan untuk ibu hamil trimester III bagaimana cara untuk mengurangi rasa kecemasan dan stress pada ibu hamil.

(10)

E. Ruang Lingkup Penelitian

1. Ruang Lingkup Tempat

Tempat penelitian akan dilaksanakan di wilayah binaan Puskesmas Cipadung Kabupaten Bandung.

2. Ruang Lingkup Waktu

Penelitian akan dilaksanakan pada bulan Maret – Agustus 2022 di wilayah binaan Puskesmas Cipadung Kabupaten Bandung.

3. Ruang Lingkup Materi

Pengaruh senam yoga terhadap penurunan kecemasan ibu hamil trimester III di wilayah binaan Puskesmas Cipadung Kabupaten Bandung.

4. Ruang Lingkup Keilmuan

Ruang lingkup keilmuan pada penelitian ini yaitu Keperawatan Maternitas dan Keperawatan Jiwa.

5. Ruang Lingkup Metodologi

Jenis penelitian yang digunakan adalah kuantitatif dengan pendekatan case control, dimana meneliti pengaruh senam yoga terhadap penurunan kecemasan ibu hamil trimester III. Pada penelitian ini populasi responden yaitu ibu hamil trisemester III di wilayah binaan Puskesmas Cipadung Kabupaten Bandung.

Referensi

Dokumen terkait

There is a need for a set of comprehensive policies to reform the legal system, industry associations, R&D institutions, university and vocational education…, and to ensure the state