• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB I"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perbankan syariah adalah suatu sistem perbankan yang pelaksanaannya berdasarkan hukum Islam (syariah) dari Al-Quran dan Hadits. Pembentukan sistem ini berdasarkan adanya larangan dalam agama Islam untuk meminjamkan atau memungut pinjaman dengan mengenakan bunga pinjaman (riba), serta larangan untuk berinvestasi pada usaha-usaha berkategori terlarang (haram).

Sistem perbankan konvensional tidak dapat menjamin absennya hal-hal tersebut dalam investasinya, misalnya dalam usaha yang berkaitan dengan produksi makanan atau minuman haram, usaha media atau hiburan yang tidak Islami, dan lain-lain. Secara filosofis, bank syariah adalah bank yang aktivitasnya meninggalkan masalah riba.3 hal ini sejalan dengan firman Allah dalam surat Al- Baqarah ayat 275:

لَحَأ َو َُ ُ ُ لل ٱٱ َبۡل َعۡي َم رَح َو ٱل ب ِّ ر و Artinya: “…Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba

(QS. Al-Baqarah [2] : 275).”

Perbedaan antara bank syariah dengan bank konvensional adalah terletak pada prinsip yang digunakan. Bank syariah beroperasi menggunakan prinsip bagi hasil untuk menghindari riba, sedangkan bank konvensional menggunakan bunga dalam operasi dan berprinsip meraih untung sebesar– besarnya. Selain itu pada bank syariah terdapat Dewan Pengawas Syariah sedangkan pada bank konvensional tidak ada.

(2)

Saat ini jumlah populasi muslimin dunia tercatat mencapai satu setengah miliar jiwa atau sekitar 23 persen dari seluruh penduduk bumi. Umat Islam tersebar di lebih dari 120 negara, sementara di 35 negara, warga Muslim tercatat sebagai mayoritas sementara di sekitar 29 negara, umat Islam adalah warga minoritas yang berpengaruh. Di 28 negara, Islam ditetapkan sebagai agama resmi seperti di Republik Islam Iran, Mesir, Kuwait, Irak, Maroko, Pakistan dan Arab Saudi. Berdasarkan data yang dihimpun tahun 1980, populasi umat Islam tercatat sebanyak 800 juta jiwa. Jumlah itu membengkak menjadi 1,3 miliar jiwa pada tahun 2004. Sejak tahun 1995, India tercatat sebagai negara dengan pertumbuhan warga Muslim paling pesat di dunia disusul kemudian oleh Pakistan, Indonesia, Nigeria dan Bangladesh. Pertumbuhan Muslim sendiri diyakini mencapai 2,9%

per tahun, sementara pertumbuhan penduduk dunia hanya mencapai 2,3%

(Anonymous, hajij, n.d.). Besaran ini menjadikan Islam sebagai agama dengan pertumbuhan pemeluk yang tergolong cepat di dunia. Jumlah penduduk dunia (2013) adalah 7.021.836.029. Berikut rincian penduduk di dunia skala persentase di berdasarkan agama.

Tabel 1.1-1 Penduduk di Dunia Berdasarkan Agama

Agama Penduduk (%)

Islam 22.43%

Katolik 16.83%

Protestan 6.08%

Orthodok 4.03%

Anglikan 1.26%

Hindu 13.78%

(3)

Agama Penduduk (%)

Buddhist 7.13%

Sikh 0.36%

Jewish 0.21%

Baha’i 0.11%

Non Agama 9.42%

Atheis 2.04%

Lainnya 11.17%

Indonesia adalah negara dengan populasi muslim terbesar di dunia. Tetapi masih sulit dalam perkembangan perbankan syariah. Diambil data pada desember 2015 di Indonesia memiliki 12 bank umum syariah (BUS) dan memiliki 22 Unit Usaha Syariah (UUS). Berdasarkan jumlah tersebut belum bisa dapat dibandingkan dengan jumlah bank konvensional yang dimana telah lahir terlebih dahulu di Indonesia. Pertama kali bank syariah ada di Indonesia sejak dikeluarkannya Undang-Undang No.7 tahun 1992 tentang perbankan, yang secara implisit telah membuka peluang kegiatan usaha perbankan yang memiliki dasar operasional bagi hasil. Sedangkan, bank syariah pertama kali beroperasi pada 1 Mei 1992, ditandai dengan berdirinya Bank Muamalat Indonesia (BMI).

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan, saat ini total nasabah perbankan syariah mencapai sekitar 15 juta jiwa. Sementara itu, nasabah perbankan konvensional menyentuh sekitar 80 juta orang. Dibandingkan dengan bank konvensional, total nasabah bank syariah baru mencapai 18,75 persen.

Pencapaian itu adalah hal yang berbanding terbalik dengan kondisi Indonesia

(4)

adalah populasi umat muslim terbesar di dunia. Bahkan dengan jumlah perbandingan nasabah antara bank konvensional dan bank syariah dengan pengelompokan berdasarkan total aset desember 2016, kelompok bank buku 1 syariah hanya berjumlah 3 di rentang Rp 1 Triliun sampai dengan Rp 10 Triliun.

Sedangkan buku 1 konvensional dengan rentang yang sama mencapai 20. Jumlah perbandingan bank konvensional dan bank syariah pada tahun 2014, bank syariah ada 12 bank dengan jumlah kantor bank ada 2151 sedangkan bank konvensional gabungan bank swasta, asing dan pemerintahan ada 101 dengan jumlah kantor bank sebanyak 17797 (OJK, 2016).

Faktor-faktor pendorong nasabah dalam memilih bank syariah daripada bank konvensional yang dikemukakan dari hasil penelitian-penelitian terdahulu, di Malaysia ada 11 faktor pendorong 3 tertinggi diantaranya Availability of ATM machines, Fast and effiecient service dan Availability of deposit cheque/ cash machines (Ahmad, Rahman, Seman, & Ali, 2008). Hasil penelitian yang lain ada 8 faktor pendorong nasabah agar memilih bank syariah, yaitu 3 tertinggi diantaranya cost/benefits, convenience and service delivery (Marimuthu, Jing, gie, Mun, & Ping, 2010). Ditambah hasil penelitian terdahulu dari (Okumus H. S., 2005) ada 19 faktor pendorong nasabah dalam memilih bank syariah, yaitu ada religious reason only, high returns on investments and staff friendliness. Di Indonesia ada hasil peneilitian yang membahas faktor-faktor pendorong nasabah memilih bank syariah dari (Maski, 2010) hanya segelintir faktor-faktor yang diteliti yaitu lokasi yang strategis, fasilitas bank dan pelayanan kepercayaan pada bank. Menurut penelitian dari (Mutasowifin, 2003) membahas hasil penelitian bank Indonesia tentang potensi, preferensi dan perilaku masyarakat terhadap bank

(5)

syariah di pulau Jawa, yang berisi “analisis faktor-faktor yang memotivasi masyarakat untuk menggunakan jasa perbankan syariah ternyata untuk masyarakat Jawa Barat dan Jawa Timur yang lebih dominan faktor kualitas pelayanan dan kedekatan lokasi bank dari pusat kegiatan, sedangkan faktor pertimbangan keagamaan (yaitu masalah halal/haram) bukanlah menjadi faktor penting dalam mempengaruhi kecenderungan menggunakan jasa bank syariah.”

Oleh karena itu, penelitian ini memiliki research gap dari penelitian-penelitan yang terdahulu seperti yang diuraikan pada berikut:

Tabel 1.1-2 Research Gap

Research Gap Perbedaan dengan penelitian sebelumnya Hasil yang diharapkan 1. Indikator yang

digunakan

Penelitian ini mengadopsi indikator-indikator apa saja yang memengaruhi preferensi nasabah dalam memilih perbankan syariah.

Tetapi sebagian besar indikator-indikator yang di adopsi berasal dari beberapa hal apa saja yang telah digunakan oleh perbankan konvensional untuk meningkatkan jumlah nasabahnya.

Menemukan gagasan dan kedalaman tentang faktor-faktor apa saja yang menjadi pertimbangan nasabah DKI Jakarta dalam memilih perbankan syariah dan untuk

perbankan syariah dapat memberikan informasi apa yang menjadi daya tarik nasabah DKI Jakarta.

2. Metode yang digunakan

Penelitian ini menggunakan 2 desain penelitian yaitu penelitian analisis faktor eksploratori dan analisis faktor konfirmatori.

Dimana tujuan penelitian ini adalah:

- Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih dalam mengenai faktor apa saja yang menjadi pertimbangan calon

nasabah DKI Jakarta untuk memilih bank syariah daripada bank konvensional.

- Menyusun dan memberikan informasi bagi bank dengan membuat urutan pilihan item-item apa saja yang penting untuk dilakukan agar calon nasabah DKI Jakarta memilih bank syariah.

3. Teknik Pengambilan Data

Penelitian ini menggabungkan teknik dalam pengambilan data:

- Investigasi indikator-indikator yang menjadi pertimbangan dari penelitian terdahulu.

- Survei lapangan tahap awal ke beberapa

(6)

Research Gap Perbedaan dengan penelitian sebelumnya Hasil yang diharapkan indikator-indikator yang telah diperoleh

dari literatur.

- Wawancara ahli (expert) untuk mendapatkan informasi lebih dalam mengenai permasalahan yang akan dilakukan.

- Internet Kuesionera

Berdasarkan research gap yang dipaparkan maka peneliti ini harus mengurai apa saja indikator-indikator atau faktor-faktor pemilihan bank syariah bagi calon nasabah di DKI Jakarta.

Bank syariah adalah bank yang memberlakukan pelayanan atau operasional perbankan yang sama tetapi menggunakan landasan Al-Quran dan Hadist, sehingga menawarkan produk dan layanan dengan sesuai yang diajarkan, dimana dapat membuat para nasabah tenang dalam menggunakan jasa perbankan dengan tanpa ada rasa takut akan di hantui oleh dosa riba. Indonesia adalah populasi umat muslim terbanyak di dunia akan tetapi perkembangan perbankan syariah di Indonesia semenjak lahirnya Bank Muamalat Indonesia sampai sekarang masih sulit untuk bersaing dengan bank konvensional. Kondisi ini diperparah akan langkanya kajian dan penelitian untuk perbankan syariah khususnya untuk mengetahui hal atau faktor apa sajakah yang dapat mendorong nasabah dalam memilih bank syariah ketimbang bank konvensional.

1.2 Ruang Lingkup Masalah

Penelitian ini akan dilakukan dengan menggunakan metode eksplorasi tentang faktor-faktor pendorong nasabah dalam memilih bank syariah. Penelitian ini digali dengan cara mengeksplorasi jurnal-jurnal tentang faktor-faktor

(7)

pendorong nasabah dalam memilih bank syariah, lalu melakukan wawancara dengan yang ahli di bidangnya dan melakukan pengecekan dilapangan dengan menyebarkan kuesioner untuk pilot test.

Jurnal-jurnal yang digunakan dalam penelitian ini didapatkan dengan mencari pada sebuah situs pencari jurnal yaitu sci-hub dan google scholar. Batas rentang journal dari tahun 1994 - 2013 dengan pencarian keywordCriteria Selection Islamic Bank” di dunia dan di Indonesia.

Peneilitian ini akan di fokuskan ke suatu kota di Indonesia yaitu DKI Jakarta, DKI Jakarta adalah salah satu provinsi yang mempunyai potensi yang paling besar dari sektor perbankan. Jika dilihat dari total aset, pembiayaan dan komposisi dana pihak ketiga. Perkembangan bank umum syariah di DKI Jakarta tertinggi di Indonesia, dengan jumlah aset yang mencapai 182,201 triliun rupiah, pembiayaan 74,272 triliun rupiah, dan dana pihak ketiga 84,882 triliun rupiah (Statistik Perbankan Indonesia 2013).

1.3 Rumusan Masalah

Di Indonesia dengan populasi penduduk beragama muslim yang terbesar tetapi ada angka yang berbanding terbalik dengan perkembangan perbankan syariah di Indonesia dan di Indonesia masih jarang kajian atau penelitian untuk perbankan syariah tidak banyak.

Berdasarkan masalah diatas maka dapat di tuliskan pertanyaan penelitian:

1. Aspek-aspek apa sajakah yang dipertimbangkan oleh nasabah dalam memilih perbankan syariah?

2. Bagaimanakah pola pengelompokkan aspek-aspek yang dipertimbangkan

(8)

3. Bagaimana tingkat kepentingan relatif antar kelompok aspek-aspek yang dipertimbangkan oleh nasabah dalam memilih perbankan syariah?

1.4 Tujuan penelitian

Tujuan penelitian ini berasal dari rumusan masalah yang telah dipaparkan:

1. Untuk mengidentifikasi aspek-aspek yang dipertimbangkan oleh nasabah dalam memilih bank syariah.

2. Untuk mengidentifikasi pola pengelompokkan aspek-aspek yang dipertimbangkan oleh nasabah dalam memilih perbankan syariah.

3. Untuk mengetahui tingkat kepentingan relative antar kelompok aspek- aspek yang dipertimbangkan oleh nasabah dalam memilih perbankan syariah.

1.5 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:

1. Manfaat Praktisi: Dapat memberikan informasi yang bermanfaat bagi industri perbankan syariah Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi bahan masukan untuk meningkatkan kinerja perbankan syariah dan menetukan strategi-strategi apa yang harus diambil dalam kaitannya untuk meningkatkan jumlah nasabah.

2. Manfaat Akademik: Memberikan informasi tentang penelitian pemasaran perbankan syariah dan sebagai bahan pembanding untuk penelitian lebih lanjut mengenai masalah sejenis dalam dimensi dan tempat yang berbeda, baik yang bersifat melanjutkan maupun yang bersifat melengkapi.

Referensi

Dokumen terkait