• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "BAB I"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah

Pembelajaran matematika merupakan pengalaman belajar yang diberikan kepada peserta didik dengan kegiatan yang sudah tersusun agar peserta didik mendapatkan pengetahuan mengenai matematika yang dipelajari (Amir, 2014)..

Matematika merupakan ilmu yang didapatkan dengan penalaran. Matematika adalah ilmu yang diperoleh dengan konsep-konsep tertentu dengan menelaah susunan, struktur dan saling berhubungan dengan yang lainnya. Peserta didik harus mampu memahami konsep matematika, mampu untuk menalar masalah yang ada dan menyelesaikan menyelesaikan permasalahan yang telah diberikan (Amir, 2014).

Dalam pembelajaran matematika terdapat keterampilan sangat penting yang harus dimiliki oleh peserta didik. Keterampilan tersebut adalah menyelesaikan masalah matematika. Keterampilan yang dimaksud yaitu Literasi Numerasi. Literasi numerasi sangat dibutuhkan dalam berbagai aspek kehidupan sehari-hari seperti informasi tentang kesehatan, kemudian ketika berbelanja, memulai sebuah usaha semua itu biasanya akan disajikan menggunakan bentuk numerik ataupun grafik. Literasi merupakan kemampuan dari seseorang untuk mengelola serta memaknai berbagai pengetahuan dan informasi. Literasi dilakukan dalam membaca dan menulis (Ekowati & Suwandayani 2019).

Kemendikbud (2017) menyatakan bahwa:

Literasi numerasi adalah pengetahuan dan kecakapan untuk menggunakan berbagai macam angka dan simbol-simbol yang terkait dengan matematika dasar untuk memecahkan masalah praktis dalam berbagai macam konteks kehidupan sehari hari dan menganaliis informasi yang ditampilkan dalam berbagai bentuk grafik, tabel, dan bagan.

Setelah melakukan pra survey di SMP N 1 Sekampung diperoleh hasil angket peserta didik. Untuk hasil angket yang diberikan kepada peserta didik banyak yang mengatakan bahwa matematika adalah mata pelajaran yang sulit.

Banyak faktor yang membuat mereka merasa kesulitan ketika belajar matematika diantaranya: (1) dalam pemikiran peserta didik sudah beranggapan bahwa matematika itu sulit, (2) kurang nya pemahaman peserta didik dalam memahami materi, (3) bahan ajar yang digunakan hanyalah buku paket dari pemerintah.

1

(2)

Peserta didik menginginkan sumber belajar yang mudah untuk digunakan dan dipahami pada saat pembelajaran.

Untuk hasil wawancara selanjutnya adalah mengenai literasi numerasi dengan pendidik. Literasi numerasi matematika disekolah sangat penting bagi peserta didik agar mampu meningkatkan keterampilan peserta didik dalam kemampuan membaca, menulis, dan memahami matematika mengenai angka, simbol, dan huruf. Untuk di SMP N 1 Sekampung literasi numerasi kurang maksimal. Untuk pemahaman literasi numerasi peserta didik tingkat pemahamannya masih kurang, dimana peserta didik masih kesulitan dalam memahami matematika dasar. Tingkat kesadaran peserta didik masih kurang dalam literasi numerasi matematika, dapat dilihat dari berbagai aspek diantaranya adalah kurangnya kesadaran peserta didik untuk membaca buku diperpustakaan, semangat belajar peserta didik kurang, kurangnya kemampuan peserta didik dalam memahami matematika dasar.

Peserta didik yang kurang memahami matematika dasar dapat mengakibatkan rendahnya kemampuan literasi dan numerasi peserta didik. Hal tersebut terlihat dari hasil ulangan tengah semester peserta didik kelas VIII.

Tabel 1. Data Hasil Ulangan Tengah Semester Kelas VIII SMP N 1 Sekampung

No Nilai Kriteria Banyak Siswa Presentase

1. < 65 Belum tuntas 19 61,3%

2. ≥ 65 Tuntas 12 38,7%

Jumlah 31 100%

Literasi numerasi sangat penting bagi peserta didik. Dengan adanya literasi numerasi dapat meningkatkan pemahaman matematika dasar peserta didik. Literasi numerasi berkaitan dengan kehidupan sehari-hari, oleh karena itu pada saat proses pembelajaran model pembelajaran yang digunakan adalah model pembelajaran discovery learning. Sesuai dengan penelitian yang dilkukan oleh (Sahrul, 2020) model discovery learning adalah model pembelajaran yang dapat membantu peserta didik aktif menemukan konsep matematika. Literasi numerasi dan discovery learning saling berkaitan dimana literasi numerasi dapat memecahkan masalah dalam konteks kehidupan sehari-hari, sedangkan model dicovery learning adalah model pembelajaran dimana peserta didik mencari informasi secara mandiri, kemudian menemukan informasi dan pengolahan data secara mandiri, dengan demikian peserta didik tidak mudah untuk lupa. Literasi numerasi dapat dilaksanakan pada saat mengejakan soal latihan maupun pada contoh-contoh soal yang disajikan. Literas numerasi tersebut menggunkan

(3)

langkah-langkah discovery learning. Adapun langkah-langkah discovery learning adalah pemberian rangsangan, identifiksi masalah, pengumpulan data, pengolahan data, verifikasi, dan kesimpulan.

Berdasarkan observasi bahan ajar yang digunakan di SMP Negeri 1 Sekampung yaitu buku paket dari pemerintah, buku paket tersebut kurang menarik dikarenakan tidak berwarna, selain itu bahasa yang digunakan kurang terstruktur, materi dan soal yang didalamnya belum dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari. Sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh (Haryanti, 2016) yang menyatakan bahwa bahan ajar harus mempunyai bentuk, isi, dan cara penyajian materi yang menarik agar dapat menarik peserta didik untuk belajar menggunakan bahan ajar tersebut. Salah satu alternatif bahan ajar yaitu modul matematika. Modul matematika yang akan dikembangkan berbasis discovery learning untuk peningkatan literasi numerasi siswa. Modul berbasis discovery learning sesuai dengan kurikulum yang digunakan disekolah yaitu kurikulum 2013, dimana peserta didik lebih banyak mencari sendiri materi yang dipelajari guru hanya sebagai fasilitator, kemudian untuk dscovery learning merupakan suatu model pembelajaran yang dilakukan peserta didik dimana peserta didik mencari masalah sendiri, kemudian menemukan solusi dengan caranya sendiri sehingga untuk langkah tidak mudah dilupakan karena hasil penemuan sendiri.

Modul yang akan dikembangkan akan dibuat semenarik mungkin misalnya dengan adanya gambar berwarna, penjelasan materi yang rinci, pemilihan warna modul yang bagus agar minat belajar peserta didik semakin bertambah. Modul adalah buku yang sudah dirancang agar peserta didik dapat belajar secara mandiri walaupun tidak dengan pendidik (Agustin, 2019). Modul adalah bahan ajar yang disusun secara sistematis yang didalamnya terdapat bahan ajar yang digunakan untuk belajar secara mandiri. Modul yang baik mempunyai ciri-ciri tersendiri.Berikut ciri-ciri modul menurut (Sarumaha 2021): a) “Dapat dipelajari secara mandiri oleh siswa, b) Tujuan pelajaran dirumuskan secara khusus, bersumber pada tingkah laku, c) Membuka kesempatan kepada siswa untuk maju berkelanjutan menurut kemampuannya masing-masing, d) Paket pengajaran yang bersifat self membuka kesempatan kepada siswa untuk mengembangkan dirinya secara optimal, e) Memiliki daya informasi yang cukup kuat, f) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk berbuat aktif”.

Pada saat pembelajaran berlangsung guru harus memilih model pembelajaran yang tepat untuk digunakan. Model pembelajaran yang dipilih

(4)

haruslah mampu untuk meningkatkan pengetahuan dari peserta didik pada saat proses pembelajaran. Sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh (Haryanti, 2016) pendidik harus menyiapkan dan mengatur strategi penyampaian materi kepada peserta didik. Strategi tersebut dalam memilih bahan ajar dan dipadukan dengan model pembelajaran yang tepat dimana peserta didik dilibatkan dalam proses pembelajaran. Pendidik harus memilih model pembelajaran yang sesuai dengan tujuan pembelajaran dan materi pelajaran. Model pembelajaran yang dipilih harus model pembelajaran yang dapat meningkatkan peran peserta didik dalam proses pembelajaran. Salah satu alternatif model pembelajaran yang dapat digunakan adalah discovery learning. Discovery learing adalah model pembelajaran dimana peserta didik mencari informasi sendiri, kemudian menyelesaikan permasalahannya secara mandiri. Model pembelajaran discovery learning digunakan untuk meningkatkan kemandirian peserta didik (Krisnanti et al., 2020). Haryanti & Saputro (2016) menyatakan bahwa Discover Learning adalah cara yang digunakan untuk mengembangkan belajar peserta didik aktif yaitu dengan menemukan sendiri, menyelidiki sendiri . Dengan model pembelajaran ini peserta didik dilatih untuk aktif dalam proses pembelajaran.

Berdasarkan permasalahan diatas, penelti tertarik penelitian dengan judul penelitian pengembangan nya adalah “Pengembangan Modul Matematika Berbasis Discovery Learning Untuk Peningkatan Literasi Numerasi Siswa SMP Negeri 1 Sekampung”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dipaparkan diatas dapat diketahui permasalahan seagai berikut:

1. Bagaimana pengembangan modul matematika berbasis discovery learning materi statistika untuk meningkatkan literasi numerasi siswa?

2. Apakah pengembangan modul matematika berbasis discovery learning materi statistika untuk meningkatkan literasi numerasi siswa layak atau valid digunakan?

3. Apakah pengembangan modul matematika berbasis discovery learning materi statistika untuk meningkatkan literasi numerasi siswa praktis digunakan?

Untuk mengatasi permasalahan diatas maka salah satu alternatif dikembangkan bahan ajar matematika berupa Modul Matematika Berbasis Discovery Learning Untuk Peningkatan Literasi Numerasi Siswa.

(5)

C.Tujuan Pengembangan Produk

1. Untuk mengetahui pengembangan modul matematika berbasis discovery learning materi statistika untuk meningkatkan literas numerasi siswa.

2. Untuk mengetahui apakah modul matematika berbasis discovery learning materi statistika untuk meningkatkan literas numerasi siswa yang dikembangkan valid untuk digunakan.

3. Untuk mengetahui apakah modul matematika berbasis discovery learning materi statistika untuk meningkatkan literas numerasi siswa yang dikembangkan praktis untuk digunakan.

D. Kegunaan Pengembangan Produk

Adapun kegunaan dari pengembangan Modul Matematika Berbasis Discovery Learning Untuk Peningkatan Literasi Numerasi Siswa adalah sebagai berikut:

Kegunaan Bagi Guru

1. Sebagai bahan ajar yang dapat digunakan oleh guru 2. Sebagai evaluasi pembelajaran

3. Guru dapat membatasi materi atau menjelaskan materi yang penting saja Kegunaan Bagi Peserta Didik

1. Membantu peserta didik untuk lebih dalam memahami materi dan mempermudah untuk proses pembelajaran

2. Menambah referensi belajar peserta didik

3. Mempermudah peserta didik untuk belajar mandiri

E. Spesifikasi Pengembangan Produk

Spesifikasi produk yang diharapkan dalam pengembangan ini adalah:

1. Produk yang akan dikembangkan adalah bahan ajar cetak yaitu modul matematika berbasis discovery learning

2. Didalam modul ini berisi materi statistika menggunakan langkah-langkah discovery learning

3. Di modul ini untuk meningkatkan literasi numerasi untuk siswa F. Urgensi Pengembangan

Bahan ajar yang dibuat dalam pembelajaran matematika merupakan salah satu alternatif supaya mempermudah peserta didik belajar dan memahami materi. Berdasarkan permasalahan yang dipaparkan diatas, pengembangan

(6)

bahan ajar berupa modul dirasa sangat penting untuk peserta didik, dikarenakan dengan tuntutan kurikulum 2013 dimana peserta didik dituntut untuk menggali informasi mata pelajaran dengan mandiri, dan guru hanya berperan sebagai fasilitator saja dan hanya menyampaikan materi secara garis besar.

Dalam modul ini terdapat literasi numerasi agar siswa lebih mudah untuk memahami materi. Literasi numerasi sangat berhubungan dengan kehidupan sehari-hari sehingga mempermudah peserta didik menelaah dan mengerjakan soal matematika khususnya pada materi statistika.

G. Keterbatasan Pengembangan Keterbatasan Pengembangan:

1. Pengembangan modul ini hanya menggunakan model discovery learning 2. Pengembangan modul ini hanya berisi materi statistika

3. Modul ini didesain cetak

4. Modul ini hanya digunakan di SMP N 1 Sekampung

Referensi

Dokumen terkait

PENGEMBANGAN MODUL IPA TERPADU BERBASIS SCIENTIFIC. APPROACH KURIKULUM 2013 SMP KELAS

Adanya perubahan Kurikulum sejak kurikulum 1994, Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK), Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sampai pada kurikulum 2013 perubahan

Berdasarkan uraian dan latar belakang yang telah dipaparkan, maka perlu dikembangkan penelitian yang judul “Pengembangan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) Berbasis

Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) yang dirancang dalam penelitian ini adalah LKPD yang berbasis Discovery Learning pada materi Animalia (Sub Invertebrata) di

Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas pendidikan adalah menyusun kurikulum. Kurikulum 2013 sendiri dirancang dan disusun untuk menyiapkan generasi emas

Model pembelajaran inkuiri dan discovery learning sendiri dapat digunakan didalam pelajaran-pelajaran yang menutut peserta didik untuk dapat berperan aktif didalam

Berdasarkan hasil belajar kognitif yang diperoleh siswa dengan menggunakan modul larutan penyangga berbasis discovery learning, dapat dikatakan bahwa penggunaan modul efektif terhadap

E-modul berbasis open ended ini mengarahkan peserta didik untuk lebih menggunakan android yang mereka miliki agar dapat lebih bermanfaat pada proses pembelajaran dan peserta didik dapat