BAB II
LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka atau literature review berisikan penelitian-penelitian yang serupa dan berkaitan dengan penelitian yang akan dilakukan bertujuan untuk keaslian penelitian, untuk tinjauan pustaka dapat dilihat sebagai berikut:
1. Oleh Bakhtiar Rifai, Aji Sudib (2018) dari Teknik Informatika STMIK Nusa Mandiri Jakarta dengan judul Manajemen Wireless Access Point Pada Hotspot Server Menggunakan Controller Access Point System Management. Dimana dalam penelitian yang dilakukan oleh penulis menghasilkan Controller Access Point System Management (CAPsMAN) merupakan metode yang baik dalam memanajemen access point agar mudah dan dapat di kelol adengan baik dan effesien dan hotspot server diperlukan untuk mengelola banyak user yang terhubung kedalam access point serta dapat menangani ratusan user dalam bersamaan.
2. Oleh Januar Al Amien, Cuncun Wibowo (2015), Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer Universitas Muhammadiyah Riau dengan judul Implementasi Wireless Mesh Network Menggunakan Controller Access Point System Manager Di Lingkungan Kampus Universitas Muhammadiyah Riau hasil penelitiannya adalah Controller Access Point System Manager (CAPSMAN) merupakan sebuah pengontrol jaringan wireless yang dilakukan secara terpusat sehingga memudahkan administrator dalam pengontrolan jaringan. Network Devlopment Life Ciycle (NDLC) merupakan metode yang digunakan dalam tahapan penerepaan jaringan WMN. Dari hasil simulasi yang telah dilakukan dapat
disimpulkan bahwa dengan menerapkan jaringan WMN dan menggunakan CAPSMAN jaringan wireless di Universitas Muhammadiyah Riau dapat diakses hanya dengan menggunakan satu SSID dapat diakses secara mobile dan dapat memudahkan administrator dalam pengontrolan jaringan yang dilakukan secara terpusat.
3. oleh Santi Dwi Ratnasari, Eni Farida, Nasrul Firdaus (2017), jurusan Sistem Informasi, STMIK Pradnya Paramita Malang dengan judul Implementasi Controller Access Point System Manager (CAPsMAN) Dan Wireless Distribution System (WDS) Jaringan Wireless Di Smk Terpadu Al Ishlahiyah Singosari Malang hasil penelitian Dengan menggunakan Mikrotik Routerbord mikrotik dapat mengatur konfigurasi router dengan menggunakan Graphic User Interface (GUI) melalui fasilitas Winbox sehingga lebih User friendly. Sistem manajemen baru menggunakan routerbord mikrotik pada jaringan internet di SMK Negeri Jumantono dapat mengontrol arus lalu lintas data dan sistem manajemen Load balancing dengan metode Fail Over dan PCC mampu menghindari permasalahan overload pada salah satu jalur koneksi dan dapat mengoptimalkan trafik yang ada. Metode HTB yang ada pada router mikrotik mampu melakukan limitasi bandwidth terhadap user sesuai dengan fungsinya yaitu sebagai bandwidth limiter dan metode Per Connection Queue (PCQ) mampu membatasi maksimal data rate untuk setiap sub queue (pcq-rate) dan jumlah paket data (pcq-limit).
4. Oleh Indra Warman, Nofrizal (2016), Program Studi Teknik Informatika Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Padang dengan judul
penelitian Analisa Perbandingan Kinerja Fitur Mikrotik CAPsMAN Dengan Konfigurasi Tunnel Dan Tanpa Menggunakan Tunnel Pada Router Mikrotik RB951-2N, manajemen bandwidth mampu dilakukan dengan baik oleh sistem, dan kesimpulan yang ketiga yaitu manajemen pengguna mampu dilakukan oleh server dari hasil perancangan dan pengujian pada sistem admin. Dari beberapa hasil pengujian dan tiga poin kesimpulan tersebut, dapat disimpulkan bahwa sistem mampu melakukan manajemen bandwidth dan manajemen pengguna dengan baik pada jaringan WMN dan jaringan WMN mampu menerapkan self-healing dan self-configure dengan baik.
5. Oleh Rizky Agni Maulana (2018), Teknik Informatika STMIK DCI, judul penelitian Perancangan Jaringan Hotspot Server Berbasis Mikrotik Digedung Kuliah STMIK DCI Tasikmalaya, Implementasi pemasangan jaringan ini terdiri dari pemasangan konektor RJ- 45 pada kabel UTP, melakukan konfigurasi repeater, konfigurasiAccess Point, konfigurasi Hotspot Server MikroTik. Dengan adanya jaringan wireless berbasis Hotspot di Gedung Kuliah STMIK DCI, akan mempermudah mahasiswa/i untuk mengakses internet dengan gratis. Selain itu, melakukan konfigurasi jaringan wireless tidak begitu sulit, asalkan mengikuti aturan pembuatan jaringan.
Perbedaan pada penelitian sebelumnya dengan penelitian yang akan dikembangkan yaitu:
1. Penelitian yang akan dikembangkan menggunakan simulasi menggunakan arsitektur jaringanya dan simulasi mikrotik menggunakan aplikasi winbox
sebelum melakukan penerapan, dan adanya pengujian terhadap jarak wifi yang digunakan setiap ruangan.
2. Pengujian jaringan menggunakan Signal CAP sehingga mendapatkan hasil yang maksimal untuk jaringan pada sekolah, dan dapat membatasi pengguna jika kedapatan penyalahgunaan jaringan
3. Jaringan setiap harinya disetting akan dinon aktifkan ketika proses belajar mengajar berlangsung, hanya guru yang dapat mengakses wifi tersebut, dan ketika jam istirahat tiba maka wifi akan public kesiswa-siswa sekolah.
4. Adanya hak akses atau pembatasan user, setiap kali user ingin menghubungkan kejaringan sekolah maka harus menginputkan username dan password sehingga tidak semua orang atau siswa yang tidak mengetahui username dan password dapat menggunakan wifi sekolah
2.2. Pengertian Perancangan
Perancangan pada dasarnya telah dideskripsikan sebagai proses banyak langkah dimana representasi-representasi data dan struktur program, karakteristik- karakteristik antar muka, dan rincian prosedural diikhtisarkan dari hal-hal yang berkaitan dengan kebutuhan kebutuhan informasi.
Menurut Rizky (2015), mendefinisikan bahwa perancangan adalah:
“Perancangan adalah sebuah proses untuk mendefinisikan sesuatu yang akan dikerjakan dengan mengunakanteknik yang bervariasiserta didalam nya melibatkan deskripsi mengenai arsitektur serta detai mengenai komponen dan juga keterbatasan yang akan dialami dalam proses pengerjaan nya”.
Menurut Pressman (2017), mendefinisikan bahwa perancangan adalah:
“Perancangan yang sesungguhnya merupakan suatu aktivitas rekayasa perangkat lunak yang dimaksud untuk membuat keputusan-keputusan utama seringkali bersifat struktural”.
2.3. Pengertian Jaringan
Jaringan kumpulan 2 atau lebih komputer yang masing-masing berdiri sendiri dan terhubung melalui sebuah teknologi. Pengertian menurut para ahli yaitu:
Menurut Andrew (2017), Jaringan komputer adalah:
“Sekumpulan peralatan atau komputer yang saling dihubungkan untuk berbagi sumber daya”.
2.3.1. Local Area Network (LAN)
LAN adalah jaringan komputer yang wilayahnya mencakup dalam gedung seperti kantor. Jaringan LAN dapat dilihat pada gambar 2.1 :
Gambar 2.1. Jaringan LAN Sumber: Andrew(2017)
2.3.2. Metropolitan Area Network (MAN)
MAN adalah jaringan komputer yang wilayahnya mencakup dalam kota, jangkauan koneksi sampai 50 km. Jaringan MAN dapat dilihat pada gambar 2.2 sebagai berikut:
Gedung 1 Gedung 2
Gedung 3 Gedung 3
Gambar 2.2. Jaringan WAN Sumber: Andrew(2017)
2.3.3. Wide Area Network (WAN)
WAN adalah merupakan jaringan komputer yang mencakup area yang besar sebagai contoh yaitu jaringan komputer antar wilayah, kota atau bahkan negara, atau dapat didefinisikan juga sebagai jaringan komputer yang membutuhkan router dan saluran komunikasi publik. Jaringan WAN dapat dilihat pada gambar 2.3 sebagai berikut:
Gambar 2.3. Jaringan WAN Sumber: Andrew (2017)
2.3.4. Topologi Jaringan Bintang
Topologi bintang adalah topologi jaringan computer yang menggunakan concentrator (hub/switch) sebagai pengatur paket data. Topologi bintang memiliki kontrol yang terpusat. Semua link harus melewati pusat yang menyalurkan data tersebut kesemua simpul atau client yang dipilihnya. Simpul pusat dinamakan stasiun primer atau server dan lainnya dinamakan stasiun sekunder atau client server. Setelah hubungan jaringan dimulai oleh server maka setiap client server sewaktuwaktu dapat menggunakan hubungan jaringan tersebut tanpa menunggu perintah dari server.
1. Kelebihan :
1) Kerusakan pada satu saluran hanya akan memengaruhi jaringan pada saluran tersebut dan station yang terpaut.
2) Tingkat keamanan termasuk tinggi.
3) Tahan terhadap lalu lintas jaringan yang sibuk.
4) Kemudahan deteksi dan isolasi kesalahan/kerusakan pengelolaan jaringan.
2. Kelemahan
1) HUB jadi elemen kritis karena kontrol terpusat.
2) Jaringan tergantung pada terminal pusat.
3) Biaya jaringan lebih mahal
Gambar topologi Star dapat dilihat pada gambar 2.4 sebagai berikut:
Gambar 2.4. Topologi STAR Sumber: Andrew (2017)
2.3.5. Router
Pengertian router Router adalah perangkat yang akan melewatkan paket IP dari suatu jaringan ke jaringan yang lain, menggunakan metode addressing dan protocol tertentu untuk melewatkan paket data (Handriyanto, 2009).
Router memiliki kemampuan melewatkan paket IP dari satu jaringan ke jaringan lain yang mungkin memiliki banyak jalur diantara keduanya.
Routerrouter yang saling terhubung dalam jaringan internet turut serta. dalam sebuah algoritma routing terdistribusi untuk menentukan jalur terbaik yang dilalui paket IP dari system ke system lain. Proses routing dilakukan secara hop by hop.
IP tidak mengetahui jalur keseluruhan menuju tujuan setiap paket. IP routing hanya menyediakan IP address dari router berikutnya yang menurutnya lebih dekat ke host tujuan.
2.3.6. Fungsi Router
1. Membaca alamat logika atau ip address source & destination untuk menentukan routing dari suatu LAN ke LAN lainnya.
2. Menyimpan routing table untuk menentukan rute terbaik antara LAN ke WAN.
3. Perangkat di layer 3 OSI Layer bisa berupa “box” atau sebuah OS yang menjalankan sebuah daemon routing
2.3.7. Jenis Router
Ada tiga jenis router sesuai bentuknya.
1. Router aplikasi adalah aplikasi yang dapat kita instal pad sistem operasi, sehingga sistem operasi tersebut akan memiliki kemampuan seperti router, contoh aplikasi ini adalah Winroute, WinGate, SpyGate, WinProxy dan lain-lain.
2. Router Hardware adalah merupakan hardware yang memiliki kemampuan sepertiu router, sehingga dari hardware tersebut dapat memancarkan atau membagi IP Address dan men-sharing IP Address, pada prakteknya Router hardware ini digunakan untuk membagi koneksi internet pada suatu ruang atau wilayah, contoh dari router ini adalah access point, wilayah yang dapat mendapat IP Address dan koneksi internet disebut Hot Spot Area.
3. Router PC adalah Sistem Operasi yang memiliki fasilitas untuk membagi dan mensharing IP Address, jadi jika suatu perangkat jaringan (PC) yang terhubung ke komputer tersebut akan dapat menikmati IP Address atau koneksi internet yang disebarkan oleh Sistem Operasi tersebut, contoh sistem operasi yang dapat digunakan adalah semua sistem operasi berbasis client server, semisal Windows, MikroTik (Berbasis Linux), dan vyyata (open source). Gambar router bisa dilihat pada gambar 2.7 sebagai berikut:
Gambar 2.7. Router RB750 Sumber: Handriyanto (2009).
2.4. Pengertian Hotspot
Hotspot merupakan salah satu teknik dalam membagi jaringan yang tersedia kepada user-user yang ingin mendapatkan jaringan internet (Ansor, 2017).
Hotspot sering kali terdapat pada tempat-tempat umum. Agar user dapat mengakses hotspot tersebut penyedia jaringan biasanya memberikan username dan kata sandi untuk dapat mengakses jaringan tersebut. Sering kali Hotspot didefinisikan sebagai jaringan nirkabel, terkadang jaringan LAN berkabel juga dapat dijadikan sebuah hotspot. Dalam hotspot terdapat komponen-komponen yang dibutuhkan, diantaranya:
a. Station Mobile: perangkat yang ingin mendapatkan jaringan internet dari hotspot yang ada.
b. Access Point: perangkat yang menyebarkan jaringan hotspot yang ada.
c. Switch, Router, Network Access Controller
2.5. Mikrotik RouterOSTM
Pengertian mikrotik Mikrotik RouterOSTM adalah sistem operasi dan perangkat lunak yang dapat digunakan untuk menjadikan komputer manjadi router network yang handal, mencakup berbagai fitur yang dibuat untuk ip network dan jaringan wireless, cocok digunakan oleh ISP dan provider hotspot (mikrotik.co.id).
2.5.1. Sejarah mikrotik
Mikrotik adalah perusahaan kecil berkantor pusat di Latvia, bersebelahan dengan Rusia, pembentukannya diprakarsai oleh John Trully dan Arnis Riekstins.
John Trully yang berkebangsaan Amerika Serikat berimigrasi ke Latvia dan berjumpa Arnis yang sarjana Fisika dan Mekanika di sekitar tahun 1995. Tahun
1996 John dan Arnis mulai me-routing dunia (visi Mikrotik adalah me-routing seluruh dunia). Mulai dengan sistem Linux dan MS DOS yang dikombinasikan dengan teknologi Wireless LAN (W-LAN) Aeronet berkecepatan 2Mbps di Moldova, tetangga Latvia, baru kemudian melayani lima pelanggannya di Latvia, karena ambisi mereka adalah membuat satu peranti lunak router yang handal dan disebarkan ke seluruh dunia. Ini agak kontradiksi dengan informasi yang ada di web Mikrotik, bahwa mereka mempunyai 600 titik (pelanggan) wireless dan terbesar di dunia. Prinsip dasar mereka bukan membuat Wireless ISP (WISP), tapi membuat program router yang handal dan dapat dijalankan di seluruh dunia.
Latvia hanya merupakan “tempat eksperimen” John dan Arnis, karena saat ini mereka sudah membantu negara-negara lain termasuk Srilanka yang melayani sekitar empat ratusan pelanggannya. Linux yang mereka gunakan pertama kali adalah Kernel 2.2 yang dikembangkan secara bersama-sama dengan bantuan 5-15 orang staf R&D Mikrotik yang sekarang menguasai dunia routing di negara- negara berkembang. Selain staf di lingkungan Mikrotik, menurut Arnis, mereka merekrut juga tenaga-tenaga lepas dan pihak ketiga yang dengan intensif mengembangkan Mikrotik secara maraton.
2.5.2. Jenis Mikrotik
1. Mikrotik RouterOS™ Adalah versi MikroTik dalam bentuk perangkat lunak yang dapat diinstal pada komputer rumahan (PC) melalui CD. Anda dapat mengunduh file image MikroTik RouterOS dari website resmi MikroTik, www.mikrotik.com. Namun, file image ini merupakan versi trial MikroTik yang hanya dapat dalam waktu 24 jam saja. Untuk dapat menggunakannya
secara full time, anda harus membeli lisensi key dengan catatan satu lisensi hanya untuk satu harddisk.
2. BUILT IN Hardware adalah Mikrotik dalam bentuk perangkat keras yang khusus dikemas dalam board router yang didalamnya sudah terinstal Mikrotik Router Operating System
2.5.3. CAPsMAN
Menurut Goldman dan Rawles (2014), Mulai versi ROS v6.11, Mikrotik memperkaya lagi fitur yang sudah ada dengan menambahkan sebuah fitur yang dinamakan CAPsMAN. Fitur ini banyak ditunggu oleh para pengguna Mikrotik, khususnya bagi yang memiliki jaringan wireless skala besar. CAPsMAN (Controller Access Point System Manager) merupakan sebuah fitur wireless controller yang memudahkan kita untuk mengatur semua perangkat wireless akses point yang ada dijaringan kita secara terpusat. Dalam penggunaan CAPsMAN ini, nanti perangkat-perangkat yang akan kita gunakan memiliki dua istilah yaitu:
1. CAP (Controlled Access Point), yaitu perangkat wireless akses point yang akan kita konfigurasi terpusat.
2. System Manager (CAPsMAN), yaitu perangkat yang digunakan untuk mengatur CAP. Konfigurasi, authentikasi dan sebagainya bisa diatur dari perangkat ini.
2.5.4. Fitur CAPsMAN
1. Authentikasi Radius berdasarkan MAC address 2. Authentikasi menggunakan WPA/WPA2 3. Grouping konfigurasi AP
Sedangkan fitur yang saat ini belum disupport jika menggunakan CAPsMAN : 1. NStreme
2. NV2
3. Custom Advanced Wireless Config
Agar CAPsMAN sistem ini berfungsi, perangkat yang menjadi CAP harus membentuk koneksi manajemen ke perangkat yang menjadi CAPsMAN.
Komunikasi antara CAPsMAN dan CAP bisa dibentuk dengan 2 metode:
1. Menggunakan MAC, komunikasi bisa terbentuk apabila CAP dan CAPsMAN masih berada dalam segment layer 2 yang sama (baik fisik ataupun layer 2 tunnel).
2. Menggunakan IP (Protocol UDP), komunikasi ini digunakan apabila antara CAP dan CAPsMAN sudah berbeda segment Layer 2 (melewati router lain).
Dengan menggunakan metode ini maka antara CAP dan CAPsMAN tidak perlu berada dalam sebuah network yang sama, bahkan bisa berbeda lokasi geografis.
2.6. Metode Network Development Life Cycle
Menurut Goldman dan Rawles (2014) Network Development Life Cycle (NDLC) adalah metode yang dapat digunakan untuk mengembangkan suatu jaringan komputer. Adapun tahapan yang terdapat dalam metode NDLC adalah sebagai berikut.
Gambar 2.9. Network Development Life Cycle Sumber: Goldman dan Rawles (2014)
1. Analysis
Tahap awal ini dilakukan analisa kebutuhan, analisa permasalahan yang muncul, analisa keinginan user, dan analisa topologi / jaringan yang sudah ada saat ini. Metode yang biasa digunakan pada tahap ini adalah.
a. Wawancara, dilakukan dengan pihak terkait melibatkan dari struktur manajemen atas sampai ke level bawah / operator agar mendapatkan data yang konkrit dan lengkap.
b. Observasi, pada tahap analisis juga biasanya dilakukan survei langsung kelapangan untuk mendapatkan hasil sesungguhnya dan gambaran seutuhnya sebelum masuk ke tahap design.
c. Membaca manual atau blueprint dokumentasi, pada analisis awal ini juga dilakukan dengan mencari informasi dari manual-manual atau blueprint dokumentasi yang mungkin pernah dibuat sebelumnya.
2. Design
Design dapat berupa design struktur topologi jaringan, design akses data, design tata layout perkabelan, dan sebagainya yang akan memberikan gambaran jelas tentang project yang akan dibangun. Biasanya hasil dari design berupa.
a. Gambar-gambar topologi (server farm, firewall, datacenter, storages, lastmiles, perkabelan, titik akses)
b. Gambar-gambar detil estimasi kebutuhan yang ada.
3. Simulation / Prototype
Pada tahap ini beberapa pengembang jaringan akan membuat rancangan dalam bentuk simulasi dengan bantuan tools khusus di bidang network seperti Visio, Boson, Packet Tracert, Netsim. Hal ini dimaksudkan untuk melihat kinerja awal dari network yang akan dibangun dan sebagai bahan presentasi dan sharing dengan team work lainnya.
4. Implementation
Dalam fase implementasi, pengembang jaringan akan menerapkan semua yang telah direncanakan pada tahap design. Implementasi merupakan tahapan yang sangat menentukan berhasil / gagalnya suatu project yang akan dibangun.
5. Monitoring
Monitoring merupakan tahapan yang penting, agar jaringan komputer dan komunikasi dapat berjalan sesuai dengan keinginan dan tujuan awal dari user pada tahap awal analisis, maka perlu dilakukan kegiatan monitoring.
6. Management
Manajemen atau pengaturan menaruh perhatian khusus pada policy. Policy perlu dibuat untuk membuat / mengatur agar sistem yang telah dibangun dan berjalan dengan baik dapat berlangsung lama dan unsur reliability terjaga.
Policy akan sangat tergantung dengan kebijakan level management dan strategi bisnis perusahaan tersebut.