BAB II
PERENCANAAN KONSTRUKSI ATAP
Perhitungan Panjang Batang Rangka Kuda-Kuda Direncanakan :
Kuda-kuda seperti tergambar diatas.
- Panjang bentang kuda-kuda (L) = 18,2 m - Sudut kemiringan atap (α) = 30o
- Jarak antar kuda-kuda = 5,6 m
- Jarak antar gording = 0,6 m
- Jenis baja = BJ 37
- Modulus elastisitas baja (E) = 200.000 Mpa = 2 x 106 kg/cm2 - Alat Sambung = Baut (SNI-03-1729-2015 - Tegangan leleh (fy) = 2400 kg/cm2 = 240 MPa - Tekanan angin () = 40 kg/m2 (PPI 1983 hal 22) - Berat atap seng gelombang (BWG 24) = 10 kg/m2 (PPI 1983 hal 12) Perhitungan Panjang Batang
1.1.1. Batang Bawah α=L
8=18,2
8 =2,275m a
2=2,275
2 =1,1375m
B1=B11=Panjang Templas=1,500m B2=B10=1,1375m
B3=B4=B5=B6=B7=B8=B9=2,275m
2.1.2 Batang Atas A1= B1
cosα= 1,500
cos 30°=1,732m A2= B3
cosα= 2,275
cos30°=2,627m A1=A10=1,732m
A2=A3=A4=A5=A6=A7=A8=A9=2,627m
2.1.3 Batang Tegak Lurus (V1 s d V2) V1=V2 = (A1+) x Sin α
= (1,732 m ) x Sin 30o = 0,866 m
2.1.4 Batang Diagonal
D1=D16=
√
V12+B22=√
(0,866)2+(1,1375)2=1,429m3 1 2B¿
¿2
2,179
¿ 2,275¿
1 2¿
¿¿
¿√¿
¿2,458m 5
1 2B¿
¿ (S4)2+¿
D4=D5=D12=D13=√¿ 3,493
¿ 2,275¿
1 2¿
¿¿
¿√¿
= 3,673 m S6
¿ 7¿ 1 2B¿
¿¿
D6=D7=D10=D11=√¿
2,275 1 2¿
¿ (4,806)2+¿
¿√¿
= 4,938 m
D8=D9
S8
¿ 9¿ 1 2B¿
¿¿
¿√¿ 2,275
1 2¿
¿ (6,120)2+¿
√¿
= 6,224 m
Tabel Panjang Batang
NO NAMA BATANG PANJANG BATANG
1 A1 1,732
2 A2 2,627
3 A3 2,627
6 A6 2,627
7 A7 2,627
8 A8 2,627
9 A9 2,627
10 A10 1,732
11 D1=D16 1,429
12 D2 ==D3=D14= D15 2,458
13 D4=D5=D12=D13 3,673
14 D6=D7=D10=D11 4,938
15 D8=D9 6,224
16 B1 1,500
17 B2 1,1375
18 B3 2,275
19 B4 2,275
20 B5 2,275
21 B6 2,275
22 B7 2,275
23 B8 2,275
24 B9 2,275
25 B10 1,1375
26 B11 1,500
2.3 Perencanaan Gording Direncanakan :
Profil Baja Rencana = Light Lip Channels [ LLC.100.50.20.3,2]
Δx=0,08 cm +0,25 cm +0,05 cm <400cm/240
A B CDari Tabel Profil Kontruksi baja, diperoleh data-data profil : - Size (ukuran)
A = 100 mm = 10 cm B = 50 mm = 5 cm C = 20 mm = 2 cm t = 3,2 mm = 0,32 cm - Weight (berat) = 5,5 kg/m
- Center Of Gravity (titik pusat berat) Cx = 0 cm
Cy = 1,86 cm
- Moment Of Inersia (momen inersia) Ix = 107 cm4
Iy = 24,5 cm4
- Radius Of Gyration (radius girasi/jari-jari inersia) ix = 3,9 cm
iy = 1,87 cm
- Section Modulus (momen lawan) Zx = 21,3 cm3
Zy = 7,81 cm3
Jarak antar kuda-kuda (L) = 5,60 m / 560 cm
Sudut Kemeringan atap (α) = 30°
Penutup Atap = Seng Gelombang
Berat Seng Gelombang = 10 kg/m2
Alat Sambung = Baut (SNI-03-1729-2015)
Mutu Baja = BJ 37
Modulus Elastisitas baja (E) = 200000 Mpa→SNI-03-1729-2015
Beban-beban yang dipikul oleh gording adalah : a. Beban mati / Dead Load (D)
- berat sendiri penutup atap - berat sendiri gording
b. Beban hidup / Live Load (L) →Sesuai SNI-03-1727-2015, tabel 4-1 hal 27 c. Beban angin / Wind Load (W) → SNI-03-1727-2013
Rumus yang Digunakan :
Terhadap sb x – x profil :
BidangMomen
Beban mati : MXD = 1/8 (qx cos α) L2
Beban hidup(q) : MXL = 1/8 (qx cos α) L2
Beban hidup(P) : MXL = 1/4 (Px cos α) L
BidangGeser
VX = 1/2 qxL
VX = 1/2 Px Terhadap sb y – yprofil :
BidangMomen
Beban mati : MYD = 1/8 (qy sin α) L2
Beban hidup(q) : MYL = 1/8 (qysin α) L2
Beban hidup(P) : MYL = 1/4 (Pysin α) L
BidangGeser
VY = 1/2 qyL
VY = 1/2 Py
Untuk mencari lendutan bidang momen ӨA, ӨB dan ΔCdari balok berikut :
Momen yang didapat :
a. Putaran Sudut ӨA dan ӨB
ӨA = beda kemiringan antara A dan C’
A B
C C'
L EI konstan
2/3 1/3 1/3 2/3
B
A B
C C'
L EI konstan
5/16 3/16 3/16 5/16
A
2/3
ql 4
5/16
ql^2 8
= luas bidang M
EI diantara A dan C’
= 2
3
(
8q LEI2)
L2=M L324EI , sejarah putaran jarum jam
ӨB = q L3
24EI , berlawanan arah putaran jarum jam b. Lendutan ΔC (Untukbebanterbagimerata)
ΔC = A,A = lendutan dari A terhadap garis singgung di C’
= momen dari luas M
EI diantara C dan A terhadap A
= 2
3
(
8q LEI2) (
L2)(
165 L)
=3845q LEI4 , kebawah c. Lendutan ΔC (Untukbebanterpusat)ΔC = A,A = lendutan dari A terhadap garis singgung di C’
= momen dari luas M
EI diantara C dan A terhadap A
= 1
2
(
4PLEI)(
L2)(
13L)
=48P LEI3 , kebawah2.3.1 Perhitungan Beban-Beban a. Beban Mati / Dead Load (D)
Berat sendri Gording = Profil [LLC.100.50.20.3,2]
= 5,5 Kg/m
Berat atap = Berat genteng metal x Jarak antar gording
= 10 kg/m2 × 0,60 m
= 6 kg/m
q = Berat sendiri Gording + Berat Atap
= 5,5 Kg/m + 6 kg/m
= 11,5 kg/m Beban terbagi rata :
qx = q cos β = 11,5 kg/m . cos 30 = 9,95 kg/m = 0,0995 kg/cm qy = q sin β = 11,5 kg/m . sin 30 = 5,75 kg/m = 0.0575 kg/cm Bidang momen :
Mx = 1/8 qx L² = 1/8 (9,95) kg/m (5,60)2 m = 39,00 kgm My = 1/8 qy L² = 1/8 (5,75) kg/m (5,60)2 m = 22,54 kgm Bidang Geser :
Vx = 1/2 qx L = 1/2 (9,95) kg/m (5,60) m = 27,86 kgm Vy = 1/2 qy L = 1/2 (5,75) kg/m (5,60) m = 16,10 kgm
Lendutan Yang Timbul : Fx = 5.qx L4
384.E . Ix = 5 . 0,0995 kg/cm . (5 60)4 cm
384 . (2 x 106 ) kg/ cm2 . 107 cm4 = 0,595 cm
Fy = 5.qy L4
384.E.Iy = 5 . 0,0575 kg/cm . (5 60)4 cm
384 . (2 x 106 ) kg/ cm2 . 24,5 cm4 = 1,502 cm
b. Beban hidup / Live Load (L) 1. Beban Terpusat ( P )
Beban terpusat ( p = 100 kg ) → (SNI-03-1729-2015, tabel 4-1 hal 27) Beban terpusat :
Px = P cos β = 100 kg × cos 30 = 86,60 kg Py = P sin β = 100 kg × sin 30 = 50 kg Bidang momen :
Mx = 1/4 Px .L = 1/4 x 86,60 kg x 5,60 m = 121,24 kgm My = 1/4 Py .L = 1/4 x 50 kg x 5,60 m = 70 kgm Bidang Geser :
Vx = 1/2 Px = 1/2 x 86,60 kg = 43,30 kg Vy = 1/2 Py = 1/2 x 50 kg = 25 kg
Lendutan Yang Timbul : Fx = Px . L3
48.E . Ix = (86,60)(560)3
48(2000000)(107) = 0.148 cm Fy = Py . L3
48.E . Iy = (50)(560)3
48(2000000)(24,5) = 3,733 cm
2. Beban Terbagi Rata (q = 40 – 0,8.β ) →SNI-03-1729-2015 q = (40 – 0,8. β)
= (40 – 0,8. 30 ° )
= 16 kg/m2
Beban akibat air hujan yang diterima gording : q = Beban air hujan x jarak gording
= 16 kg/m2 x 0,60 m
= 9,6 kg/m Beban terbagi rata :
qx = q. Cos . β = 16 cos 30 = 13,85 kg/m = 0,138 kg/cm qy = q. Sin . β = 16 sin 30 = 8 kg/m = 0,080 kg/cm
Bidang Momen : Mx = 1
8 . qx . L2 = 1/8 (13,85) (5,60)² = 54,29 kgm My = 1
8 . qy . L2 = 1/8 (8) (5,60)² = 31,36 kgm Bidang Geser :
Vx = 1
2 . qx . L = 1
2 (13,85) (5,60) = 38,78 kg Vy = 1
2 . qy . L = 1
2 (8) (5,60) = 22,40 kg Lendutan yang timbul :
fx = 5.qx . L4
384.E . Ix = 5 .0,138 kg/cm . ( 5 60)4 cm
384 . (2 x 106 ) kg/ cm2 . 107 cm4 = 0,825 cm
fy = 5.qy . L4
384.E . Iy = 5 . 0,0 80 kg/cm . (5 60)4 cm
384 . (2 x 106 ) kg/ cm2 . 24,5 cm4 = 2,090 cm Dari kedua jenis beban hidup diatas, maka beban yang diperhitungkan adalah beban yang terbesar (P < q ), maka yang diambil adalah beban-beban terpusat, sesuai dengan SNI-03-1729-2002, pasal 2.1.2 ayat b.2
c. Beban Angin / Wind Loud (w)
BID ANGIN - 0,4
- 0,4
- 0,4
+ 0,9
Tekanan angin rencana (W) = 40 kg/m2 berdasarkan SNI-03-1727-2013. Jenis gedung yang direncanakan adalah jenis gedung tertutup. Komponen angin yang diperhitungkan hanya bekerja pada arah sumbu x dan y = 0. Besar angin tekan yang diterima gording:
a. Angin Tekan
α < 65° SNI-03-1727-2013, Maka, koefisien angin tekan (0,02 α – 0,4). Untuk beban terbagi rata sesuai buku Agus Setiawan ‘’Perencanaan Struktur Baja Dengan Metode LRFD’’ (Berdasarkan SNI-03-1729-2015).
Maka, koefisien angin tekan :
C = 0,02 α – 0,4
= 0,02 . 30 – 0,4
= 0,2
Beban Terbagi Rata : →AgusSetiawan ‘’PerencanaanStruktur Baja DenganMetode LRFD’’ (Berdasarkan SNI-03-1729-2002) Tan 2008 hal 105)
qx = koefisien angin x tekanan angin x jarak antar gording
= 0,2 x 40 x 0,60
= 4,8 kg/m
= 0,048kg/cm qy = 0
Bidang Momen :
Mx = 1
8 . qx . L2 = 1
8× (4,8) (5,60)² = 18,81 kgm
My = 0
Bidang Geser
Vx = 1
2 . qx . L = 1
2× (4,8) (5,60) = 13,44 kgm
Vy = 0
Lendutan yang timbul : fx = 5.qx . L4
384.E . Ix = 5 . 0,048 kg/cm . (5 60)4 cm
384 . (2 x 106 ) kg/ cm2 . 107 cm4 = 0,287 cm
fy = 0
b. Angin Hisap
Berdasarkan SNI-03-1727-2013, menyetakan bahwa koefisien angin hisap (C)
= - 0,4.
Beban Terbagi Rata :
qx =Koefisien Angin (C) . Tekanan Angin (W) . Jarak Antar Gording
= - 0,4 x 40 x0,60
= -9,6 kg/m = -0,096 kg/cm qy = 0
Bidang Momen :
Mx = 1/8 qx L2 = 1/8 (-9,6 )( 5,60 )2 = - 37,63 kgm My = 0
Bidang Geser :
Vx = 1/2 qx L2 = ½ (-9,6 )( 5,60 )2 = -150,528 kg Vy = 0
Lendutan yang timbul : fx = 5.qx . L4
384.E . Ix = 5 . -0, 096 kg/cm . (5 60)4 cm 384 . (2 x 106 ) kg/ cm2 . 107 cm4 = - 0,435
fy = 0
Tabel 2.2 Besar Momen Akibat Variasi Beban Momen Beban Mati
(D)
Beban Hidup
(L) Beban Angin
Kgm Kgm Kgm Angin Tekan Angin Hisap
Mx 39,00 121,24 18,81 - 37,63
My 22,54 70 0 0
Tabel 2.3 Besar Geser Akibat Variasi Beban Momen Beban Mati
(D)
Beban Hidup
(L) Beban Angin
Kgm Kg Kg Angin Tekan Angin Hisap
Vy 16,10 25 0 0
Dari perhitungan diatas terlihat yang menentukan adalah pembebanan dengan beban yang paling besar :
Berdasarkan perhitungan diatas terlihat yang menentukan adalah pembebanan dengan beban yang paling besar. Rumus kombinasi beban yang sesuai dengan SNI- 03-1729-2002, pasal 6.2.2 hal 13, dengan menggunakan persamaan :
1,4 D
1,2 D + 1,6 L + 0,5 (La atau H)
1,2 D + 1,6 (La atau H) + (ɣL L atau 0,8 W) 1,2 D + 1,3 W + ɣL L + 0,5 (La atau H) 1,2 D ± 1,0 E + ɣL L
0,9 D ± (1,3 W atau 1,0 E)
Keterangan:
D = beban mati yang diakibatkan oleh berat konstruksi permanen, termasuk dinding, lantai, atap, plafon, partisi tetap, tangga, dan peralatan layan tetap.
L = beban hidup yang ditimbulkan oleh penggunaan gedung, termasuk kejut, tetapi tidak termasuk beban lingkungan seperti angin, hujan, dan lain-lain.
La = beban hidup di atap yang ditimbulkan selama perawatan oleh pekerja, peralatan, dan material, atau selama penggunaan biasa oleh orang dan benda bergerak.
H = beban hujan, tidak termasuk yang diakibatkan genangan air.
W = beban angin
E = beban gempa, yang ditentukan menurut SNI 03–1727–1989, atau penggantinya.
Perhitungan :
Tabel 2.4 Kombinasi Momen Akibat Variasi Beban
Momen (M)
(kgm)
Kombinasi Beban(kgm)
1,4 D
1,2 D + 1,6 L + 0,5 (La atau
H)
1,2 D + 1,6 (La atau H) + (ɣL L atau 0,8 W)
1,2 D + 1,3 W + ɣL L + 0,5 (La atau H)
1,2 D ± 1,0 E + ɣL L
0,9 D ± (1,3 W atau 1,0 E)
Mx 54,6
0 107,42 255,83 131,87 46,80 59,55
My 31,5
5 62,04 139,04 62,05 27,05 20,28
Tabel 2.5 Kombinasi Geser Akibat Variasi Beban
Geser (V)
(kg)
Kombinasi Beban(kg)
1,4 D
1,2 D + 1,6 L + 0,5 (Laatau
H)
1,2 D + 1,6 (La atau H) + (ɣL L atau 0,8 W)
1,2 D + 1,3 W + ɣL L + 0,5 (La atau H)
1,2 D ± 1,0 E + ɣL L
0,9 D ± (1,3 W atau 1,0 E)
Vx 39,0
4 55,08 113,46 72,55 33,43 42,54
Vy 22,5
4 31,82 59,32 31,82 19,32 14,49
Maka dari kombinasi diatas diambilah momen yang paling besar untuk dijadikan momen terfaktor untuk perencanaan gording.
Mux = 255,83 Kgm Muy = 139,04 Kgm Vux = 113,46 Kg Vuy = 59,32 Kg
2.3.2 Evaluasi terhadap profil yang di rencanakan
Perencanaan menggunakan profil baja rencana Light Lip Channels [LLC.100.50.20.3,2 ]. Dari Tabel profil kontruksi baja, diperoleh data-data profil (Tabel profil kontruksi baja Ir.Rudy Gunawan) :
1. Size (ukuran)
A = 100 mm = 10 cm B = 50 mm = 5 cm C = 20 mm = 2 cm t = 3,2 mm = 0,32 cm Weight (berat) = 5,5 kg/m
2. Center Of Gravity (titik pusat berat) Cx = 0 cm
Cy = 1,86 cm
3. Moment Of Inersia (momen inersia) Ix = 107 cm4
Iy = 24,5 cm4
4. Radius Of Gyration (radius girasi/jari-jari inersia) ix = 3,9 cm
iy = 1,87 cm
5. Section Modulus (momen lawan) Zx = 21,3 cm3
Zy = 7,81 cm3
a. Kontrol lendutan yang terjadi
Sesuai dengan yang dipaparkan dalam buku Ir.Thamrin Nasution ‘’Struktur Baja 1’’ modul 5 sesi 4, 2011 adalah :
- Lendutan yang terjadi pada sumbu x Δx= 5. qx . L4
384. E . Ix+ Px . L3
48. E . Ix+ 5. qx . L4
384. E . Ix<L/240 Δx=0,595+0,148+0,825 < 560/240
∆x = 1,568 cm < 2,333………….AMAN - Lendutan yang terjadi pada sumbu y
Δy= 5. qy . L4
384. E . Iy+ Py . L3
48. E . Iy+ 5. qy . L4
384. E . Iy<L/240 Δy=1,502+3,733m + 2,090 < 560/240
∆y = 7,325 cm < 2,333………….TIDAK AMAN
Karena ‘tidak aman’ terhadap lendutan dalam arah X Dan Y, maka dipasangkan sagrod/tracstang pada tengah bentang sehingga Lye = Ly
2 = 560
2 = 280 cm.
2 8 0
¿
¿
¿3 (50).¿
Δy= 5.(0.0 575).(2 80)4 384.(2x106).(24,5)+¿
∆y = 0,939 cm + 0,46 < 560/240
∆y = 1,399 cm < 2,333…………. OK b. Kontrol tegangan lentur yang terjadi
Menurut Thamrin Nasution “Struktur Baja I, modul 5 sesi 2 tahun 2011 hal 10” menyebutkan bahwa jika penampang profil I dibebani oleh gaya yang menyebabkan terjadinya lentur dua arah, yaitu Mx kearah sumbu x-x dan My kearah sumbu y-y, maka kondisi batas kekuatan komponen struktur tersebut ditentukan oleh leleh akibat tegangan kombinasi yang bekerja atau tekuk torsi lateral. Keadaan struktur yang demikian dijumpai pada struktur gording.
Menurut Agus Setiawan “Perencanaan Struktur Baja Dengan Metode LRFD’’
(Berdasarkan SNI-03-1729-2002 Tahun 2008 hal 81) menyebutkan rumus umum perhitungan tegangan akibat momen lentur dapat digunakan dalam kondisi yang umum. Tegangan lentur pada penampang profil yang mempunyai minimal satu sumbu simetri dan dibebani pada pusat gesernya.
Rumus dapat dihitung dari persamaan : f=Mux
Sx +Muy
Sy ≤∅∙ f y dengan : Sx= Ix
Cy dan Sy=Iy Cx sehingga :
f=Mux . Cy
Ix +Muy. Cx
Iy ≤∅∙ f y
¿2558300Nmm .18,6mm
107 0000mm4 +1390400Nmm .0mm
245000mm4 ≤0,9∙240MPa
= 44.47 Mpa ≤ 216 Mpa...OK Keterangan :
fy = tegangan leleh sesuai mutu baja.
Tegangan leleh BJ 37 : 240 MPa
Mux, Muy = Momen akibat beban kerja terfactor pada arah x dan y Sx, Sy = Modulus penampang arah x dan y
Ix, Iy = Momen inersia arah x dan y
Cx, Cy = Jarak dari titik berat ketepi seratarah x dan y Ø = Faktor tahanan struktur yang memikul lentur (0,90) c. Kontrol terhadap momen lentur nominal dari penampang
Menurut Agus Setiawan “Perencanaan Struktur Baja Dengan Metode LRFD’’
(Berdasarkan SNI-03-1729-2002 Tahun 2008, hal 186) menyebutkan setiap komponen struktur yang memikul momen lentur, harus memenuhi persyaratan :
Øb . Mn ≥ Mu Dengan :
Øb = Faktor reduksi untuk lentur (0,90)
Mn = Kawat nominal momen lentur dari penampang Mu = Beban momen lentur terfaktor
Sb-x
Mn = Mp = Zx . fy
= 5112000 N.mm = 511,2 kgm Øb . Mn ≥ Mux
0,90 . 511,2 kgm ≥ 255,83 kgm
460,08 kgm ≥ 255,83 kgm...OK
Sb-y
Mn = Mp = Zy . fy
= 7810 mm³ . 240 N/mm²
= 1874400 N.mm
= 187,44 kgm Øb . Mn ≥ Muy
0,90 . 187,44 kgm ≥ 139,04 kgm
168,696 kgm ≥ 139,04 kgm...OK d. Kontrol terhadap tekuk lokal
1.) Klasifikasi penampang sayap gording (Acuan Tabel B4.1b Kasus 10 dalam SNI-1729-2015)
Elemen pelat sayap dan pelat badan gording akan diperiksa jenis kelangsingannya yang nantinya akan dikelompokkan dalam penampang kompak, tak kompak, atau langsing. Klasifikasi ini nantinya akan berpengaruh dalam penentuan kapasitas tampang profil.
a) Kelangsingan penampang sayap : λf= b
2t= 50
2.3,2=15,625
b) Batasan Kelansingan Sayap (Kompak/ Non-Kompak) : λp=0,38
√
fEy=0,38√
200000240 =10,97c) Batasan Kelansingan Sayap ( Non-Kompak/ Langsing) : λr=1,0
√
fEy=1,0√
200000240 =28,87Karena λp<λf<λr=10,97<15,625<28,87 maka pelat sayap termasuk jenis non-kompak.
2) Klasifikasi penampang badan gording (Acuan Tabel B4.1b Kasus 15 dalam SNI-1729-2015)
a) Tinggi pelat badan bersih :
h1=H –2t=100–(2.3,2)=93,6mm
b) Kelangsingan penampang badan : λw=h1
t =93,6
3,2 =29,25
c) Kelangsingan maksimum penampang kompak : λp=3,76
√
fEy=3,76√
200000240 =108,54d) Kelangsingan maksimum penampang non-kompak : λr=5,70
√
fEy=5,70√
200000240 =164,54Karena λw<λp = 29,25 < 108,54 maka pelat badan termasuk jenis kompak.
e. Kontrol terhadap geser 1. Koefisien tekuk geser pelat
a. Pelat badan (sumbu kuat tanpa pengaku transversal, Pasal G2.1 (b) SNI-1729- 2015 :
h
tw=100
3,2=31,25<260
Koefisien tekuk geser pelat badan Kv=5 maka Kv=5
b) Pelat sayap (sumbu lemah) :
kv = 1,2 (Pasal G7 SNI-1729-2015) 2. Koefisien geser pelat
a) Pelat badan (sumbu kuat) : h
tw=100
3,2=31,25
h
t w<1,10
√
kvfEy sehingga Cv = 1,0 (Pasal G2.1(b) SNI-1729-2015) b) Pelat sayap (sumbu lemah):b t =50
3,2=15,625
1,10
√
kvfEy=1,10√
1,2200000240 =34,79b
t <1,10
√
kvfEy sehingga Cv = 1,0 (Pers. G2-3 SNI-1729-2015) Sehingga didapat :1,10 √ kv fy E =1,10 √ 5. 200000 240 =71 , 005
h
tw ≤1,10 √ kv fy E
31,25 ≤ 71,005 ... OK
3. Kekuatan Geser Nominal (Pasal G2.1 SNI-1729-2015) : a) Pelat badan (sumbu kuat) :
Aw=Ht=100.3,2=320mm2 Vn= 0,6. fy . Aw
= 0,6 . 240 MPa . 320 mm2
= 46080 N
= 460,80 kg
b) Pelat sayap (sumbu lemah) : Awy=bt=50.3,2=175mm2 Vny=0,60f yAwyCv
= 0,60 . 240 . 175 . 1,00 = 25200 N = 252,00 kg
Kekuatan Geser Nominal Terfaktor : Vu = Фb . Vn
= 0,9 . 460,80 kg
= 414,72 kg
Фb . Vu = 0,9 × 414,72 kg = 373,248 kg Kontrol :
Vu ≤ φ .Vn
Vux = 113,46 Kg ≤ Фb . Vu = 460,80 kg ...(Memenuhi) Vuy = 59,32 Kg ≤ Фb . Vu = 460,80 kg ...(Memenuhi