BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Hasil
Hasil data yang diperoleh dari pengamatan budidaya tanaman dan pengenalan morfologi pada fase pertumbuhan padi dengan variable pengamatan berupa tinggi tanaman (cm), dan jumlah anakan disajikan dalam bentul table berikut.
No. Umur Tanaman Tinggi Tanaman (cm) Jumlah Anakan (buah) Ember 1 Ember 2 Ember 1 Ember 2
1. 2 MST 41,5 40,8 8 10
2. 3 MST 48,1 41,4 15 18
3. 4 MST 59,5 54,6 16 26
4. 5 MST 67,1 65,2 34 42
5. 6 MST 81,2 80 36 49
Berdasarkan hasil data yang diperolah dari pengamatan budidaya tanaman dan pengenalan morfologi pada fase pertumbuhan padi dengan variabel pengamatan tinggi tanaman padi 6 minggu setelah tanam menunjukan tinggi padi ember 1 adalah 81,2 cm dan tinggi padi ember 2 adalah 80 cm.
Berdasarkan hasil data yang diperolah dari pengamatan budidaya tanaman dan pengenalan morfologi pada fase pertumbuhan padi dengan variabel pengamatan jumlah anakan padi 6 minggu setelah tanam menunjukan jumlah anakan padi ember 1 adalah 36 buah dan jumlah anakan padi ember 2 adalah 49 buah.
2. Pembahasan
Budidaya tanaman padi merupakan kegiatan menanam tanaman padi dalam areal lahan yang luas atau biasa disebut dengan sawah guna mendapatkan keuntungan berupa hasil panen yang disebut gabah. Selama ini budidaya tanaman padi nasional masih mengandalkan sawah irigasi, namun tak jarang masyarakat pegunungan dan perbukitan menanam padi di areal yang kering. Perlu diketahui dalam budidaya tanaman padi harus memperhatikan syarat tumbuh yang dikehendaki oleh tanaman padi agar tanaman padi dapat tumbuh dengan maksimal dan menghasilkan hasil panen yang maksimal juga.
Padi lahan basah atau yang ditanam di irigasi, curah hujan bukan merupakan faktor pembatas tanaman padi, tetapi pada lahan kering tanaman padi membutuhkna curah hujan yang optimum > 1,600 mm/tahun. Padi lahan kering memerlukan bulah basah yang berurutan minimal 4 bulan. Bulan basah merupakan bulan yang mempunyai curah hujan >
200 mm dan tersebar secara normal atau setiap minggu terdapat hujan sehingga tanaman mendapatkan cukup air selama pertumbuhannya. Suhu optimum yang dikehendaki oleh pertumbuhan tanaman padi berkisar 24-29ºC.
Tanaman padi dapat tumbuh di berbagai tipe jenis tanah. Reaksi derajat kemasaman tanah atau pH optimum berkisar antara 5,5-7,5. Permeabilitas pada sub horizon kurang dari 0,5 cm/jam. Kriteria kesesuaian lahan dan iklim untuk tanaman padi sawah dapat dilihat pada table dibawah ini.
Selain agroekosistem, cara pengelolaan tanaman juga mempengaruhi keberlanjutan agribisnis padi. Dengan menerapkan pengelolaan tanaman terpadu (PTT) keberlanjutan agribisnis padi dapat diwujudkan. Saat ini hampir seluruh teknologi budidaya tanaman menggunakan konsep PTT, termasuk budidaya padi sawah. Adapun komponen-komponen
dalam melakukan system budidaya tanaman padi dengan pengelolaan tanaman terpadu, yaitu :
1.) Penggunaan varietas padi unggu atau varietas pada berdaya saing tinggi dan bernilai ekonomi tinggi,
2.) Benih bermutu dan bersertifikat,
3.) Pemupukan berimbang berdasarkan kebutuhan tanaman dan status hara tanah, 4.) Pengendalian hama dan OPT,
5.) Penanaman bibit muda dengan jumlah bibit terbatas yaitu antara 1-3 bibit/lubang, 6.) Peningkatan populasi tanaman,
7.) Penggunaan kompos bahan organic dan pupuk kandang, 8.) Pengaturan pengairan dan pengairan berselang,
9.) Panen tepat waktu,
10.) Perontokan gabah sesegera mungkin.