• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II - Repository Poltekkes Tasikmalaya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "BAB II - Repository Poltekkes Tasikmalaya"

Copied!
39
0
0

Teks penuh

Epitel ruang depan mengandung bulu-bulu halus yang dapat mencegah masuknya benda asing yang dapat mengganggu proses pernafasan (Syaifuddin, 2012, p. 383). Pita suara mempunyai elastisitas yang tinggi dan dapat menghasilkan bunyi yang dapat dihasilkan oleh pita suara (Syaifuddin, 2012, p. 387). Trakea berukuran panjang kurang lebih 13 cm dan diameter 2,5 cm, dilapisi otot polos, serta memiliki dinding fibroelastik yang tertanam pada blok hialin yang dapat menjaga trakea tetap terbuka (Syaifuddin, 2012, p. 392).

Setiap saat, cabang utama leher bergerak menuju alur panjang di tengah permukaan paru (Syaifuddin, 2012, p. 393). Paru-paru berwarna abu-abu biru dan berbintik-bintik karena partikel debu yang masuk dikonsumsi oleh fagosit (Syaifuddin, 2012, hal. 394). Sehubungan dengan organ-organ yang berperan dalam masuknya udara (inspirasi) dan keluarnya udara (ekspirasi), maka mekanisme pernafasan dibedakan menjadi dua macam, yaitu pernafasan dada dan pernafasan perut (Utama, 2018 hal. 13).

Sejumlah paparan umum di tempat kerja, seperti pertambangan batu bara, pertambangan emas, dan debu kapas tekstil, telah diketahui sebagai risiko obstruksi saluran napas kronis (Ahmad, 2021, hal. 11). Pada wanita yang tidak merokok, polusi udara dalam ruangan yang biasanya berhubungan dengan memasak makanan dikatakan berpotensi menimbulkan risiko (Ahmad, 2021, hlm. 11). Infeksi saluran pernapasan telah diselidiki sebagai potensi risiko berkembangnya PPOK pada orang dewasa, terutama infeksi saluran pernapasan pada masa kanak-kanak juga telah diduga sebagai potensi kecenderungan berkembangnya PPOK di kemudian hari (Ahmad, 2021, hal. 11). ).

Pertimbangan tumpang tindih pada individu dengan asma dan PPOK dalam sensitivitas saluran napas, obstruksi aliran udara, dan adanya gejala paru mengarah pada hipotesis Belanda, yang menyatakan bahwa asma, bronkitis kronis, dan emfisema adalah variasi dari penyakit dasar yang sama yang dimodulasi oleh lingkungan sehingga menghasilkan gambaran yang benar-benar patologis (Ahmad, 2021, hlm. 12).

Patofisologi

Pathway

Klasifikasi

Manifestasi Klinis

Pemeriksaan Penunjang

Pengukuran Fungsi Paru

Pemeriksaan Laboratorium a. Pemeriksaan sputum

Penatalaksanaan

Penatalaksanaan Keperawatan

Terapi non farmakologi dapat dilakukan dengan berhenti merokok, meningkatkan toleransi paru melalui olah raga dan senam pernafasan, serta perbaikan gizi.

Penatalaksanaan Medis

Konsep Dasar Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif .1 Pengertian Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif

Penyebab Bersihan jalan Napas Tidak Efektif

Penatalaksanaan Bersihan Jalan Napas .1 Fisioterapi Dada

  • Latihan Batuk Efektif
  • Nebulizer

Konsep Asuhan Keperawatan .1 Pengkajian

  • Diagnosa Keperawatan
  • Intervensi
  • Implementasi
  • Evaluasi

Riwayat penyakit yang diderita pasien yang berkaitan dengan penyakit yang sedang dideritanya atau penyakit yang mungkin mempengaruhi penyakit yang sedang diderita pasien. Riwayat kesehatan keluarga berkaitan dengan kemungkinan timbulnya penyakit yang disebabkan oleh penyakit keturunan, kecenderungan mempunyai alergi dalam keluarga, penyakit yang ditularkan akibat kontak langsung antar kerabat. Istirahat atau pola tidur pasien PPOK biasanya mengalami keluhan gangguan tidur atau istirahat akibat dari keluhan yang dialaminya akibat penyakit tersebut.

Pernafasan pada pasien PPOK mempunyai gambaran dada, usaha pernafasan tambahan, sianosis, dan kesulitan batuk. Bidang paru-paru hipersonan karena banyaknya udara yang terperangkap dan suara napas tambahan seperti mengi atau terengah-engah atau berderak saat bernapas. Sistem kardiovaskular pada pasien PPOK biasanya tidak mengalami masalah, dimana irama jantung teratur pada pasien PPOK tidak menunjukkan JVP.

Sistem pencernaan pada pasien PPOK biasanya tidak mengalami gangguan, tidak terdapat edema, bising usus normal, hepar tidak teraba dan pada saat dilakukan perkusi terdengar bunyi timpani. Sistem genital pada pasien PPOK biasanya tidak mengalami masalah pada area genital, sedangkan pada pasien PPOK biasanya tidak mengalami pembengkakan atau nyeri pada area genital. Sistem saraf pada pasien PPOK biasanya tidak mengalami masalah, artinya seluruh fungsi saraf kranial dalam keadaan baik.

Sistem muskuloskeletal pasien PPOK secara umum tidak mengalami kendala yaitu tidak nyeri, oedema/bengkak, anggota tubuh masih dapat digerakkan dan reflek otot bisep dan trisep positif. Sistem integumen pada pasien PPOK biasanya tidak ada masalah, tidak ada kelainan kulit atau rambut rontok. Sistem endokrin pada pasien PPOK biasanya tidak mengalami pembesaran tiroid atau gejala yang berhubungan dengan penyakit endokrin.

Implementasi keperawatan merupakan kegiatan yang dilakukan perawat untuk membantu pasien dari masalah kesehatan yang dihadapinya menuju keadaan kesehatan yang baik dengan menguraikan kriteria hasil yang diharapkan.

Tabel 2.1 Intervensi Keperawatan  No  Diagnosa
Tabel 2.1 Intervensi Keperawatan No Diagnosa

Konsep Fisioterapi Dada

  • Pengertian Fisioterapi Dada
  • Tujuan Fisoterapi Dada
  • Indikasi dan Kontraindikasi Fisioterapi Dada
  • Persiapan
    • Persiapan alat
    • Pasien dan Lingkungan a. Identifikasi pasien
  • Proses Pelaksanaan
  • Respon

Menurut Kusyati (2016), fisioterapi payudara merupakan serangkaian tindakan keperawatan yang terdiri dari teknik drainase postural, tepuk tangan atau perkusi, dan vibrasi. Sedangkan menurut Ariasti (2014) dalam Nigrum (2019) fisioterapi dada merupakan suatu tindakan yang bermanfaat bagi penderita penyakit akut dan kronis dengan menggunakan teknik drainase postural, perkusi (tamparan) dan getaran yang dapat membantu mengeluarkan sekret dan meningkatkan ventilasi paru pada penderita. gangguan fungsi paru-paru. Kesimpulan yang dapat diambil dari pernyataan di atas adalah fisioterapi dada merupakan serangkaian tindakan yang sangat membantu sejumlah orang yang menderita gangguan pernafasan, baik akut maupun kronik, melalui drainase pascapedesaan, tepuk tangan atau perkusi dan vibrasi. menggunakan. teknik yang dilakukan oleh perawat untuk mengeluarkan sekret dan meningkatkan ventilasi.

Tepuk tangan atau perkusi merupakan suatu tindakan keperawatan yang berupa pukulan kuat pada kulit dengan menggunakan telapak tangan dengan bentuk telapak tangan seperti mangkuk. Getaran merupakan tindakan keperawatan berupa getaran kuat yang dihasilkan oleh tangan yang diletakkan secara horizontal pada dinding dada klien secara berurutan. Drainase postural melibatkan melakukan berbagai posisi untuk mengalirkan sekret atau air liur di saluran pernapasan.

Menurut Hidayati, dkk (2014) Fisioterapi dada dilakukan pada pasien gangguan pernafasan yang menunjukkan perbaikan. Sedangkan kontraindikasi: Fisioterapi dada tidak boleh dilakukan pada pasien dengan abses paru atau disebut tumor, pneumotoraks, penyakit dinding dada atau patah tulang dada, efusi pleura dan TBC. Sesuaikan tindakan yang akan dilakukan dengan jadwal pemberian makan untuk mencegah regurgitasi dan penurunan nafsu makan pada pasien.

Anjurkan pasien untuk minum air hangat secara teratur untuk mengencerkan cairan dan mempermudah keluarnya cairan. Letakkan kain tipis atau handuk tipis pada pasien di area yang akan dilakukan tepuk tangan atau perkusi. Lakukan gerakan tersebut selama 1-2 menit untuk penderita keputihan ringan, 3-5 menit untuk keputihan banyak, dan ulangi tindakan ini beberapa kali dalam sehari.

Anjurkan pasien untuk mengambil napas dalam-dalam lalu hembuskan secara perlahan melalui mulut atau bibir. Saat pasien mengeluarkan napas, getarkan tangan dengan cara mengontraksikan dan mengendurkan lengan dan bahu selama beberapa menit, tergantung kondisi pasien dan jumlah sekret atau air liur yang dikeluarkan. Minta pasien menarik napas dalam-dalam dan batuk secara efektif setelah 3-4 kontraksi untuk mengeluarkan sekret atau dahak.

Bila tidak terdengar suara abnormal, baringkan pasien pada posisi semula dan beri pasien minum air hangat untuk membantu mengencerkan sekretnya. Jika masih terdapat suara abnormal, baringkan pasien pada posisi istirahat atau tidur dengan posisi drainase postural.

Kerangka Teori dan Kerangka Konsep .1 Kerangka Teori

Kerangka Konsep

Referensi

Dokumen terkait