• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II - Repository UNISBA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB II - Repository UNISBA"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

Pekerja adalah setiap orang (dalam hal ini perempuan) yang mampu melakukan pekerjaan untuk menghasilkan barang dan/atau jasa untuk memenuhi kebutuhan dirinya dan kebutuhan masyarakat. Sebagian perempuan yang menganut pasal ini berpendapat bahwa kewajiban penggunaan cuti haid bagi pekerja perempuan adalah soal hak dan hak tersebut bisa dicabut atau tidak. Selain cuti melahirkan, pekerja perempuan juga mempunyai kesempatan untuk menyusui anaknya selama bekerja.

Banyak pasal dalam UUKK yang memuat sanksi atau hukuman yang dapat dijatuhkan kepada pengusaha atau siapapun yang melakukan pelanggaran.Sanksi atas pelanggaran hak pekerja perempuan adalah: a. Sanksi administratif terjadi apabila pengusaha atau siapapun memperlakukan pekerja perempuan secara diskriminatif, misalnya mengenai perbedaan kesempatan dalam memperoleh pekerjaan. Sanksi pidana penjara atau denda atas pelanggaran hak pekerja perempuan tertuang dalam beberapa pasal Ketentuan UUKK yang mengatur tentang pidana penjara atau denda.

empat ratus juta rupiah) bagi pemberi kerja yang tidak memberikan hak istirahat kepada pekerja perempuan selama 1,5 (satu setengah) bulan sebelum melahirkan dan 1,5 (satu setengah) bulan setelah melahirkan menurut perhitungan dokter kandungan atau bidan (Pasal) 185 UUKK) . 2) Sanksi bagi pelanggaran pidana dan ancaman pidana penjara paling singkat 1 (satu) bulan dan paling lama 4 (empat) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp. empat ratus juta rupiah) bagi pemberi kerja yang tidak membayar upah kepada pekerja perempuan yang sakit pada hari pertama dan kedua masa haidnya sehingga tidak dapat melaksanakan pekerjaannya (Pasal 185 UUKK). Perlindungan hak pekerja perempuan dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan yang selanjutnya disingkat UUKK dan berbagai peraturan pelaksanaannya mengatur tentang hak/perlindungan pekerja perempuan, meskipun harus diakui bahwa peraturan tersebut belum sempurna.

Dalam UUKK, hak-hak pekerja Indonesia, termasuk pekerja perempuan, mendapat kepastian terkait dengan ketentuan normatif/nominal yang harus diberikan pengusaha kepada pekerja.

Jam kerja

Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan salah satu wujud kesehatan dan keselamatan kerja dan merupakan hak dasar pekerja/pekerja (Pasal 86 ayat (1) huruf UU No. 13 Tahun 2003. Sedangkan kesehatan kerja merupakan bagian dari ilmu kesehatan yang bertujuan untuk mencapai tujuan kesehatan dan keselamatan kerja. menjamin pekerja memperoleh kondisi kesehatan yang sempurna, baik fisik, psikis, dan sosial, sehingga dapat bekerja secara optimal. Keselamatan dan kesehatan kerja diselenggarakan untuk melindungi keselamatan pekerja guna mencapai produktivitas kerja yang optimal.

Upaya keselamatan dan kesehatan kerja (K3) bertujuan untuk memberikan jaminan keselamatan dan meningkatkan derajat kesehatan pekerja/buruh melalui pencegahan kecelakaan dan penyakit akibat kerja, pengendalian bahaya di tempat kerja, promosi kesehatan, pengobatan dan rehabilitasi.29. Setiap perusahaan wajib menerapkan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja (K3) yang terintegrasi dengan manajemen perusahaan. Ruang lingkup keselamatan dan kesehatan kerja (K3) berlaku pada setiap tempat kerja, baik di darat, di dalam tanah, di permukaan air, di air, maupun di udara, di dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Penanggung jawab keselamatan dan kesehatan kerja (K3) di tempat kerja adalah pengusaha atau pimpinan atau pengelola tempat kerja. Pengawasan terhadap penyelenggaraan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) dilaksanakan oleh pejabat/pegawai negeri sipil yang ditunjuk oleh Menteri Tenaga Kerja yaitu. 34; Kecelakaan industri merupakan suatu peristiwa yang tidak diharapkan dan tidak diinginkan, sehingga mengganggu proses pengaturan suatu kegiatan dan dapat menimbulkan kerugian, baik korban jiwa maupun harta benda.

Kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang terjadi sehubungan dengan hubungan kerja, termasuk penyakit yang timbul karena hubungan kerja, serta kecelakaan yang terjadi dalam perjalanan dari rumah ke tempat kerja dan kembali ke rumah melalui jalan yang biasa atau wajar dilalui. Penggolongan kecelakaan kerja dilihat berdasarkan jenis kecelakaannya: a) Jatuh. e) Pergerakan yang melebihi keterampilan f) Dampak suhu tinggi.. h) Kontak dengan bahan berbahaya atau radiasi.Jenis lainnya antara lain kecelakaan yang tidak ada. cukup datanya atau kecelakaan lain yang belum masuk klasifikasi ini. Klasifikasi kecelakaan kerja menurut letak kelainan atau luka pada tubuh, termasuk bagian tubuh dibawahnya.

Misalnya karena cara kerja yang salah, kelelahan/lesu, sikap kerja yang tidak sempurna, dan lain-lain. B. Kondisi/keadaan berbahaya. Kondisi tidak pasti yaitu kondisi yang tidak menentu dan; mesin, peralatan, pesawat terbang, material dan sebagainya; lingkungan; Perusahaan wajib menjamin keselamatan kerja para pekerjanya dan tidak dapat mengelak dari tanggung jawabnya dalam menjamin perlindungan pekerjanya apabila terjadi kecelakaan kerja yang disebabkan oleh kelalaian pekerja itu sendiri.

Tingginya biaya kerugian tersebut hendaknya membuat perusahaan lebih memperhatikan aspek kesehatan dan keselamatan kerja dalam setiap proses kerja agar tidak terjadi kerugian.38. Dalam hal perusahaan tidak mengikuti program BPJS Kesehatan, maka pemberi kerja wajib memberikan jaminan kecelakaan kerja bagi tenaga kerjanya sebagaimana tercantum dalam Pasal 4 PP Nomor 14 Tahun 1993 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial Pekerja.

Undang-undang No. 24 Tahun 2011 tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS)

BPJS Sebagai Pelaksana UU Jaminan Sosial Berdasarkan PP Nomor 14 Tahun 1993 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial Bagi Pegawai : 39. 34; pengusaha yang mempekerjakan tenaga kerja 10 (sepuluh) orang atau lebih, atau membayar upah sekurang-kurangnya Rp. Ketentuan di atas menunjukkan bahwa setiap pekerja yang bekerja pada suatu perusahaan atau pengusaha dengan jumlah tenaga kerja 10 (sepuluh) orang atau lebih, atau membayar upah sekurang-kurangnya Rp.

Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja diselenggarakan oleh Negara, namun pelaksanaannya dilaksanakan oleh Badan Penyelenggara yang ditunjuk. Pekerja yang melakukan pekerjaan sewaktu-waktu menghadapi risiko sosial berupa kejadian yang dapat mengakibatkan berkurang atau hilangnya pendapatan. Oleh karena itu, perlu adanya peningkatan perlindungan tenaga kerja dalam program jaminan sosial ketenagakerjaan yang bertujuan untuk memberikan ketenangan pikiran dalam bekerja dan menjamin kesejahteraan pekerja dan keluarganya. a) Asuransi kecelakaan kerja.

Pegawai yang terkena kecelakaan kerja berhak mendapatkan asuransi kecelakaan kerja berupa penggantian biaya-biaya, antara lain: 41. Biaya pengangkutan pegawai yang mengalami kecelakaan kerja ke rumah sakit dan/atau rumah, termasuk biaya pertolongan pertama pada kecelakaan; Biaya rehabilitasi berupa alat bantu (ortesis) dan/atau alat pengganti (prostesis) bagi pegawai yang anggota tubuhnya hilang atau tidak berfungsi akibat kecelakaan industri.

14 Tahun 1993 tentang Penyelenggaraan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja menjelaskan besaran jaminan sosial pekerja. Biaya pengangkutan pekerja dari lokasi kecelakaan kerja ke rumah sakit diberikan penggantian sebagai berikut: 1. Pekerja yang tidak meninggal dunia akibat kecelakaan kerja, maka keluarganya berhak mendapatkan jaminan kematian (JKM).

Yang dimaksud dengan Jaminan Hari Tua (OI) adalah santunan berupa uang yang dibayarkan sekaligus atau berkala atau sebagian dan berkala kepada pekerja karena. Besaran iuran jaminan hari tua adalah sebesar 5,70% (lima koma tujuh puluh persen) dari gaji bulanan, 3,70% (tiga koma tujuh puluh persen) oleh pengusaha dan 2% (dua persen) ditanggung oleh angkatan kerja. d) Jaminan pelayanan kesehatan. Yang dimaksud dengan Jaminan Pelayanan Kesehatan (JPK) adalah jaminan berupa pelayanan kesehatan yang diberikan kepada pekerja atau suami/istri serta istri dan anak yang sah, yang bersifat menyeluruh dan meliputi pelayanan peningkatan kesehatan, pencegahan dan penyembuhan penyakit, serta pemulihan. kesehatan.

Besarnya iuran jaminan kesehatan sebesar 6% (enam persen) dan gaji bulanan bagi pekerja yang sudah berkeluarga sebesar 3%. tiga persen) dari gaji bulanan bagi pekerja yang tidak berkeluarga, iuran tersebut ditanggung oleh pengusaha. Besarnya perbedaan iuran jaminan kesehatan (JPK) antara pekerja yang sudah menikah dan yang belum menikah bertujuan untuk menyeimbangkan keduanya.

Referensi

Dokumen terkait