• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Media Pembelajaran

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Media Pembelajaran"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

Kata “media” berasal dari bahasa Latin dan merupakan bentuk jamak dari kata “medium” yang secara harafiah berarti “perantara atau pengantar”. Media adalah suatu media yang digunakan untuk membawa atau menyampaikan suatu pesan, dimana media ini merupakan suatu jalur atau alat yang dilalui suatu pesan antara komunikator dan komunikator (Blake dan Haralsen). Association for Educational Communication and Technology (AECT) menyatakan bahwa media adalah segala bentuk yang digunakan untuk proses penyebaran informasi.

National Education Association (NEA) berpendapat bahwa media adalah segala benda yang dimanipulasi, dilihat, didengar, dibaca, atau didiskusikan, beserta alat yang digunakan untuk kegiatan tersebut. Menurut Brigg, media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan-pesan yang merangsang dan cocok untuk pembelajaran, misalnya: media cetak, media elektronik. Arti sempitnya adalah media berupa: gambar, foto, alat mekanik dan elektronik yang digunakan untuk merekam, mengolah, dan mengirimkan informasi.

Fungsi media pembelajaran antara lain menarik minat siswa terhadap materi pembelajaran yang disajikan, meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi yang disajikan dan menyajikan data yang lebih kuat dan dapat diandalkan. Media pembelajaran berbasis cetak yang paling umum dikenal adalah buku teks, buku panduan, buku kerja atau latihan, jurnal, majalah, dan lembaran lepas. Klasifikasi media pembelajaran menurut Seels dan Glasgow (dalam Azhari Arsyad 2011:33) membagi media menjadi dua kelompok besar, yaitu: media tradisional dan media teknologi maju. A.

Kesimpulan yang dapat kita ambil sebagaimana dijelaskan oleh Sudrajat adalah media pembelajaran merupakan salah satu alat untuk mengatasi kendala-kendala yang terjadi di dalam kelas.

Manfaat Media Pembelajaran

Jenis Metode Pembelajaran

Oleh karena itu metode pembelajaran adalah cara penyajian bahan pelajaran yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses pembelajaran pada diri peserta didik dalam upaya mencapai tujuan. 2011: 278) mengatakan bahwa “Metode ceramah merupakan cara mengajar yang paling tradisional dan sudah lama diterapkan oleh guru. Menurut Winarno Surahmad, M.Ed, ceramah adalah penjelasan dan narasi lisan yang dilakukan seorang guru kepada kelasnya, sedangkan peran siswa adalah mendengarkan dengan penuh perhatian dan menuliskan pokok-pokok yang disampaikan oleh guru.

Dari pengertian di atas dapat kita simpulkan bahwa metode ceramah merupakan metode klasik yaitu penyampaian informasi secara lisan kepada siswa. Metode diskusi adalah suatu cara penyajian bahan ajar dimana guru memberikan kesempatan kepada siswa (sekelompok siswa) untuk memimpin diskusi ilmiah dengan tujuan mengumpulkan pendapat, menarik kesimpulan atau mengembangkan berbagai alternatif pemecahan suatu masalah (Suharjo, 2006). Diskusi adalah percakapan ilmiah responsif yang berisi pertukaran pendapat yang dijalin dengan pertanyaan-pertanyaan problematis, pembentukan gagasan atau pendapat, yang dilakukan oleh beberapa orang yang tergabung dalam suatu kelompok, yang berorientasi pada pencarian pemecahan masalah dan mencari kebenaran.

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa metode diskusi adalah guru memberikan ruang kepada siswa untuk mengemukakan pendapat, bertukar pikiran dengan mendiskusikan suatu topik atau masalah untuk mencapai solusi dari masalah tersebut. Menurut Muhibbin Syah, demonstrasi adalah suatu metode mengajar dengan memperagakan benda, peristiwa, aturan dan urutan pelaksanaan kegiatan, baik secara langsung maupun dengan menggunakan media pengajaran yang relevan dengan mata pelajaran atau materi yang disampaikan. Dari pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa metode demonstrasi adalah suatu metode penyajian pelajaran dengan cara mempertunjukkan dan mendemonstrasikan kepada siswa suatu proses, keadaan atau suatu benda tertentu, baik nyata maupun sekedar tiruan, yang dilakukan baik. di dalam dan di luar kelas.

Menurut Djamarah dan Zain, metode penugasan (resitasi) adalah “suatu metode penyajian materi, dimana guru memberikan tugas-tugas tertentu agar siswa melaksanakan kegiatan pembelajaran yang dapat dilaksanakan di dalam kelas, di halaman sekolah, di laboratorium. ., di perpustakaan dan di lingkungan sekolah lain yang mendukung". Dapat disimpulkan bahwa metode resitasi adalah suatu metode yang mengharuskan siswa belajar mandiri dengan melaksanakan tugas yang diberikan oleh guru guna memperoleh pengetahuan yang seluas-luasnya.

Pengetahuan

  • Pengertian Pengetahuan
  • Pengertian Pemahaman
  • Kategori Pengetahuan
  • Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan
  • Pengukuran Pengetahuan

Menurut Bloom (dalam Notoadmojdo, 2007), pengetahuan yang termasuk ranah kognitif mempunyai enam tingkatan, yaitu: . mengetahui, memahami, penerapan, analisis, sintesis, evaluasi. ada yang tahu. Mengetahui diartikan sebagai mengingat materi yang telah dipelajari sebelumnya. Tingkat pengetahuan ini mencakup mengingat sesuatu yang spesifik dari seluruh materi yang dipelajari atau rangsangan yang diterima. Oleh karena itu, mengetahui adalah tingkat pengetahuan tertinggi. rendah. Kata kerja untuk mengukur apakah orang mengetahui apa yang sedang dipelajari antara lain menyebutkan, mendeskripsikan, mendefinisikan, menyebutkan, dan sebagainya.

Pemahaman diartikan sebagai kemampuan menjelaskan dengan benar tentang objek yang dikenal, dan mampu menafsirkan materi dengan benar. Orang yang memahami objek atau materi harus mampu... menjelaskan, memberi contoh, menyimpulkan dan memperkirakan objek yang dipelajari. Penerapan diartikan sebagai kemampuan menggunakan materi yang dipelajari dalam situasi atau kondisi nyata. Analisis adalah kemampuan menguraikan suatu materi atau suatu benda ke dalam komponen-komponennya, namun tetap dalam satu struktur.Kemampuan analisis ini terlihat dari penggunaan kata kerja seperti mampu mendeskripsikan, membedakan, memisahkan dan mengelompokkan.

Sintesis mengacu pada kemampuan untuk menempatkan atau menghubungkan bagian-bagian menjadi satu kesatuan yang baru. Faktor internal yang mempengaruhi pembentukan: pertama, pendidikan pada umumnya terdiri atas segala upaya terencana untuk mempengaruhi orang lain, baik individu, kelompok, atau masyarakat, melalui kegiatan yang bertujuan untuk memberikan dan meningkatkan pengetahuan agar mereka melakukan apa yang diharapkan oleh guru. Pendidikan dapat mempengaruhi seseorang, termasuk perilaku dan gaya hidup seseorang, terutama dengan memotivasi dirinya untuk berpartisipasi dalam pembangunan (Nursalam, 2003).

Pekerjaan yang kedua, menurut Thomas yang dikutip Nursalam (2003), bekerja merupakan suatu hal buruk yang harus dilakukan terutama untuk menunjang kehidupan dan kehidupan berkeluarga. Ketiga, umur Menurut Elisabeth yang dikutip Nursalam (2003), umur adalah umur seseorang yang dihitung sejak lahir sampai dengan hari ulang tahunnya. Sedangkan menurut Huclock yang dikutip oleh Nursalam (2003), semakin tua seseorang maka semakin matang tingkat kematangan dan kekuatan seseorang dalam berpikir dan bekerja.

Faktor luar yang mempengaruhi terbentuknya: pertama faktor lingkungan hidup, menurut Mariner dikutip dari Nursalam (2003) lingkungan hidup adalah segala keadaan yang ada disekitar manusia dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi perkembangan dan tingkah laku seseorang atau kelompok. Kedua, secara sosiokultural, sistem sosial budaya yang ada di masyarakat dapat mempengaruhi sikap dalam menerima informasi. Menurut Arikunto, Suharsimi (2010), pengukuran pengetahuan dapat dilakukan melalui wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang akan diukur dari subjek penelitian atau responden dalam pengetahuan yang ingin diukur dan disesuaikan dengan tingkatannya.

Video Pembelajaran

  • Pengertian Video Pembelajaran
  • Tujuan Penggunaan Media Video Dalam Pembelajaran
  • Kriteria Video Pembelajaran
  • Kelebihan dan Kelemahan Video Pembelajaran a. Kelebihan Media Video menurut Daryanto

Video dapat menyajikan informasi, menjelaskan proses, menjelaskan konsep yang kompleks, mengajarkan keterampilan, mempersingkat atau memperpanjang waktu, dan mempengaruhi sikap. Berdasarkan pengertian video menurut para ahli dapat disimpulkan bahwa video adalah media audiovisual yang berisi benda-benda bergerak yang disertai suara. Isi video dapat berupa penyajian materi, penjelasan proses, penjelasan konsep kompleks, keterampilan mengajar.

Ronal Anderson mengemukakan beberapa tujuan pembelajaran dengan menggunakan media video, yaitu meliputi tujuan kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dengan menggunakan efek dan teknik, video dapat menjadi media yang bagus untuk memengaruhi sikap dan emosi. Dari tujuan di atas dapat disimpulkan bahwa ada beberapa manfaat pembelajaran video, juga video dapat digunakan untuk hampir semua topik, model pembelajaran dan domain apa pun: kognitif, afektif dll.

Sebagai bahan ajar non-cetak, video kaya akan informasi untuk menginformasikan proses pembelajaran karena pembelajaran dapat menjangkau siswa secara langsung. Selain itu video menambah dimensi baru dalam pembelajaran, siswa tidak hanya melihat gambar dari bahan ajar cetak dan suara dari program audio saja, namun dalam video siswa dapat memperoleh keduanya yaitu gambar bergerak dan suara pengiringnya. Salah satu fitur tersebut adalah slow motion yang dapat memperlambat gerakan cepat sehingga mudah dipelajari oleh siswa.

Media dipilih berdasarkan tujuan pembelajaran yang telah ditentukan yang biasanya membahas satu atau kombinasi domain kognitif, afektif, dan psikomotorik. Media yang efektif untuk kelompok besar belum tentu sama efektifnya bila digunakan untuk kelompok kecil atau individu. Misalnya, gambar pada slide harus jelas dan informasi atau pesan yang ingin ditonjolkan dan disampaikan tidak boleh terganggu oleh elemen lain.

Setiap media pembelajaran tentunya mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing, begitu pula dengan media video. Ketika video ditayangkan tidak bisa berdiri sendiri, media video tersebut memerlukan peralatan pendukung seperti LCD untuk memproyeksikan gambar atau speaker aktif untuk menampilkan suara agar dapat terdengar dengan jelas. Sifat komunikasi dalam penggunaan media video hanya satu arah, siswa hanya memperhatikan media video.

Faktanya, film dan video, seperti yang sering dikatakan dalam slogan, dapat membawa dunia ke dalam kelas. Menurut Arsyad Azhar (2013:51), di sisi lain video menawarkan manfaat namun juga memiliki keterbatasan yaitu.

Pembuatan Video

Penelitian yang Relevan

Kerangka Konsep

H1 = Terdapat perbedaan rata-rata pemahaman siswa DIII RMIK antara siswa kelompok A yaitu yang hanya mendapat handout dengan siswa kelompok B yaitu yang mendapat handout dan video pembelajaran.

Referensi

Dokumen terkait