• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Perpustakaan Poltekkes Malang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Perpustakaan Poltekkes Malang"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

Penelitian Hanifah dan Nindya (2013) yang dilakukan selama tiga bulan di beberapa sekolah menengah di Surabaya menunjukkan bahwa pola makan tidak seimbang (p=0,004) sebesar 97,1% mempunyai risiko 5,57 kali lebih tinggi untuk mengalami gizi lebih. Remaja yang aktivitasnya kurang berpeluang 2,48 kali lebih besar mengalami gizi lebih dibandingkan remaja dengan aktivitas berat hingga sedang. Perubahan gaya hidup yang terjadi saat ini dimana remaja semakin banyak yang kecanduan konsumsi makanan cepat saji, terutama remaja dengan gizi lebih yang sering mengkonsumsi makanan cepat saji sebesar 61,1% berbanding 38,9% pada remaja yang tidak makan berlebihan.

Peningkatan frekuensi makan makanan cepat saji mempunyai kemungkinan 2,47 kali lebih besar untuk mengalami gizi lebih dibandingkan mereka yang jarang makan makanan cepat saji (kurang dari 4 kali dalam sebulan). d) Faktor genetik. Remaja gizi buruk yang mempunyai riwayat orang tua dengan status gizi lebih yaitu ibu sebesar 69,4% dan ayah sebesar 63,9%. Remaja yang mempunyai riwayat orang tua yang berstatus gizi lebih yaitu ibu yang gizi lebih mempunyai risiko 3,78 kali dan ayah yang gizi lebih 2,78 kali berisiko mengalami gizi lebih.

Penelitian Sartika (2011) yang dilakukan di Jakarta menunjukkan bahwa faktor yang berhubungan dengan prevalensi gizi lebih adalah kelebihan asupan energi dan protein sebesar 15%, jarang konsumsi sayur dan buah sebesar 42,1%, riwayat ayah yang obesitas sebesar 16,3%, tidak rutin berolahraga sebesar 39,4%. % dan kebiasaan merokok sebesar 2,8%. Penelitian Hanifah dan Nindya (2013) yang dilakukan selama tiga bulan di beberapa SMP full day di Surabaya menunjukkan bahwa remaja dengan aktivitas fisik ringan (54,3%) mempunyai risiko 3,37 kali mengalami gizi lebih. Pengetahuan gizi mencakup pengetahuan tentang pemilihan bahan makanan dan konsumsi sehari-hari dengan benar serta menyediakan semua zat gizi yang diperlukan untuk fungsi tubuh normal.

Sedangkan status gizi terjadi ketika tubuh mengonsumsi zat gizi dalam jumlah berlebihan sehingga menimbulkan efek berbahaya (Almatsier, 2010).

Tabel 1. Anjuran Kebutuhan Bahan Makanan Remaja Per Hari Bahan Makanan Anak Remaja 13 – 15
Tabel 1. Anjuran Kebutuhan Bahan Makanan Remaja Per Hari Bahan Makanan Anak Remaja 13 – 15

Sikap

Kemudian untuk mengetahui kategori sikap, mencarinya dengan membandingkan skor responden dengan skor rata-rata dan simpangan baku pada kelompok tersebut, maka akan diperoleh :. Mengajak orang lain bekerja atau mendiskusikan suatu masalah dengan orang lain merupakan indikasi sikap tingkat ketiga. Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang dipilih dengan segala resikonya adalah sikap tertinggi.

Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung yaitu dengan melakukan wawancara atau memberikan pernyataan kepada responden mengenai pendapatnya terhadap suatu objek. Seseorang yang mempunyai pengetahuan gizi yang baik cenderung mempunyai sikap gizi yang baik (Notoatmodjo, 2003). Nasir, dkk (2011) menyatakan pengukuran sikap dapat menggunakan skala likert yaitu dengan menggunakan empat kategori yang terdiri dari sangat setuju, setuju, tidak setuju dan tidak setuju, apabila pernyataan positif diberi skor 3, 2, 1 . , dan jika pernyataan negatif diberi skor 1, 2, 3.

Penanggulangan Overweight Pada Remaja

Perubahan Pola Makan

Penentuan kebutuhan gizi remaja pada umumnya didasarkan pada Angka Kecukupan Gizi (AKG) yang direkomendasikan (Khomsan, 2004). Pola makan seimbang adalah pangan yang dikonsumsi setiap hari dengan jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan dan berpedoman pada prinsip keanekaragaman pangan, aktivitas fisik, pola hidup bersih dan pemantauan berat badan secara berkala untuk menghindari masalah gizi (Pilar Kementerian Kesehatan). Makanan Sehat Seimbang Indonesia Makanan yang dikonsumsi hendaknya mengandung semua jenis zat gizi yang dibutuhkan tubuh, dalam porsi seimbang, dalam jumlah cukup, tidak berlebihan dan dilakukan secara rutin.

Aktivitas fisik dilakukan untuk menyeimbangkan nutrisi yang masuk dan keluar dari tubuh. Pesan Umum Pola Makan Seimbang berisi 10 pesan pola makan seimbang yang berlaku bagi semua umur dari berbagai lapisan masyarakat dalam keadaan sehat, dan berguna untuk menjaga kesehatannya. Konsumsilah makanan yang bervariasi yang terdiri dari makanan pokok, lauk pauk, sayur mayur, buah-buahan dan air putih. Akan lebih baik jika Anda mengonsumsi lebih dari satu jenis setiap kelompok makanan dalam setiap kali makan.

Hal ini sangat penting untuk dilakukan, karena semakin beragam makanan yang dikonsumsi, maka tubuh akan semakin mudah mendapatkan nutrisinya. Makanan pokok adalah makanan yang mengandung karbohidrat, seperti nasi, jagung, singkong, ubi, talas, dan sagu. Sangat disarankan untuk membaca label pangan yang tertera pada kemasan, terutama kandungan nutrisi dan tanggal kadaluwarsanya.

Hal ini dilakukan untuk mengetahui kandungan nutrisi dan ada tidaknya zat berbahaya pada produk yang akan kita konsumsi. Menjaga berat badan agar tetap normal dilakukan melalui aktivitas fisik yang teratur dan seimbang dengan menerapkan pola konsumsi dengan prinsip gizi seimbang, hal ini dilakukan agar terhindar dari penyakit. Penetapan kebutuhan gizi remaja berdasarkan Angka Kecukupan Gizi (AKG) hendaknya diterjemahkan ke dalam Pedoman Umum Pola Makan Seimbang (PUGS) sebagai pedoman masyarakat dalam penyusunan menu makanan sehari-hari yang sehat dan seimbang.

PUGS yang disiapkan oleh Direktorat Gizi Masyarakat ditunjukkan dalam bentuk tumpeng gizi seimbang pada Gambar 1 (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2014). Diet seimbang tumpeng merupakan gambaran dan penjelasan mengenai porsi atau ukuran dari empat pilar diet seimbang, yaitu keanekaragaman pangan, PHBS (mencuci tangan sebelum makan), aktivitas fisik dan pemantauan berat badan. Dieny (2014) menyatakan bahwa kebiasaan mengonsumsi lebih dari satu jenis makanan dari setiap kelompok makanan (makanan pokok, lauk pauk, sayur dan buah) dalam setiap makan akan lebih baik karena tidak ada satu makanan pun yang mengandung semua zat gizi yang diperlukan. untuk menjamin pertumbuhan dan menjaga kesehatan tubuh. Selain itu, remaja yang kelebihan berat badan disarankan untuk lebih banyak mengonsumsi buah dan sayur serta membatasi gula dan lemak.

Gambar 1. Tumpeng gizi seimbang (Sumber: Kemenkes RI, 2014)
Gambar 1. Tumpeng gizi seimbang (Sumber: Kemenkes RI, 2014)

Peningkatan Aktifitas Fisik Dan Olahraga

Perbanyak konsumsi sayur dan buah yang merupakan sumber vitamin dan mineral yang berperan sebagai antioksidan atau penangkal senyawa jahat dalam tubuh. Menurut Rimbawan dan Siagian (2004), mengonsumsi makanan dengan indeks glikemik (GI) sedang atau rendah memiliki dua manfaat bagi orang yang ingin menurunkan berat badan, yaitu membuat mereka kenyang dalam waktu lama dan membantu mereka membakar lemak tubuh lebih banyak dan lebih sedikit. massa otot. . Olahraga penting untuk meningkatkan pengeluaran energi, mempertahankan atau meningkatkan massa tubuh tanpa lemak, dan mendorong hilangnya lemak.

Pasalnya, olahraga dapat meningkatkan jumlah oksigen dalam darah dan mempercepat aliran darah ke otak. Kegiatan ini dapat meningkatkan hormon yang berperan dalam meningkatkan daya tahan tubuh seperti adrenalin, serotonin, dopamin dan endorfin.

Modifikasi Perilaku

Penyuluhan

Pengaruh Penyuluhan Terhadap Pengetahuan

Selain itu, penelitian Farudin (2011) menunjukkan bahwa pemberian konseling gizi setiap dua minggu selama tiga bulan dengan menggunakan media booklet dilakukan di RSUD Dr.

Pengaruh Penyuluhan Terhadap Sikap

Pengaruh Penyuluhan Terhadap Pola Makan

Pengaruh Penyuluhan Terhadap Aktifitas Fisik

Pengaruh Penyuluhan Terhadap Berat Badan

Referensi

Dokumen terkait