• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Drainase

Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 12 Tahun 2014 tentang penyelenggaraan sistem drainase perkotaan, drainase merupakan suatu saluran air yang berada permukaan atau di bawah tanah, terbentuk secara alami maupun buatan, memiliki fungsi menyalurkan kelebihan air ke badan air penerima.

Drainase diartikan ilmu yang mempelajari mengalirkan air berlebihan dalam suatu konteks pemanfaataan tertentu (Hasmar, 2012).

Menurut (Mulyanto, 2013) terdapat beberapa fungsi drainase yaitu:

a) Membuang kelebihan air

b) Mengangkat limbah dan mencuci polusi dari daerah perkotaan c) Mengatur kecepatan dan arah aliran

d) Mengatur elevasi muka air tanah e) Sebagai sumber daya air alternatif

f) Didaerah perbukitan drainase menjadi salah satu prasarana mencegah erosi dan gangguan stabilitas lereng.

Menurut Hasmar (2011) terdapat berbagai jenis drainase yaitu:

A. Drainase Berdasarkan Sejarah Terbentuknya 1) Drainase Alamiah (Natural Drainage)

Drainase alamiah merupakan drainase yang terbentuk secara alami dan tidak terdapat bangunan penunjang. Saluran yang terbentuk dari gerusan air yang bergerak dikarenakan gravitasi yang lambat membentuk jalan air yang permanen seperti sungai.

2) Drainase Buatan (Artificial Drainage)

Drainase yang dibuat karena tujuan tertentu, memerlukan bangunan seperti selokan, pasangan batu, gorong-gorong, dan pipa-pipa.

(2)

8 B. Drainase Berdasarkan Lokasi Bangunan

1) Drainase Permukaan Tanah (Surface Drainage)

Saluran drainase yang terletak diatas permukaan tanah memiliki fungsi untuk mengalirkan air limpasan permukaan.

2) Drainase Bawah Permukaan Tanah (Subsurface Drainage)

Saluran drainase untuk mengalirkan air limpasan permukaan melewati media bawah permukaan tanah (pipa) karena suatu penyebab.

C. Drainase Berdasarkan Kontruksi 1) Saluran Terbuka

Saluran untuk drainase air hujan yang terletak pada daerah dengan luasan memadai, atau drainase air non hujan tidak membahayakan kesehatan atau mencemari lingkungan.

2) Saluran Tertutup

Saluran yang pada umumnya digunakan untuk aliran kotor (air yang mengganggu kesehatan dan lingkungan) atau guna saluran yang terletak di tengah kota.

D. Drainase Berdasarkan Sistem Buangan 1) Sistem Terpisah (Separate System)

Air kotor dan atau air hujan yang dilayani oleh sistem saluran masing- masing secara terpisah.

2) Sistem Tercampur (Combined System)

Air kotor dan atau air hujan airnya mengalir melalui satu saluran yang sama.

3) Sistem Kombinasi (Pscudo Separate System)

Gabungan antara saluran air buangan dengan saluran air hujan dimana pada waktu musim hujan air buangan dan air hujan tercampur pada saluran air buangan.

(3)

9 Tabel 2. 1 Sintesa Teori Drainase

No. Pakar Indikator Variabel Definisi

1. Hasmar (2012)

Drainase Pengetahuan tentang drainase Mengalirkan air yang berlebihan dalam suatu pemanfaatan 2. Peraturan

Menteri Pekerjaan Umum Nomor 12 Tahun 2014

Drainase Infrastruktur Drainase Lengkungan atau saluran air berfungsi menyalurkan kelebihan air pada suatu kawasan ke badan air penerima

3. Mulyanto (2013)

Fungsi Drainase

Fungsi Drainase 1. Membuang air lebih

2. Mengangkat limbah dan mencuci polusi dari daerah perkotaan

3. Mengatur arah dan kecepatan aliran 4. Mengatur elevasi muka air tanah 5. Menjadi sumber daya alir alternative

6. Didaerah perbukitan sistem drainase menjadi salah satu prasarana mencegah erosi dan gangguan stabilitas lereng.

4, Hasmar (2011)

Jenis-Jenis Drainase

1. Drainase Menurut Sejarah Terbentuk 2. Drainase Menurut Letak Bangunan 3. Drainase Menurut Kontruksi 4. Drainase Menurut Sistem Buangan

1. Drainase Alamiah (Nature Drainage) dan Drainase Buatan

2. Drainase Permukaan Tanah (Surface Drainage) dan Drainase Bawah Permukaan Tanah (Subsurface Drainage)

3. Saluran Terbuka dan Saluran Tertutup

4. Sistem Terpisah, Sistem Tercampur, dan Sistem Kombinasi

*) Hasil Pustaka, 2021

(4)

10 Berdasarkan tabel 2.1 dapat diketahui keterkaitan dan kesamaan dalam penjelasan tentang drainase. Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 12 Tahun 2014 dan Hasmar (2012) memiliki keterkaitan dan kesamaan pengertiaan drainase dimana drainase merupakan ilmu pengetahuan dimana mengalirkan air yang berlebihan untuk suatu pemanfaatan.. Selain itu, yang dikemukakan oleh kedua pakar tersebut memiliki keterkaitan tentang pendapat yang dikemukakan oleh Mulyanto (2013) yang mengacu pada fungsi drainase dimana drainase membuang kelebihan air. Adapun menurut Hasmar (2011) yaitu menjelaskan terkait jenis-jenis drainase yang dibedakan berdasarkan sejarah terbentuk, letak bangunan, kontruksi, dan sistem buangan.

2.2 Pelayanan Drainase

Menurut Zulaini et al (2018) pelayanan drainase merupakan hasil dari sistem drainase yang dibangun mampu mengatasi permasalahan genangan. Suatu sistem drainase dikatakan berhasil apabila mencapai tujuan yang direncanakan yang dilihat melalui pelayanan drainase tersebut Suryanti et al (2013).

Pelayanan drainase dapat meningkat dengan adanya pengembangan partisipasi masyarakat, kapasitas kelembagaan, dan kelengkapan peraturan dan SOP (Fertrisinanda and Wahyono, 2012).

(5)

11 Tabel 2. 2 Sintesa Teori Pelayanan Drainase

No. Pakar Indikator Variabel Definisi

1. Zulaini (2018) Pelayanan Drainase

Pengertian Pelayanan Drainase Hasil sistem drainase yang sudah dibangun dapat mengatasi permasalahan genangan

3. Fertrisinanda dan Wahyono (2012)

Pelayanan Drainase

Peningkatan Pelayanan Drainase Dilakukan dengan peningkatan partisipasi masyarakat, kapasitas kelembagaan, dan kelengkapan peraturan dan SOP

2. Suryanti (2013)

Pelayanan Drainase

Kegunaan Pelayanan Drainase Untuk melihat keberhasilan suatu sistem drainase dalam mencapai tujuan yang direncanakan

*) Hasil Pustaka, 2021

(6)

12 Berdasarkan pendapat ahli teori pada tabel 2.2 dapat diketahui pengertian pelayanan drainase menurut Zulaini et al (2018) dimana pelayanan drainase dapat mengatasi permasalahan genangan, yang mana menurut Suryanti et al (2013) pelayanan drainase tersebut dapat melihat keberhasilan pada suatu sistem drainase.

Pelayanan drainase dapat ditingkatkan dengan adanya pengembangan partisipasi masyarakat, kapasitas kelembagaan, dan kelengkapan peraturan dan SOP (Fertrisinanda and Wahyono, 2012).

2.3 Aspek Yang Mempengaruhi Pelayanan Drainase

Menurut Putra (2019) terdapat aspek yang mempengaruhi pelayanan drainase dimana berdasarkan aspek teknis dan aspek lingkungan yaitu sebagai berikut:

1. Aspek Teknis

a) Kondisi fisik dan fungi drainase b) Kapasitas jaringan drainase c) Kondisi Infrastruktur jalan d) Karakteristik genangan air e) Kesesuaian drainase jalan

f) Koordinasi dengan Dinas Terkait g) Perubahan tata Guna Lahan h) Kinerja daerah resapan

2. Aspek Lingkungan a) Kepadatan lalu lintas b) Sanitasi Lingkungan c) Luas daerah layanan d) Volume sampah

e) Pencemaran air permukaan f) Wilayah Pengembangan

(7)

13 Menurut Helfira et al (2013) terdapat aspek yang mempengaruhi pelayanan drainase yaitu:

1. Aspek Teknis

Aspek teknis disini meliputi kondisi dan fungsi drainase, kapasitas jaringan drainase dan perubahan tata guna lahan.

2. Aspek Ekonomi

Aspek ekonomi meliputi biaya pekerjaan pembangunan sistem drainase, ketersediaan dana untuk pembiayaan operasi dan pemeliharaan tahunan sistem drainase,dan biaya evaluasi monitoring tahunan sistem drainase.

3. Aspek Lingkungan

Aspek lingkungan meliputi kesehatan lingkungan, luas daerah layanan, dan volume sampah.

4. Aspek sosial dan budaya

Aspek sosial dan budaya meliputi kepedulian dan ketelibatan masyarakat, pengelolaan dan pemeliharaan prasarana drainase dan perilaku masyarakat.

Menurut Dutanegara (2014) adapun aspek-aspek yang mempengaruhi pelayanan drainase yaitu diantaranya:

1. Aspek Teknis / Fisik

Adapun aspek teknis / fisik meliputi kepadatan bangunan, kelengkapan fasilitas persampahan, ketinggian kontur, sampah yang menumpuk di saluran drainase, ketersediaan dan kondisi bozem, ketersediaan dan kondisi pintu air, dan ketersediaan dan kondisi pompa.

2. Aspek Ekonomi

Aspek ekonomi meliputi dana rutin pemeliharaan drainase dan dana modal pengadaan drainase.

3. Aspek Sosial Dan Budaya

Aspek sosial dan budaya meliputi peran aktif serta masyarakat dan kegiatan masyarakat dalam memelihara drainase.

4. Aspek Perundangan

Aspek perundangan meliputi peraturan daerah drainase dan standar prosedur pemeliharaan drainase.

(8)

14 5. Aspek Kelembagaan

Aspek kelembagaan meliputi Instansi pengelola drainase.

Menurut Herfiansyah et al (2020) kondisi pelayanan drainase dipengaruhi dan dilihat berdasarkan aspek fisik, aspek perundangan dan aspek kelembagaan.

Adapun aspek tersebut yaitu diantaranya:

1. Aspek Perundangan

Adanya peraturan daerah (drainase) 2. Aspek Kelembagaan

Keoptimalan sumber daya manusia pada instansi dalam menangani drainase.

3. Aspek Fisik

Berupa data fisik prasarana (kondisi drainase), fungsi prasarana sistem drainase, dan kondisi operasi dan pemeliharaan drainase.

(9)

15 Tabel 2. 3 Sintesa Teori Aspek Yang Mempengaruhi Pelayanan Drainase

No. Pakar Indikator Faktor Variabel

1. Putra (2019) Aspek yang mempengaruhi pelayanan drainase

1. Aspek Teknis 2. Aspek Lingkungan

1. Kondisi dan fungsi drainase, kapasitas jaringan drainase, Kondisi Infrastruktur jalan, Karakteristik genangan air, Kesesuaian drainase jalan, Koordinasi dengan Dinas Terkait ,Perubahan tata Guna Lahan, Kinerja daerah resapan.

2. Kepadatan lalu lintas, Sanitasi Lingkungan, Luas daerah layanan, Volume sampah, Pencemaran air permukaan , Wilayah Pengembangan

2. Helfira et al (2013)

Aspek yang mempengaruhi pelayanan drainase

1. Aspek Teknis 2. Aspek Ekonomi 3. Aspek Lingkungan 4. Aspek Sosial dan Budaya

1. Kondisi dan fungsi drainase, kapasitas jaringan drainase dan perubahan tata guna lahan.

2. Biaya pekerjaan pembangunan sistem drainase, ketersediaan dana untuk pembiayaan operasi dan pemeliharaan tahunan sistem drainase,dan biaya evaluasi monitoring tahunan sistem drainase

3. Kesehatan lingkungan, luas daerah layanan, dan volume sampah

4. Kepedulian dan ketelibatan masyarakat, pengelolaan dan pemeliharaan prasarana drainase dan perilaku masyarakat 3. Dutanegara

(2014)

Aspek yang mempengaruhi pelayanan drainase

1. Aspek Teknis 2. Aspek Ekonomi 3. Aspek Sosial Budaya 4. Aspek Perundangan 5. Aspek Kelembagaan

1. Kepadatan bangunan, kelengkapan fasilitas persampahan, ketinggian kontur, sampah yang menumpuk di saluran drainase, ketersediaan dan kondisi bozem, ketersediaan dan kondisi pintu air, dan ketersediaan dan kondisi pompa 2. Dana rutin pemeliharaan drainase dan dana modal pengadaan

drainase

3. Peran serta masyarakat dan kegiatan masyarakat dalam memelihara drainase

(10)

16

No. Pakar Indikator Faktor Variabel

4. Peraturan Daerah Drainase dan standar prosedur pengelolaan dan pengawasan drainase

5. Instansi pengelola infrastruktur drainase 4 Herfiansyah et

al (2020)

Aspek yang mempengaruhi pelayanan drainase

1. Aspek Perundangan 2. Aspek Kelembagaan 3. Aspek Fisik

1. Adanya peraturan daerah (drainase)

2. Keoptimalan sumber daya manusia pada instansi dalam menangani drainase

3. Data fisik prasarana (kondisi drainase), fungsi prasarana sistem drainase, kondisi operasi dan pemeliharaan drainase.

*) Hasil Pustaka, 2021

(11)

17 Berdasarkan para pendapat tabel 2.3 dapat disimpulkan adapun aspek-aspek yang mempengaruhi pelayanan drainase menurut Putra (2019), Helfira et al (2013), Dutanegara (2014), dan Herfiansyah et al (2020) yaitu pada aspek teknis meliputi kondisi fisik dan fungsi drainase, kepadatan bangunan, kelengkapan fasilitas persampahan, ketinggian kontur, volume sampah yang menumpuk di saluran drainase, aspek ekonomi meliputi dana rutin pemeliharaan dan dana modal pengadaan drainase, aspek sosial budaya meliputi peran serta masyarakat dan kegiatan masyarakat dalam memelihara drainase, aspek perundangan meliputi peraturan daerah drainase, standar prosedur pengelolaan dan pengawasan drainase, dan aspek kelembagaan meliputi instansi pengelola drainase dan keoptimalan sumber daya manusia pada instansi dalam menangani drainase.

2.4 Karakteristik Banjir

Banjir diartikan aliran sungai yang meluap dikarenakan air yang melebihi kapasitas tampungan sungai sehingga menggenangi daerah dataran rendah disekitarnya (Yulaelawati, 2008).

Menurut Kodoatie dan Sjarif (2006) karakteristik banjir yatiu:

1. Waktu lama atau singkat yang bergantung dari besarnya banjir yang dimaksud dengan hitungan menit namun datang dengan mendadak, dapat menyebabkan genangan atau membanjiri suatu wilayah.

2. Genangan yang terjadi selama beberapa hari atau beberapa minggu bisa berlangsung secara cepat atau lambat.

3. Banjir tiba dengan kecepatan perlahan atau langsung, dapat juga menjadi banjir bandang, atau dapat berupa banjir air bebcampur lumpur, batu besar dan kecil serta benda lainnya.

4. Pola banjir yang timbul musiman

5. Berakibat terjadinya genangan, erosi, dan sedimentasi.

6. Mengakibatkan terisolasinya daerah permukiman dan diperlukan evakuasi penduduk.

(12)

18 Adapun menurut Mislan (2011) kategori banjir berbahaya berdasarkan:

1. Luas Genangan (km2, Ha)

2. Kedalaman atau ketinggian air banjir (Meter) 3. Lamanya waktu genangan (Jam, hari, bulan)

Menurut Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 12 Tahun 2014 terdapat kriteria genangan atau banjir yaitu sebagai berikut:

Tabel 2. 4 Nilai Parameter Genangan/Banjir

No Parameter Genangan/Banjir Nilai Persentase Nilai 1. Kedamalam Genangan

35

>0,050 m 100

0,30-0,50 m 75

0,20-0,30 m 50

0,10-0,20 m 25

<0,10 m 0

2. Luas Genangan

25

>8,0 Ha 100

4,0-8,0 Ha 75

2,0-4,0 Ha 50

1,0-2,0 Ha 25

<1,0 Ha 0

3. Lama Genangan

20

>8,0 Jam 100

4,0-8,0 Jam 75

2,0-4,0 Jam 50

1,0-2,0 Jam 25

<1,0 Jam 0

4. Frekuensi Genangan

20

Sangat sering (10kali/tahun) 100

Sering (6 kali/tahun) 75

Kurang Sering (3 kali/tahun) 50

Jaraang (1 kali/tahun) 25

Tidak Pernah Kebanjiran 0

*) Peraturan Menteri PUPR Nomor 12 Tahun 2014

(13)

19 Tabel 2. 5 Sintesa Teori Karakteristik Banjir

No. Pakar Indikator Faktor Variabel

1. Yulaelawati (2008)

Banjir Pengertian Banjir Genangan pada kawasan

2. Kodoatie dan Sjarif (2006)

Karakteristik Banjir

1. Karakteristik Banjir 2. Akibat Banjir

1. Lama Waktu Genangan

2. Terjadinya genangan, erosi, sedimentasi dan terisolasinya daerah permukiman sehingga diperlukan evakuasi penduduk

3. Mislan (2011) Karakteristik Banjir

Parameter Banjir 1. Luas Genangan (km2, Ha)

2. Kedalaman atau ketinggian air banjir (Meter) 3. Lamanya waktu genangan (Jam, hari, bulan) 4. Peraturan

Menteri PUPR Nomor 12 Tahun 2014

Karakteristik Banjir

1. Parameter Banjir 2. Nilai Parameter Banjir

1. Luas Genangan (km2, Ha)

2. Kedalaman atau ketinggian air banjir (Meter) 3. Lamanya waktu genangan (Jam, hari, bulan) 4. Frekuensi Genangan

*) Hasil Pustaka, 2021

(14)

20 Berdasarkan pendapat ahli teori pada tabel 2.5 menurut Yulaelawati (2008) Banjir merupakan air yang melebihi tampungan dan menggenangi suatu kawasan sehingga banjir juga dapat dikatakan sebagai suatu genangan. Adapun karakteristik banjir yang dikemukakan oleh Kodoatie dan Sjarif (2006) serta Mislan (2011) karakteristik banjir atau parameter banjir ditentukan oleh luas genangan, kedalaman atau ketinggian air banjir, dan lama waktu genangan dimana hal tersebut juga memiliki kesamaan dengan Peraturan Menteri PUPR Nomor 12 Tahun 2014, dalam peraturan tersebut juga terdapat penentuan nilai parameter dari banjir.

2.5 Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu yang memiliki kaitan dengan penelitian terkait pelayanan drainase yaitu:

(15)

21 Tabel 2. 6 Penelitian Terdahulu

Peneliti Judul Tujuan Penelitian Metode

Penelitian

Hasil Penelitian Adaptasi Dalam Penelitian Nany Helfira,

Manyuk Fauzi, Dan Ari

Sandhtafitry (2013)

Identifikasi

Parameter dalam penentuan prioritas penanganan masalah sistem drainase di wilayah kota pekan baru menggunakan metode AHP

a. Menentukan

parameter yang paling mempengaruhi dalam penentuan prioritas

b. Mengetahui tingkat pengaru kriteria penentuan prioritas penanganan masalah drainase

c. Mengetahui prioritas penanganan masalah sistem drainase

Metode AHP a. Parameter yang paling mempengaruhi

penentuan prioritas penanganan masalah sistem drainase yaitu:

kriteria teknis, kriteria ekonomi, kriteria lingkungan, dan kriteria sosial/budaya.

b. Tingkat pengaruh kriteria penentuan prioritas penanganan masalah sistem drainase antara lain kriteria teknis 47,9%, kriteria ekonomi 30,8%, kriteria lingkungan 11,2%, dan kriteria sosial/budaya 10,2%.

c. Presentase untuk masing-masing wilayah yaitu Perumahan Purwodado 53,3%,Jl.

Soekarno Hatta 31,0%,

Variabel yang terrmuat yaitu berdasarkan aspek teknis meliputi kondisi dan fungsi bangunan, aspek ekonomi meliputi dana pemeliharaan drainase, aspek lingkungan yaitu volume sampah, dan aspek sosial budaya meliputi peran masyarakat,

pengelolaan dan pemeliharaan prasarana drainase dan perilaku masyarakat

(16)

22

Peneliti Judul Tujuan Penelitian Metode

Penelitian

Hasil Penelitian Adaptasi Dalam Penelitian dan Jl.Ujung Riau

15,7%.

Prana Dutanegara (2014)

Arahan Penanganan Banjir Di Kawasan Perkotaan

Kecamatan Sampang Melalui Peningkatan Pelayanan Drainase

a. Mengetahui tipologi kawasan

b. Mengetahui faktor-

faktor yang

mempengaruhi pelayanan drainase di Perkotaan Kecamatan Sampang

c. Merumuskan arahan penanganan banjir di kawasan perkotaan Kecamatan Sampang melalui peningkatan pelayanan drainase

Analisis Distribusi

Frekuensi dan Overlay,

Analisis Delphi, dan Analisis Expert

Judgement

a. Dihasilkannya 3 tipologi kawasan yaitu sangat bahaya, bahaya, dan cukup bahaya.

b. Variabel yang berpengaruh yaitu kepadatan bangunan, kelengkapan fasilitas persampahan,

ketinggian kontur, sampah yang menumpuk disaluran drainase, ketersediaan dan kondisi bozem, ketersediaan dan kondisi sistem pintu air, ketersediaan dan kondisi pompa, dana rutin pemeliharaan, dana modal pengadaan drainase, peraturan daerah drainase, standar prosedur pengelolaan dan pengawasan

Variabel yang termuat yaitu kepadatan

bangunan, kelengkapan fasilitas persampahan, ketinggian kontur, sampah yang menumpuk

disaluran drainase, ketersediaan dan kondisi bozem, ketersediaan dan kondisi sistem pintu air, ketersediaan dan kondisi pompa, dana rutin pemeliharaan,

dana modal

pengadaan drainase, peraturan daerah drainase, standar prosedur

pengelolaan dan

(17)

23

Peneliti Judul Tujuan Penelitian Metode

Penelitian

Hasil Penelitian Adaptasi Dalam Penelitian drainase serta peran

masyarakat.

c. Arahan melalui analisis judgement berdasarkan variabel berpengaruh dan tipologi kawasan penanganan banjir.

pengawasan

drainase serta peran masyarakat

M. Ridwan Putra (2019)

Pemilihan Prioritas Wilayah Penanganan Genangan Air Dengan Metode Analytic Hierarchy Process (AHP) Di Kota Dumai

a. Mengetahui faktor- faktor dan parameter apa saja yang paling berpengaruh terhadap kinerja sistem drainase yang berpengaruh

terjadinya genangan ditinjuau dari segi teknis, dampak sosialm dampak lingkungan dan pembiayaan

b. Mengetahui dan menentukan prioritas penanganan dan penyelesaian dampak genangan kota dumai

AHP a. Kriteria yang paling memiliki prioritas (tingkat) paling mempengaruhi terhadap penentuan prioritas wilayah penanganan genangan air adalah kriteria teknis (42,7%) dan kriteria lingkungan (29,2%).

b. Sub kriteria parameter yang paling berpengaruh dalam penentuan prioritas wilayah penanganan genangan air adalah perubahan tata guna lahan dengan persentase sebesar 64,9%

Variabel yang termuat yaitu berdasarkan aspek teknis meliputi kondisi dan fungsi drainase, dan aspek lingkungan meliputi volume sampah

(18)

24

Peneliti Judul Tujuan Penelitian Metode

Penelitian

Hasil Penelitian Adaptasi Dalam Penelitian c. Mengetahui dan

menyusun strategi teknis penanganan untuk

memaksimalkan fungsi dan kinerja sistim saluran yang akan dibangun

c. Berdasarkan hasil analisa Analytical Hierarchy Process (AHP), diperoleh wilayah terbaik untuk rencana penanganan genangan air di Kota Dumai adalah Jalan Sultan Syarif Qasim dengan persentase sebesar 38,3%

d. Upaya yang dilakukan untuk penanganan genangan drainase di Jl.

Sultan Syarif Qasim

adalah dengan

memperbaiki sistem drainase eksisting dengan dimensi 2,5 x 1,6 m.

*) Penulis, 2021

(19)

25 2.6 Sintesa Pustaka

Pembahasan dan rangkuman dari hasil sintesa pustaka yang telah dilakukan bertujuan untuk merumuskan indikator dan variabel yang digunakan agar menjawab sasaran penelitian sehingga didapatkannya indikator dan variabel yang digunakan pada penelitian ini. Adapun tabel sintesa pustaka yaitu:

Tabel 2. 7 Sintesa Pustaka

Aspek Indikator Variabel Sumber

Teknis Infrastruktur Drainase

Kondisi Fisik dan Fungsi Drainase

Helfira, dkk (2013), Putra

(2019), Herfiansyah

(2020) Penggunaan Lahan Kepadatan

Bangunan

Dutanegara (2014), Putra

(2019) Keterpaduan

infrastruktur lain

Kelengkapan fasilitas persampahan

Dutanegara (2014) Kondisi Topografi Ketinggian Kontur Dutanegara

(2014) Sampah domestik

yang menumpuk

Sampah yang menumpuk di saluran drainase

Helfira, dkk (2013), Putra

(2019), Dutanegara

(2014) Ekonomi Dana Pemeliharaan Dana rutin

pemeliharaan drainase

Helfira, dkk (2013) dan Dutanegara

(2014) Dana pengadaan Dana modal

pengadaan drainase Sosial

Budaya

Kebiasaan

masyarakat dalam memelihara drainase

Kegiatan masyarakat dalam memelihara drainase

Helfira, dkk (2013) dan Dutanegara

(2014) Peran serta

masyarakat

Aktifnya peran serta masyarakat

Perundangan Perangkat peraturan

Peraturan Daerah Drainase

Dutanegara (2014) dan Herfiansyah

(2020) Standar prosedur

drainase

Standar Prosedur pengelolaan dan pengawasan drainase Kelembagaan Instansi pengelola

infrastruktur drainase

Adanya instansi pengelola infrastruktur drainase

Dutanegara (2014)

(20)

26

Aspek Indikator Variabel Sumber

Sumber daya manusia instansi

Keoptimalan sumber daya manusia pada instansi dalam menangani drainase

Herfiansyah (2020)

*)Penulis, 2021

Referensi

Dokumen terkait

“e-Klinik” bengkel elektronik dan komputer ini merupakan terobosan baru yang digunakan sebagai perbaikan peralatan teknologi elektronik dan komputer serta sebagai tempat sarana

BAB II Tinjauan Pustaka Berdasarkan beberapa definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa Sequence Diagram merupakan permodelan yang mendeskripsikan interaksi objek dengan