Wilson Bangun menyatakan bahwa dengan kepuasan kerja seorang karyawan dapat merasakan apakah pekerjaannya menyenangkan atau tidak menyenangkan untuk dilakukan. Wilson Bangun mengutip pandangan Wexley dan Yukl bahwa kepuasan kerja merupakan generalisasi sikap terhadap pekerjaan. Kepuasan kerja menurut Dadang (2013:15) adalah keadaan emosi yang menyenangkan atau tidak menyenangkan terhadap pekerjaan, kepuasan kerja mencerminkan perasaan seseorang terhadap pekerjaannya.
Edy Sutrisno (2014:75) juga mengutip pendapat Handoko yang menyatakan bahwa kepuasan kerja merupakan suatu keadaan emosional yang menyenangkan atau tidak menyenangkan bagi karyawan mengenai pekerjaannya. Menurut Siagian, kepuasan kerja merupakan cara pandang seseorang, baik positif maupun negatif terhadap pekerjaannya. Organisasi dan manajemen Kepuasan kerja akan tercipta jika ada organisasi dan manajemen yang berjalan dengan baik.
Kolega Memiliki rekan kerja yang baik dalam menyelesaikan pekerjaan akan menciptakan kepuasan kerja. Kondisi kerja : Kepuasan kerja dapat diperoleh seorang karyawan dengan didukung kondisi lingkungan kerja yang baik. Kepuasan kerja merupakan suatu bentuk perasaan senang terhadap apa yang telah dilakukan seseorang, namun kepuasan kerja bersifat subjektif.
Kepuasan kerja mengacu pada sikap umum yang akan terjadi pada setiap individu pada umumnya terhadap pekerjaannya.
Jenis-Jenis Kompensasi
Kompensasi yang berhubungan dengan pekerjaan biasanya berbentuk tugas yang menarik dan menantang, pemberian tanggung jawab, pujian dan penghargaan, pengakuan dan prestasi. Sedangkan di lingkungan kerja, kompensasi berkaitan dengan berbagai kebijakan yang mendukung, manajer dan bawahan yang kompeten, rekan kerja/rekan satu tim, dan suasana nyaman di lingkungan kerja.
Tujuan Pemberian Kompensasi
Indikator Kompensasi
Kesimpulan Kompensasi
Budaya kerja
- Pengertian Budaya Kerja
- Terbentuknya Budaya Kerja
- Unsur-unsur Budaya Kerja
- Faktor-faktor yang Mempengaruhi Budaya Kerja
- Pendekatan-pendekatan Budaya Kerja
- Indikator Budaya Kerja
- Kesimpulan Budaya Kerja
Dalam buku “Pedoman Pengembangan Budaya Kerja Aparatur Negara” terbitan Kementerian Negara Pemberdayaan Aparatur Negara, budaya kerja merupakan cara pandang seseorang untuk memberi makna pada pekerjaan. Oleh karena itu, budaya kerja merupakan cara pandang seseorang terhadap bidang pekerjaannya dan prinsip moral yang dimilikinya, yang memegang teguh keyakinan berdasarkan nilai-nilai yang diyakininya, mempunyai semangat yang tinggi dan bersungguh-sungguh dalam mencapai kinerja terbaik. Kemudian menurut Hadari Nawawi budaya kerja merupakan suatu kebiasaan yang dilakukan secara berulang-ulang oleh para pegawai dalam suatu organisasi, pelanggaran terhadap kebiasaan ini tidak mempunyai sanksi yang tegas, namun para pelaku organisasi sudah sepakat secara moral bahwa kebiasaan tersebut merupakan kebiasaan yang wajib dicermati. untuk melakukan pekerjaan untuk mencapai tujuan.
Dengan demikian, dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa budaya kerja merupakan suatu falsafah yang didasarkan pada pandangan hidup dan tercermin dalam sikap anggota organisasi. Dengan memiliki budaya kerja maka anggota akan mempunyai cita-cita yang sama untuk mencapai tujuan organisasi. Selain itu budaya kerja akan mendorong pegawai untuk bekerja lebih baik dan memiliki motivasi yang tinggi.
Budaya kerja berbeda dari satu organisasi ke organisasi lainnya. Hal ini disebabkan karena fundamental perilaku dan sikap yang dicerminkan setiap orang dalam organisasi berbeda-beda. Budaya kerja yang dibentuk secara positif akan bermanfaat karena setiap anggota dalam suatu organisasi wajib menyumbangkan saran, pendapat bahkan kritik yang membangun dari ruang lingkup pekerjaannya demi kemajuan institusi. Namun budaya kerja akan berdampak buruk apabila pegawai dalam suatu organisasi mempunyai pendapat yang berbeda-beda. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan antara setiap individu dalam mengemukakan pendapat, tenaga dan pikirannya karena setiap individu mempunyai kemampuan dan keahlian berdasarkan bidangnya masing-masing.
Jika ingin meningkatkan budaya kerja menjadi lebih baik, maka diperlukan waktu bertahun-tahun untuk mengubahnya, sehingga perbaikan harus dilakukan mulai dari sikap dan perilaku pemimpin kemudian dari bawahannya. kesadaran manajer atau pejabat yang ditunjuk dimana besar kecilnya hubungan antara manajer dan bawahannya kemudian akan menentukan metode apa yang harus diterapkan dalam unit kerja atau organisasi tersebut. Lingkungan kerja dan alat-alat kerja Dalam lingkungan, manusia membangun lingkungan kerja yang nyaman dan menggunakan alat-alat (teknologi) agar dapat bekerja secara efektif, efisien dan produktif. Dengan cara ini, manajer dapat mengembangkan budaya kerja yang adil dengan meningkatkan daya pikir karyawan dalam menyelesaikan permasalahan yang ada secara efektif dan efisien.
Cara manajemen puncak menerapkan standar kerja akan mendorong integritas dan keterlibatan karyawan yang tinggi. Reward dan punishment yang diberikan oleh manajemen puncak akan mendorong pegawai untuk meningkatkan kepuasan kerja dan kedisiplinan 2. Dalam hal ini pegawai harus membuktikan kemampuannya dalam menguasai keterampilan kerja yang disesuaikan dengan perannya serta nilai dan norma yang berlaku dalam pekerjaannya. kelompok, hingga mencapai tahap metamorfosis.
Oleh karena itu, penting agar karyawan dapat menikmati pekerjaannya sehingga timbul rasa loyalitas terhadap perusahaan. Untuk menumbuhkan semangat dan loyalitas karyawan, penting bagi setiap perusahaan untuk membangun budaya kerja yang kuat.
Lingkungan kerja
- Pengertian Lingkungan Kerja
- Jenis Lingkungan Kerja 1. Lingkungan kerja fisik
- Faktor-Faktor Lingkungan Kerja
- Indikator Lingkungan Kerja 1. suasana Kerja
- Kesimpulan Lingkungan Kerja
Menurut Sumaatmadja (dalam Khoiri lingkungan kerja terdiri atas lingkungan alam, lingkungan sosial, dan lingkungan budaya. Lingkungan alam adalah. Menurut Sedarmayanti (dalam Rahmawanti dkk, 2014:35) pengertian lingkungan kerja adalah himpunan alat dan bahan yang dijumpai, lingkungan tempat seseorang bekerja, cara kerja dan pengaturan kerja baik secara individu maupun kelompok.Menurut Casson (dalam Putra), lingkungan kerja adalah sesuatu dalam lingkungan kerja yang mempermudah atau memperlancar kerja. sulit.
Pengertian lingkungan kerja yang disampaikan oleh Rivai hampir sama dengan yang disampaikan oleh Nitisemito (dalam Purnomo) bahwa lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada di sekitar pekerja dan yang dapat mempengaruhi pekerja dalam melaksanakan tugas yang diberikan kepadanya. semakin diperkuat dengan pendapat Ahyari (dalam Purnoma) bahwa lingkungan kerja berkaitan dengan segala sesuatu yang ada disekitar pekerjaan dan dapat mempengaruhi pegawai dalam melaksanakan tugasnya, seperti pelayanan pegawai, keadaan kerja dan hubungan antar pegawai pada perusahaan yang bersangkutan.. Meskipun lingkungan kerja merupakan salah satu faktor yang penting dan dapat mempengaruhi kinerja karyawannya, namun saat ini masih banyak perusahaan yang kurang memperhatikan kondisi lingkungan kerja di perusahaannya. Untuk lingkungan kerja dapat dikatakan baik. apabila lingkungan kerja sehat, nyaman, aman dan menyenangkan bagi pegawai dalam melaksanakan pekerjaannya.
Menurut Lewa dan Subono (dalam Rahmawanti dkk, 2014), lingkungan kerja diatur sedemikian rupa sehingga dapat tercipta hubungan kerja yang mengikat pekerjaan dengan lingkungannya. Lingkungan kerja yang menyenangkan dapat membuat karyawan betah dalam melakukan pekerjaannya dan mampu mencapai hasil yang optimal. Sebaliknya jika kondisi lingkungan kerja kurang memadai maka akan berdampak buruk terhadap menurunnya produktivitas karyawan.
Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa lingkungan kerja adalah perlengkapan yang ada di sekitar karyawan, misalnya berupa meja, kursi, laptop, suhu, dan lain-lain. Jika lingkungan kerja baik dan kondusif maka karyawan dapat bekerja dengan baik dan produktivitas meningkat, begitu pula sebaliknya. Menurut Sedarmayanti (dalam Rahmawanti dkk., yang dimaksud dengan lingkungan kerja fisik adalah segala kondisi fisik yang terdapat di sekitar tempat kerja yang secara langsung maupun tidak langsung dapat mempengaruhi pekerjaan pegawai.
Menurut Sedarmayanti (dalam Rahmawanti dkk, lingkungan kerja non fisik adalah segala keadaan yang terjadi dan berkaitan dengan hubungan kerja, baik dengan atasan, dengan rekan kerja maupun dengan bawahan. Penggunaan AC yang tepat merupakan suatu cara yang dapat digunakan untuk menghilangkan bau-bauan yang mengganggu orang dalam bekerja. Tanpa lingkungan kerja yang baik maka karyawan akan cepat merasa bosan dan tidak betah lagi bekerja disana.
Selain lingkungan tempat karyawan bekerja, lingkungan kerja juga menjadi faktor yang dapat meningkatkan atau bahkan menurunkan kepuasan karyawan dalam bekerja. Sebaliknya jika lingkungan kerja tidak baik dan tidak menunjang kepuasan kerja maka kemampuan karyawan dalam melakukan pekerjaan dengan baik akan berkurang.
Penelitian lain yang relevan
Kerangka Berfikir
Hipotesis