Terminal adalah fasilitas pelabuhan yang terdiri atas tempat berlabuh dan tempat kapal berlabuh atau berlabuh, tempat penimbunan, tempat menunggu dan menaikkan serta menurunkan penumpang dan/atau tempat bongkar muat barang. Terminal umum adalah terminal yang terletak di dalam atau di luar wilayah kerja pelabuhan dan wilayah kepentingan, yang merupakan bagian dari pelabuhan terdekat untuk melayani kepentingan umum, yang diselenggarakan oleh perusahaan pelabuhan, yang telah atau/akan diberi hak. untuk mengangkut tender dan/atau kegiatan pelayanan jasa. Terminal Khusus adalah terminal yang terletak di luar Lingkungan Kerja dan Daerah Tujuan Pelabuhan, yang merupakan bagian dari pelabuhan terdekat untuk mengurus kepentingan sendiri sesuai dengan usaha pokoknya.
Terminal Pemakaian Sendiri adalah terminal yang terletak di dalam wilayah lingkungan kerja dan wilayah kepentingan pelabuhan, yang merupakan bagian dari pelabuhan untuk melayani kepentingan sendiri sesuai dengan usaha pokoknya. Pelabuhan Utama adalah pelabuhan yang fungsi pokoknya melayani kegiatan angkutan laut dalam dan luar negeri, angkutan angkutan laut dalam dan luar negeri dalam jumlah besar serta sebagai tempat asal dan tujuan penumpang dan/atau barang dan angkutan. Pelabuhan hub adalah pelabuhan yang fungsi pokoknya melayani kegiatan angkutan laut darat, dalam volume sedang dan sebagai tempat asal dan tujuan penumpang dan/atau barang, serta angkutan penyeberangan dengan jangkauan pelayanan antarprovinsi.
Dermaga curah adalah dermaga yang digunakan khusus untuk bongkar muat barang curah, biasanya menggunakan ban berjalan. Unit Pengelola Pelabuhan adalah suatu instansi pemerintah di pelabuhan sebagai suatu badan yang melaksanakan tugas pengaturan, pengendalian, pengawasan kegiatan kepelabuhanan, dan pemberian pelayanan kepelabuhanan bagi pelabuhan-pelabuhan yang belum bersifat komersial. Penyediaan fasilitas pelabuhan pada pelabuhan yang belum komersial dilakukan oleh Otoritas Pelabuhan.
Otoritas Pelabuhan dan Unit Pengelola Pelabuhan bertindak sebagai wakil pemerintah, memberikan konsesi atau bentuk lain kepada badan usaha pelabuhan untuk melakukan kegiatan usaha di pelabuhan sebagaimana ditentukan dalam perjanjian.
Waktu Efektif (Effektive Time /ET)
Berth Time (BT)
Receiving/Delivery petikemas
Tingkat Penggunaan Dermaga (Berth Occupancy Ratio/BOR) Tingkat Penggunaan Dermaga (Berth Occupancy Ratio/BOR);
Tingkat Penggunaan Gudang (Shed Occupancy Ratio/SOR)
Tingkat Penggunaan Lapangan Penumpukan (Yard Occupancy Ratio/YOR)
Kesiapan Operasi Peralatan
Metode Tingkat Penggunaan Dermaga (Berth Occupancy Ratio/BOR)
Sebagaimana dikemukakan di atas, salah satu indikator kinerja pelabuhan ditunjukkan dengan berth occupancy ratio (BOR) atau tingkat pemanfaatan dermaga, yaitu perbandingan antara jumlah waktu yang tersedia untuk penggunaan setiap tempat berlabuh dengan jumlah waktu yang tersedia selama suatu periode ( bulan/tahun) yang dinyatakan dalam persentase. Indikator kinerja pelabuhan digunakan untuk mengukur sejauh mana pemanfaatan fasilitas dermaga dan fasilitas pendukungnya secara intensif.
Jenis barang yang ditangani di dermaga
Di pelabuhan-pelabuhan besar seperti Tanjung Priok, Tanjung Perak, Tanjung Mas, Makasar, Belawan dan Panjang, pelayanan berbagai jenis kargo dilakukan secara terpisah. Kargo peti kemas ditangani di terminal peti kemas, kargo umum ditangani di terminal kargo umum, dll. Sedangkan di pelabuhan-pelabuhan lain yang tidak sebesar pelabuhan-pelabuhan di atas, seperti Pelabuhan Tanjung Intan, Cilacap, Gorontalo, Ternate dan pelabuhan-pelabuhan lainnya, berbagai jenis muatan dilayani dalam satu terminal/dermaga (Triatmodjo. 2009).
Karakteristik kapal
Produktivitas kerja untuk muat/bongkar
Peningkatan ini terjadi setelah dibangunnya terminal peti kemas pada tahun 2001 yang dilengkapi dengan crane empat yard untuk bongkar muat peti kemas serta peningkatan keterampilan petugas. Kegiatan bongkar muat dilakukan oleh pekerja dalam suatu kelompok yang disebut geng. Banyaknya geng yang melakukan kegiatan bongkar muat tergantung dari besar kecilnya kapal (volume muatan) yang dilayani.
Jam kerja dan jumlah shift kerja
Terminal kargo curah cair dan kering dapat dioperasikan 24 jam sehari tergantung kebutuhan, karena pemuatan dilakukan dengan mesin otomatis.
Panjang tambatan
Hari kerja efektif per tahun
Cadangan waktu untuk tidak bekerja selama kapal bersandar Setelah kapal bertambat di dermaga, kegiatan bongkar muat
Prioritas Masalah
Sembel (2003) menyatakan bahwa keterbatasan waktu, tenaga dan uang membuat tidak mungkin melakukan banyak hal dalam waktu bersamaan, sehingga perlu ditetapkan prioritas. Keterbatasan faktor-faktor tersebut menjadikan penetapan prioritas menjadi penting, sehingga perbaikan harus dilakukan melalui banyak cara, yang kesemuanya harus dilakukan dengan cepat, dengan sumber daya yang memadai dan bermutu, sehingga harus dilakukan dengan cara tertentu, yaitu dengan menetapkan prioritas. Secara umum penetapan prioritas akan mempertimbangkan permasalahan mendasar yang dihadapi dan faktor-faktor yang menghambat tercapainya suatu tujuan.
Oleh karena itu, memahami akar permasalahan yang dihadapi merupakan modal utama bagi pengambil keputusan, terutama yang berkaitan dengan permasalahan mendasar.
Metode-Metode Penentuan Prioritas Masalah
- Metode Delbeq
- Metode Reinke
- Metode Bryant
- Metode Brainwriting
- Metode Hanlon
- Metode Delphi
- Metode Cut Off Point
- Metode AHP
- Studi Terdahulu
Besaran permasalahan adalah persentase (%) atau jumlah atau kelompok penduduk yang kemungkinan terkena dampak permasalahan, serta keterlibatan masyarakat setempat dan instansi terkait. Jumlahkan skor setiap kolom dan tentukan prioritas berdasarkan skor tertinggi hingga terendah. Signifikansi atau beratnya masalah adalah tingginya angka kesakitan dan kematian serta kecenderungannya dari waktu ke waktu.
Metode ini memunculkan apa yang dipikirkan peserta diskusi dalam menanggapi permasalahan yang dikemukakan oleh Pemimpin Diskusi/Fasilitator dalam kelompok diskusi. Brainwriting merupakan suatu teknik pemecahan masalah dengan cara menyampaikan ide atau pendapat melalui tulisan pada selembar kertas. Semua pendapat ditulis di atas kertas atau di papan tulis kemudian didiskusikan untuk mencari pendapat sebanyak-banyaknya.
Metode Hanlon lebih efektif digunakan untuk permasalahan yang bersifat kualitatif dan data atau informasi yang tersedia bersifat kualitatif, misalnya partisipasi masyarakat, kerjasama lintas sektor, kerjasama lintas sektor dan motivasi staf. Prinsip utama metode ini adalah membandingkan makna suatu permasalahan dengan permasalahan lainnya dengan cara “mencocokkan”. Para ahli tersebut tidak bertemu secara langsung (tatap muka) dan identitas masing-masing ahli disembunyikan sehingga masing-masing ahli tidak mengetahui identitas ahli lainnya.
Hal ini bertujuan untuk menghindari dominasi ahli lain dan dapat meminimalisir pendapat yang bias. Dalam hal ini, tim investigasi mengirimkan beberapa pertanyaan kepada ahli terkait permasalahan yang mereka hadapi. Seluruh pendapat yang diterima dirangkum oleh tim peneliti dan dikirimkan kembali ke seluruh ahli sehingga masing-masing ahli dapat mengetahui pendapat ahli lainnya.
Setiap ahli diberikan kebebasan untuk mempertahankan pendapatnya atau bahkan mengubah pendapatnya berdasarkan pendapat ahli lain, dan mengirimkannya kembali kepada tim penyidik. Apabila terdapat pendapat yang sedikit berbeda dengan pendapat lainnya, tim penyidik kembali mencari keterangan mengenai alasan ahli atas pendapat yang dikemukakan tersebut. Proses terus berjalan hingga tim investigasi merasa yakin bahwa semua pendapat merupakan hasil pertimbangan matang.
Metode Cut Off Point adalah metode mengidentifikasi kriteria relevan yang digunakan responden ketika menilai setiap kriteria dengan menggunakan skala. ଶ ..2.2 Metode Cut off Point menurut Maggie dan Tummala (2001) sering dipadukan dengan metode AHP, dimana dalam optimasi penggunaan metode AHP diperlukan seleksi awal terhadap kriteria yang telah ditentukan untuk menentukan pentingnya kriteria tersebut bagi menjamin .