• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

Perubahan perilaku akibat penguatan tersebut dapat terjadi apabila siswa diberikan pengalaman belajar dalam proses belajar mengajar yang sesuai dengan tingkat perkembangan dan kebutuhannya. Proses pembelajaran yang berlangsung di sekolah bertujuan untuk mewujudkan perubahan pada diri siswa yang berlangsung secara sistematis dan terprogram untuk mengembangkan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa. Setiap proses pembelajaran mempunyai prinsip-prinsip tertentu sehingga siswa dapat mengikuti proses pembelajaran sedemikian rupa.

Hal ini juga terjadi pada siswa yang selalu belajar beradaptasi dan menyikapi situasi di lingkungan sekolah tempat ia belajar. Keterlibatan langsung siswa dalam proses pembelajaran penting dilakukan karena siswalah yang melaksanakan kegiatan pembelajaran dan bukan guru. Diasumsikan bahwa siswa akan memperoleh lebih banyak pengetahuan baru jika terlibat aktif dalam melakukan percobaan atau demonstrasi, baik secara pribadi maupun kelompok, dimana intensitas aktivitasnya lebih tinggi dibandingkan siswa yang hanya sekedar menonton, mendengarkan dan mengamati.

Semua siswa diberi kesempatan untuk memaparkan pengalaman yang telah dipelajarinya atau materi yang telah diberikan untuk memperluas pemahamannya dan memperjelas bagian-bagian tertentu. Bahan ajar baru mengandung banyak permasalahan yang harus dipecahkan sehingga membuat siswa tertantang untuk mempelajarinya. Pembelajaran yang memungkinkan siswa menemukan konsep, prinsip, dan generalisasi akan membuat siswa berusaha mencari dan menemukan konsep dari prinsip dan generalisasi tersebut. 2.1.3.6 Umpan balik dan penguatan.

Proses belajar merupakan suatu aktivitas psikologis atau mental yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, sehingga menghasilkan serangkaian perubahan pengetahuan dan pemahaman, keterampilan dan sikap.

Motivasi

Pada usia sekolah dasar, cara belajar anak berangsur-angsur berkembang dari hal yang sederhana menuju hal yang lebih kompleks. Teori ini mengikuti teori jamak, yaitu seseorang berperilaku atau bekerja karena adanya dorongan untuk memenuhi kebutuhan yang berbeda-beda. Kebutuhan yang diinginkan seseorang bersifat berlapis, artinya ketika kebutuhan pertama terpenuhi maka kebutuhan tingkat kedua akan menjadi kebutuhan yang paling penting. Kelima tingkat kebutuhan tersebut dikenal dengan hierarki kebutuhan Maslow, dimulai dari kebutuhan biologis dasar hingga motif psikologis yang lebih kompleks.

Clayton Alderfer mengemukakan teori motivasi ERG yang didasarkan pada kebutuhan manusia akan eksistensi, keterhubungan dan pertumbuhan. Di sini Alfeder menyatakan bahwa jika kebutuhan yang lebih tinggi tidak terpenuhi atau tidak dapat dipuaskan, maka masyarakat akan kembali melakukan gerakan fleksibel untuk memenuhi kebutuhan dari waktu ke waktu dan dari situasi ke situasi. David McClelland (Robbins dalam teorinya Mc.Clelland's Achievement Motivation Theory atau teori motivasi berprestasi McClelland juga digunakan untuk mendukung hipotesis yang akan dikemukakan dalam penelitian ini.

Teori ini berfokus pada tiga kebutuhan yaitu kebutuhan akan prestasi, kebutuhan akan kekuasaan, dan kebutuhan akan afiliasi. Kebutuhan akan prestasi adalah dorongan untuk unggul, unggul dalam serangkaian standar, berjuang untuk sukses. Kebutuhan dalam hierarki Maslow ini ditempatkan di antara kebutuhan akan harga diri dan kebutuhan akan aktualisasi diri.

Kebutuhan akan kekuasaan adalah kebutuhan orang lain untuk berperilaku sedemikian rupa sehingga orang tersebut tidak akan berperilaku demikian tanpa adanya paksaan, atau suatu bentuk ekspresi individu untuk mengontrol dan mempengaruhi orang lain. McClelland menyatakan bahwa perlunya . Kekuasaan erat kaitannya dengan kebutuhan untuk mencapai posisi kepemimpinan. Individu mencerminkan keinginan untuk menjalin hubungan yang erat, kooperatif, dan bersahabat dengan pihak lain.

Dilihat dari berbagai sudut pandang, para psikolog mencoba mengklasifikasikan motif-motif yang ada pada diri seseorang atau suatu organisme ke dalam beberapa kelompok menurut pendapatnya. Frandsen yang dikutip oleh Sardiman, A.M., menyatakan bahwa jenis-jenis motivasi dapat dilihat dari dasar terbentuknya, yaitu; misalnya motif bawaan (dorongan psikologis motivasi) dan motif yang dipelajari (kebutuhan afiliatif); .. insentif untuk mempelajari suatu cabang ilmu pengetahuan, dll. Motivasi belajar merupakan suatu dorongan internal dan eksternal bagi siswa untuk belajar melakukan suatu perilaku, umumnya dengan beberapa indikator atau unsur pendukung, Indikator tersebut antara lain, namun tidak terbatas pada; keinginan dan keinginan untuk sukses, dorongan dan kebutuhan untuk belajar, harapan dan aspirasi untuk masa depan, rasa hormat terhadap pembelajaran dan lingkungan belajar yang menyenangkan."

Seorang anak yang termotivasi untuk mempelajari sesuatu berusaha untuk belajar dengan baik dan tekun dengan harapan memperoleh hasil yang lebih baik. a) Mendorong munculnya perilaku/suatu tindakan. Dari pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa peran dan fungsi motivasi belajar adalah sebagai pendorong usaha dan prestasi, sehingga untuk mencapai prestasi tersebut siswa dituntut untuk memutuskan sendiri tindakan apa yang harus dilakukan untuk mencapainya. tujuan pembelajaran mereka. .

Metode Pembelajaran ARCS

Siswa akan termotivasi belajar apabila apa yang dipelajarinya relevan dengan kehidupannya dan mempunyai tujuan yang jelas. Untuk menghubungkan isi pembelajaran dengan kebutuhan siswa, guru harus; (a) meningkatkan keakraban dan kebiasaan baik, (b) menyajikan konten pembelajaran yang ditargetkan, (c) menggunakan strategi yang tepat. Siswa perlu ditanamkan rasa percaya diri dan keyakinan akan hasil sehingga mendorong mereka berusaha semaksimal mungkin untuk mencapai hasil yang terbaik.

Terdapat dua pilihan kategori penelitian dalam model ARCS: pertama, model ARCS sebagai sekumpulan kategori dengan komponen motivasi. Kategori ini merupakan hasil sintesis penelitian motivasi manusia yang mencakup perubahan subkategori model motivasi ARCS. Penelitian dalam kategori ini berfokus pada siswa dengan seperangkat alat ukur tertentu untuk mengetahui tingkat motivasi belajar siswa. . Kedua, model ARCS merupakan suatu proses perancangan sistematis yang membantu menciptakan peningkatan motivasi yang tepat untuk diberikan kepada siswa, melibatkan identifikasi berbagai unsur motivasi siswa, serta proses perancangan yang membantu profil/karakterisasi motivasi siswa dalam proses pembelajaran. . lingkungan.

Penelitian dalam kategori ini melibatkan siswa dan guru dengan menggunakan metode tertentu dan seperangkat alat ukur dari model ARCS untuk mengembangkan strategi motivasi yang tepat bagi siswa berdasarkan tingkat motivasi belajarnya. Metode pengajaran yang dapat digunakan dalam model ARCS adalah semua metode pengajaran interaktif. Karena pada dasarnya tujuan akhir pembelajaran adalah menghasilkan peserta didik yang mempunyai pengetahuan dan keterampilan untuk memecahkan permasalahan yang dihadapi masyarakat di masa depan.

Metode diskusi yang digunakan dalam hal ini merupakan bagian dari metode pembelajaran interaktif dan melatih kemandirian siswa. Dengan cara ini siswa akan merasa tertarik dan termotivasi untuk memperoleh pengetahuan baru yaitu materi yang akan disampaikan. Guru dapat menyampaikan materi melalui proses interaktif, seperti menggunakan pendekatan pemecahan masalah, pembelajaran kooperatif atau diskusi kelas, dan sebagainya.

Guru memberikan contoh nyata yang berkaitan dengan kehidupan siswa sehari-hari, sehingga siswa merasa tertarik untuk mengikuti pembelajaran. Bimbingan yang diberikan tidak memberikan jawaban kepada siswa, melainkan bantuan diberikan melalui pertanyaan-pertanyaan yang diarahkan agar siswa dapat menemukan sendiri jawabannya.

Referensi

Dokumen terkait