• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Konsep Pendampingan 2.1.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Konsep Pendampingan 2.1."

Copied!
34
0
0

Teks penuh

Fungsi ini digunakan untuk membantu orang yang didampingi mengatasi gejala dan perilaku disfungsional sehingga tidak lagi menunjukkan gejala yang mengganggu dan dapat kembali berfungsi normal seperti sebelum mengalami krisis. Dan pengikut mencoba membantu pengikutnya dengan menggunakan sumber daya apa pun yang mereka miliki untuk membuat perbedaan. Untuk membantu klien mencapai pemahaman diri secara utuh, dalam artian orang yang didampingi memahami kelebihan dan kekurangan yang ada dalam dirinya, serta peluang dan tantangan yang ada di luar dirinya.

Melalui mentoring, mentor membantu orang yang dimentor memanfaatkan sumber daya yang tersedia, kemudian menggunakannya untuk mengatasi masalah yang mereka hadapi dan pada akhirnya berkembang. Pendampingan dapat dijadikan sebagai media pelatihan bagi orang yang dibimbing untuk berkomunikasi lebih sehat dengan orang-orang disekitarnya. Memungkinkan orang yang dibimbing untuk bertahan hidup, dalam arti membantu orang tersebut menerima keadaan dengan lapang dada dan menata kembali kehidupannya dengan keadaan yang baru.

Untuk membantu klien menghilangkan gejala disfungsional, pendamping membantu orang yang didampingi untuk menghilangkan atau menyembuhkan gejala yang menyusahkan akibat krisis, meskipun gejalanya bersifat patologis. Pada tahap ini pendamping diharapkan mampu melakukan analisis data, mencari hubungan antara gejala yang satu dengan gejala yang lain, membuat sintesa kemudian menyimpulkan apa saja permasalahan utama atau kekhawatiran batin utama yang ditantang oleh orang yang didampingi. Pengertian keluarga menurut Kementerian Kesehatan RI adalah keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang bersatu.

Menurut Spradley dan Allender (1996) keluarga adalah satu atau lebih individu yang hidup bersama sehingga mempunyai ikatan emosional dan mengembangkan hubungan sosial, peran dan tugas.

Fungsi Keluarga

Patrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari saudara sedarah selama beberapa generasi, dimana hubungan tersebut tersusun berdasarkan garis ayah. Matrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari saudara sedarah selama beberapa generasi, dimana hubungan tersebut terstruktur sepanjang garis ibu. Hubungan suami istri menjadi landasan berkembangnya keluarga dan beberapa kerabat menjadi bagian dari keluarga karena adanya hubungan dengan suami istri tersebut.

Fungsi afektif merupakan fungsi keluarga yang utama untuk mengajarkan segala sesuatu guna mempersiapkan anggota keluarga dalam berhubungan dengan orang lain. Fungsi sosialisasi adalah fungsi mengembangkan dan melatih anak bersosialisasi sebelum ia keluar rumah dan berinteraksi dengan orang lain di luar rumah. Fungsi ekonomi adalah keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga dan menjadi wadah berkembangnya kemampuan individu dalam meningkatkan pendapatan guna memenuhi kebutuhan keluarga.

Fungsi pelayanan/pemeliharaan yaitu fungsi menjaga derajat kesehatan anggota keluarga agar produktivitasnya tetap tinggi.

Tugas Keluarga

Tugas ini merupakan upaya utama keluarga untuk mencari pertolongan yang tepat sesuai dengan keadaan keluarga, dengan mempertimbangkan siapa saja dalam keluarga yang mempunyai kemampuan untuk mengambil keputusan tentang perilaku keluarga dan kemudian segera mengambil tindakan yang tepat untuk mengurangi atau bahkan menghilangkan kesehatan. masalah. Perawatan ini dapat dilakukan di rumah jika keluarga memiliki akses terhadap pertolongan pertama atau layanan kesehatan untuk tindak lanjut guna mencegah masalah yang lebih serius.

Konsep Peran Keluarga .1 Pengertian Peran Keluarga

Peran Keluarga

Peran formal

Peran Informal

  • Ciri-ciri Peran
  • Peran Anggota Keluarga
  • Konsep Stroke .1 Pengertian Stroke
    • Pasca stroke
    • Etiologi
    • Klasifikasi
    • Manifetasi Klinis
    • Komplikasi stroke
    • Faktor resiko
    • Pencegahan Stroke
    • Penatalaksanaan
    • Perawatan Stroke di Rumah
  • Kerangka Konsep
  • Perawatan keluarga

Menurut WHO (Organisasi Kesehatan Dunia), stroke didefinisikan sebagai kelainan fungsional otak yang terjadi secara tiba-tiba dengan tanda dan gejala klinis, baik fokal maupun global, yang berlangsung lebih dari 24 jam atau dapat menyebabkan kematian akibat gangguan sirkulasi otak. . Stroke adalah kelainan saraf permanen yang disebabkan oleh kerusakan pembuluh darah di otak yang terjadi selama kurang lebih 24 jam atau lebih. Stroke berulang atau stroke berikutnya merupakan stroke yang terjadi kedua kalinya setelah penderitanya terkena stroke pertama. 2003), seseorang yang pernah mengalami stroke harus berhati-hati untuk mengalami stroke berikutnya.

Kejadian sebelumnya dan arteri yang sama dan terjadi 29 hari atau lebih dari serangan sebelumnya. Suatu peristiwa baru di arteri yang berbeda dari yang sebelumnya dan terjadi dalam waktu 28 atau beberapa hari setelah serangan sebelumnya. Dampak yang ditimbulkan akibat stroke berbeda-beda tergantung apakah stroke tersebut parah atau tidak.

Penderita stroke sebaiknya memperhatikan dan mengontrol segala aktivitas dan gaya hidup untuk mencegah terjadinya stroke berikutnya yang lebih serius. Iskemia serebral (aliran darah ke otak tidak mencukupi) terutama disebabkan oleh aterosklerosis pada arteri yang memasok darah ke otak. Perdarahan intraserebral adalah perdarahan pada substansi bagian dalam otak, yang paling sering terjadi pada penderita hipertensi dan aterosklerosis serebral, yang disebabkan oleh perubahan degeneratif, karena penyakit ini paling sering menyebabkan pecahnya pembuluh darah.

Jika perdarahan semakin banyak maka defisit neurologis akan semakin nyata berupa penurunan kesadaran dan kelainan tanda vital. Menurut Satyanegara (dalam Ariani, 2014), gangguan peredaran darah otak atau stroke dapat digolongkan menjadi dua, yaitu stroke non hemoragik/iskemik/infark dan stroke hemoragik. Ada pula perdarahan yang terjadi secara bersamaan pada kedua tempat di atas, seperti: perdarahan subarachnoid yang merembes ke otak atau sebaliknya.

Jika pembuluh darah di otak pecah maka terjadi pendarahan otak dan jika pembuluh darah di otak menyempit maka aliran darah ke otak akan terganggu dan sel-sel otak akan mati. Penebalan dinding pembuluh darah ke otak akan mempersempit diameter pembuluh darah dan penyempitan ini kemudian akan mengganggu kelancaran aliran ke otak hingga akhirnya menyebabkan infark sel otak. Faktor risiko ini akan menyebabkan terhambat/tersumbatnya aliran darah ke otak karena jantung mengeluarkan bekuan darah atau sel jaringan mati ke dalam aliran darah.

Peningkatan kadar LDL dan penurunan kadar high-density lipoprotein (HDL) merupakan faktor risiko penyakit jantung koroner. Mengontrol faktor risiko stroke atau aterosklerosis melalui modifikasi gaya hidup (berhenti merokok, menghindari konsumsi alkohol berlebihan, menghindari obesitas, menghindari stress, mengatasi depresi, mengatasi hipertensi dengan obat dan pola makan, mengobati penyakit jantung/aritmia nonvalvular dengan obat antitrombotik, mengobati dislipidemia dengan kadar rendah. diet lemak dan obat-obatan). 2). Menurut Brunner & Suddarth (2001) pengobatan medis pada pasien stroke meliputi deuritik untuk mengurangi edema serebral, yang mencapai tingkat maksimum 3 sampai 5 hari setelah infark serebral.

Pasien stroke akan mendapatkan perawatan di rumah, dan perawatan di rumah itu sendiri merupakan intervensi perawatan selanjutnya yang akan diberikan keluarga kepada pasien stroke setelah kembali dari rumah sakit.

Referensi

Dokumen terkait