• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB II "

Copied!
69
0
0

Teks penuh

Tujuannya agar mahasiswa memahami konsep dan ciri-ciri yang perlu dipersiapkan untuk menjadi mahasiswa wirausaha yang dapat mempersiapkan strategi individu dalam memulai usaha serta dapat meningkatkan niat berwirausaha pada mahasiswa Fakultas Ekonomi. 4 Rr Ponco Dewi K dan Agus Wibowo, Hubungan Kreativitas, Efikasi Diri Dan Niat Berwirausaha Pada Mahasiswa, Vol.5 No.2, 2017. Didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Tri Djoko San to sa yang berjudul “Dampak Koefisien bencana dan faktor kontekstual terhadap niat berwirausaha".

Berdasarkan permasalahan tersebut, peneliti tertarik untuk meneliti rendahnya niat berwirausaha pada mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Jakarta. Oleh karena itu, karena permasalahan yang muncul terlalu luas, maka peneliti membatasi diri untuk melakukan penelitian dengan judul Penentu Minat Berwirausaha Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Jakarta. Berdasarkan latar belakang masalah dan rumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang determinan niat berwirausaha pada mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Jakarta.

Penelitian ini dapat membantu peneliti lebih memahami dan memahami “determinan niat berwirausaha pada mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Jakarta”.

TINJAUAN PUSTAKA

Deskripsi Konseptual 2.1 Intensi Berwirausaha

  • Norma Subjektif
  • Sikap
  • Efikasi Diri
  • Pendidikan Kewirausahaan
  • Adversity Quotient

Artinya, locus of control didefinisikan sebagai keyakinan umum seseorang tentang sejauh mana kendali yang dimilikinya atas peristiwa pribadi. Dari kedua teori yang dijelaskan, locus of control merupakan sejauh mana individu melihat suatu peristiwa, yang dipandu oleh tingkat pemahaman pribadi, sesuatu yang dapat diprediksi, dan besarnya pengaruh peristiwa itu sendiri. Locus of control internal adalah individu yang percaya bahwa dirinyalah yang mengendalikan segala sesuatu yang terjadi pada dirinya.

Locus of control eksternal adalah individu yang percaya bahwa segala sesuatu yang terjadi pada dirinya dikendalikan oleh kekuatan eksternal seperti keberuntungan atau peluang. Individu dengan locus of control internal yang lebih tinggi percaya bahwa karakteristik pribadi mereka terutama mempengaruhi hasil kehidupan. Lokus kendali adalah keyakinan umum, sehingga orang dengan lokus eksternal mungkin merasa mampu mengendalikan situasi yang sudah dikenalnya (seperti melakukan tugas rutin).

Artinya, individu dengan locus of control internal yang lebih tinggi percaya bahwa karakteristik pribadinya sangat mempengaruhi kehidupan. Locus of control merupakan kepercayaan umum, sehingga seseorang dengan locus eksternal dapat merasakan kendali dalam situasi biasa. Locus of control dapat diukur dengan dua dimensi yaitu: locus internal dengan indikator tanggung jawab individu, analisis situasional.

Kajian Penelitian Terdahulu

  • Tri Djoko Santosa, “Pengaruh Adversity Quotient dan Faktor Kontekstual terhadap Intensi Berwirausaha”, (Studi Mahasiswa
  • Agung Wahyu Handaru, Widya Parimita, Ina Winarni Mufdhalifah, “Membangun Intensi Berwirausaha melalui Adversity
  • Anang Haris Firmansyah, Ery Tri Djatmika dan Agus Hermawan, The Effect of Adversity Quotient and Entrepreneur
  • Iro idoro, Chralotte Bose dan Evelyn Ufuoma, Self-Efficacy as Correlates of Entrepreneurial Intention of Tertiary Institution
  • I Gusti Lanang Agung Adnyana, Ni Made Purnami, dalam penelitian mereka yang berjudul “Pengaruh Pendidikan
  • Anggara Reza Aditya Putra , Ketut Rahyuda , Ni Nyoman Kerti Yasa, dalam penelitian mereka yang berjudul “Sikap
  • Md Reaz Uddin & Tarun Kanti Bose, dalam penelitian mereka yang berjudul “Determinants of Entrepreneurial Intention of
  • Alba Zurriaga-Carda, Kazuro Kageyama dan Kenju Akai da la m penelitian mereka yang berjudul “Effects of Risk Attitude,
  • Benachenhou Sidi Mohammed, Arzi Fethi, dan Omar Belkhir Djaoued dengan judul “The Influence of Attitude, Subjective

(2) the effect of entrepreneurial self-efficacy on entrepreneurial attitude; (3) the effect of the accident rate on entrepreneurial intention;. The most positive and significant effect was found in the relationship between entrepreneurial self-efficacy and entrepreneurial intention. Thus, this study seeks to determine the extent to which self-efficacy is related to entrepreneurial intentions among tertiary students in Ogun State, Nigeria.

There is a significant composite contribution of self-efficacy in predicting entrepreneurial intention of students in tertiary institutions. There is a significant relative contribution of self-efficacy in predicting entrepreneurial intention of students in tertiary institutions. There is a significant relationship between self-efficacy and entrepreneurial intention of students in tertiary institutions in Ogun State.

Adanya hubungan yang signifikan antara niat berwirausaha dan efikasi diri menunjukkan bahwa kurangnya variabel-variabel ini juga dapat menurunkan perilaku kewirausahaan di kalangan generasi muda kita. I Gusti Lanang Agung Adnyana, Ni Made Purnami, dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Pendidikan dalam penelitiannya yang berjudul “Pengaruh Pendidikan Kewirausahaan, Self-Efficacy dan Locus of Control Terhadap Intensi Berwirausaha”. pengaruh pendidikan kewirausahaan, efikasi diri dan locus of control terhadap niat berwirausaha siswa.

Berdasarkan hasil analisis ditemukan bahwa pendidikan kewirausahaan, self-eficacy dan locus of control berpengaruh positif dan signifikan terhadap niat berwirausaha siswa. Alba Zurriaga-Carda, Kazuro Kageyama dan Kenju Akai dalam penelitiannya yang berjudul “Effects of Risk Attitude, penelitiannya berjudul “Effects of Risk Attitude, Entrepreneurship Education and Self-Efficacy on Entrepreneurial Intentions: A Structure Equation Model Review Approach to Entrepreneurship” Manajemen dan Penelitian Bisnis;Vol.Penelitian ini didasarkan pada sampel internasional sebanyak 264 responden dan menganalisis pengaruh sikap risiko, pendidikan kewirausahaan, dan efikasi diri kewirausahaan.

The proposed structural equation model shows that entrepreneurship education and entrepreneurial self-efficacy have a positive effect on the intention to become an entrepreneur, while risk aversion has a strong negative effect on entrepreneurial intentions. Benachenhou Sidi Mohammed, Arzi Fethi, and Omar Belkhir Djaoued dengan judul “The Influence of Attitude, Subjective Djaoued dengan judul “The Influence of Attitude, Subjective Norms and Perceived Behavior Control on Entrepreneurial Intentions Case of Algerian Students” American Journal of Algerian Students.

Hipotesis Penelitian

METODOLOGI PENELITIAN

  • Tujuan Penelitian
  • Metode Penelitian 1. Metode
    • Konstelasi Hubungan Antar Variabel
  • Populasi dan Sampling
  • Teknik Pengumpulan Data 1. Intensi Berwirausaha
    • Norma Subjektif
    • Sikap
    • Efikasi Diri
    • Pendidikan Kewirausahaan a. Definisi Konseptual
  • Teknik Analisis Data

Niat berwirausaha dapat diukur dengan dua dimensi utama, yaitu niat tersebut bersifat sukarela dan memberikan indikasi kemauan seseorang. Dan dimensi kedua adalah niat juga merupakan alasan – berpusat pada indikator konsistensi diri, keterlibatan diri, stabilitas diri, dan alasan yang masuk akal. Proses pengembangan alat niat berwirausaha diawali dengan penyusunan alat berupa model kuesioner skala Likert 1-5 yang mengacu pada indikator variabel niat berwirausaha.

Berdasarkan hasil perhitungan SPSS yang mengukur validitas dan reliabilitas variabel Intensi Berwirausaha (IB) (Y), diketahui bahwa dari 8 soal, 1 soal dinyatakan tidak valid atau tidak dapat dijadikan Soal selanjutnya. penelitian yaitu IB8 hal ini dikarenakan nilai korelasinya lebih kecil dibandingkan r tabel pertama dari df = n yaitu 0,264. Norma subjektif dapat diukur dengan indikator pendapat orang terdekat, saran dari orang terdekat dan harapan dari orang terdekat seperti orang tua, sahabat atau sahabat dan keluarga. Berdasarkan hasil perhitungan SPSS pengukuran validitas dan reliabilitas variabel norma subjektif (NS) (X1), diketahui bahwa dari 6 pertanyaan, 1 pertanyaan dinyatakan tidak valid atau tidak dapat dijadikan pertanyaan dalam penelitian. Selanjutnya yaitu NS1, hal ini disebabkan nilai korelasi lebih kecil dibandingkan r tabel pertama dari df = n yaitu 0,335.

Sikap dapat diukur dengan 3 dimensi utama yaitu komponen afektif dengan indikator sikap percaya diri individu, dimensi kedua yaitu komponen afektif dengan indikator tingkat emosional individu. Proses pengembangan instrumen sikap diawali dengan penyusunan instrumen berupa angket dengan model skala likert 1-5 yang mengacu pada model indikator variabel sikap. Berdasarkan hasil keluaran perhitungan SPSS yang mengukur validitas dan reliabilitas variabel sikap (S) (X2), diketahui bahwa dari 8 soal, 2 soal dinyatakan tidak valid atau tidak dapat dijadikan pertanyaan pada penelitian selanjutnya. , masing-masing S1 dan S10, hal ini dikarenakan nilai korelasinya lebih kecil dari r tabel pertama dari df = n masing-masing sebesar 0,289 dan 0,234.

Efikasi diri dapat diukur dengan tiga dimensi yaitu besaran dengan indikator tingkat kesulitan tugas yang dapat dilakukan oleh seorang individu. Proses pengembangan instrumen efikasi diri diawali dengan penyusunan instrumen berupa model angket skala likert 1-5 yang mengacu pada model indikator variabel efikasi diri. Berdasarkan hasil perhitungan SPSS dengan mengukur validitas dan reliabilitas variabel self-eficacy (ED) (X3), ditentukan bahwa satu dari delapan soal dinyatakan tidak valid atau tidak dapat dijadikan soal. menjadi pertanyaan pada penelitian selanjutnya yaitu ED3, hal ini disebabkan karena nilai korelasi lebih kecil dari r tabel dilihat dari df=n-2= 30 -2=.

Berdasarkan hasil output perhitungan SPSS dengan mengukur validitas dan reliabilitas variabel locus of control (LOC) (X4), diketahui bahwa dari 8 soal, terdapat 2 soal yang dinyatakan valid atau tidak dapat digunakan. bukan. pertanyaan pada penelitian selanjutnya yaitu LOC2 dan LOC6, hal ini dikarenakan nilai korelasinya lebih kecil dari r tabel dilihat dari df = n yaitu 0,257 dan 194. Proses pengembangan perangkat pendidikan kewirausahaan diawali dengan penyiapan perangkat berupa penyebaran angket dengan model skala likert 1-5 mengacu pada model indikator variabel pendidikan kewirausahaan. Berdasarkan hasil output perhitungan SPSS dengan mengukur validitas dan reliabilitas variabel pendidikan kewirausahaan (PK) (X5), diketahui bahwa dari 7 soal, terdapat 1 soal yang dinyatakan valid atau tidak sebagai soal di penelitian selanjutnya yaitu PK7 hal ini dikarenakan nilai korelasi lebih tinggi lebih kecil dari r tabel dilihat dari df = n yaitu 0,202.

Berdasarkan hasil keluaran perhitungan SPSS yang mengukur validitas dan reliabilitas variabel Disaster Quotient (AQ) (X6), diketahui bahwa dari 5 soal, tidak ada soal yang dinyatakan valid dan dapat dijadikan sebagai acuan. pertanyaan. dalam penelitian lebih lanjut.

Tabel III. 2
Tabel III. 2

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Hasil Responden .1 Deskripsi Responden

24 orang mahasiswa Manajemen Pemasaran, 33 orang mahasiswa S1 Pendidikan Ekonomi, 29 orang mahasiswa program Sarjana Pendidikan Bisnis dan terakhir 18 orang mahasiswa Diploma 3 Sekretaris. Berdasarkan tabel IV.2, jenis kelamin responden digambarkan sebagai berikut: laki-laki sebanyak 87 orang dan perempuan sebanyak 93 orang. Berdasarkan Tabel IV.3, tempat tinggal responden digambarkan sebagai berikut: 13 orang pelajar yang tinggal di wilayah Jakarta.

Tabel IV. 2
Tabel IV. 2

Deskripsi Analisis Variabel 4.2.1 Uji Normalitas

  • Analisis Regresi Berganda
  • Uji Hipotesis

Berdasarkan hasil perhitungan normalitas dengan SPSS menjelaskan bahwa normalitas suatu variabel diuji dengan melihat nilai residu seluruh variabel sehingga dapat disimpulkan bahwa semua data normal karena mempunyai nilai signifikansi lebih besar dari 0,05 . , yaitu 0,934. Uji koefisien regresi parsial (uji t) dilakukan untuk mengetahui apakah variabel independen mempunyai pengaruh nyata terhadap variabel dependen dengan kriteria nilai thitung harus lebih besar dari nilai ttabel. Berdasarkan hasil uji t diperoleh nilai t hitung masing-masing variabel independen lebih besar dibandingkan dengan nilai t tabel.

Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak, sehingga variabel independen yaitu norma subjektif, sikap, efikasi diri, locus of control, pendidikan kewirausahaan dan adversity quotient masing-masing berpengaruh secara parsial terhadap variabel dependen yaitu niat berwirausaha. Pengujian ini dilakukan untuk melihat seberapa besar persentase pengaruh variabel independen yaitu norma subyektif (X1), sikap (X2), efikasi diri (X3), locus of control (X4), pendidikan kewirausahaan (X5) dan adversity quotient ( X6) pada variabel terikatnya adalah niat berwirausaha (Y). Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai R Square (R2) sebesar 0,658 hal ini menunjukkan adanya pengaruh dari variabel bebas yaitu norma subyektif (X1), sikap (X2), efikasi diri (X3), locus of control (X4) , pendidikan kewirausahaan (X5) ) dan adversity quotient (X6) untuk variabel dependen yaitu niat berwirausaha (Y) sebesar 65,8%.

Tabel IV. 5
Tabel IV. 5

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Implikasi

Saran

DAFTAR PUSTAKA

34; Hubungan antara sikap dan norma subjektif: menguji teori tindakan beralasan lintas budaya. “Ilmu Komunikasi 51, No. Rr Ponco Dewi K dan Agus Wibowo, Hubungan Antara Kreativitas, Efektivitas Diri, dan Niat Berwirausaha Pada Mahasiswa, Vol.5 No.2, 2017.

Gambar

Tabel III. 2
Tabel III. 3
Tabel III. 4
Tabel III. 5
+7

Referensi

Dokumen terkait

125 Authors retain copyright and grant the journal right of first publication with the work simultaneously licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License