• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB II "

Copied!
55
0
0

Teks penuh

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan sebaik-baiknya. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat yang harus dipenuhi untuk menyelesaikan program studi di Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Makassar. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna, tidak lepas dari kesalahan dan kekurangan baik dalam penulisan maupun perhitungan.

Abdul Hafid, M.T., sebagai Inspektur I dan Bpk. Andi Faharuddin, ST, M.T., selaku Pembimbing II yang banyak menghabiskan waktu membimbing kami. Bapak dan Ibu Dosen serta pegawai Fakultas Teknik yang telah senantiasa mendidik dan melayani penulis selama proses belajar mengajar di Universitas Muhammadiyah Makassar. Saudara-saudaraku sekalian, teman-teman fakultas teknik khususnya angkatan 2016 yang atas persahabatan dan persaudaraannya banyak membantu dalam penyusunan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa penyusunan ijazah skripsi ini masih mempunyai banyak kekurangan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran demi perbaikan ijazah skripsi ini. Ringkasan; Irsan Ibrahim, Idham Djaya Gandah; (2021); Penelitian tahun pertama ditujukan pada perancangan dan implementasi prototipe sistem tenaga pendingin ruangan (AC) pada kabin mobil penumpang yang memanfaatkan listrik dari solar photovoltaic (PLTS-FV). Akibat rangkaian proses tersebut, saat pemilik mobil tiba, suhu di dalam kabin sudah berada pada suhu termal yang relatif nyaman bagi penumpang.

Sebaliknya, ketika kunci kontak diputar ke posisi OFF (sebelum keluar dari mobil), catu daya langsung beralih kembali dari BU ke BC.

PENDAHULUAN

Salah satu permasalahan pada pendinginan kabin mobil adalah ketika mobil diparkir di area terbuka yang terkena sinar matahari. Energi yang dibutuhkan untuk mendinginkan kabin erat kaitannya dengan suhu maksimum kabin mobil, yang biasanya terjadi saat mobil berada di bawah sinar matahari [IEEE-USA Energy Policy Committee, 2013]. Secara konvensional, energi matahari digunakan untuk sistem pembangkit listrik dengan cara mengubah langsung intensitas sinar matahari menjadi listrik, yang dikenal dengan sistem fotovoltaik.

Selain digunakan pada penggunaan AC, energi listrik yang dihasilkan oleh fotovoltaik juga dapat digunakan untuk menggerakkan sistem instrumentasi suhu kabin mobil dimana sistem ini berfungsi untuk mengontrol suhu di dalam kabin mobil sehingga dapat menjaga suhu di dalam kabin mobil meskipun itu di bawah sinar matahari langsung. Dari uraian di atas terlihat adanya permasalahan yang dialami oleh pengguna mobil, seperti meningkatnya suhu di dalam kabin mobil saat terkena sinar matahari langsung sehingga menyebabkan ketidaknyamanan bagi pengguna mobil ketika ingin masuk ke dalam mobil setelah berada di dalam mobil. mobil. matahari dalam waktu yang lama. Oleh karena itu peneliti ingin melakukan penelitian untuk mengatasi hal tersebut dengan judul penelitian SISTEM INSTRUMENTASI SUHU KABIN MOBIL.

Besaran dan distribusi suhu pada kabin mobil, setelah kabin dipanaskan dalam selang waktu tertentu, baik dalam kondisi cerah maupun berawan. Suhu kabin menjadi lebih tinggi setelah sistem Electric Drive Power Window ((EDpoW) diaktifkan, baik pada cuaca cerah maupun mendung.

TINJAUN PUSTAKA

Sistem PLTS-FV

  • Sistem PLTS-FV Terkoneksi- Grid
    • Konfigurasi PLTS-FV terkoneksi grid
  • Sistem PLTS-FV Berdiri-Sendiri

Bangunan yang mempunyai dua sumber paralel, biasanya satu dari PLTS-FV dan satu lagi dari jaringan listrik. Jika PLTS-FV menyuplai energi melebihi kebutuhan gedung, kelebihan listrik tersebut akan diekspor ke jaringan listrik. Ketika tidak ada sinar matahari untuk menghasilkan listrik (di malam hari), jaringan listrik akan memasok kebutuhan energi gedung.

Sistem ini merupakan cara efektif untuk mengurangi ketergantungan kita pada perusahaan listrik, meningkatkan produksi energi terbarukan dan menyelamatkan lingkungan. Saat ini, sistem seperti itu biasanya dipasang di daerah terpencil yang jaringan listriknya jauh, seperti desa atau pulau. Biasanya juga dipasang di kota-kota ketika ada situasi yang sangat rumit atau ketika biaya penyambungan sangat mahal.

Sistem PLTS-FV memerlukan baterai isi ulang siklus dalam seperti: asam timbal (lead acid), nikel kadmium, atau litium-ion, untuk menyimpan listrik untuk digunakan pada kondisi di mana keluaran dari PLTS-FV sedikit atau tidak ada sama sekali, seperti misalnya EG pada malam hari. Beberapa komponen dasar antara lain, MCB, relay, relay beban berlebih termal (thermal relay), kontaktor magnetik dll. Relai termal (Gambar 2.3.c), merupakan relai beban lebih, yaitu relai peka panas, membuka kontaknya ketika arus motor/beban melebihi nilai pengaturan.

Secara umum sistem alarm mobil terdiri dari: alarm otak, alarm (serine/speaker atau lampu) dan sensor tegangan (sensor pintu). Ini adalah komponen sederhana yang menggunakan sinyal gelombang radio untuk mengirimkan instruksi ke otak atau komputer. Jika terjadi semacam penurunan tegangan, sinyal akan dikirim ke otak untuk mengaktifkan sirene.

Gambar 2.2. Konfigurasi PLTS-FV Berdiri-Sendiri
Gambar 2.2. Konfigurasi PLTS-FV Berdiri-Sendiri

Accu

Oleh karena itu, jika muatannya habis, sel primer tidak dapat diisi ulang dan memerlukan penggantian reaktan (sel kering). Larutan elektrolit ditempatkan pada wadah Accu atau wadah yang terbuat dari bahan ebonit atau kaca. Kedua pelat tersebut terbuat dari timbal (Pb) dan ketika beban pertama diterapkan, lapisan timbal dioksida (Pb02) terbentuk pada pelat positif.

Sedangkan baterai kering merupakan jenis baterai yang tidak menggunakan cairan, mirip dengan baterai ponsel. Dalam Accu terdapat batasan minimum dan maksimum ketinggian permukaan air Accu untuk setiap selnya. Kualitas pelat sangat menentukan kualitas sebuah Accu, pelat ini terdiri dari rangka yang terbuat dari paduan timbal antimon yang diisi dengan suatu bahan.

Di antara pelat positif dan pelat negatif, dimasukkan lembaran pemisah yang terbuat dari serat selulosa yang diperkuat dengan resin. Baterai yang lebih besar akan tetap menunjukkan tegangan yang sama dengan baterai yang kecil alias (tidak masalah), namun baterai dengan ampere dua kali lipat tentu akan menyimpan listrik dua kali lebih banyak bahkan dalam keadaan yang sama yaitu 50% penuh, misalnya. Kapasitas baterai menggambarkan jumlah energi maksimum yang dapat dilepaskan dari baterai dalam kondisi tertentu.

Satuan kapasitas baterai sering dinyatakan dalam ampere-jam, yang didefinisikan sebagai waktu dalam jam yang diperlukan baterai untuk terus menerus mengalirkan arus atau nilai pengosongan pada tegangan pengenal baterai (Anda Andycka S. & Brahmana, K., 2014). Cara ini cocok untuk baterai baru, namun bila baterai digunakan dalam waktu lama dan kapasitas baterai turun, perubahan tegangan rangkaian terbuka tidak dapat mencerminkan keadaan kapasitas sebenarnya. Sel surya atau panel surya merupakan komponen elektronik yang mengubah energi matahari menjadi listrik.

Modul surya terdiri dari sejumlah sel surya yang dapat disusun secara seri atau paralel. Sel surya menjadi populer akhir-akhir ini, terlepas dari semakin menipisnya cadangan energi fosil dan isu pemanasan global. Sel surya biasanya memiliki ketebalan 0,3 mm dan terbuat dari wafer bahan semikonduktor dengan kutub dan kutub (+).

Untuk mendapatkan daya yang lebih besar, Anda dapat menyambungkan sel surya secara seri atau paralel, tergantung jenis penggunaannya. Sel surya memanfaatkan efek fotovoltaik, yaitu efek yang dapat mengubah sinar matahari menjadi energi listrik secara langsung.

Gambar 2.6. Plat Sel Accu
Gambar 2.6. Plat Sel Accu

METODE PENELITIAN

Waktu dan Tempat Penelitian

  • Data temperatur kabin sebelum pembukaan kaca jendela 2. Data temperatur kabin sebelum penutupan kaca jendela

Seperti yang umumnya terjadi pada pembuatan peralatan lainnya, dengan merealisasikan pembuatan sistem instrumentasi suhu kabin, hal tersebut dilakukan. Tahap perancangan ini sangat penting karena menjadi landasan (fondasi) dari proses perancangan alat ini. Pengontrol surya mengatur fungsi pengisian baterai dan melepaskan daya dari baterai ke beban.

Panel surya berfungsi mengubah atau mengubah radiasi matahari menjadi energi listrik dan sebagai sumber bantuan energi pada mobil.

Gambar 3.1 skema penelitian
Gambar 3.1 skema penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN

  • Keyamanan termal
  • Baterai
  • Perhitungan Kabin Mobil
  • Hasil Pengujian

Tujuan lain dari penelitian ini adalah sistem menyalakan AC dari jarak jauh – ketika orang berjalan menuju mobil – sehingga penumpang dapat langsung masuk ke dalam mobil setibanya di sana. Artinya, penumpang mobil biasanya enggan langsung masuk ke dalam mobil karena panasnya kabin. Oleh karena itu, cara yang (biasanya) dilakukan pengguna mobil adalah dengan menyalakan mobil dan AC, sehingga penumpang harus menunggu beberapa saat di luar mobil, hingga suhu di dalam kabin cukup dingin dan kondusif untuk masuk.

Berdasarkan fakta tersebut, penelitian ini akan memberikan solusi yang sangat baik untuk mengurangi limbah bahan bakar dengan menggunakan sumber energi terbarukan, berupa energi surya. Pada saat yang sama, penelitian tersebut juga akan menghilangkan waktu tunggu penumpang untuk masuk ke dalam mobil, karena proses pendinginan kabin sudah dimulai saat penumpang berjalan menuju mobil. Pada penelitian ini digunakan 3 buah baterai yang dihubungkan secara seri, masing-masing baterai berkapasitas 12 Ah dan tegangan 12 V.

Kabin mobil terbentuk dari empat bentuk ruang yaitu balok I, balok II, prisma segitiga, dan prisma trapesium. 31 Bentuk segitiga pada Gambar 4.4 adalah prisma segitiga yang alasnya berbentuk persegi panjang dengan tinggi prisma 1 m. 33 Bentuk geometri pada Gambar 4.5 adalah prisma berbentuk trapesium yang tinggi trapesiumnya 1 m.

Volume kabin merupakan penjumlahan volume balok 1, balok 2, prisma segitiga, dan prisma trapesium. Dari Tabel 4.1 analisa suhu kabin dilakukan selama 4 jam mulai pukul 08.00 hingga pukul 17.00 dan perubahan suhu maksimum terjadi pada pukul 13.45 yaitu 46,7 ºC di dalam kabin dan 42,1 ºC di luar kabin. mengatakan mobil yang diparkir terkena sinar matahari langsung selama 3 jam dengan suhu di atas zona nyaman termal kabin.

Gambar 4.2. Volume Bangun Ruang I
Gambar 4.2. Volume Bangun Ruang I

Hasil pengujian rata-rata perubahan temperatur maksimum didalam dan diluar

38 14:00 2,8 derajat Celcius di dalam dan 4 derajat Celcius di luar setelah kaca pintu mobil dibuka 5 cm.

PENUTUP A. Kesimpulan

Saran

DAFTAR PUSTAKA

Gambar

Gambar 2.2. Konfigurasi PLTS-FV Berdiri-Sendiri
Gambar 2.4. Sistem Alaram Mobil Gambar. 2.3 Beberapa Komponen Dasar Kendali
Gambar 2.6. Plat Sel Accu
Gambar 3.1 skema penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kemahasiswaan FIA UB Jam Kerja Adapun nama-nama yang terdaftar pada wisuda periode Xll bisa dicek pada web FIA di file pengumuman : "Daftar Nama Peserta Wisuda Periode Xll"..