Dalam perbaikan pengelolaan sampah di daerahnya, masyarakat dapat memberikan saran, usulan dan pendapat. Berdasarkan prosedur teknis operasional pengelolaan sampah kota, sumber sampahnya adalah serasah daun organik, sisa tanaman dan sisa makanan, serta sampah anorganik seperti plastik dan sampah bahan beracun rumah tangga yang berbahaya atau B3. Dalam pengelolaan sampah terdapat sifat-sifat sampah yang mempunyai komponen-komponen, dimana sifat-sifat sampah dibedakan menjadi 2 menurut sifatnya, yaitu:
Pengelolaan sampah menurut Sodikin pada tahun 2015 meliputi pengumpulan, pengangkutan, pembuangan, pembuangan dan insinerasi (proses pembakaran sampah). Hierarki pengelolaan sampah merupakan sebuah konsep yang dapat memandu pengembangan strategi pengelolaan sampah untuk mengurangi konsumsi sumber daya dan melindungi lingkungan. Terdapat teknik pengelolaan sampah berdasarkan prosedur teknis operasional pengelolaan sampah kota yang dijelaskan dalam SNI 19-2454 Tahun 2002, yaitu:
Pengelolaan sampah terdiri dari pengumpulan sampah, pengangkutan sampah, pembuangan sampah, pembuangan sampah di TPA dan proses pembakaran (waste incineration process). Tchobanoglous, dkk. pengelolaan sampah yaitu mengurangi tumpukan sampah pada sumbernya, mendaur ulang, mengubah sampah menjadi energi dan menimbun Kodoatia. Menurut Kodoatie, Robert J pada tahun 2003, sistem pengelolaan sampah mempunyai komponen-komponen yang saling berinteraksi sehingga dapat mencapai tujuan kota menjadi kota bersih, kota sehat dan kota tertib.
Prosedur teknis operasional pengelolaan sampah perkotaan atau dalam SNI 19-2454 Tahun 2002 terdapat teknik operasional pengelolaan sampah yang terdiri dari 2.6.1 Wadah sampah.
Pengumpulan Sampah A. Pola Pengumpulan Sampah
Lembaga kebersihan kota, LSM, swasta dan masyarakat (RT/RW) merupakan pelaksana pengumpulan sampah. Sampah dapat dikumpulkan oleh pihak-pihak yang berkepentingan sesuai dengan jenis sampah yang dipisahkan dan mempunyai nilai ekonomis dalam waktu yang disepakati antara petugas pengumpul sampah dan masyarakat penghasil sampah. Transfer penyimpanan Tipe I memiliki titik transfer terpusat, dan transfer penyimpanan Tipe II atau III memiliki titik transfer terdistribusi.
Pemilahan dilakukan secara manual di titik pemindahan oleh petugas kebersihan, kemudian sampah diambil dengan alat pengumpul sampah.
Pengangkutan Sampah A. Pola Penanganan
Sistem kontainer (transfer tipe III) untuk pengumpulan sampah mempunyai pola pengangkutan sebagai berikut. a) Sistem pengosongan kontainer dengan pola pengangkutan sebagai berikut. Pengangkutan sampah hanya dilakukan terhadap sampah kering yang mempunyai nilai ekonomis dan dilaksanakan sesuai jadwal yang telah disepakati.
Pengolahan
Pembuangan Akhir A. Persyaratan
Faktor Yang Mempengaruhi Sistem Pengelolaan Persampahan
Penjelasan visi Dinas Lingkungan Hidup Kota Balikpapan Tahun 2016-2021 yaitu dalam upaya sistematis dan terpadu untuk menjaga kelestarian dan mencegah pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan hidup. Peningkatan pengelolaan sampah mencakup indikator kinerja pengangkutan sampah ke TPA dan pengelolaan sampah dari sumbernya. Hal ini menjadikan Kota Balikpapan untuk ketiga kalinya menjadi Kota Percontohan Nasional dalam pengelolaan sampah 3R.
Metode pengelolaan 3R yang dilakukan Dinas Lingkungan Hidup dinilai cukup berhasil karena mampu mengurangi jumlah sampah di Kota Balikpapan dan dalam pengelolaan sampah. Kendala yang dihadapi Pemerintah Kota Balikpapan adalah dalam pengelolaan sampah, masyarakat membuang sampahnya ke TPS pada waktu yang tidak tepat untuk dibuang. Sehingga ada usulan untuk mengubah waktu pembuangan sampah dari tadi antara pukul 18.00 hingga pukul 06.00 menjadi pukul 18.00 hingga pukul 23.00.
Dasar Penyusunan Strategi Sistem Pengelolaan Persampahan
Benar dalam penerapan konsep 3R Reuse dengan strategi penanganan untuk dapat menggunakan kembali sampah yang masih dapat digunakan kembali atau masih layak digunakan dengan fungsi lainnya. Dalam konsep Reduce dengan strategi menghadapi pengurangan sampah yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari. Dan konsep Recycle mempunyai strategi untuk dapat mendaur ulang sampah yang masih dapat dimanfaatkan kembali untuk fungsi lainnya.
Penelitian Mohammad Debby Rizani dan Surjono (2016) tentang strategi sampah di kota Mojokerta, sebelumnya diketahui bahwa kondisi pengolahan sampah hasil SWOT berupa pengurangan sampah dari sumbernya tidak maksimal, pengelolaan sampah tidak optimal. pemulihan biaya, lemahnya penegakan hukum, pengelolaan sampah yang tidak terintegrasi, kurangnya kesadaran dan kampanye masyarakat, bertambahnya jumlah penduduk, ketersediaan sarana dan prasarana persampahan, adanya lembaga pengelolaan sampah, adanya peraturan persampahan, pendanaan pengelolaan sampah dari APBD kota . Sehingga dapat dirumuskan strategi pengurangan sampah di Kota Mojokerto secara bertahap dan berkesinambungan berupa: Pengurangan sampah dimulai dari sumbernya dengan menerapkan 3R pada skala rumah tangga berupa pemilahan sampah organik dan anorganik serta kompos di lingkungan keluarga. tingkat, penerapan 3R skala regional dengan pengembangan TPST.
Dengan mengurangi sampah dalam skala kota dengan mengolah sampah secara optimal di TPA berupa pemilahan barang-barang yang dapat digunakan, pembuatan kompos dan pembuatan briket sampah, maka TPA hanya diperuntukkan bagi sampah-sampah yang sudah tidak dapat diolah lagi dengan sistem Sanitary Landfill. Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33 Tahun 2010 tentang pedoman pengelolaan sampah, peran masyarakat dalam pengelolaan sampah harus ditingkatkan, seperti menjaga kebersihan dan aktif dalam kegiatan pengelolaan sampah. Selain itu, dalam upaya perbaikan pengelolaan sampah, masyarakat harus didorong untuk menyediakan media komunikasi, aktif dan bertanggung jawab dalam pengelolaan sampah.
Penelitian Jailan mengenai sistem pengelolaan sampah dan upaya pengelolaan sampah di Kelurahan Dufa-dufa Kota Ternate, dimana penelitian ini menunjukkan bahwa pengelolaan sampah di Kota Ternate mempunyai faktor-faktor yang mempengaruhi sistem pengelolaan sampah yaitu sikap dan perilaku masyarakat, penumpukan sampah dan karakteristik, serta sarana dan prasarana. Secara kelembagaan, program ini dapat mengimplementasikan kesesuaian visi dan misi dengan kondisi, peran kecamatan dalam pengembangan masyarakat, dukungan pemangku kepentingan dalam pengelolaan sampah terpadu dan platform komunikasi.
Penelitian Terdahulu
Dalam penelitian ini metode analisis yang digunakan adalah reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan/verifikasi. Zulhan Khalid 2018 Penelitian Evaluasi Kinerja Pengelolaan Sampah di Desa Bonto-Bontoa Kecamatan Somba Opu Kabupaten Gowa. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana kinerja pengelolaan sampah yang diwujudkan oleh Dinas Lingkungan Hidup sebagai lembaga yang menangani permasalahan sampah.
Sistem pengelolaan sampah masih belum berfungsi maksimal dan Pemerintah Kota Tanjung masih terus membuat kebijakan dalam sistem pengelolaan sampah. Sintesis literatur dalam proposal ini didasarkan pada tinjauan teori yang telah dilakukan, Sintesis literatur dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tahun 2002,