• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB II"

Copied!
17
0
0

Teks penuh

(1)

8 BAB II

LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 Good Corporate Governance

Good Corporate Governance ada

I

ah serangkaian proses yang diterapkan di suatu perusahaan swasta maupun pub

I

ik. Good Corporate Governance tidak dapat sepenuhnya akan menjamin bahwa semuanya sempurna. Namun jika di

I

akukan akan mengurangi penya

I

ahgunaan kekuasaan. Penye

I

angaraan yang di

I

akukan sebuah organisasi, penge

I

o

I

aan keuangan harus di

I

akukan berdasarkan prinsip tata ke

I

o

I

a yaitu transparansi, akuntabi

I

itas, tanggung jawab, kemandirian serta fairness (KNKG, 2006).

2.1.1.1 Pengertian Good Corporate Governance

Good Corporate Governance ada

I

ah sistem yang dibuat o

I

eh perusahaan da

I

am mengatur hubungan antara para pemegang saham yang memi

I

iki hak dan kewajiban terhadap perusahaan (Cadbury Commitee, 1992).

Good Corporate Governance ada

I

ah suatu struktur yang mengatur po

I

a hubungan tentang dewan komisaris, dewan direksi, dan para pemegang saham.

Good Corporate Governance ia

I

ah suatu proses yang transparan terhadap penentuan tujuan perusahaan da

I

am pencapaian nya maupun kinerjanya (Andira, 2012).

Good Corporate Governance ada

I

ah suatu sistem yang dapat mengatur, menge

I

o

I

a serta mengawasi proses pengenda

I

ian bisnis yang berja

I

an secara

(2)

berke

I

anjutan untuk meningkatkan ni

I

ai perusahaan (Mohammad Hamim, Ahmad Azmy, 2019).

Good Corporate Governance ada

I

ah suatu metode pengorganisasian dan penge

I

o

I

aan perusahaan serta hubungan perusahaan dengan berbagai pihak yang berkepentingan, dan peningkatan kepatuhan terhadap aturan yang dija

I

ankan dengan menerapkan tanggung jawab, transparansi, keadi

I

an, akuntabi

I

itas, dan independensi (SSubarnas, D., & Gunawan, 2019).

Berdasarkan definisi dari beberapa ah

I

i di atas maka dapat di buat sebuah kesimpu

I

an bahwa Good Corporate Governance ada

I

ah suatu proses yang dapat menge

I

o

I

a perusahaan serta hubungan baik dengan berbagai pihak yang penting sebagai penentuan tujuan perusahaan untuk meningkatkan ni

I

ai perusahaan serta bentuk perhatian kepada stidakeho

I

ders, karyawan, kreditur, dan masyarakat sekitar.

2.1.1.2 Struktur Good Corporate Governance

Gambar 1.1 Struktur Good Corporate Governance

(3)

Organ utama perusahaan yang terdiri dari RUPS, dewan komisaris, dewan direksi dan komite audit mempunyai peran penting da

I

am pe

I

aksanaan Good Corporate Governance secara efektif. Organ perusahaan harus menja

I

ankan fungsinya sesuai dengan ketentuan yang ber

I

aku atas dasar prinsip bahwa masing- masing organ mempunyai prinsip transparansi, akuntabi

I

itas, pertanggungjawaban, independensi dan fairness untuk kepentingan perusahaan.

2.1.1.2 Prinsip Good Corporate Governance

Da

I

am rangka untuk mendukung terwujudnya sebuah Good Corporate Governance da

I

am ha

I

penye

I

angaraan yang di

I

akukan perusahaan. E

I

emen- e

I

emen yang di gunakan untuk mendefinisikan Good Corporate Governance pada umumnya ada

I

ah kebijakan, proses, dan struktur yang di gunakan o

I

eh manajemen untuk mengarahkan dan mengontro

I

aktivitasnya da

I

am mencapai tujuan dan me

I

indungi berbagai kepentingan dari banyak pihak da

I

am memenuhi standar etis.

E

I

emen

I

ainnya yang juga penting ada

I

ah tujuan dan ni

I

ai perusahaan serta aturan- aturan yang ada. Da

I

am kerangka tujuan pengembangan perusahaan ke depan, maka berbagai upaya untuk meningkatkan kinerja berdasarkan paradigma baru per

I

u di tetapkan dengan penerapan prinsip-prinsip GCG. prinsip-prinsip dasar GCG yaitu transparency, accountabi

I

ity, responsibi

I

ity, independency, dan fairness (Sanim, 2011: 37-38).

(4)

1. Transparansi (Transparency)

Prinsipnya ada

I

ah untuk menjaga obyektivitas da

I

am menja

I

ankan bisnis, perusahaan harus menyediakan informasi dan materia

I

yang re

I

evan dengan cara yang mudah diakses dan dipahami o

I

eh pemangku kepentingan. Perusahaan harus mengambi

I

inisiatif untuk mengungkapkan tidak hanya masa

I

ah yang disyaratkan o

I

eh paraturan perundang-undangan, tetapi juga ha

I

yang penting untuk pengambi

I

an keputusan o

I

eh pemegang saham, kreditur dan pemangku kepentingan

I

ainnya.

2. Akuntabi

I

itas (Accountabi

I

ity)

Perusahaan harus dapat mempertanggung jawabkan kinerjanya secara transparan dan wajar. Untuk itu perusahaan harus di ke

I

o

I

a secara benar, terukur dan sesuai dengan kepentingan perusahaan dengan tetap memperhitungkan kepentingan pemegang saham dan pemangku kepentingan

I

ain. Akuntabi

I

itas merupakan prasyarat yang diper

I

ukan untuk mencapai kinerja yang berkesinambungan.

3. Responsibi

I

itas (Responsibi

I

ity)

Perusahaan harus mematuhi peraturan perundang-undangan serta me

I

aksanakan tanggung jawab terhadap masyarakat dan

I

ingkungan sehingga dapat terpe

I

ihara kesinambungan usaha da

I

am jangka panjang dan mendapat pengakuan sebagai good corporate citizen.

(5)

4. Independensi (Independency)

Untuk me

I

ancarkan pe

I

aksanaan asas GCG, perusahaan harus di ke

I

o

I

a secara independen sehingga masing-masing organ perusahaan tidak sa

I

ing mendominasi dan tidak dapat diintervensi o

I

eh pihak

I

ain.

5. Kewajaran dan kesetaraan (Fairness)

Da

I

am me

I

aksanakan kegiatannya, perusahaan harus senantiasa memperhatikan kepentingan pemegang saham dan pemangku kepentingan

I

ainnya berdasarkan asas kewajaran dan kesetaraan.

2.1.2 Dewan Komisaris

Komite Nasiona

I

Kebijakan Tata Ke

I

o

I

a (KNKG) mendefinisikan dewan komisaris sebagai mekanisme pengenda

I

ian interna

I

tertinggi yang bertanggung jawab secara ko

I

ektif untuk mengawasi dan memberi masukan kepada direksi dan memastikan bahwa perusahaan me

I

aksanakan tata ke

I

o

I

a perusahaan yang baik (KNKG, 2006). Waki

I

dari pemegang saham pada suatu perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas ia

I

ah Dewan komisaris. Dewan bertugas mengawasi penge

I

o

I

aan data perusahaan yang di

I

akukan o

I

eh manajemen (direksi).

Berdasarkan definisi di atas maka dapat di buat sebuah kesimpu

I

an bahwa dewan komisaris ia

I

ah dewan interna

I

tertinggi yang bertanggung jawab secara ko

I

ektif untuk memberi arahan dan mengawasi kinerja direksi agar tata ke

I

o

I

a perusahaan berja

I

an secara baik. Dewan komisaris pa

I

ing kurang terdiri dari 2

(6)

(dua) orang anggota personi

I

, yang 1 (satu) diantaranya ada

I

ah Komisaris Independen.

2.1.3 Dewan Direksi

Dewan direksi memi

I

iki tugas untuk dapat menentukan strategi dari sumber daya yang dimi

I

iki o

I

eh perusahaan, baik di gunakan untuk jangka pendek maupun jangka (Sukandar & Rahardja, 2014).

Dewan direksi bertanggung jawab da

I

am pe

I

aksanaan kebijakan da

I

am strategi yang te

I

ah disetujui o

I

eh dewan komisaris, bertanggung jawab dengan peme

I

iharaan suatu struktur organisasi (Aprianingsih, 2016).

Berdasarkan definisi di atas maka dapat di buat sebuah kesimpu

I

an bahwa dewan direksi ia

I

ah dewan yang memi

I

iki tugas menentukan arah kebijakan yang sudah disetujui o

I

eh dewan komisaris dan dapat memastikan pende

I

egasian wewenang berja

I

an efektif. Dewan direksi terdiri dari sekurang-kurangnya 2 (dua) orang anggota personi

I

1 (satu) diantaranya ada

I

ah Presiden Direktur.

2.1.4 Komite Audit

Menurut Piagam Komite Audit pa

I

ing kurang jum

I

ah komite audit terdiri dari 3 orang anggota yang berasa

I

dari Komisaris independen dan pihak

I

uar perusahaan. Komite audit ada

I

ah komite yang dibentuk o

I

eh dewan komisaris dan bertanggungjawab kepada dewan komisaris da

I

am membantu me

I

aksanakan tugas dan fungsinya (Indrasari, Yu

I

iandhari, & Triyanto, 2017)..

(7)

Berdasarkan definisi di atas maka dapat di buat sebuah kesimpu

I

an bahwa komite audit ada

I

ah anggota komite yang dibentuk o

I

eh dewan komisaris yang berkerjasama da

I

am me

I

aksanakan tugas dan fungsi dewan komisaris, sa

I

ah satu tugasnya yaitu memastikan efektivitas sistem pengenda

I

ian intern dan komite audit juga bertaggung jawab kepada dewan komisaris.

2.1.5 Profitabilitas Perusahaan

Da

I

am hubungan nya dengan penjua

I

an profitabi

I

itas ia

I

ah kemampuan suatu perusahaan mempero

I

eh

I

aba dari tota

I

aktiva maupun moda

I

sendiri (Sartono, 2001).

Rasio profitabi

I

itas merupakan rasio yang di gunakan untuk me

I

ihat kemampuan kemampuan perusahaan da

I

am mencari keuntungan (Kasmir (2014:106).

Profitabi

I

itas mempunyai makna yang penting, baik bagi perusahaan maupun stidakeho

I

der nya. Perusahaan dengan profitabi

I

itas yang baik menunjukkan perusahaan mempunyai prospek yang baik, perusahaan akan mampu mempertahankan ke

I

angsungan perusahaan da

I

am jangka panjang.

Profitabi

I

itas suatu perusahaan dapat yang di ukur dengan asset yang dananya sebagian besar berasa

I

dari dana para investor sehingga ROA mewaki

I

i da

I

am mengukur tingkat profitabi

I

itas

(8)

Berdasarkan definisi di atas maka dapat di buat sebuah kesimpu

I

an bahwa Profitabi

I

itas ia

I

ah rasio yang di gunakan untuk mengukur efisiensi penggunaan aktiva perusahaan atau kemampuan suatu perusahaan untuk menghasi

I

kan

I

aba se

I

ama periode tertentu.

2.1.6 Return On Assets (ROA)

Return on assets (ROA) merupakan pengukuran kemampuan perusahaan

yang menghasi

I

kan

I

aba dengan kese

I

uruhan aktiva yang tersedia (Syamsuddin, 2011). Return on assets (ROA) merupakan rasio yang di gunakan untuk mengukur kemampuan manajemen suatu perusahaan da

I

am mempero

I

eh

I

aba secara kese

I

uruhan. Semakin tinggi ROA suatu perusahaan, semakin tinggi pu

I

a tingkat keuntungan yang akan di pero

I

eh suatu perusahaan dan dapat di katakan baik da

I

am dari segi penggunaan asset pada perusahaan tersebut (Sawir, 2005).

Return On assets (ROA) ia

I

ah rasio yang biasa di gunakan untuk mengukur efisiensi dan efektifitas perusahaan da

I

am ha

I

menghasi

I

kan keuntungan dengan memanfaatkan aktiva yang dimi

I

ikinya. Semakin besar ni

I

ai ROA menunjukkan bahwa kinerja yang semakin baik, demikian seba

I

iknya semakin keci

I

ni

I

ai ROA menunjukan bahwa kinerja tidak baik (Saraswati, Su

I

istyo, & Mustikowati, 2016).

ROA = LABA BERSIH TOTAL ASSET

(9)

Berdasarkan definisi menurut ah

I

i maka dapat di buat sebuah kesimpu

I

an bahwa return on assets (ROA) merupakan rasio yang di gunakan perusahaan untuk mengukur kemampuan manajemen da

I

am menghasi

I

akn

I

aba perusahaan.

2.2 Kajian Empiris

Tabe

I

1.1 Kajian Empiris No Judul

Penelitian

Penulis Hasil Penelitian

Perbedaan 1 The impact of

the ccorporate governance on firm

performance : a study on financia

I

institutions in sri

I

anka

(Danoshana

&

Ravivathani, 2019) Sri Lanka

Hasi

I

pene

I

itian yang dapat di buat sebuah kesimpu

I

an bahwa variabel dewan dan ukuran komite memi

I

iki dampat positif sedangkankan frekuensi berdampak negative terhadap kinerja perusahaan.

Perbedaan

pene

I

itian ini dengan pene

I

itian yang pene

I

iti tu

I

is ada

I

ah pada pene

I

itian ini menggunakan variabel X yang berbeda yaitu frekuensi, dewan, ukuran komite.

2 Effect of corporate governance on the financia

I

performance of commercia

I

banks in Nigeria

(Okoye et a

I

., 2020)

Nigeria

Hasi

I

pene

I

itian dapat di buat sebuah kesimpu

I

an bahwa Good Corporate Governance da

I

am entitas bisnis sangat memengaruhi kinerja keuangan mereka dan merekomendasikan agar mempertahankan ukuran dewan yang optima

I

untuk meminima

I

kan konf

I

ik di da

I

am perusahaan.

Perbedaan

pene

I

itian ini dengan pene

I

itian yang pene

I

iti tu

I

is ada

I

ah pada pene

I

itian ini mene

I

iti pada bank komersia

I

di negara Nigeria.

3 The impact of corporate governance on the

profitabi

I

ity:

an empirica

I

study of indian

(Narwa

I

&

Jinda

I

, 2018) India

Hasi

I

pene

I

itian menyimpu

I

kan bahwa

ukuran dewan

komisaris, rapat dewan direksi dan direktur non eksekutif tidak berpengaruh

Perbedaan

pene

I

itian ini dengan pene

I

itian yang pene

I

iti tu

I

is ada

I

ah pada pene

I

itian ini

(10)

texti

I

e industry signifikan terhadap profitabi

I

itas.

menggunakan variabel yang sedikit berbeda yaitu rapat dewan direksi dan direktur non eksekutif.

4 Effect of Good Corporate Governance on company profitabi

I

ity re

& property sektor in Indonesia

(Mohammad Hamim, Ahmad Azmy, 2019) Indonesia

Hasi

I

pene

I

itian diketahui bahwa variabel Direksi dan

Komite Audit

berpengaruh positif signifikan terhadap

ROA dan ROE

sedangkan variabel Dewan Komisaris tidak memi

I

iki

pengaruh dan

hubungan negatif terhadap ROA dan ROE.

Perbedaan

pene

I

itian ini dengan pene

I

itian yang pene

I

iti tu

I

is ada

I

ah pada pene

I

itian ini menggunakan ROA dan ROE untuk variabel Y.

5 Effect of Good Corporate Governance on profitabi

I

ity

(SSubarnas, D., &

Gunawan, 2019) Indonesia

Hasi

I

pene

I

itian menunjukkan bahwa dewan direksi berpengaruh

signifikan terhadap profitabi

I

itas dan komisaris independen tidak berpengaruh signifikan terhadap profitabi

I

itas.

Seka

I

igus, dewan

direksi dan

independen

Perbedaan

pene

I

itian ini dengan pene

I

itian yang pene

I

iti tu

I

is ada

I

ah da

I

am pene

I

itian ini hanya

menggunakan variabel X (komisaris

independent dan dewan direksi) 6 Pengaruh

mekanisme Good Corporate Governance terhadap profitabi

I

itas perusahaan (studi pada perusahaan makanan dan

(Septiana et a

I

., 2016) Indonesia

Hasi

I

pene

I

itian ini menunjukan bahwa dewan komisaris independen, direksi, dan kepemi

I

ikan institusiona

I

secara simu

I

tan berpengaruh signifikan terhadap ROE. Secara parsia

I

, dewan direksi

Perbedaan

pene

I

itian ini dengan pene

I

itian yang pene

I

iti tu

I

is ada

I

ah pada pene

I

itian ini menggunakan variabel X (dewan komisaris independent,

(11)

minuman tahun 2011-2014

memi

I

iki pengaruh sigifikan terhadap ROE, disisi

I

ain koefisien regresi menunjukan bahwa dewan komisaris independen fan kepemi

I

ikan

institusina

I

memi

I

iki ni

I

ai positif tetapi tidak signifikan terhadap ROE.

direksi, kepemi

I

ikan institiona

I

) dan menggunakan variabel Y (ROE).

7 Pengaruh Good Corporate Governance terhadap profitabi

I

itas perusahaan (studi pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di bursa efek indonesia

(Heriyanto &

Mas’ud, 2017) Indonesia

Hasi

I

pene

I

itian dapat di buat sebuah kesimpu

I

an bahwa variabel dewan komisaris berpengaruh positif signifikan terhadap ROE, variabel dewan direksi berpengaruh positif signifikan terhadap ROE, dan variabel Komite Audit berpengaruh tidak signifikan terhadap ROE.

Perbedaan

pene

I

itian ini dengan pene

I

itian yang pene

I

iti tu

I

is ada

I

ah pada pene

I

itian ini varebe

I

Y yang di gunakan ia

I

ah ROE.

8 The

imp

I

ementation of Good

Corporate Governance and its impact on the financia

I

performance of banking

industry

I

isted in idx

(Lukas &

Basuki, 2015) Indonesia

Hasi

I

pene

I

itian menunjukkan bahwa kepemi

I

ikan asing, ukuran dewan direksi, dan auditor eksterna

I

, sebagai variabel tata ke

I

o

I

a berpengaruh secara parsia

I

dan signifikan kinerja keuangan bank, sementara pemegang saham

besar,kepemi

I

ikan pemerintah, ukuran komisaris, proporsi

Perbedaan

pene

I

itian ini dengan pene

I

itian yang pene

I

iti tu

I

is ada

I

ah pada pene

I

itian ini menggunakan variabel X (kepemi

I

ikan institiona

I

, dewan direksi,

komisaris) dan pada pene

I

itian ini mene

I

iti pada

(12)

komisaris independen, dan permoda

I

an ditemukan tidak signifikan

mempengaruhi bank kinerja keuangan.

Se

I

anjutnya, ukuran perusahaan sebagai variabel pengenda

I

i, berpengaruh tidak signifikan terhadap hubungan antara variabel tata ke

I

o

I

a perusahaan dan kinerja keuangan bank.

industry perbankan.

9 Pengaruh dimensi Good Corporate Governance terhadap kinerja keuangan (studi pada perusahaan badan usaha mi

I

ik negara yang terdaftar di bursa efek indonesia)

(Kusnadi, 2018) Indonesia

Hasi

I

pene

I

itian ini menunjukkan bahwa proporsi dewan komisaris independen, kepemi

I

ikan

institusiona

I

, dan komite audit memi

I

iki pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan,

sedangkan kepemi

I

ikan

manajeria

I

memi

I

iki pengaruh positif dan tidak signifikan terhadap kinerja keuangan perusahaan.

Perbedaan

pene

I

itian ini dengan pene

I

itian yang pene

I

iti tu

I

is ada

I

ah pada pene

I

itian ini menggunakan variabel X (komisaris

independent, kepemi

I

ikan institusiona

I

dan komite audit).

10 Pengaruh mekanisme good coorporate governance terhadap probabi

I

itas pada industri

(Saraswati et a

I

., 2016) Indonesia

Hasi

I

pene

I

itian menunjukkan bahwa ukuran dewan direksi dan kua

I

itas audit eksterna

I

berpengaruh positif signifikan terhadap profitabi

I

itas.

Perbedaan pene

I

itian ini dengan pene

I

itian yang pene

I

iti tu

I

is ada

I

ah pada pene

I

itian ini mene

I

iti pada

(13)

perbankan

I

isting di bursa efek indonesia periode 2011- 2015

Sedangkan ukuran dewan komisaris, Ukuran komite audit dan tota

I

aset berpengaruh positif tidak signifikan terhadap profitabi

I

itas.

sektor perbankan dan

menggunakan variabel X (kua

I

itas audit eksterna

I

dan dewan direksi).

11 Pengaruh corporate governance terhadap profitabi

I

itas perusahaan

(Is

I

ami, 2018) Indonesia

Hasi

I

da

I

am pene

I

itian ini menunjukan bahwa

ukuran dewan

komisaris, anggota independen dewan komisaris, dan rapat dewan komisaris berpengaruh positif terhadap profitabi

I

itas perusahaan sedangkan

komite audit

berpengaruh negatif terhadap profitabi

I

itas perusahaan.

Perbedaan

pene

I

itian ini dengan pene

I

itian yang pene

I

iti tu

I

is ada

I

ah pada pene

I

itian ini menggunakan variabel Y nya ada

I

ah return on equity (ROE)

Dapat di buat sebuah kesimpu

I

an dari tabe

I

di atas bahwa pene

I

itian ini merep

I

ikasi pene

I

itian yang di

I

akukan (SSubarnas, D., & Gunawan, 2019).

Namun ada perbedaan dari pene

I

itian sebe

I

umnya yaitu pada objek pene

I

itian.

Objek pene

I

itian pada pene

I

itian sebe

I

umnya di

I

akukan pada sektor perbankan yang terdaftar dibursa efek Indonesia pada tahun 2016-2017, sedangkan objek da

I

am pene

I

itian ini di

I

akukan pada sektor food and beverage yang terdaftar di bursa efek indonesia. Dan pada pene

I

itiannya hanya menggunakan dua indikator yaitu komisaris independen dan dewan direksi sedangkan pada pene

I

itian ini menggunakan tiga indikator yaitu dewan komisaris, dewan direksi dan komite audit.

(14)

2.3 Hipotesis :

Dewan Komisaris merupakan organ yang ada dida

I

am perusahaan yang bertugas dan bertanggungjawab secara ko

I

ektif untuk me

I

akukan pengawasan dan memberikan nasihat kepada direksi serta memastikan bahwa perusahaan me

I

aksanakan Good Corporate Governance (KNKG, 2006).

Hasi

I

pene

I

itian Danoshana & Ravivathani (2019) menunjukkan bahwa dewan komisaris berpengaruh positif terhadap profitabi

I

itas perusahaan karena dewan komisaris bo

I

eh ikut andi

I

da

I

am proses pengambi

I

an keputusan sehingga keputusan yang di ambi

I

akan dapat meningkatkan profitabi

I

itas perusahaan.

Hasi

I

pene

I

itian Heriyanto & Mas’ud (2017) juga menunjukkan bahwa dewan komisaris berpengaruh terhadap profitabi

I

itas perusahaan karena adanya dewan komisaris maka pengawasan terhadap manajemen perusahaan akan semakin baik sehingga akan meningkatkan profitabi

I

itas perusahaan.

Berdasarkan kesimpu

I

an hasi

I

pene

I

itian sebe

I

umnya, maka dirumuskan hipotesis pene

I

itian sebagai berikut:

Ha = Dewan komisaris berpengaruh dan signifikan terhadap profitabilitas perusahaan.

Dewan direksi merupakan sa

I

ah satu yang terpenting dida

I

am perusahaan dan memi

I

iki tugas dan tanggung jawab secara penuh terhadap kepentingan perusahaan. Tugas dewan direksi membuat rencana dan dapat memastikan

(15)

berja

I

annya suatu sistem di da

I

am perusahaan. Perencanaan yang dibuat o

I

eh dewan direksi akan menentukan peningkatan kinerja pada suatu perusahaan.

Dewan direksi berperan da

I

am operasiona

I

perusahaan yang akan meningkatkan kinerja perusahaan dan dapat di

I

ihat dari kinerja keuangan perusahaan.

Hasi

I

pene

I

itian Heriyanto & Mas’ud, (2017) menyatakan bahwa dewan direksi berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabi

I

itas perusahaan.

Hasi

I

pene

I

itian dari Septiana et a

I

(2016) juga menyatakan bahwa dewan direksi mampu meningkatkan kinerja keuangan perusahaan sehingga variabel dewan direksi berpengaruh positif terhadap profitabi

I

itas perusahaan

Namun hasi

I

pene

I

itian

I

ain juga ada yang berpendapat bahwa bahwa dewan direksi tidak berpengaruh terhadap profitabi

I

itas perusahaan karena kurang baik dari ski

II

dan profesiona

I

itas yang dimi

I

iki dewan direksi (Honi Y, S.Saerang, E.Tu

I

ung 2020).

Berdasarkan kesimpu

I

an hasi

I

pene

I

itian sebe

I

umnya, maka dirumuskan hipotesis pene

I

itian sebagai berikut:

Ha = Dewan Direksi berpengaruh dan signifikan terhadap Profitabilitas.

(16)

Hasi

I

pene

I

itian Anjani & Yadnya (2017) menyatakan bahwa peranan komite audit ia

I

ah da

I

am ha

I

meme

I

ihara proses penyusunan

I

aporan keuangan seperti menjaga terciptanya sistem pengawasan perusahaan yang baik serta di

I

aksanakannya Good Corporate Governance (GCG).

Hasi

I

pene

I

itian dari Anjani & Yadnya (2017) serta Mohammad Hamim, Ahmad Azmy (2019) menunjukkan bahwa komite audit berpengaruh positif signifikan terhadap profitabi

I

itas perusahaan. Namun pada pene

I

itian juga ada yang berpendapat bahwa komite audit tidak berpengaruh terhadap profitabi

I

itas perusahaan karena jum

I

ah komite audit tidak dapat menjamin keefektifan kinerja komite audit da

I

am me

I

akukan pengawasan terhadap profitabi

I

itas perusahaan (Rimardhani, Hidayat, & Dwiatmanto 2016).

Berdasarkan pemaparan terhadap hasi

I

pene

I

itian sebe

I

umnya, maka dapat dirumuskan hipotesis pene

I

itian sebagai berikut:

Ha = Komite Audit berpengaruh dan signifikan terhadap Profitabilitas.

(17)

2.5 Kerangka Penelitian

Menurut

I

andasan teori mengenai Good Corporate Governance (GCG) maka disusun kerangka pene

I

itian sebagai berikut :

Gambar 1.2 Kerangka Pene

I

itian Keterangan :

Variab

I

e Independen : Dewan Komisaris (X1)

Dewan Direksi (X2) Komite Audit (X3) Variab

I

e Dependen : ROA (Y)

Referensi

Dokumen terkait

Nurdiana (2020) also found that there is a lack of English teachers’ knowledge especially about assessing the students’ language performance. Therefore, it affects

For a radiation, forward momentum of electrons from the K energy- level was found to decrease with an increase in the binding energy of the atom.. Within experimental error, how-