BAB II
KAJIAN TEORITIK
2.1 Deskripsi Teoritik
Dalam uraian teoritis ini peneliti akan membahas pustaka yang berhubungan dengan topik atau masalah peneliti. Pustaka yang akan dibahas yaitu mengenai fasilitas kerja dan kepuasan kerja karyawan yang berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Peneliti menggunakan beberapa buku yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti dan juga menggunakan jurnal hasil penelitian yang relevan.
2.2 Kinerja karyawan
2.2.1 Pengertian Kinerja Karyawan
Suatu organisasi didalam sebuah perusahaan tentu saja didirikan karena memiliki tujuan tertentu yang harus dicapai. Dalam mencapai tujuannya sebuah organisasi akan dipengaruhi perilaku organisasi tersebut.
Jika kinerja karyawan baik maka akan mudah bagi perusahaan untuk mewujudkan tujuan tersebut.
Menurut Munawirsyah (2017), kinerja adalah hasil dari kualitas dan kuantitas pekerjaan yang dilakukan oleh karyawan ketika mereka melakukan kegiatan sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepada karyawan tersebut oleh atasannya.
Menurut Oxy Riandika (2018) kinerja merupakan sebuah hasil yang telah dicapai oleh seseorang sesuai dengan ukuran yang berlaku dalam
sebuah pekerjaan yang bersangkutan, dan dapat menyelesaikan tugas dengan tepat waktu sehingga dapat memperoleh target yang diinginkan oleh perusahaan.
2.2.2 Indikator Kinerja Karyawan
Menurut Hendro (2018) kinerja karyawan dapat diukur melalui indikator-indikator sebagai berikut :
1. Kuantitas kerja 2. Kualitas kerja 3. Pemanfaatan waktu 4. Kerjasama
2.2.3 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Karyawan
Menurut Purnawijaya (2019), ada beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja pegawai, yaitu:
1. Variabel individual
Ini mencakup kemampuan dan keterampilan, mental, fisik, dan latar belakang, seperti keluarga, tingkat sosial, usia, asal, dan jenis kelamin.
2. Variabel Organisasi
Ini termasuk sumber daya, kepemimpinan, gaji, struktur organisasi, dan desain pekerjaan.
3. Variabel psikologis
Ini termasuk ide, sikap, kepribadian, siswa, dan motivasi.
2.2.4 Manfaat Penilaian Kinerja
Menurut Wibowo (2017) menyatakan bahwa terdapat tiga manfaat penilaian kinerja adalah sebagai berikut:
1. Sebuah penilaian kinerja yang dilakukan dengan berhati-hati akan membantu dalam memperbaiki kinerja para pekerja sepanjang tahun.
2. Proses adalah penilaian kinerja yang efektif bagian dari manajemen sumber daya manusia yang akan membuat sebuah organisasi didalam perusahaan akan berhasil.
3. Komponen dalam penilaian kinerja merupakan kunci dari sebuah strategi yang kompetitif.
2.3 Fasilitas Kerja
2.3.1 Pengertian Fasilitas Kerja
Fasilitas kerja adalah peralatan yang digunakan untuk memperlancar dan mempermudahkan kegiatan dalam bekerja dan fasilitas juga merupakan sebagai alat pendukung sebagaimana fungsinya sehingga memiliki jangka waktu yang lama dan dapat memberikan manfaat untuk di masa yang akan datang. Semakin baik fasilitas yang diberikan untuk karyawan maka akan dapat meningkatkan kinerja karyawan dalam perusahaan tersebut menurut (Anam & Rahardja, 2017).
Fasilitas kerja merupakan sarana dan prasarana untuk mempermudah aktivitas-aktivitas perusahaan dan juga untuk
mensejahterakan karyawan agar dapat melaksanakan pekerjaannya dengan baik menurut (N. J. Pratiwi et al, 2019).
Dalam sebuah perusahaan untuk mencapai tujuan dibutuhkan fasilitas kerja yang sangat mendukung dalam proses atau kegiatan perusahaan. Fasilitas yang digunakan oleh setiap perusahaan sangat beragam, dengan berbagai bentuk, jenis dan manfaat. Semakin banyak aktivitas perusahaan maka semakin lengkap pula fasilitas penunjang selama aktivitas kerja untuk mencapai suatu tujuan yang diinginkan perusahaan.
Menurut D. Pratiwi (2019) “fasilitas kerja merupakan sebagian dari sarana yang fasilitasi oleh perusahaan untuk mendukung proses jalannya perusahaan dalam mencapai tujuan yang ditetapkan oleh perusahaan.
2.3.2 Indikator Fasilitas Kerja
Menurut Rino Silfa (2015) indikator dari fasilitas kerja adalah sebagai berikut:
1. Jaminan Kesehatan 2. Insentif
3. Kompensasi 4. Jenjang Karir
2.3.3 Jenis - Jenis Fasilitas Kerja
Dalam sebuah perusahaan untuk mencapai suatu tujuan diperlukan alat pendukung yang lengkap dan memadai dalam proses aktivitas yang dilakukan dalam perusahaan tersebut. Menurut Dahlius (2016) jenis-jenis fasilitas kerja terdiri dari:
1. Mesin dan peralatan
Yaitu seluruh peralatan yang digunakan untuk menunjang proses produksi yang ada di dalam perusahaan.
2. Prasarana
Yaitu fasilitas yang digunakan untuk menunjang kegiatan perusahaan antara lain tempat ibadah, toilet, jalan, pagar, dan lain sebagainya.
3. Perlengkapan kantor
Yaitu fasilitas pendukung akan tugas yang diberikan seperti (meja, kursi, lemari, komputer printer dan lainnya).
4. Peralatan inventaris
Yaitu peralatan yang dianggap sebagai alat yang digunakan dalam sebuah perusahaan seperti inventaris kendaraan, kantor, pabrik, gudang dan lainnya.
5. Tanah
Yaitu sebuah aset yang terhampar luas baik yang digunakan di tempat bangunan atau lahan kosong untuk melakukan kegiatan dalam perusahaan tersebut.
6. Bangunan
Yaitu fasilitas yang mendukung aktivitas sentral kegiatan dalam perusahaan utama seperti perkantoran, pabrik dan pergudangan.
7. Alat transportasi
Yaitu semua jenis peralatan yang digunakan dalam membantu aktivitas terlaksananya kegiatan dalam perusahaan seperti (truk,mobil,traktor dan lainnya).
2.3.4 Fungsi Fasilitas Kerja
Terkait dengan ketersediaan fasilitas untuk mendukung kegiatan internal perusahaan. Menurut Munawirsyah (2017), fungsi fasilitas kerja adalah sebagai berikut:
1. Menyederhanakan proses kerja untuk menghemat waktu.
2. Meningkatkan produktivitas, baik berupa barang maupun jasa.
3. Kualitas produk lebih terjamin.
4. Aktivitas lebih mudah.
5. Meningkatkan kenyamanan terhadap yang bersangkutan.
2.4 Kepuasan Kerja
2.4.1 Pengertian Kepuasan Kerja
Kepuasan kerja merupakan dimana seseorang yang bekerja merasa aman nyaman dan damai dalam melakukan suatu kegiatan dalam sebuah perusahaan sehingga mereka dapat berkontribusi untuk perusahaan dan karyawan tersebut memiliki kinerja yang baik maka akan tercapainya tujuan perusahaan tersebut. Karyawan akan merasa puas jika aspek-aspek dalam
2.4.3 Faktor-faktor Kepuasan Kerja
Menurut Dahlius (2016) faktor-faktor yang akan mempengaruhi kepuasan kerja karyawan dapat dibedakan menjadi dua kelompok yaitu:
1. Faktor intrinsik
Yaitu faktor yang berasal dari dalam diri karyawan itu sendiri dan dibawa oleh karyawan sejak mulai bekerja ditempat pekerjaannya.
2. Faktor ekstrinsik
Yaitu berkaitan dengan hal-hal yang berasal dari luar diri karyawan itu sendiri, antara lain kondisi fisik lingkungan kerja, fasilitas kerja dan interaksi dengan karyawan lainnya.
2.4.4 Mengukur Kepuasan Kerja
Menurut Wibowo (2017) menyatakan bahwa cara mengukur penilaian kinerja terdapat tiga cara yaitu sebagai berikut:
1. Rating scales dan kuesioner merupakan pendekatan pengukuran sebuah kepuasan karyawan dalam bekerja yang paling umum dipakai dengan menggunakan kuesioner dimana rating scales secara khusus untuk dipersiapkan.
2. Critical incidents merupakan kejadian dimana menghubungkan pekerjaan yang dirasakan oleh seseorang terutama dalam hal memuaskan atau tidak memuaskan.
3. Interviews merupakan prosedur pengukuran kepuasan kerja dengan melakukan sebuah wawancara dengan tatap muka pada karyawan.
2.5 Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu yang digunakan merupakan sebagai dasar dalam penyusunan dalam sebuah penelitian dan bertujuan untuk mengetahui apakah hasil yang telah dilakukan oleh peneliti terdahulu dan sebagai pembanding dan gambaran untuk mendukung penelitian berikutnya. Kajian yang digunakan adalah mengenai fasilitas kerja dan kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan.
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
No Judul Penelitian Peneliti (Tahun) Model Penelitian
Hasil Penelitian
1 Pengaruh Fasilitas
Kerja dan
Komunikasi Kerja Terhadap Kinerja Tetap CV. Karya Gemilang
Indah Listiyani (2016)
Analisis Regresi Linear, Uji F, dan Uji t
Berdasarkan
pembahasan dan perhitungan analisis data yang penulis ajukan, maka dapat disimpulkan bahwa koefisien determinasi dari ketiga pengaruh (simultan) fasilitas kerja (X1), komunikasi (X2) dan kinerja karyawan (Y) adalah 52,8 %. Dari hasil analisis dapat diketahui pengaruh positif fasilitas kerja (X1) sebesar 0,364, nilai hitung t sebesar
3,985 > t tabel sebesar 1,660 atausig t 0,000 < 0,05, dengan asumsi H1 berlaku. Pengaruh positif komunikasi kerja (X2) sebesar 0,513, dan nilai t hitung sebesar 5,870, yang lebih besar dan dominan dari t tabel 1,660, atau sig t 0,000
< 0,05, sehingga diasumsikan H2 diterima. Dapat disimpulkan bahwa dibandingkan dengan variabel lainnya, variabel komunikasi kerja (X2) paling besar dan dominan sehingga dapat dikatakan variabel komunikasi kerja (X2) paling kuat pengaruhnya
terhadap kinerja karyawan PT. Sharp Electronics Indonesia cabang Kediri.
2 Pengaruh
Kepuasan Kerja dan Fasilitas Kerja Terhadap Motivasi
Kerja dan
Dampaknya
Kepada Kinerja Pegawai Non
Medis Pada
Rumah Sakit Umum Daerah Kota
Subulussalam
Isnan
Munawirsyah, (2017)
Menggunakan kuesioner dengan skala likert diolah menggunakan analisis Jalur.
Berdasarkan hasil penelitian ini dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu pengaruh tidak langsung kepuasan kerja dan fasilitas kerja terhadap kinerja pegawai non medis melalui motivasi kerja sebesar 77,1%, dan sisanya sebesar 22,9% lolos variabel lain yang belum diuji.
, kemudian kepuasan kerja dan Pengaruh langsung fasilitas kerja terhadap kinerja pegawai non medis sebesar 76,5%, dan sisanya sebesar 23,5% dijelaskan oleh variabel yang belum diuji.
3 Pengaruh Fasilitas Kerja, Lingkungan Kerja Non Fisik dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan
Khoirul Anam
dan Edy
Rahardja (2017)
Analisis Regresi Berganda dengan menggunakan kuesioner dan
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa fasilitas kerja berpengaruh secara positif terhadap kinerja karyawan,
(Studi pada Pegawai Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Tengah)
metode purposive sampling
maka disimpulkan hipotesis (H1) hasilnya adalah diterima.Hal ini semakin baik fasilitas yang disediakan maka akan semakin baik pula kinerja yang diperoleh perusahaan. Selain itu lingkungan kerja non fisik juga berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan, maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis (H2) menyatakan hasilnya adalah positif diterima. Sedangkan kepuasan kerja berpengaruh secara positif terhadap kinerja karyawan,
maka dapat
disimpulkan
hipotesis (H3) menyatakan bahwa hasilnya positif terhadap kinerja
karyawan dan diterima.
4 Pengaruh
Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Dengan Organizational Citizenship
Behavior Sebagai Variabel
Intervening ( Studi pada karyawan PTPN X – Unit Usaha Pabrik Gula Modjopanggoong Tulungagung)
Oxy
Rindiantika Sari dan Heru Susilo (2018)
Metode pendekatan kuantitatif
Kepuasan kerja memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap Organizational Citizenship
Behavior, karena semakin banyak indikator yang digunakan maka akan semakin kuat.
Selanjutnya Organizational Citizenship Behavior memiliki pengaruh yang positif terhadap kinerja karyawan, semakin baik perusahaan
menciptakan OCB maka akan semakin baik juga kinerja yang diperoleh perusahaan.
5 Pengaruh
Kompensasi dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja
Timoti Hendro (2018)
Menggunakan penelitian kausal dengan pendekatan
Menurut hasil penelitian yang dilakukan, gaji berdampak pada
Karyawan Tetap CV.Karya
Gemilang
kuantitatif dan
menggunakan analisis linear berganda
resume kinerja karyawan. Selain itu, kepuasan kerja berdampak pada resume kinerja karyawan. Karya Gemilang membuat gaji dan kepuasan kerja mempengaruhi kinerja karyawan.
6 Pengaruh Fasilitas Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Pada PT. Bank Riau Kepri Cabang Teluk Kuantan Kabupaten
Kuantan Singingi
Apri Dahlius dan Mariaty Ibrahim (2016)
Menggunakan analisis deskriptif dan kuantitatif
Berdasarkan hasil penelitian yaitu fasilitas kerja memiliki pengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan, dimana thitung = 28,969 > tabel = 2,040 dengan pengaruh 96,5%
sehingga persamaan regresi linear menyatakan Y=- 3,294 + 1,053X yang memiliki pengaruh antara fasilitas kerja terhadap kepuasan kerja karyawan pada perusahaan tersebut.
7 Pengaruh
Kepuasan Kerja dan Kompensasi Terhadap Kinerja Karyawan pada Hotel Inna Dharma Deli Medan
Edi Winata (2016)
Menggunakan analisis data dengan
regresi linear berganda, dan SPSS 20.
Dari hasil pengujian dapat diketahui
bahwa semua
variabel bebas (kepuasan kerja dan gaji) berpengaruh terhadap variabel Y (kinerja karyawan).
Berdasarkan
pengujian tersebut, koefisien korelasi semua variabel bebas (kepuasan kerja), variabel Y (kinerja karyawan) sebesar 0,666, sedangkan R- Square sebesar 0,436 yaitu sebesar 43,60%, sehingga dapat dikatakan sebesar 65,10%, Y variabel (kinerja karyawan) Kinerja) Berdasarkan
pengujian terlihat semua variabel bebas (kepuasan kerja), terhadap variabel Y (kinerja karyawan) yang ditunjukan dengan koefisien
korelasi sebesar 0.666,sedangkan R- Square adalah 0.436, atau 43.60%, sehingga dapat dikatakan sekitar 65.10%, variabel Y ( kinerja karyawan) dipengaruhi oleh variabel kepuasan kerja (X1). Dengan kata lain kinerja karyawan akan tinggi jika kepuasan kerja ditingkatkan lagi.
Sedangkan variabel X2 (kompensasi) berpengaruh terhadap variabel Y (kinerja karyawan ) dapat dilihat dari jawaban responden yang mayoritas menjawab setuju tentang kompensasi
perusahaan yuang sudah baik sehingga mempengaruhi kinerja karyawan.
8 Pengaruh
Kepuasan Kerja, Fasilitas Kerja dan Stress Kerja Terhadap Kinerja Personil Pleton I Yonkav 6/NK Kodam I Bukit Barisan
Yudi Prasetio (2020)
Analisis linear berganda
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, kepuasan kerja berpengaruh positif terhadap kinerja dengan nilai thitung < ttabel (1,740 < 2.000).
Fasilitas kerja berpengaruh positif terhadap kinerja dengan nilai thitung <
ttabel (2,139<2.000).
Tekanan kerja berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kinerja dengan nilai thitung <
ttabel (3.374<2.000).
Oleh karena itu, kepuasan kerja, fasilitas kerja, dan tekanan kerja secara bersama-sama
berpengaruh
signifikan terhadap kinerja pegawai dengan nilai R square pada hasil penelitian adalah 0,475.
9 The Influence of Leadership Styles, Work
Environment and Job Satisfaction of Employee
Performance Studies in the School of SMPN 10 Surabaya
Teddy Chandra dan Priyono (2016)
Multiple linear regression analysis
Based on the study and analysis of the statistical data-data that is retrieved in order to test the hypothesis presented in this study, then finally the authors conclude things as follows: Leadership style has an impact on performance, from hypothesis testing using test – t obtained t calculate = 655- value sig. 0.026 so (0,026 < 0.05) then the hypothesis received
significantly. The work environment has an influence on purchasing decisions, from hypothesis testing using test – t obtained t calculate = 15.517 sig value 0.000. so (0.000 <
0.05) then the hypothesis received significantly. Job
satisfaction has influence on purchasing decisions, from hypothesis testing using test–t, t
= 2.458 calculating earned value sig.
0.018 so (0.018 <
0.05) then the hypothesis received significantly.
Leadership style, work environment and job satisfaction significant
employees on performance effect. F test results obtained F count = 211.047 with a value of sig. = 0.000 (0.000 0.05).
10 The Influence of Work Facilities on Employee
Performance at the Regional Financial Management Agency Secretariat Section of South Sulawesi Province
Nurul Jihan Pratiwi,
Jamaluddin, Risma Niswaty, Rudi Salam (2019)
Simple linear regression analysis
Work Facilities (X) in the section of the South Sulawesi Provincial Financial Management Agency Secretariat are in the good category, in terms of indicators of machinery and
equipment,
infrastructure, work equipment, land, and buildings. Employee Performance (Y) in the section of the South Sulawesi Provincial Financial Management Agency Secretariat is in a good category, this is reviewed in terms of indicators of quality, quantity, timeliness, effectiveness, and independence. There is a significant influence between work facilities on employee
performance in the section of the Regional Financial Management Agency Secretariat of South Sulawesi Province.
2.6 Pengembangan Hipotesis
2.6.1 Pengaruh Fasilitas Kerja Terhadap Kinerja Karyawan
Fasilitas kerja adalah bagian yang sangat penting guna untuk menunjang kegiatan yang dilakukan oleh karyawan dan untuk mencapai tujuan perusahaan. Selain itu fasilitas kerja juga merupakan alat yang digunakan untuk karyawan dalam memudahkan penyelesaian aktivitas sehari-hari dan fasilitas yang digunakan setiap perusahaan berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan oleh karyawan dan perusahaan (Munawirsyah, 2017). Jika fasilitas kerja meningkat maka kinerja karyawan akan meningkat dan sebaliknya jika fasilitas kerja menurun maka kinerja karyawan akan menurun.
Sebuah perusahaan diharuskan untuk memberikan fasilitas kerja yang baik karena fasilitas kerja berkaitan dengan meningkat dan menurunnya kinerja dipengaruhi oleh fasilitas kerja yang disediakan oleh perusahaan. Penelitian yang terdahulu yang dilakukan Anam & Rahardja (2017), Purnawijaya (2019), Munawirsyah (2017), Prasetyo, (2020), N. J. Pratiwi et al (2019) dan Chandra
& Priyono (2015) hasil penelitian menunjukan bahwa fasilitas kerja memiliki pengaruh yang positif signifikan terhadap kinerja karyawan. Berdasarkan pengaruh fasilitas kerja terhadap kinerja karyawan serta penelitian terdahulu, diperoleh hipotesis sebagai berikut:
H1: Fasilitas Kerja Berpengaruh Positif Signifikan Terhadap Kinerja Karyawan PT. Tedco Agri Makmur di Lampung Tengah.
2.6.2 Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan
Kepuasan kerja merupakan salah satu perasaan puas yang dirasakan oleh seseorang terhadap tugas-tugasnya yang dikerjakan. Kepuasan kerja adalah salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kinerja karyawan, jika karyawan memiliki rasa puas yang sangat baik maka kinerja yang dihasilkan juga akan baik sehingga kepuasan kerja pada karyawan sangat penting untuk memperoleh kinerja yang baik untuk mencapai tujuan perusahaan (Anam & Rahardja, 2017).
Jika kepuasan kerja meningkat maka kinerja karyawan akan meningkat dan sebaliknya jika kepuasan kerja menurun maka kinerja karyawan akan menurun.
Kepuasan kerja karyawan adalah salah satu hal yang penting bagi perusahaan, jika karyawan merasakan kepuasan maka semangat untuk melakukan kegiatan-kegiatan dalam perusahaan sehingga menghasilkan banyak manfaat untuk perusahaan, tanpa adanya kepuasan yang tinggi , kemampuan yang sangat baik serta keterampilan maka tidak akan bermanfaat bagi organisasi atau perusahaan tersebut menurut (Marpaung, 2015).
Penelitian yang terdahulu dilakukan oleh Anam & Rahardja (2017), Prasetyo (2020), Chandra & Priyono (2015), Oxy Riandika (2018), Dahlius (2016) dan Munawirsyah, (2017) Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepuasan kerja berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja karyawan. Berdasarkan dampak kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan dan penelitian- penelitian sebelumnya, maka diambil hipotesis sebagai berikut:
H2: Kepuasan Kerja Berpengaruh Positif Signifikan Terhadap Kinerja Karyawan PT. Tedco Agri Makmur di Lampung Tengah.
2.6.3 Pengaruh Fasilitas Kerja dan Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja Karyawan
Karyawan yang sudah mengerti mengenai keseluruhan keterbatasan dalam perusahaan dalam upaya peningkatan kinerja karyawan akan menggunakan alat-alat yang tersedia sebagai komponen kinerja dalam menunjang sebuah pekerjaan karena permasalahan tersebut menyangkut tentang kenyamanan, kesehatan serta kepuasan karyawan-karyawan yang berada pada perusahaan tersebut (Munawirsyah, 2017).
Jika fasilitas kerja meningkat dan kepuasan kerja meningkat maka kinerja karyawan akan meningkat dan sebaliknya jika fasilitas kerja menurun dan kepuasan kerja menurun maka kinerja karyawan akan menurun.
Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Munawirsyah (2017), Listyani (2016), Hendro (2018), Chandra & Priyono (2015), dan Anam &
Rahardja (2017) Hasil penelitian menunjukkan bahwa fasilitas kerja dan kepuasan kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan.
Berdasarkan dampak fasilitas kerja dan kepuasan kerja terhadap kinerja karyawan dan penelitian-penelitian sebelumnya, maka diambil hipotesis sebagai berikut:
H3 = Fasilitas Kerja dan Kepuasan Kerja Berpengaruh Signifikan secara bersama-sama Terhadap Kinerja Karyawan PT. Tedco Agri Makmur di Lampung Tengah.
2.7 Kerangka Pemikiran
Kerangka pikir merupakan model yang mencerminkan antara variabel yang berhubungan dan untuk diteliti agar dapat memecahkan sebuah masalah Sugiyono (2016). Dari uraian teoritis diatas, maka dapat diambil kerangka berpikir dalam penelitian. Kerangka berpikir dalam penelitian ini digambarkan sebagai berikut:
H1
H2
H3 Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran Fasilitas Kerja
(X1)
Kinerja karyawan (Y)
Kepuasan Kerja (X2)