• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB II"

Copied!
47
0
0

Teks penuh

Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis pengaruh promosi terhadap jumlah nasabah produk tabungan emas cabang pegadaian syariah Cakranegara Mataram. Hasil dari penelitian ini adalah promosi berpengaruh positif terhadap jumlah nasabah produk tabungan emas dan pengaruhnya sebesar 400,3% dan sisanya 59,7%. Kesamaan penelitian yang ditulis Siti Zohriah adalah sama-sama membahas tentang produk simpanan emas di toko syariah.

Pengaruh Promosi terhadap Jumlah Nasabah Produk Tabungan Emas pada Pegadaian Syariah Cabang Cakranegara Mataram. Sedangkan fokus penelitiannya adalah pada penelitian yang akan dilakukan penulis mengenai bagaimana produk tabungan emas di PT. Analisis Ekonomi Islam Produk Tabungan Emas maka yang kedua adalah lokasi penelitian yang berbeda yaitu peneliti akan melakukan penelitian di PT.

Namun dalam arti yang lebih luas, ekonomi Islam pada hakikatnya adalah upaya mengalokasikan sumber daya untuk menghasilkan barang atau jasa sesuai dengan petunjuk Allah SWT guna mendapatkan keridhaan-Nya. Yang dimaksud dengan ekonomi Islam menurut Abdul Mun’in al-Jamal adalah rangkuman dasar-dasar umum tentang perekonomian yang bersumber dari Al-Qur’an al-Karim dan as-Sunnah. Misalnya perilaku konsumsi masyarakat dipengaruhi oleh ajaran Islam, kebijakan fiskal dan moneter yang berkaitan dengan zakat, sistem kredit dan investasi yang berkaitan dengan larangan bunga.7 Jadi, perekonomian Islam adalah perekonomian yang berlandaskan ketuhanan.

Oleh karena itu, ekonomi Islam yang berlandaskan Al-Qur'an dan Sunnah Nabi juga bertujuan untuk menyebarkan kasih sayang dan keadilan di muka bumi. Prinsip tauhid dalam ekonomi Islam sangat penting karena prinsip ini mengajarkan manusia bahwa hubungan kemanusiaannya sama pentingnya dengan hubungan dengan Allah SWT. Keseimbangan dalam ekonomi Islam juga berarti keseimbangan dalam mendistribusikan kekayaan yang dimiliki negara dari hasil penerimaan negara seperti zakat, sedekah, ganimah (rampasan perang), fai (rampasan perang bukan melalui perang), kharaj (pajak atas wilayah yang ditaklukkan). dalam perang). , ushr (zakat tanam) dan sebagainya.

Tabungan Emas

Pemahaman humanis adalah bahwa syariat diciptakan untuk manusia agar akhlaknya dapat ditinggikan, sifat kemanusiaannya dilindungi dan dilestarikan, dan sifat-sifat hewaninya dibatasi oleh pedoman syariat. Dengan mempunyai nilai-nilai kemanusiaan maka manusia dapat terkendali dan seimbang (tawazun), tidak menjadi orang yang tamak yang menghalalkan segala cara untuk memperoleh keuntungan sebanyak-banyaknya, dan tidak menjadi orang yang bergembira atas penderitaan orang lain. Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang memperhatikan apa yang telah dikerjakannya untuk hari esok. dan seterusnya); bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”33.

Tabungan emas adalah layanan penjualan emas dengan fasilitas simpanan dengan harga terjangkau.Layanan ini memberikan kemudahan bagi masyarakat untuk berinvestasi emas. Dengan harga emas yang masih tergolong tinggi, masyarakat menengah ke bawah tidak bisa memiliki emas dengan harga tersebut, namun dengan adanya produk simpanan emas di Pegadaian dengan harga murah, proses cepat dan pelayanan profesional, masyarakat dapat memiliki emas dengan membeli produk simpanan emas. kegunaan... Emas merupakan ukuran kekayaan seseorang yang memiliki emas, dan harga emas terus meningkat dari tahun ke tahun, emas juga dapat digunakan.

Kesadaran dan antusiasme masyarakat Indonesia untuk berinvestasi emas akhir-akhir ini patut untuk diperhatikan karena sudah banyak masyarakat yang sadar akan pentingnya berinvestasi atau menabung emas. Kebanyakan orang memilih berinvestasi emas dengan tujuan mengamankan suatu aset guna mempertahankan nilai pembeliannya di masa depan. Berinvestasi emas sebagai logam mulia selalu menjadi primadona karena sifat emas yang tahan terhadap inflasi dan gejolak perekonomian dalam negeri, salah satunya adalah situasi politik-ekonomi yang terjadi di Indonesia akhir-akhir ini.

Akad Murabahah

Para fuqaha mengartikan murabahah sebagai bentuk jual beli berdasarkan kepercayaan (dhaman buyu' al-amanah). Murabahah dalam istilah fiqh adalah suatu akad jual beli suatu barang tertentu yang mana pihak penjual secara jelas menunjukkan barang yang diperjualbelikan tersebut, termasuk harga belinya dan keuntungan yang diambil, sedangkan dalam teknik perbankan, murabahah adalah suatu akad jual beli antara bank sebagai pemasok barang tersebut. barang dan pelanggan yang memesan untuk membeli barang tersebut.36 . Menurut Dewan Syariah Nasional, murabahah menjual suatu barang dengan cara menegaskan harga belinya kepada pembeli dan pembeli membayar kelebihan harga tersebut sebagai keuntungan.37.

Akad murabahah adalah akad jual beli suatu barang yang di dalamnya disebutkan harga beli dan keuntungan (margin) yang disepakati antara penjual dan pembeli. Akad ini merupakan salah satu bentuk akad yang bersifat kepastian alamiah, karena murabahah menentukan persentase keuntungan yang dibutuhkan (keuntungan yang ingin diperoleh). Orang yang makan (mengambil) riban tidak dapat berdiri, melainkan berdiri seperti kerasukan setan karena (tekanan) kegilaan.

Dalam riba, tidak ada pertukaran dan penggantian yang seimbang, di mana ia hanyalah pemerasan tidak langsung dari perampas ke atas orang yang memerlukan, yang berada dalam tekanan pada masa pinjaman. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka di antara kamu. Ayat tersebut menjelaskan bahawa Allah melarang hamba-Nya mengambil harta orang lain dengan cara yang zalim, kecuali dengan berurus niaga tanpa paksaan.

Allah juga melarang hamba-Nya untuk membunuh diri sendiri dan orang lain, dimana membunuh orang lain berarti membunuh diri sendiri, karena siapapun yang membunuh maka akan dibunuh menurut hukum Qisas. Hal ini dilarang karena merupakan perbuatan putus asa dan kekafiran terhadap rahmat Allah.41.

بيهصَنعَهجامَنبا

Akad Wadiah

Sedangkan pengertian wadi’ah adalah titipan murni dari suatu pihak kepada pihak lain, baik orang pribadi maupun badan hukum, yang wajib dilindungi dan dikembalikan sewaktu-waktu apabila penyimpan memintanya. 52. Pertama, mazhab Hanafi mendefinisikan wadiah sebagai “melibatkan orang lain dalam pengelolaan harta, baik dengan ungkapan yang jelas, melalui tindakan atau. Kedua, ulama mazhab Maliki, mazhab Syafi’i, dan Hanbali mazhab wadiah sebagai mewakili orang lain untuk menjaga harta tertentu dengan cara tertentu.”53.

Wadiah merupakan suatu perjanjian atau akad antara dua pihak yaitu antara pemilik barang dan penitipan barang. Wadiah dibedakan menjadi dua jenis yaitu: Wadiah Yad Amanah (Penitipan Amanah Wali) dan Wadiah Yad Dhamanah (Penjaminan Penitipan Aman). Bank tidak menjamin pengembalian barang jika barang hilang atau rusak akibat pencurian, kebakaran, banjir atau bencana alam lainnya, sepanjang bank telah melakukan segala tindakan pencegahan yang diperlukan untuk mengamankan barang tersebut.

Jangan mencampurkan atau menggabungkan barang titipan dengan barang lain yang dititipkan pada bank. ii. Dalam hal ini bank sebagai kustodian mengganti barang titipan kepada pemiliknya apabila barang tersebut hilang atau rusak. Berdasarkan perjanjian antara bank dan nasabah, nasabah memperbolehkan bank untuk menggunakan barang yang dititipkan kepadanya, sepanjang penggunaannya harus sesuai dengan prinsip syariah, dengan syarat bank tidak menanggung keuntungan dan kerugian yang timbul. dari penggunaan barang yang menjadi hak milik dan tanggung jawab bank.

Bank dapat memberikan insentif kepada nasabah dalam bentuk bonus, sepanjang besarannya tidak disepakati sebelumnya dan harus diberikan secara sukarela oleh bank kepada nasabah. Dan siapa yang menyembunyikannya, sesungguhnya dia adalah orang yang berdosa di dalam hatinya; dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan”56. Untuk mencapai tujuan akad wadiah, aturan mengenai wadiah diatur sedemikian rupa dalam KHES (Kompilasi Hukum Ekonomi Syariah), tepatnya pada pasal Bab XIV.

Sedangkan syarat-syarat akad wadiah adalah harus ada kesanggupan hukum bagi kedua belah pihak untuk mengadakan akad, obyek wadiah adalah milik sah penyimpan, dan kedua belah pihak diberi kesempatan untuk membatalkan akad sesuai dengan ketentuan yang berlaku. dengan perjanjian yang telah mereka buat. Jika barang yang dititipkan dikhawatirkan tidak dapat bertahan lama, maka yang dititipkan dapat menjualnya apabila yang dititipkan tidak mengambil kembali barang yang dititipkan itu.Setelah terjual, uang hasil penjualan itu harus disimpan dengan baik. sebagai barang yang dititipkan. Apabila barang titipan itu rusak dengan sendirinya, maka penitipan tidak bertanggung jawab atas kerusakan itu, kecuali kerusakan itu disebabkan oleh kelalaiannya.

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait