• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "BAB II"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

8 2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 Perputaran Piutang A. Pengertian Piutang

Salah satu cara untuk mempertahankan pelanggan yang sudah ada serta menarik pelanggan baru adalah dengan melakukan penjualan kredit. Penjualan kredit akan menimbulkan piutang. Piutang secara umum merupakan tagihan yang timbul atas penjualan barang atau jasa secara kredit. Piutang (receivable) merupakan nilai jatuh tempo yang berasal dari penjualan barang atau jasa, atau dari pemberian pinjaman uang (Wild, Subramanyam dan Halsey, 2012:260).

Selain itu istilah piutang (receivable) meliputi semua klaim dalam bentuk uang terhadap pihak lainnya, termasuk individu, perusahaan, atau organisasi lainnya (Warren, Reeve dan Fess, 2013:260).

Piutang adalah tagihan perusahaan kepada pihak lain sebagai akibat penjualan secara kredit (Sutrisno, 2012:55).Istilah piutang adalah mengacu pada sejumlah tagihan yang akan diterima oleh perusahaan (umumnya dalam bentuk kas) dari pihak lain, baik sebagai akibat penyerahan barang dan jasa secara kredit (Hery, 2015:29).Jadi secara umum piutang timbul akibat adanya penjualan barang atau jasa secara kredit. Piutang juga dapat timbul dengan adanya pemberian pinjaman uang kepada individu, perusahaan, atau organisasi atau transaksi- transaksi lainnya yang menciptakan suatu hubungan antara pihak yang memberi pinjaman dengan pihak yang.

(2)

B. Penggolongan Piutang

Piutang pada normalnya kegiatan perusahaan akan dilunasi dalam jangka waktu kurang dari satu tahun sehingga dikelompokkan ke dalam aset lancar.

Apabila pelunasan lebih dari satu tahun maka tidak dilaporkan dalam kelompok aset lancar akan tetapi termasuk ke dalam aset lain-lain.Menurut Martani dkk (2016: 196-197) piutang dapat diklasifikasikan menjadi tiga yaitu:

1. Piutang Dagang, merupakan klaim suatu perusahaan pada pihak lain baik yang terkait dengan transaksi penjualan/pendapatan.

2. Wesel Tagih, merupakan klaim perusahaan kepada pihak ketiga yang didukung janji tertulis untuk membayar dalam jangka waktu tertentu.

3. Piutang Penghasilan, penggunaan dasar waktu dalam akuntansi mengakibatan adanya pengakuan terhadap penghasilan-penghasilan yang masih akan diterima.

Penghasilan-penghasilan seperti itu atas dasar waktu sehingga pada akhir periode dihitung berapa jumlah yang sudah menjadi pendapatan dan jumlah tersebut dicatat sebagai piutang penghasilan.

C. Pengertian Perputaran Piutang

Piutang merupakan elemen modal kerja yang selalu dalam keadaan berputar. Periode perputaran piutang ini dimulai pada saat kas dikeluarkan untuk mendapatklan persediaan kemudian persediaan tersebut dijual dengan cara kredit sehingga akan menimbulkan piutang dimana piutang tersebut akan berubah kembali menjadi kas pada saat terjadi pelunasan piutang tersebut oleh para pelanggannya. Periode perputaran atau periode terikatnya modal dalam piutang

(3)

adalah tergantung kepada syarat pembayarannya. Makin lama syarat pembayarannya, berarti makin lama modal terikat dalam piutang yang ini berarti bahwa tingkat perputarannya selama periode tertentu makin rendah.

Menurut Sutrisno (2012:220) dalam bukunya menyebutkan bahwa perputaran piutang (receivable turnover) merupakan ukuran efektivitas pengelolaan piutang. Semakin cepat perputaran piutang, semakin efektif perusahaan dalam mengelola piutangnya. Tingkat perputaran piutang atau receivable turnover dapat diketahui dengan cara membagi penjualan kredit dengan jumlah rata-rata piutang.

Menurut Soemarso (2010:393) menyatakan bahwa perputaran piutang adalah menunjukkan berapa kali suatu perusahaan menagih piutangnya dalam suatu periode. Perputaran piutang menunjukkan efisiensi perusahaan dalam mengelola piutangnya. Perputaran piutang rendah menunjukkan efisiensi penangihan makin buruk selama periode itu karena lamanya penagihan dilakukan.

Perputaran piutang menunjukkan berapa kali suatu perusahaan menagih piutangnya dalam satu periode atau kemampuan dana yang tertanam dalam piutang berputar dalam suatu periode tertentu (Kasmir, 2013:189). Rasio ini menggambarkan efisiensi perusahaan dalam mengelola piutangnya. Tingkat perputaran piutang diukur dengan membandingkan antara penjualan kredit dengan rata-rata piutangnya. Jadi, tingkat perputaran piutang yang tinggi berarti semakin cepat dana yang diinvestasikan pada piutang dapat ditagih menjadi uang tunai atau menunjukkan modal kerja yang ditanam dalam piutang rendah. Sebaliknya jika jika tingkat perputaran rendah berarti piutang membutuhkan waktu yang lebih

(4)

lama untuk dapat ditagih dalam bentuk uang tunai atau menunjukkan modal kerja yang ditanamkan dalam piutang besar (Kasmir, 2013:176).

D. Mengukur Perputaran Piutang

Menurut Reeve (2015:501) rumus tingkat perputaran piutang (account receivable turnover) dapat diketahui dengan membagi jumlah penjualan kredit selama periode tertentu dengan jumlah rata-rata piutang (average receivables) pada periode tersebut.

Perputaran Piutang = Penjualan Kredit Rata − Rata Piutang

Rata − Rata Piutang = Piutang Awal + Piutang Akhir 2

Tingkat perputaran piutang dapat digunakan sebagai gambaran keefektifan pengelolaan piutang. Karena semakin tinggi tingkat perputaran piutang suatu perusahaan berarti semakin baik pengelolaan piutangnya. Tingkat perputaran piutang dapat dipertinggi dengan jalan memperketat kebijaksanaan penjualan kredit, misalnya dengan jalan memperpendek jangka waktu pembayaran.

Keefektifan kebijaksanaan penjualan kredit suatu perusahaan tidak cukup hanya dilihat dari tingkat perputaran piutang, tetapi juga perlu dikaitkan dengan hari rata-rata pengumpulan piutang. Hari rata-rata pengumpulan piutang ini baru akan berarti jika dibandingkan dengan syarat pembayaran yang telah ditetapkan perusahaan. Apabila hari rata-rata pengumpulan piutang selalu lebih besar daripada batas waktu pembayaran yang telah ditetapkan perusahaan berarti bahwa cara pengumpulan piutang yang dilakukan perusahaan kurang efisien.

(5)

Menurut Reeve (2015:501) hari rata-rata pengumpulan piutang (average collection period) dapat dihitung dengan cara sebagai berikut :

Hari rata − rata pengumpulan piutang = 360

Perputaran piutang = ⋯ Hari

2.1.2 Kinerja Perusahaan

A. Pengertian Kinerja Perusahaan

Kinerja perusahaan adalah suatu tampilan keadaan secara utuh atas perusahaan selama periode waktu tertentu, merupakan hasil atau prestasi yang dipengaruhi oleh kegiatan operasional perusahaan dalam memanfaatkan sumber daya-sumber daya yang dimiliki. Kinerja merupakan suatu istilah secara umum yang digunakan untuk sebagian atau seluruh tindakan atau aktivitas dari suatu organisasi pada suatu periode dengan referensi pada jumlah standar seperti biayabiaya masa lalu atau yang diproyeksikan, dengan dasar efisiensi, pertanggungjawaban atau akuntabilitas manajemen dan semacamnya (Srimindarti, 2012:43).

Menurut Munawir (2010:30), kinerja keuangan perusahaan merupakan satu diantara dasar penilaian mengenai kondisi keuangan perusahaan yang dilakukan berdasarkan analisa terhadap rasio keuangan perusahaan. Pihak yang berkepentingan sangat memerlukan hasil dari pengukuran kinerja keuangan perusahaan untuk dapat melihat kondisi perusahaan dan tingkat keberhasilan perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasionalnya.

Sedangkan menurut Yuwono, Sukarno, dan Ichsan (2013:31), dengan adanya standar rasio keuangan, perusahaan dapat menentukan apakah kinerja

(6)

keuangannya baik atau tidak. Penilaian ini dilakukan dengan membandingkan rasio keuangan yang diperoleh dengan standar rasio keuangan yang ada. Pada umumnya, kinerja keuangan perusahaan dikategorikan baik jika besarnya rasio keuangan perusahaan bernilai sama dengan atau di atas standar rasio keuangan.

B. Tujuan Kinerja Perusahaan

Menurut Munawir (2010:31), pengukuran kinerja keuangan perusahaan mempunyai beberapa tujuan diantaranya :

1. Untuk mengetahui tingkat likuiditas, yaitu kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi pada saat ditagih.

2. Untuk mengetahui tingkat solvabilitas, yaitu kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut dilikuidasi.

3. Untuk mengetahui tingkat profitabilitas dan rentabilitas, yaitu kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode tertentu yang dibandingkan dengan penggunaan aset atau ekuitas secara produktif.

4. Untuk mengetahui tingkat aktivitas usaha, yaitu kemampuan perusahaan dalam menjalankan dan mempertahankan usahanya agar tetap stabil, yangdiukur dari kemampuan perusahaan dalam membayar pokok utang dan beban bunga tepat waktu, serta pembayaran dividen secara teratur kepada para pemegang saham tanpa mengalami kesulitan atau krisis keuangan.

(7)

C. Alat Ukur Penilaian Kinerja Perusahaan

Menurut Weston dan Copeland (2015:237) ukuran kinerja perusahaan dianalisis dalam tiga kelompok, yaitu :

1. Rasio profitabilitas (profitability ratios)

Mengukur efektivitas manajemen berdasarkan hasil pengembalian yang dihasilkan dari penjualan dan investasi.

2. Rasio pertumbuhan (growth ratio)

Mengukur kemampuan perusahaan untuk mempertahankan posisi ekonomisnya dalam pertumbuhan perekonomian dan dalam industri atau pasar produknya beroperasi.

3. Ukuran penilaian (valuation measures)

Mengukur kemampuan perusahaan untuk mencapai nilai-nilai pasar yang melebihi pengeluaran kas.

D. Manfaat Penilaian Kinerja Perusahaan

Manfaat penilaian kinerja jika dilihat dari pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan dan kinerja perusahaan menurut Prastowo dan Julianty (2012 : 50), yaitu :

1. Para pemegang saham (investor)

Para investor dan juga calon investor berkepentingan terhadap informasi laporan keuangan antara lain untuk pengambilan keputusan apakah tetap mempertahankan atau menjual saham suatu perusahaan, apakah grup manajemen yang ada harus dipertahankan atau diganti, dan apakah

(8)

perusahaan memiliki persetujuan untuk menerbitkan atau memperoleh pinjaman baru.

2. Para kreditur

Kreditur dan calon kreditur berkepentingan untuk menilai apakah laba yang diperoleh suatu perusahaan akan mampu digunakan untuk membayar bunga periodik dan apakah perusahaan mempunyai prospek dalam memenuhi kewajiban pada saat jatuh tempo.

3. Para manajer

Manajer berkepentingan untuk dapat melakukan penilaian apakah perusahaan mempunyai kemampuan untuk membayar dividen, apakah cukup tersedia dana yang akan digunakan untuk pengembangan usahanya, dan apakah ada kemungkinan keberhasilan perusahaan di masa yang akan datang dibawah kepemimpinannya.

4. Analis sekuritas

Analis sekuritas tertarik pada informasi tentang estimasi laba di masa yang akan datang dan kekuatan keuangan sebagai elemen penting untuk dasar penentuan nilai sekuritas.

5. Analis kredit

Para analis kredit memungkinkan untuk dapat menentukan aliran dana di masa yang akan datang dan konsekuensinya pada posisi keuangan perusahaan sebagai upaya untuk dapat mengevaluasi risiko kredit yang melekat pada perluasan kreditnya.

(9)

E. Return On Assets (ROA)

Dalam menentukan nilai suatu perusahaan para investor masih menggunakan indikator rasio keuangan untuk melihat tingkat pengembalian yang dapat diberikan oleh perusahaan kepada investor. Para investor menggunakan profitability rasio untuk dapat mengukur pengembalian yang ada. Profitability rasio adalah pendapatan atau keberhasilan operasi suatu perusahaan pada periode tertentu (Kieso, et.al., 2014:193). Salah satu alat ukur finansial yang umum digunakan untuk mengukur tingkat pengembalian investasi adalah Return on Assets (ROA).

Menurut Gitman (2014:89) “ROA measures the overall effectiveness of management in generating profits with its available assets”. Sedangkan menurut Tambunan (2013:163) adalah suatu rasio untuk mengukur imbal-hasil perusahaan berdasarkan pendayagunaan Total Asset. Return on assets merupakan perbandingan antara laba bersih dengan rata-rata total aktiva yang dimiliki perusahaan (Kieso, et.al., 2014:193).

Return on assets (ROA) yang positif menunjukkan bahwa dari total aktiva yang digunakan untuk beroperasi mampu memberikan laba kepada perusahaan.

Sebaliknya apabila return on assets yang negatif menunjukkan bahwa dari total aktiva yang digunakan, perusahaan mengalami kerugian. Sehingga jika suatu perusahaan mempunyai ROA yang tinggi yang positif maka perusahaan tersebut berpeluang besar dalam meningkatkan pertumbuhan modal sendiri. Tetapi sebaliknya, jika total aktiva yang digunakan perusahaan tidak menghasilkan laba maka akan menghambat pertumbuhan modal sendiri.

(10)

ROA adalah rasio keuangan perusahaan yang berhubungan dengan aspek earning atau profitabilitas. ROA berfungsi untuk mengukur efektifitas perusahaan dalam menghasilkan laba dengan memanfaatkan aktiva yang dimiliki. Semakin besar ROA yang dimiliki oleh sebuah perusahaan maka semakin efisien penggunaan aktiva oleh perusahaan untuk beroperasi sehingga akan memperbesar laba. Laba yang besar akan menarik investor karena perusahaan tersebut memiliki tingkat pengembalian yang semakin tinggi.

Jadi dapat disimpulkan bahwa, ROA adalah suatu alat pengukuran yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen dalam menghasilkan laba berdasarkan penggunaan aktiva perusahaan.

Menurut Sawir (2013:61), Secara matematis ROA dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

𝑅𝑂𝐴 = 𝑛𝑒𝑡 𝑖𝑛𝑐𝑜𝑚𝑒

𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑎𝑠𝑠𝑒𝑡𝑠 𝑥 100%

Semakin besar ROA suatu perusahaan, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai perusahaan dan semakin baik pula posisi perusahaan tersebut dari segi penggunaan asset.

(11)

2.2 Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1

Penelitian-Penelitian Terdahulu

Penulis Judul Persamaan Perbedaan Hasil Penelitian

Saefi Komariyah, Ani Solihat (2015)

Pengaruh

Perputaran Piutang Terhadap Kinerja Perusahaan Studi Pada PT. Jaindo Metal Industries

Variabel independent:

Perputaran Piutang Variabel dependent:

Kinerja Analisis Data:

Regresi

Lokasi penelitian

Hasil nilai uji t diperoleh thitung <

ttabel, sehingga nilai tersebut mengandung arti bahwa perputaran piutang tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja perusahaan (ROI). Pengaruh yang kuat antara perputaran piutang terhadap kinerja perusahaan pada PT. Jaindo Metal Industries sebesar 19,7%, sedangkan sisanya 80,3%

dipengaruhi faktor lain.

Bilklif Djodjobo (2017)

Pengaruh Perputaran Kas Dan Peputaran Piutang Terhadap Kinerja Pada Bank Pembangunan Daerah Di

Indonesia Periode 2013 – 2016

Variabel independent:

Perputaran Piutang Variabel dependent:

Kinerja Analisis Data:

Regresi

Lokasi penelitian

Hasil penelitian melalui uji t perputaran kas berhubungan positif namun tidak signifikan terhadap ROI. Sedangkan perputaran piutang berhubungan ngatif namun signifikan terhadap ROI. Secara simultan dengan menggunakan uji f mnunjukkan perputaran kas dan piutang berpengaruh signifikan terhadap ROI. perusahaan perlu memperhatikan perputaran kas dan perputaran piutang di dalam menjalankan kegiatan operasional perusahaan untuk menghasilkan keuntungan yang lebih besar.

Piter Tiong (2017)

Pengaruh

Perputaran Piutang Terhadap

Profitabilitas Pada Perusahaan PT Mitra Phinastika Mustika TBK

Variabel independent:

Perputaran Piutang Variabel dependent:

Kinerja Analisis Data:

Regresi

Lokasi penelitian

Hasil penelitian yang dilakukan yakni perhitungan analisis regresi antara perputaran piutang dengan return on asset (ROA) berpengaruh positif dan signifikan, dimana setiap kenaikan piutang akan dapat

meningkatkan ROA. Hasil analisis korelasi antara perubahan perputaran piutang dengan Return on Asset (ROA) dapat dilihat memiliki hubungan yang cukup kuat.

Sedangkan dilihat dari nilai koefisien korelasi dan koefisien determinasi bahwa perputaran piutang memiliki hubungan yang kuat terhadap peningkatan ROA.

(12)

A. Keterkaitan Antar Variabel

Hubungan antar variabel merupakan hal penting dalam menentukan hubungan variabel bebas dan variabel terikat serta menunjukkan arah hubungan antar variabevariabel tersebut, variabel yang digunakan peneliti adalah perputaran piutang sebagai variabel bebas dan kinerja perusahaan sebagai variabel terikat.

Pada perusahaan yang sebagian besar aktivitas penjualan dilakukan secara kredit, maka piutang merupakan pos yang penting di dalam neraca karena piutang merupakan bagian dari aktiva lancar perusahaan dalam jumlah yang besar. Selain itu piutang merupakan elemen modal kerja yang selalu dalam keadaan berputar secara terus menerus dalam rantai perputaran modal kerja. Periode perputaran piutang dimulai pada saat kas dikeluarkan untuk mendapatkan persediaan, kemudian persediaan dijual secara kredit sehingga menimbulkan piutang, dan piutang berubah kembali menjadi kas saat diterima pelunasan piutang dari pelanggan.

Periode perputaran piutang dimulai pada saat kas dikeluarkan untuk mendapatkan persediaan, kemudian persediaan dijual secara kredit sehingga menimbulkan piutang, dan piutang berubah kembali menjadi kas saat diterima pelunasan piutang dari pelanggan. Syamsuddin (2012:236) semakin pendek waktu terikatnya modal dalam piutang akan semakin baik bagi perusahaan karena aktivitas perusahaan menjadi tidak terganggu sehingga dapat meningkatkan kinerja perusahaan.

Sehubungan dengan hal tersebut, maka pengendalian atas piutang merupakan hal yang sangat penting. Pengendalian ini penting untuk

(13)

mengantisipasi risiko-risiko yang timbul, seperti terlalu besarnya modal kerja yang tertanam dalam piutang, keterlambatan pembayaran piutang, bahkan tidak dibayar sebagian atau seluruh piutang. Hal tersebut jika tidak diantisipasi akan mempengaruhi perputaran piutang yang mencerminkan periode terkaitnya modal dalam piutang. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilalukan oleh Komariah dan Solihat (2015) yang menunjukkan hasil bahwa perputaran piutang perusahaan berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja perusahaan. Sejalan dengan penelitian itu penelitian yang dilakukan oleh Tiong (2017) menujukkan hasil bahwa perputaran piutang berpengaruh terhadap kinerja perusahaan.

2.3 Kerangka Pemikiran

Berdasarkan kajian teoritis, maka kerangka konseptual yang mendasari penelitian ini adalah bahwa perputaran piutang adalah kemampuan perusahaan untuk mengumpulkan piutang dalam satu periode tertentu dengan cara membandingkan antara penjualan kredit dengan piutang rata-rata. Tingkat perputaran yang tinggi menunjukan cepatnya dana terikat dalam piutang atau dengan kata lain cepatnya piutang dilunasi oleh debitur.

Dengan perputaran piutang yang tinggi akan mengakibatkan piutang yang kembali menjadi kas juga lebih cepat. Semakin cepat piutang menjadi kas, maka perusahaan akan memiliki kemampuan untuk menyalurkan kembali kas tersebut kepada debitur sehingga tingkatpemberian kredit juga akan meningkat. Semakin tinggi tingkat perputaran piutang menandakan laba bersih yang baik.

(14)

Hal ini didukung dengan penelitian yang dilakukan oleh Komariah dan Solihat (2015), Djodjobo (2017) dan Tiong (2017) yang menyatakan bahwa perputaran piutang berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Namun demikian terdapat perbedaan pada penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh Komariah dan Solihat (2015) dan Tiong (2017) dimana penelitian yang dilakukan oleh peneliti tersebut menggunakan rasio return on investement (ROI) sebagai indikator perhitungan kinerja perusahaannya.

Menurut Sugiyono (2016:89) Kerangka pemikiran merupakan sintesa tentang hubungan antara variabel yang disusun dari berbagai teori yang telah dideskrpsikan. Berikut kerangaka pemikiran yang disusun dalam penelitian ini :

2.4 Hipotesis

Menurut Sugiyono (2016:96), hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk pertanyaan. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori. Hipotesis dirumuskan atas dasar kerangka pikir yang merupakan jawaban sementara atas masalah yang dirumuskan.

Berikut adalah hipotesis pada penelitian ini:

“Terdapat pengaruh perputaran piutang terhadap kinerja perusahaan di PT.

Sinar Abadi ABBA Bandung.”

Perputaran Piutang (X)

Kinerja Perusahaan (Y)

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran

Referensi

Dokumen terkait