• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "BAB II"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

Konsep ini sesuai dengan pengertian pekerja/pegawai berdasarkan peraturan perundang-undangan, Pasal 1 angka 3 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan menyatakan bahwa pekerja/pegawai adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima upah atau imbalan dalam bentuk lain. . Pengertian pengusaha/pemberi kerja yang kedua adalah orang yang memberikan pekerjaan kepada pekerja/buruh yang merupakan rekan kerja yang mempunyai kedudukan yang sama sesuai dengan peraturan perundang-undangan ketenagakerjaan. Segala jenis usaha, baik yang berbentuk badan hukum maupun tidak, milik orang perseorangan, persekutuan, atau badan hukum, baik milik swasta maupun milik negara, yang mempekerjakan pekerja/buruh dengan membayar upah atau imbalan dalam bentuk lain;

Kedudukan Notaris sebagai pemberi kerja harus sesuai dengan Undang-Undang Ketenagakerjaan, meskipun Notaris tersebut bukan seorang pengusaha. Nah, karena terpenuhinya unsur-unsur tersebut maka Notaris sebagai pemberi kerja mempunyai hubungan kerja dengan pekerja atau pegawai, sehingga Notaris harus mematuhi Undang-Undang Ketenagakerjaan. Ketiga, dalam dunia kerja terdapat organisasi pekerja/buruh yang melindungi dan memperjuangkan hak-hak pekerja/buruh, sehingga pengusaha/perusahaan tidak bisa bertindak sewenang-wenang.

Bentuk organisasi pekerja/buruh berupa serikat pekerja/serikat buruh, federasi dan konfederasi serikat pekerja/serikat buruh yang bertujuan untuk memberikan perlindungan, membela hak dan kepentingan serta meningkatkan kesejahteraan yang layak bagi pekerja/buruh dan keluarganya. Keempat, selain organisasi pekerja/buruh, terdapat organisasi pengusaha yang didirikan untuk menangani permasalahan yang berkaitan dengan ketenagakerjaan, guna mewujudkan masyarakat adil dan makmur dalam artian ketenagakerjaan. APINDO sebagai organisasi pengusaha bertujuan untuk mewujudkan kesejahteraan sosial di dunia kerja melalui kerjasama yang baik dan terpadu antara pemerintah, pengusaha dan pekerja/buruh.

Bentuk pengawasan yang dilakukan pemerintah adalah dengan menciptakan lapangan kerja berupa Departemen Tenaga Kerja (Depnaker) yang menjamin hak-hak pekerja/pekerja dan memberikan perlindungan hukum kepada pekerja/buruh karena pengusaha/perusahaan melakukan hal tersebut. . tidak memenuhi kewajibannya sesuai ketentuan yang berlaku.

Hak-Hak dan Kewajiban Pengusaha/Notaris

Banyak perbuatan tanpa pengurusan yang betul dan teratur akan menimbulkan masalah dan masalah pada masa hadapan. Menjaga kerahsiaan segala-galanya tentang perbuatan yang disimpulkannya dan segala maklumat yang diperolehi untuk tujuan menyimpulkan perbuatan itu sesuai dengan ketinggian/janji jawatan, melainkan undang-undang menetapkan sebaliknya; Pengikatan dokumen yang dibuat dalam 1 (satu) bulan dalam buku yang tidak memuat lebih dari 50 (lima puluh) dokumen, tetapi jika jumlah dokumen tidak dapat dimuat dalam 1 (satu) buku, dokumen dapat dijilid lebih dari 1 (satu) ) buku dan pada kulit setiap buku catatkan bilangan minit, bulan dan tahun penciptaannya;

Mengirimkan daftar akta sebagaimana dimaksud pada huruf h atau daftar batal mengenai wasiat kepada pusat pendaftaran wasiat yang tugas dan tanggung jawabnya di bidang notaris dalam jangka waktu paling lama 5 (lima) hari setelah minggu pertama setiap bulan berikutnya;

Pelindungan Norma Kerja

Istirahat pada jam kerja paling sedikit setengah jam setelah 4 jam kerja terus menerus, dan jam kerja tidak termasuk dalam waktu istirahat; Istirahat mingguan: 1 hari setelah 6 hari kerja dalam 1 minggu atau 2 hari setelah 5 hari kerja dalam 1 minggu; cuti tahunan sekurang-kurangnya 12 hari kerja setelah pekerja yang bersangkutan bekerja terus menerus selama 12 bulan;

Istirahat panjang minimal 2 bulan dilaksanakan pada tahun ketujuh dan kedelapan, masing-masing 1 bulan bagi pegawai/pekerja yang telah bekerja pada perusahaan yang sama selama 6 tahun berturut-turut, dengan ketentuan pegawai/pekerja tersebut sudah tidak berhak lagi. manfaat. masa istirahat tahunan dalam waktu 2 bulan, tahun berjalan dan setelahnya berlaku untuk kelipatan 6 tahun masa kerja.

Pelindungan Sosial Tenaga Kerja

Hak-hak pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha atau pemberi kerja kepada pekerja/buruh, yang ditentukan dan dibayar menurut kontrak kerja, perjanjian atau peraturan perundang-undangan, termasuk imbalan bagi pekerja/buruh dan keluarganya. atas pekerjaan dan/atau jasa yang telah atau akan dilaksanakan.” Tanda terima sebagai imbalan dari pengusaha kepada pekerja atas pekerjaan atau jasa yang telah atau sedang dilakukan, dinyatakan atau dinilai dalam bentuk uang, ditentukan menurut perjanjian atau peraturan perundang-undangan dan dibayarkan berdasarkan kontrak kerja antara pengusaha dan pekerja, termasuk kompensasi yang baik bagi pekerja itu sendiri dan keluarganya.” Untuk bulan berikutnya, 25% (dua puluh lima persen) dari upah dibayarkan oleh pengusaha sebelum pemutusan hubungan kerja.

Suami/istri, orang tua/mertua atau anak atau mertua meninggal dunia, dibayar selama 2 (dua) hari;

Sistem Pengupahan

Sistem pengupahan ini sebenarnya adalah sistem upah borongan, yaitu upah untuk pekerjaan tertentu, namun upah ini tidak diberikan kepada pekerja perorangan, melainkan kepada sekelompok pekerja yang bekerja sama untuk melakukan pekerjaan tersebut. Jadi upah diberikan kepada suatu kelompok tertentu, yang kemudian kelompok tersebut akan dibagikan kepada para anggotanya. Dalam sistem ini terdapat hubungan antara upah dengan harga jual produk perusahaan. Upah akan naik atau turun tergantung naik turunnya harga jual barang yang diproduksi perusahaan.

Dengan kata lain jika harga naik maka upah akan naik, sebaliknya jika harga turun maka upah akan turun. Upah indeks adalah upah yang naik dan turun sesuai dengan naik turunnya biaya hidup, namun naik turunnya upah tidak mempengaruhi nilai upah yang sebenarnya.

Hubungan Hukum antara Notaris dengan Karyawan Notaris

Perjanjian mempunyai batasan-batasan yang ditetapkan dalam Pasal 1313 KUH Perdata, yang berbunyi: “Perjanjian adalah suatu perbuatan yang dengannya satu orang atau lebih mengikatkan diri kepada satu orang atau lebih”. Perjanjian datang dalam dua bentuk, iaitu kontrak bertulis dan kontrak lisan, kedua-dua bentuk kontrak mempunyai kesan undang-undang yang sama yang dilaksanakan oleh para pihak. Dasar kebebasan berkontrak terdapat dalam Pasal 1338 KUH Perdata, yang berbunyi: “Semua perjanjian yang disimpulkan secara sah adalah sah sebagai undang-undang.

Asas pacta sunt servanda adalah asas bahwa hakim atau pihak ketiga harus menghormati isi kontrak yang dibuat oleh para pihak, sebagaimana mestinya menurut hukum. Asas itikad baik terdapat dalam Pasal 1338(3) KUH Perdata yang menyatakan: “Perjanjian harus dilaksanakan dengan itikad baik”. Asas ini merupakan asas yang menyatakan bahwa para pihak yaitu kreditur dan debitur harus memenuhi isi akad berdasarkan kepercayaan atau keyakinan yang teguh serta itikad baik para pihak.

Akta di bawah tangan adalah suatu akta yang dibuat oleh para pihak tanpa melibatkan pejabat yang berwenang membuat akta, misalnya notaris, PPAT, atau pejabat lain yang berwenang untuk itu. 94. . sebagai perjanjian, meskipun sebenarnya ada kesepakatan antara satu pihak dengan pihak lain, misalnya. Apabila seseorang membeli kebutuhan sehari-hari di pasar, tidak perlu ada perjanjian tertulis, cukup dengan lisan antar para pihak. . Yurisdiksi disini maksudnya kedua belah pihak dianggap mampu melakukan perbuatan hukum sesuai dengan Pasal 52(b) UU No. 13 Tahun 2003.

Dalam Penjelasan Pasal 52 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan kesanggupan atau ketrampilan adalah pihak-pihak yang secara sah mampu atau sanggup untuk mengadakan suatu perjanjian, sedangkan bagi pekerja anak adalah pihak-pihak yang berwenang untuk menandatangani perjanjian. persetujuannya adalah orang tua atau walinya. Berkenaan dengan pekerja anak pada Pasal 69, par. 1 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003, anak berumur 13 sampai 15 tahun wajib melakukan pekerjaan ringan sepanjang tidak mengganggu perkembangan dan kesehatan fisik, mental, dan sosialnya. Berdasarkan Pasal 1320 KUH Perdata juncto Pasal 1329 Pasal 1330 KUH Perdata, badan hukum yang mengadakan perjanjian harus cakap melakukan perbuatan hukum menurut hukum.

Persyaratan subjektif dalam Pasal 1 Ayat 6 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 mengatur bahwa para pihak dalam suatu kontrak kerja adalah badan hukum dan tidak hanya terbatas pada badan hukum perdata, tetapi juga mencakup badan hukum publik, yaitu badan hukum yang melaksanakan kepentingan umum yang dikelola atau diurus oleh negara. Dengan demikian, dalam perjanjian apapun, baik yang menimbulkan perjanjian untuk memberikan sesuatu, perjanjian untuk melakukan sesuatu, atau perjanjian untuk tidak melakukan sesuatu, harus selalu jelas apa yang menjadi pokok perjanjian, yang kemudian menjadi pokok perjanjian itu. lahir (baik saling menguntungkan atau tidak) antara para pihak yang mengadakan perjanjian. Berdasarkan Pasal 1335 KUH Perdata, alasan halalnya adalah karena perjanjian yang dibuat oleh para pihak tidak bertentangan dengan kesusilaan, ketertiban umum, dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Pengertian perjanjian kerja dalam Pasal 1601a KUH Perdata) adalah : “Perjanjian kerja adalah suatu perjanjian yang mana salah satu pihak yaitu pekerja terikat untuk berbuat menurut perintah pihak itu. Sedangkan pengertian hubungan industrial menurut undang-undang ketenagakerjaan pada pasal 1 angka 14 menyebutkan bahwa Hubungan Industrial adalah suatu sistem hubungan yang tercipta antar pelaku dalam proses menghasilkan barang dan/atau jasa yang terdiri dari pengusaha, pekerja/buruh dan pemerintah. berdasarkan nilai-nilai Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan upah merupakan penerimaan sebagai imbalan dari pengusaha kepada tenaga kerja untuk suatu pekerjaan atau jasa yang telah dilakukan dan dinilai dalam bentuk uang sesuai

Sedangkan upah merupakan penerimaan sebagai imbalan dari pengusaha kepada tenaga kerja untuk suatu pekerjaan atau jasa yang telah dilakukan dan dinilai dalam bentuk uang

Menurut Darwan Prinst upah adalah suatu penerimaan sebagai imbalan dari pengusaha kepada buruh atas prestasi berupa pekerjaan atau jasa yang telah atau akan dilakukan

Menurut pasal 1 angka 30 undang-undang ketenagakerjaan 2003, upah adalah hak pekerja/buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha atau

Upah adalah hak Pekerja/Buruh yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk uang sebagai imbalan dari pengusaha atau Pemberi kerja kepada. Pekerja/Buruh

· Adanya Upah yang diterima Upah adalah suatu penerimaan sebagai imbalan dari pengusaha kepada buruh untuk sesuatu pekerjaan atau jasa yang telah atau akan dilakukan,

Upah adalah suatu penerimaan sebagai imbalan dan pengusaha kepada buruh untuk suatu pekerjaan atau jasa yang telah akan dilakukan dengan baik dan sesuai dengan ketentuan,

Upah adalah suatu penerimaan sebagai imbalan dari pe- ngusaha kepada buruh untuk sesuatu pekerjaan atau jasa yang telah atau akan dilakukan dinyatakan atau dinilai