• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III FAKTA DAN ANALISA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB III FAKTA DAN ANALISA"

Copied!
45
0
0

Teks penuh

Kecamatan Rongga terletak di sebelah utara ibu kota Kabupaten Bandung Barat, agak jauh dari pusat pemerintahan daerah Kecamatan Rongga. Terdapat beberapa sungai dan air terjun di Kecamatan Rongga yang memberikan banyak manfaat bagi kehidupan masyarakat Rongga. Kawasan ini dapat dikembangkan menjadi kawasan pendukung sub logistik bagi Kecamatan Rongga Timur yang merupakan kawasan perkotaan.

Selain itu, terjalinnya koordinasi yang baik antara masyarakat, pemerintah desa, pemerintah kecamatan dan berfungsinya institusi lain seperti Polisi Sektor dan Koramil di wilayah Distrik Rongga. Dilihat dari Indeks Pembangunan Manusia (IPM) secara umum, Kecamatan Rongga masih berada pada level rata-rata IPM terendah di Kabupaten Bandung Barat. Kondisi ini antara lain disebabkan oleh terbatasnya pelayanan masyarakat di Kecamatan Rongga di seluruh wilayah akibat kondisi infrastruktur yang kurang mendukung.

STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA CURUG MALELA TERHADAP SUPPLY DAN DEMAND DI KECAMATAN RONGGA KABUPATEN BARAT BANDUNG. Kesunyian dan keterisolasian air terjun di Kecamatan Rongga ini seolah menimbulkan misteri unik.

Gambar 3.3 Peta Pengunaan Lahan Legenda :
Gambar 3.3 Peta Pengunaan Lahan Legenda :

Kondisi Kelembagaan Kawasan Wisata Curug Malela A. Visi dan Misi Kecamatan Rongga

Dalam mewujudkan dan mewujudkan Visi Kecamatan Rongga perlu dilakukan langkah-langkah agar Visi tersebut terlaksana dan terwujud sesuai dengan apa yang dicita-citakan, adapun Misi Kecamatan Rongga adalah sebagai berikut.

Struktur Organisasi Perangkat Daerah Kecamatan Rongga

Tinjauan Kebijakan

  • Tinjauan Kebijakan RTRW Kabupaten Bandung Barat
  • Tinjuauan Kebijakan RIPPDA

Untuk lebih jelasnya sebaran Zona Pengembangan (WP di Kabupaten Bandung Barat dapat dilihat pada Gambar 3.6. Pusat Kegiatan Lokal (PKL) dan Desa Pusat Pertumbuhan (DPP) di Kabupaten Bandung Barat Pusat Kegiatan No. Puskesmas Masyarakat Peduli, Edukasi , pasar, terminal tipe C. Desa Nyenang Desa Cipeundeuy Desa Sukahaji Desa Bojongmekar.

Kabupaten Bandung Barat dalam upayanya mengembangkan pariwisata dan kebudayaan menjadikan pariwisata dan kebudayaan sebagai pilar pembangunan di Kabupaten Bandung Barat. Perkembangan pariwisata dan budaya di Kabupaten Bandung Barat tidak lepas dari kebijakan pembangunan yang sudah menjadi komitmen pemerintah daerah. Pendekatan terpadu dalam pengembangan pariwisata di Kabupaten Bandung Barat mempunyai makna multidimensi, baik dari pendekatan normatif daerah maupun dari segi pengembangan produk pariwisata.

Kekuatan Kabupaten Bandung Barat sebagai kawasan wisata yang tidak pernah dilupakan oleh masyarakat lokal maupun wisatawan perorangan, Citra Kabupaten Bandung Barat sebagai kabupaten baru hasil pemekaran Kabupaten Bandung mempunyai potensi alam berupa pegunungan, danau. , perkebunan dan hutan. Hasil survei analisis pasar Pariwisata Jawa Barat tahun 2006, dilaporkan bahwa 68,3% wisatawan menyatakan tujuan berkunjung ke Kabupaten Bandung adalah untuk menikmati keindahan alam pegunungan di Lembang, Tangkuban Perahu, Maribaya yang dimiliki saat ini. Kabupaten Bandung Barat. Setelah lepas dari Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat saat ini mempunyai potensi budaya dan pariwisata yang cukup banyak, Kabupaten Bandung Barat mempunyai jalur wisata yang strategis yaitu Cisarua.

Berdasarkan observasi, perkembangan usaha pariwisata yang dominan di Kabupaten Bandung Barat terkonsentrasi di kawasan Lembang – Cisarua – Parongpong sebesar 63,2% yang terdiri dari usaha akomodasi restoran dan rekreasi. ODTW di Kabupaten Bandung Barat cukup beragam seperti panorama alam, sungai, danau, gunung, seni budaya, geowisata, hutan wisata, persawahan, air terjun, bukit, kawah, taman bunga, keberadaan potensi alam tersebut sebagian dikembangkan di objek dan daya tarik. Pariwisata telah membawa banyak manfaat baik bagi masyarakat, pemerintah daerah maupun pelaku usaha pariwisata, namun selain itu masih banyak potensi yang belum dikembangkan karena keterbatasan prasarana dan sarana pelayanan. Pengelola ODTW terus menghadapi sejumlah persoalan. kendala seperti kepemilikan tanah, pengelolaan lingkungan, kebersihan dan ketertiban, permasalahan yang nampaknya menjadi kelemahan dalam pengelolaan ODTW. Pengembangan pariwisata di Kabupaten Bandung Barat memerlukan perencanaan yang holistik dengan menggunakan pendekatan kewilayahan, untuk memberikan dukungan dan pemanfaatan potensi dan ruang melalui arah yang jelas dalam pengembangan pariwisata di Kabupaten Bandung Barat.

Melalui Rencana Induk Pengembangan Pariwisata diharapkan pengembangan pariwisata di Kabupaten Bandung Barat dapat lebih merata di berbagai wilayah yang memiliki potensi berbeda-beda.

Gambar 3.6 Peta Arahan Fungsi Kawasan Pusat-Pusat Pertumbuhan Hasil Rencana RTRW Kabupaten  Bandung Barat, Tahun 2008
Gambar 3.6 Peta Arahan Fungsi Kawasan Pusat-Pusat Pertumbuhan Hasil Rencana RTRW Kabupaten Bandung Barat, Tahun 2008

Analisis Pengembangan Kawasan Wisata Curug Malela

  • Analisis Potensi Kunjungan Kawasan Wisata Curug Malela (Supply
    • Analisis Penawaran (Supply) Pariwisata
    • Analisis Permintaan (Demand) Pariwisata

RIPPDA Kecamatan Cililin telah ditetapkan menjadi jalur akomodasi dan Curug Malela merupakan satu-satunya objek wisata di Kawasan Pengembangan Cililin.Pemandu wisata juga “ojek” sebagai transportasi menuju lokasi Curug Malela. Keberadaan objek wisata Curug Malela merupakan kawasan wisata yang menyuguhkan panorama alam yang indah serta keunikan dan nilai-nilai berupa berbagai hasil alam, budaya, dan buatan yang menjadi kawasan tujuan wisatawan untuk berkunjung. Oleh karena itu kawasan wisata Curug Malela membutuhkan partisipasi investor dalam pengembangannya.

Dan akan lebih menarik lagi jika dibangun akomodasi penyewaan perahu arung jeram, restoran, kios cinderamata, tempat piknik, dan tempat pemancingan di lokasi Curug Malela. Namun untuk mengembangkan Kawasan Wisata Curug Malela sebagai objek wisata baru atau destinasi wisata baru, hendaknya tetap mengacu pada kebijakan yang telah disiapkan untuk menjaga kelestarian alam. Rata-rata berdasarkan hasil wawancara dengan responden ditemukan beberapa responden yang menyatakan bahwa Kawasan Wisata Curug Malela perlu dikembangkan lebih lanjut, seperti perlunya membangun fasilitas pendukung di Kawasan Wisata Curug Malela.

Karakteristik Wisatawan

Dilihat dari jenis pekerjaannya, wisatawan yang datang ke Kawasan Objek Wisata Curug Malela terdiri dari berbagai profesi antara lain pelajar, PNS, wirausaha, dan non pekerja. Karakteristik responden: Wisatawan yang berkunjung ke kawasan wisata Curug Malel dapat dikatakan berasal dari kelompok ekonomi menengah ke atas. Hal ini diperkuat dengan data pendapatan bulanan masing-masing wisatawan. Sejalan dengan itu, wisatawan yang berkunjung juga memiliki latar belakang pendidikan yang relatif pas-pasan.

Hal ini juga mendukung pengembangan kawasan yang memiliki nilai ekonomi dan terjangkau bagi semua kalangan. Artinya relatif rata-rata tingkat pendidikan berbanding lurus dengan tingkat pendapatan per bulan. Sebagian besar responden pariwisata telah menyelesaikan pendidikan sekolah menengah dan beberapa telah melanjutkan ke tingkat universitas.

Wisatawan yang datang ke Kawasan Wisata Curug Malela terdiri dari wisatawan yang pekerjaan dan tingkat pendidikannya adalah pelajar yang mendukung wisata edukasi.

Pola Kunjungan Wisatawan

Jumlah Wisatawan (Peak Season)

Jumlah wisatawan di kawasan wisata Curug Malela paling banyak dikunjungi pada saat libur panjang atau pada saat libur puasa dan lebaran dengan rata-rata kunjungan sekitar ±300 wisatawan. Jika dilihat dari data jumlah wisatawan yang berkunjung ke Kawasan Wisata Čurug Malela, terlihat bahwa Objek Wisata Čurug Malela sangat ramai dikunjungi saat libur lebaran. Potensi daya tarik Curug Malele dengan unsur sumber daya yang unik adalah air terjun, flora dan fauna, sungai, kegiatan wisata yang dapat dilakukan antara lain menikmati keindahan alam, melihat flora dan fauna yang ada, trekking, arung jeram, bungee jumping, terbang rubah, edukasi, bahkan camping, untuk kebersihan yang tidak terpengaruh oleh industri seperti industri, jalan yang tidak terlalu ramai, sampah, kenyamanan dan keamanan harus menjadi landasan utama sebagai daya tarik wisata.

Analisis Rute Wisata dan Aksesibilitas Menuju Kawasan Wisata Curug Malela

Analisis Fisik (Ilustrasi Tapak) .1 Analisis Topografi

  • Analisis Jenis Tanah
  • Analisis Hidrologi
  • Analisis Penyinaran Matahari
  • Analisis Arah Angin
  • Analisis Vegetasi

Karakteristik jenis tanah di kawasan wisata Curug Malela terdiri dari 3 jenis tanah antara lain andosol coklat, latosol coklat kemerahan dan podsolik merah kekuningan. Namun jenis tanah yang terdapat di kawasan wisata Curug Malela adalah latosol berwarna coklat kemerahan, berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian no. 837/KPTS/UM/1980 Tanah latosol berwarna coklat kemerahan sensitif terhadap erosi dan termasuk dalam kriteria sangat sensitif.

Dilihat dari topografinya yang berbukit-bukit serta debit air Sungai Citarum hulu hingga Curug yang cukup deras, maka debit air di kawasan wisata ini dapat dikatakan cukup tinggi, dengan data frekuensi curah hujan di kawasan wisata Curug Malela berkisar dari 2500 -3000 mm/tahun. Kawasan wisata Curug Malela merupakan kawasan terbuka dan tidak banyak terdapat bangunan di kawasan tersebut. Jika pembangunan terjadi di masa depan, maka untuk mengetahui lokasi suatu bangunan perlu dilakukan penyesuaian terhadap jalur matahari dan arah angin.

Sehingga nantinya akan dibangun massa bangunan di kawasan wisata Curug Malela memanjang ke arah barat dan timur untuk meminimalisir panasnya sinar matahari. Untuk mengetahui arah angin di kawasan wisata Curug Malela dapat ditentukan dengan melihat kondisi permukaan tanah dan tingginya debit air di Curug Malela, dimana arah arus di Curug Malela adalah dari selatan ke utara. Saat memasuki Kawasan Wisata Curug Malela wisatawan dimanjakan dengan pemandangan ruang perkebunan teh dari Perkebunan Teh Montaya, hingga sampai di Kawasan Wisata Curug Malela banyak terlihat tumbuh-tumbuhan yang tertata alami.

Untuk mengetahui kesesuaian jenis tanaman yang tepat yang dapat dikembangkan pada kawasan yang ada di kawasan tersebut sebagai pendukung seperti pengarahan dan pengurangan pencemaran.

DESA CICADAS DAN DESA SINDANGJAYA

  • Analisis Ruang Terpilih Untuk Zona di Kawasan Wisata Curug Malela Kawasan Wisata Curug Malela berada pada ketinggian antara 900 —
  • Analisis Hubungan Fungsional Ruang Kawasan Wisata Curug Malela Hubungan fungsional ruang merupakan komposisi terpusat dan stabil
  • Analisis Pola Ruang Kawasan Wisata Curug Malela
  • Analisis SWOT

Kawasan wisata Curug Malela termasuk dalam pembagian peruntukan lahan pada suatu kawasan, yang meliputi peruntukan lahan untuk fungsi lindung dan peruntukan lahan untuk fungsi budidaya. Untuk lebih jelasnya lihat hasil analisis pola spasial pada Gambar 3.24 Peta Pola Spasial Wilayah. Tujuan dari analisis ini adalah untuk mengetahui kondisi eksisting di Kawasan Wisata Curug Malela, sehingga dapat diketahui strategi yang nantinya menjadi arah pengembangan kawasan tersebut.

Metode analisis yang digunakan adalah teknik analisis SWOT yaitu analisis dengan memperhatikan potensi berupa kekuatan dan peluang tanpa mengabaikan kelemahan berupa masalah dan ancaman sebagai acuan upaya pembangunan daerah selanjutnya. Dengan mengetahui kekuatan dan peluang yang ada sebagai faktor pendukung upaya pengembangan kegiatan di Kawasan Wisata Curug Malela serta memperhatikan kelemahan dan ancaman yang mungkin menghambat upaya pengembangan tersebut, diharapkan langkah atau upaya pengembangan yang direncanakan dapat tepat sasaran. menjadi rencana yang tepat dan berkelanjutan. Hasil Tabel 3.13 dan Tabel 3.14 diketahui bahwa hasil analisis SWOT Kawasan Wisata Curug Malela berada pada Kuadran II (Stabilitas) dan termasuk dalam Strategi Pemeliharaan Agresif.

Berdasarkan grafik di atas diketahui posisi kuadran pada kuadran II adalah Aggressive Maintenance Strategy yang dengan kata lain merupakan strategi konsolidasi internal dengan melakukan perbaikan di berbagai bidang. Perkembangan kawasan wisata Curug Malela di Desa Cicadas Kecamatan Rongga Kabupaten Bandung Barat mempunyai pengaruh dominan kekuatan dan ancaman. Sehingga akan terjadi peningkatan wisatawan ke kawasan wisata Curug Malela mengembangkan destinasi wisata di Desa Cicadas, Kecamatan Rongga, Kabupaten Bandung Barat.

Gambar 3.19 Peta Kemiringan Legenda :
Gambar 3.19 Peta Kemiringan Legenda :

Gambar

Gambar 3.1  Curug Malela
Gambar 3.3 Peta Pengunaan Lahan Legenda :
Gambar 3.6 Peta Arahan Fungsi Kawasan Pusat-Pusat Pertumbuhan Hasil Rencana RTRW Kabupaten  Bandung Barat, Tahun 2008
Gambar 3.18 Peta Topografi Legenda :
+4

Referensi

Dokumen terkait

By firstly sketching the interaction which might happen between the writers and intended readers of the published articles, or equally as Speaker and Hearer in Brown and Levinson’s