• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN - Perpustakaan Poltekkes Malang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN - Perpustakaan Poltekkes Malang"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

12

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian adalah Deskriptif, yakni dengan melakukan pengujian laboratorium pada perona pipi yang dicurigai mengandung Rhodamin B yang dilarang penggunaanya dalam kosmetik jenis pemerah pipi dengan melakukan analisis metode kromatografi lapis tipis.

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2.1 Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2021 dimulai dari kegiatan persiapan, pelaksanaan penelitian, dan analisis data.

3.2.2 Tempat Penelitian

Penelitian akan dilaksanakan di Laboratorium Kimia-Farmasi Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri. Adapun tempat yang digunakan untuk pengambilan sampel perona pipi di Pasar Kandat Kabupaten Kediri.

3.3 Populasi dan Sampling 3.3.1 Populasi

Penelitian Populasi pada penelitian ini adalah kosmetik perona pipi yang dijual di pasar Kandat Kabupaten Kediri.

3.3.2 Sampel Peneitian

Sampel pada penelitian ini adalah sampel kosmetik perona pipi 1, 2, 3, 4 dan 5 dengan spesifikasi sampel yaitu merk lokal yang terdaftar BPOM dan tidak terdaftar BPOM dengan harga berkisaran antara Rp 10.000 – Rp 30.000 dan memiliki warna merah.

3.4 Variable Penelitian

Variabel yang dalam penelitian ini adalah :

3.4.1 Variable Bebas dalam penelitian ini adalah sampel perona pipi di Pasar Kandat.

3.4.2 Variable Terikat dalam penelitian ini adalah kandungan rhodamin B.

(2)

13

3.5 Definisi Operasional

Variable Definisi operasional

Cara ukur Hasil ukur Skala ukur Kandungan

rhodamin B pada kosmetik perona pipi

Menunjukkan

ada atau

tidaknya kandungan rhodamin B perona pipi yang ditandai dengan

perubahan warna

Uji kualitatif rhodamin B pada kosmetik perona pipi dengan

kromatografi lapis tipis

Apabila menunjukkan hasil positif mengandung rhodamin B maka

ditandai dengan terjadinya perubahan warna menjadi merah muda dan apabila negatif mengandung rhodamin B maka tidak terjadi

perubahan warna

Ordinal

3.6 Alat dan Bahan 3.6.1 Alat

Alat yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari gelas ukur (pyrex), erlemeyer (pyrex), beaker glass (pyrex), corong (iwaki), chamber, pipet tetes, kertas saring, spatula, batang pengaduk, Tabung reaksi, timbangan digital (Radwag AS 220.R2 Plus), Lampu UV 254 nm.

(3)

14

3.6.2 Bahan

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Amonia (merck), Asam klorida 4 N (merck), aquadest (merck), etil asetat (merck), N-butanol (merck), plat silika gel (merck), Metanol (merck), Linomac (Camag), Rhodamin B, sampel perona pipi.

3.7 Metode Penelitian

Analisis Kualitatif Rhodamin B :

3.7.1 Pembuatan Larutan Uji Sampel Perona Pipi

Sampel perona pipi ditimbang ± 300 mg dimasukkan kedalam gelas beaker, kemudian ditambahkan 4 tetes asam klorida 4 N, dan ditambahkan 2 ml metanol dan dihomogenkan selanjutnya dicukupkan dengan metanol 10 ml kemudian diaduk hingga tercampur rata dan disaring menggunakan kertas saring. (larutan A).

3.7.2 Pembuatan Larutan Baku

Sejumlah ± 5 mg Rhodamin B dilarutkan dengan 10 ml metanol, kemudian dikocok hingga larut. (Larutan B).

3.7.3 Pembuatan Larutan Spike (Campuran)

Sejumlah volume yang sama larutan A sebanyak 5 ml dan larutan B sebanyak 5 ml dicampur, kemudian dihomogenkan. (larutan C).

3.7.4 Identifikasi Sampel

Pada plat KLT berukuran 20 X 20 cm diaktifkan dengan cara dipanaskan di dalam oven pada suhu 100 oC selama 30 menit. Larutan A, B, dan larutan C, ditotolkan pada plat dengan menggunakan linomac pada jarak 1,5 cm dari bagian bawah plat dan jarak antara noda adalah 1,5 cm kemudian dibiarkan beberapa saat sampai mengering. Plat KLT yang telah mengandung cuplikan dimasukkan kedalam chamber yang terlebih dahulu telah dijenuhkan dengan eluen dengan fase gerak berupa N-butanol, etil asetat, dan amonia (55 : 20 : 25), dibiarkan eluen bergerak naik hingga jarak elusi

± 10 cm. Kemudian plat KLT diangkat dan dikeringkan di udara. Diamati noda secara visual dan dibawah sinar UV 254 nm jika noda berflourosensi kuning dengan lampu UV 254 nm menunjukkan adanya Rhodamin B dan

(4)

15

jika secara visual berwarna merah muda menunjukkan adanya Rhodamin B.

Secara teoritis bahwa penggunaan panjang gelombang 254 nm dikarenakan pada panjang gelombang tersebut memberikan serapan secara optimal dan maxsimum. Selanjutnya dihitung nilai Rfnya, hasil dinyatakan positif bila warna bercak antara sampel dengan baku sama atau saling mendekati dengan selisih harga ≤ 0,2 (Depkes, 1988).

𝑅𝑓 = 𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑒𝑚𝑝𝑢ℎ 𝑠𝑜𝑙𝑢𝑡 𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑒𝑚𝑝𝑢ℎ 𝑓𝑎𝑠𝑒 𝑔𝑒𝑟𝑎𝑘

3.8 Pengolahan, Penyajian, dan Analisa Data

Pada uji sampel menggunakan kromatografi lapis tipis yang mengandung zat pewarna sintetis Rhodamin B terdapat bercak yang mempunyai nilai Rf yang sama dengan baku Rhodamin B. Nilai Rf dihitung dengan menggunakan perbandingan dalam persamaan :

𝑅𝑓 = 𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑒𝑚𝑝𝑢ℎ 𝑠𝑜𝑙𝑢𝑡 𝐽𝑎𝑟𝑎𝑘 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑒𝑚𝑝𝑢ℎ 𝑓𝑎𝑠𝑒 𝑔𝑒𝑟𝑎𝑘

Referensi

Dokumen terkait

1 Variabel dan Definisi Operasional Pemanfaatan Aplikasi Media Monitoring dan Evaluasi V Variabel D Definisi Operasional C Cara ukur A Alat ukur H Hasil Ukur S Skala

1 Definisi Operasional Variabel Definisi Operasional Alat Ukur Skala Ukur Variabel Independent : Media pembelajaran tentang perhitungan Roll O’Pack berbasis sound slide

Definisi operasional variabel Nama Variabel Definisi Operasional Hasil Ukur Skala Ukur Sereal dengan bahan tepung beras, tepung tapioka, tepung kecambah kedelai, dan tepung brokoli

Definisi Operasional Variabel DefinisI Cara Ukur dan Alat Ukur Hasil Ukur Skala Ukur Asupan Natrium Total asupan natrium dari makanan/min uman yang mengandung natrium yang

13 Tabel 3.1 Variabel dan Definisi Operasional Variabel Definisi Operasional Alat ukur Hasil Alat ukur Skala Kecemasan pendonor pada rutinitas donor darah Rasa cemas yang

Definisi Operasional Nama Variabel Definisi Operasional Hasil Ukur Skala Ukur Susu Sereal substitusi tepung brokoli dan tepung tempe Perbandingan tepung brokoli dan tepung

Variable Dependen Terikat : Mutu biscuit berdasarkan kadar protein dan lemak 3.5 Definisi Operasional Variable Definisi Metode Ukur Hasil ukur Skala ukur Biskuit Produk makanan

Definisi Operasional Variabel No Variabel Definisi Operasional Cara Ukur Alat Ukur Hasil Skala 1 Perilaku hidup bersih sehat PHBS Mengetahui penyebab terjadinya penyakit