BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Subjek dan Bahan Penelitian 3.1.1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah pegawai yang bekerja di dalam gedung.
3.1.2. Populasi Penelitian 3.1.2.1. Populasi Target
Populasi target dalam penelitian ini adalah pegawai non dosen di gedung lantai 2 – 8 Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung.
3.1.2.2. Populasi Terjangkau
Populasi Terjangkau dalam penelitian ini adalah pegawai non dosen di gedung Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung tahun 2019.
3.1.3. Kriteria Subjek 3.1.3.1. Kriteria Inklusi
1. Pegawai yang telah bekerja selama ≥ 1 tahun.
2. Pegawai yang bekerja selama ≥ 6 jam dalam satu hari.
3.1.3.2. Kriteria Eksklusi
3.1.4 Penentuan Besar Sampel
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan total sampling. Pada Teknik ini semua subjek yang berada dalam populasi terjangkau dan memenuhi kriteria inklusi dimasukan kedalam subyek penelitian. Jumlah pegawai non dosen yang bekerja di gedung Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung sebanyak 22 orang.
3.1.5 Cara Pengumpulan Data 1. Data Primer
Data primer adalah data yang diambil secara langsung dengan menggunakan instrumen kuesioner yang pengisiannya dipandu oleh peneliti. Selain itu, dilakukan observasi terhadap lingkungan kerjanya dengan pengukuran suhu dan kelembaban udara pada tempat kerja responden.
3.2. Metode Penelitian 3.2.1. Rancangan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan crossectional, yaitu melihat gejala-gejala Sick Building Syndrome pada hasil kuesioner. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan suhu dan kelembaban dengan kejadian Sick Building Syndrome pada pegawai non dosen di gedung Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung.
3.2.2. Variabel Penelitian 3.2.2.1. Variabel Bebas
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah suhu dan kelembaban dalam ruangan.
3.2.2.2. Variabel Terikat
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Sick Building Syndrome.
3.2.2.3. Definisi Oprasional 3.2.2.4.
No Variabel Definisi Alat ukur Hasil ukur Skala 1. Suhu Parameter fisik
udara yang
menyatakan panas dalam ruangan.
Thermo hygrometer
Suhu rendah = (<18°C) Suhu normal = (18–28°C) Suhu tinggi = (>28°C)
Kategorik
2. Kelembaban udara
Parameter fisik
udara yang
menyatakan perbandingan relatif temperatur basah dan kering udara.
Thermo hygrometer
Kelembaban rendah = (<40%) Kelembaban normal = (40 – 60%)
Kelembaban tinggi = (>60%)
Kategorik
3. SBS Kumpulan gejala
yang dialami oleh pegawai dalam gedung yang berhubungan dengan lamanya berada di dalam gedung dan kualitas udara.
Gejala–gejala terlampir dalam
kuesioner Ada = apabila terdapat minimal 2 atau lebih gejala yang muncul ketika berada di dalam gedung Tidak ada = 0 gejala
Kategorik
3.2.3. Prosedur Penelitian 1) Persiapan Penelitian
1. Survei kepada subjek penelitian di gedung Fakl Universitas Islam Bandung.
2. Pembuatan form persetujuan untuk ditandatangani oleh subjek penelitian.
3. Memberikan informed concern terhadap subjek penelitian.
4. Pemilihan sampel berdasarkan kriteria inklusi 2) Alur Penelitan
Subjek penelitian akan diberikan kuesioner gejala SBS yang dirasakan.
Sebelum melakukan pengukuran suhu dan kelambaban peneliti mengkonfirmasi suhu AC yang biasa digunakan oleh subjek penelitian, lalu peneliti mengukur suhu dan kelembaban di dalam ruangan subjek penelitian. Pengukuran dilakukan sebanyak dua kali pada rentang waktu pukul 09.00–12.00 dan 13.00–16.00. setelah itu peneliti memasukan data rata–rata suhu dan kelembaban ruangan.
Gambar 3. 1 Alur Penelitian
3) Alat penelitian
Pada penelitian kali ini peneliti menggunakan alat pengukur suhu dan kelembaban udara yaitu thermohygrometer.
Pengajuan proposal penelitian ke Fakultas
Survey kepada objek penelitian di gedung Fakultas Kedokteran
Informed concern kepada subjek penelitian
Pengambilan data berupa pengisian kuesioner oleh subjek penelitian
Pengukuran suhu dan kelembaban ruangan
Pengolahan dan Penyajian Data
Kesimpulan dan Saran
Menentukan objek penelitian sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi
Gambar 3. 2 Thermohygrometer
Cara pengunaan:
1. Pastikan alat sudah terpasang baterai.
2. Alat akan menyala dan berfungsi jika baterai sudah terpasang.
3. Ubah pengukuran suhu menjadi Celsius.
4. Letakan di dalam ruangan.
5. Tunggu 5–10 menit sampai perhitungan suhu dan kelembaban terkalibrasi sempurna.
3.2.4. Pengolahan dan Analisis Data 3.2.4.1. Pengolahan Data
Data yang telah diperoleh akan diolah secara komputerisasi untuk mengubah data menjadi informasi. Langkah-langkah dalam pengolahan data, sebagai berikut:
1. Editing, yaitu memeriksa kebenaran dan kelengkapan data subjek penelitian
2. Coding, yaitu mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi data angka atau bilangan. Coding ini sangat berguna untuk data entry
3. Data Entry, yaitu memasukkan data dari kuesioner subjek penelitian yang telah di-coding.
4. Cleaning, yaitu apabila semua data dari kuesioner telah selesai dimasukkan, maka perlu dicek kembali untuk melihat kemungkinan adanya kesalahan kode atau ketidaklengkapan.
3.2.4.2. Analisis Data
Analisis bivariat digunakan untuk menganalisis hubungan antara variabel independent dengan dependen. Analisis ini merupakan prosedur statistik tuntuk membandingkan atau mencari hubungan antara dua varibel. Penelitian ini menggunakan analisis bivariat untuk melihat hubungan suhu dan kelembaban ruangan dengan kejadian Sick Building Syndrome pada pegawai non dosen di gedung Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung. Proses analisis bivariat pada penelitian ini menggunakan Chi-Square.
3.2.5. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di gedung Fakultas Kedoteran Universitas Islam Bandung lantai 2–8 pada bulan April–Desember 2019. Pengambilan data dilakukan pada bulan September sampai dengan bulan November 2019.
3.2.6. Aspek Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian yang melibatkan manusia sebagai subjek penelitian sehingga aspek-aspek etik penelitian yang harus diperhatikan, di antaranya:
1. Informed consent
Persetujuan yang disetujui oleh subjek penelitian yang sebelumnya sudah diberikan penjelasan mengenai penelitian, baik dari segi keuntungan, kerugian, maupun risiko di luar perkiraan yang akan terjadi selama penelitian;
2. Respect to person
Kerahasian identitas subjek penelitian dijamin oleh peneliti dan hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan sebagai hasil penelitian. Bila identitas pasien sangat dibutuhkan, peneliti cukup memberi inisial subjek saja;
3. Aspek etik lain
Aspek etik penelitian juga harus meliputi prinsip-prinsip etika kedokteran, yaitu a. Autonomy
Responden memiliki hak untuk menolak maupun menerima tindakan penelitian yang sebelumnya telah dijelaskan saat informed consent;
b. Beneficence
Subjek penelitian mendapatkan keuntungan dari penelitian, yaitu diharapkan subjek penelitian dapat mengetahui hal-hal yang dapat meningkatkan status kesehatan subjek penelitian;
c. Non-maleficence
Subjek penelitian tidak mendapatkan kerugian dan bahaya sepanjang penelitian;
d. Justice
Peneliti memerlakukan subjek penelitian dengan baik dan adil. Penelitian ini sudah mendapat persetujuan etik oleh Komite Etik Penelitian Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Islam Bandung dengan nomor : 165/Komite Etik.FK/IV/2019
