• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

42

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Metodologi Penelitian

Metodologi adalah ilmu tentang kerangka kerja untuk melaksanakan penelitian yang bersistem, sekumpulan peraturan, kegiatan dan prosedur yang digunakan oleh pelaku suatu disiplin ilmu, studi atau analisis teoritis mengenai suatu cara atau metode atau cabang ilmu logika yang berkaitan dengan prinsip umum pembentukan pengetahuan.

Metodologi adalah ilmu yang membicarakan cara, jalan, dan petunjuk praktis dalam penelitian atau membahas konsep teoritis berbagai metode atau dapat dikatakan sebagai cara untuk membahas tentang dasar-dasar filsafat ilmu dari metode penelitian (Noor, 2016). Pada pendekatan kali ini peneliti akan menggunakan penelitian kualitatif.

3.1.1. Paradigma Konstruktivis

Paradigma merupakan sekumpulan keyakinan yang dijadikan landasan untuk peneliti, dan bersifat konsisten yang didasari oleh pemikiran peneliti untuk memahami dan menyelesaikan penelitiannya.

Paradigma konstruktivis adalah cara untuk melakukan pengamatan dan objektivisme sebagai cara untuk menemukan suatu realitas, atau peneliti hanya menggambarkan apa yang di dapat dari narasumber. Konstruktivisme lebih cenderung menciptakan ilmu yang diekspresikan dalam bentuk pola-pola teori, jaringan atau hubungan timbal balik sebagai hipotesis kerja, bersifat sementara,

(2)

lokal dan spesifik (Malik & Nugroho, 2016). Paradigma konstruktivis hanya menggambarkan apa yang di dapat oleh peneliti dari penelitiannya dilapangan.

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan paradigma konstruktivis karena peneliti hanya menggambarkan apa yang di dapat oleh peneliti dari penelitiannya dilapangan. Peneliti tidak memberikan penilaian tambahan berdasarkan pandangan peneliti terkait penelitian di lapangan.

3.1.2. Penelitian Kualitatif

Penelitian Kualitatif merupakan suatu aktivitas yang menempatkan penelitiannya di dunia. Penelitian kualitatif terdiri dari rangkaian penafsiran material yang membuat dunia menjadi lebih terlihat. Mereka dapat mengubah dunia menjadi rangkaian representasi, yang mencakup berbagai catatan lapangan, percakapan, wawancara, rekaman, foto serta catatan pribadi.

Penelitian kualitatif melibatkan suatu pendekatan penafsiran yang naturalistik terhadap dunia. Hal ini berarti bahwa para peneliti kualitatif mempelajari benda-benda di lingkungan alamiah nya, berusaha untuk memaknai atau menafsirkan fenomena dalam sudut pandang dan makna-makna yang diberikan oleh masyarakat kepada mereka (Denzim & Lincoln dalam Creswell, 2015).

Penelitian kualitatif dimulai dengan asumsi dan penggunaan kerangka penafsiran atau teoritis yang membentuk atau memengaruhi studi tentang permasalahan riset yang terkait dengan makna yang dikenakan oleh individu atau kelompok pada suatu permasalahan sosial atau manusia.

Untuk mempelajari permasalahan ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dalam penelitian, pengumpulan data dalam lingkungan alamiah yang peka terhadap masyarakat dan tempat penelitian, dan analisis data yang bersifat induktif

(3)

maupun deduktif dan pembentukan berbagai pola atau tema. Laporan atau presentasi tertulis akhir mencakup berbagai suara dari para partisipan, refleksivitas dari peneliti, deskripsi dan interpretasi tentang masalah penelitian, dan kontribusi nya pada literatur atau seruan bagi perubahan (Creswell, 2015).

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi etnografi komunikasi. Alasan peneliti menggunakan pendekatan kualitatif karena menurut peneliti pendekatan kualitatif dirasa sangat cocok karena peneliti akan memperoleh data dengan terjun langsung ke lapangan untuk mengamati pokok permasalahan penelitian, serta melakukan wawancara oleh narasumber yang sesuai dengan fokus penelitian. Proses dan makna narasumber lebih ditonjolkan dalam penelitian ini. Peneliti juga ingin memahami masalah secara mendalam dan menghasilkan kualitas data yang detail sesuai kenyataan yang terjadi di lapangan.

Metode studi etnografi komunikasi juga dirasa sangat cocok dengan fokus penelitian dari peneliti, karena metode etnografi memiliki pengertian yaitu pesannya berupa pola komunikasi yang dilakukan secara berulang, serta hasil dari penelitian ini yang ingin peneliti capai adalah keberhasilan komunikasi yang terjadi pada pasangan berbeda suku dalam menyesuaikan dialek dan sikap ketika berkomunikasi.

Bagaimana mereka dapat mempertahankan pernikahan yang bisa dibilang cukup lama, padahal banyak orang-orang yang beranggapan bahwa pernikahan yang terjadi antar suku Sunda dan suku Jawa tidak bisa berlangsung lama, tetapi mereka mampu menepis opini orang-orang dengan komunikasi yang terjadi pada keluarga mereka. Maka dari itu diperlukan proses perolehan data secara mendalam

(4)

dan analisa yang tepat. Sehingga permasalahan yang diangkat dapat terjawab secara utuh.

Dalam penelitian kualitatif, analisis dan penarikan kesimpulan telah dimulai sejak awal pengumpulan data, sedangkan landasan teori dan kerangka berpikir kurang ditampilkan secara eksplisit, dalam arti peneliti tidak dibenarkan menggiring informan ketika proses pengumpulan data berdasarkan teori yang telah peneliti miliki sehubungan dengan fokus yang akan ditelitinya. Informan yang dipilih ialah narasumber dalam fokus masalah yang diteliti. Peneliti hendaklah mencair dan melebur diri dalam konteks yang sesungguhnya bersama informan.

Bingkai, batasan, dan sekat pemisah antara peneliti dan informan menjadi hilang, menyatu dalam situasi sosial, sesuai dengan konteks nya, dan alami (Yusuf, 2016).

1.1.3. Studi Etnografi Komunikasi

Etnografi komunikasi merupakan metode aplikasi etnografi sederhana dalam pola komunikasi sebuah kelompok. Mereka berusaha agar bentuk komunikasi yang digunakan oleh anggota dalam komunitas atau budaya dapat di terima akal sehat. Etnografi komunikasi melihat pada: pola komunikasi yang digunakan sebuah kelompok, mengartikan semua kegiatan komunikasi ini ada untuk kelompok, kapan dan dimana anggota kelompok menggunakan semua kegiatan, bagaimana praktik komunikasi menciptakan sebuah komunitas dan keragaman kode yang digunakan oleh sebuah kelompok (W. Littlejohn, 2018).

(Menurut Dell Hymes dalam Juanda & Azis, 2018) terdapat sejumlah tindak tutur seperti partisipan, konteks, pesan, cara, dan lain sebagainya. Etnografi komunikasi mengamati bahwa bahasa, makna serta pemakaiannya. Bahasa yang menggunakan sistem norma dan aturan adalah bagian integral budaya. Bahasa yang

(5)

digunakan dalam situasi komunikasi, peristiwa, dan tindakan sangat membantu mengenali norma budaya yang mendasari tindakan seseorang, karena budaya itu diciptakan, dinegosiasi, dan didefinisikan secara terus-menerus dalam tindakan di antara orang-orang yang berpartisipasi di berbagai situasi interaktif.

Komponen komunikasi dirangkum dalam singkatan urutan huruf yang membentuk kata “SPEAKING” (Dell Hymes dalam Juanda & Azis, 2018). Analisis komunikasi dapat dilakukan dengan menerapkan konsep-konsep unit komunikasi yang diuraikan sebagai berikut:

S: Setting : Waktu, tempat dan kondisi fisik yang lain, imbangan psikologis pada set setting dapat diganti, misalnya dari formal menjadi ketidak formalan.

P: Participants: Penutur atau pengirim, atau pendengar, atau pesapa.

E: Ends : Maksud - keluaran, maksud - tujuan.

A: Act : Bentuk dan isi pesan.

K: Keys : Nada percakapan, serius atau santai.

I: Instrument : Tulisan, lisan, telepon, Handphone, dialek, bahasa baku.

N: Norm : Norma interaksi (interupsi), Norma interpretasi.

G: Genre : Cerita, iklan, dialog, dan sebagainya.

Pendekatan etnografi komunikasi memandang bahasa itu terutama tindak tutur sebagai penggunaan bahasa yang kontekstual yang memiliki makna di dalam tuturan itu sendiri untuk melayani fungsi-fungsi komunikasi yang bersifat sosial.

Peran bahasa dalam fungsi sosial bahasa berfungsi melayani kebutuhan penuturannya untuk mencapai tujuan-tujuan komunikasi. Tujuan komunikasi tersebut menunjukkan bahasa itu bersifat problem sovling, yaitu bahasa digunakan

(6)

untuk memenuhi kebutuhan tertentu dan sifatnya sosial (Halliday dalam Juanda &

Azis, 2018).

3.2. Subjek Dan Objek Penelitian 3.2.1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah keluarga-keluarga dalam pernikahan antar suku Sunda dan Suku Jawa, yang memiliki kriteria seperti keluarga yang telah menikah lebih dari 10 tahun, keluarga yang dulunya sempat tidak direstui oleh orang tua karena perbedaan suku, dan keluarga yang bisa mengatasi perbedaan bahasa dalam menjaga keutuhan keluarga.

Keluarga pernikahan antar suku ini di jadikan sumber informasi dari penelitian tentang komunikasi keluarga. Seluruh gambaran ini di hasilkan selama observasi dan wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini, baik tentang gambaran umum lokasi penelitian, informan yang peneliti pilih sebagai key informan beralamat di Jalan Melur X No.9 Blok 15 RT. 008 RW.015, Bumi Rancaekek Kencana.

3.2.2. Objek Penelitian

Objek dalam penelitian ini adalah keluarga yang melakukan pernikahan antar suku Sunda dan suku Jawa dengan beragam variasi dan latar belakang.

Peneliti ingin mengetahui bagaimana komunikasi pada keluarga yang berbeda suku dalam menjalani kehidupan berkeluarga. Hal ini di maksudkan untuk melakukan perbandingan dalam mencari dan mengungkap pengalaman setiap individu.

Kemudian akan didapat temuan-temuan yang dapat menjadi temuan dalam tema komunikasi keluarga dalam pernikahan antara suku Sunda dan suku Jawa.

Beberapa narasumber peneliti yaitu:

(7)

A. Keluarga Bapak Siswoyo yang berasal dari suku Jawa Tengah dengan Ibu Tita Kemala yang berasal dari Suku Sunda.

B. Keluarga Bapak Yayan Taryana yang berasal dari suku Sunda dengan Ibu Sri Maryani yang berasal dari suku Jawa Tengah.

C. Keluarga Mas Sujatmiko yang berasal dari suku Jawa Tengah dengan Teh Ega yang berasal dari suku Sunda.

3.3. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data kualitatif adalah dengan berfokus pada jenis data aktual dan prosedur pengumpulan nya. Namun, pengumpulan data ini melibatkan lebih banyak dari hal itu. Pengumpulan data mencakup pencarian izin, pelaksanaan strategi sampling kualitatif yang baik, mengembangkan cara-cara untuk merekam informasi, baik secara digital maupun pada kertas, menyimpan data, dan mengantisipasi persoalan etika yang mungkin muncul (Creswell, 2015).

Pada penelitian komunikasi, teknik pengumpulan data ada yang berbentuk data primer dan ada pula data sekunder. Data primer berupa observasi, wawancara, angket, tes dan focus group discussion. Sedangkan data sekunder berupa data pustaka.

3.3.1. Data Primer A. Observasi

Observasi yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pengamatan. Tujuan observasi dilakukan peneliti pada umumnya mempunyai tujuan agar dapat mengamati dan mencatat fenomena yang muncul dalam variabel terikat sebagai akibat dari adanya kontrol dan manipulasi variabel. Observasi kualitatif diterapkan

(8)

dalam konteks suatu kejadian natural, mengikuti alur alami kehidupan informan (Hasanah, 2016).

Peneliti menggunakan observasi partisipan, yang dilakukan dengan cara mengadakan observasi turut ambil bagian dalam kehidupan orang-orang yang di observasi, yaitu orang Sunda yang menikah dengan orang Jawa dan sudah menjalani pernikahan lebih dari 10 tahun, keluarga pertama yaitu keluarga Bapak Siswoyo, Ibu Tita Kemala, keluarga Bapak Yayan Taryana dan Ibu Sri Maryani dan keluarga Mas Sujatmiko dan Teh Ega. Yang bertujuan untuk dapat mengakses data yang diperlukan bagi penelitinya. Peneliti mengamati dan mencatat langsung di rumah keluarga yang terlibat dalam pernikahan antar suku.

B. Wawancara

Wawancara digunakan untuk teknik pengumpulan data ketika peneliti ingin melakukan studi penelitian atau untuk menemukan jawaban dari permasalahan yang harus diteliti. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan wawancara berstruktur. Wawancara berstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data bila peneliti telah mengetahui dengan pasti tentang informasi yang akan diperoleh.

Dalam melakukan wawancara, pengumpul data telah menyiapkan pertanyaan- pertanyaan tertulis. Dengan wawancara terstruktur ini setiap narasumber diberi pertanyaan yang sama, dan mencatat hasilnya. Dan dapat dibantu dengan alat bantu lain seperti, kamera, recorder dan sebagainya (Sugiyono, 2017).

C. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan metode pengumpulan data untuk memperoleh informasi dari narasumber tentang orang, peristiwa yang telah berlalu, yang tentunya sangat bermanfaat dan berguna dalam penelitian kualitatif. Peneliti juga

(9)

bisa merekam momen wawancara dengan narasumber berupa rekaman suara di handphone dan rekaman video menggunakan kamera. Dengan adanya dokumentasi

ini peneliti akan lebih mudah dalam memilih informasi yang akan dikaji dalam penelitian.

3.3.2. Data Sekunder

Studi literatur yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan mengumpulkan berbagai macam data kepustakaan, berbagai jurnal artikel terdahulu di internet. Alat pengumpulan data yang digunakan peneliti selama proses penelitian adalah sebagai berikut:

A. Buku tulis

Buku tulis digunakan sebagai pelengkap dalam proses wawancara, yang dimana dalam buku itu terdapat beberapa pertanyaan yang dibutuhkan oleh peneliti untuk ditanyakan kepada narasumber. Dan ketika peneliti mendapatkan sebuah kata yang dirasa penting, peneliti bisa langsung menuliskannya agar tidak terlupa ketika akan ditulis ke dalam penelitian.

B. Handphone

Handphone bermanfaat dalam menjalankan proses penelitian sebagai alat untuk

merekam segala bentuk percakapan yang dilakukan oleh peneliti dan narasumber.

Hal ini dilakukan agar saat peneliti lupa akan percakapan yang mereka lakukan, peneliti dapat mendengarkannya kembali dan menemukan jawaban dari hal yang ia lupakan.

Selain untuk merekam suara handphone juga di gunakan sebagai alat dokumentasi seperti pengambilan gambar sebagai bukti bahwa peneliti memang benar-benar melakukan wawancara dengan narasumber.

(10)

3.4. Teknik Analisis Data

Proses kualitatif melibatkan pengorganisasian data, pembacaan pendahuluan pada database, pengodean dan pengorganisasian tema, penyajian data, dan penyusunan penafsiran data. Langkah-langkah ini saling terkait dan membentuk spiral aktivitas yang semuanya terkait dengan analisis dan penyajian data (Creswell, 2015).

Menurut (Miles dan Huberrman dalam Anggito & Setiawan, 2018) beranggapan bahwa analisis terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan yaitu, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi.

3.4.1. Reduksi Data

Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang menggolongkan, menjamkan, serta mengarahkan, lalu membuang data yang tidak perlu dan mengorganisasi data dengan cara sedemikian rupa sehingga didapatlah kesimpulan final yang dapat diambil dan diverifikasi (Miles & Huberman 2007:16 dalam Anggito & Setiawan, 2018). Hasil dari wawancara yang diperoleh peneliti dapat dipilih mana yang menurut peneliti bisa dijadikan sebagai data yang penting.

3.4.2. Penyajian Data

Penyajian data adalah suatu rangkaian organisasi informasi yang memungkinkan kesimpulan riset dapat dilakukan. Penyajian data dimaksudkan untuk menemukan pola-pola yang bermakna seta memberikan kemungkinan adanya penarikan simpulan serta memberikan tindakan (Miles &

Huberman,2007:84 dalam Anggito & Setiawan, 2018). Dalam penelitian ini, data

(11)

dilakukan dengan mendeskripsikan data-data yang telah diperoleh baik yang diperoleh melalui studi kepustakaan maupun wawancara.

3.4.3. Penarikan Kesimpulan

Penarikan kesimpulan dalam penelitian ini dimulai setelah proses pengumpulan data berakhir. Sejak awal pengumpulan data, peneliti sudah mulai untuk memahami data-data yang ditemukan di lapangan. Jadi, penarikan kesimpulan sudah mulai dilakukan sejak awal penelitian hingga akhir pengumpulan data.

3.5. Uji Kredibilitas Data

Kredibilitas merupakan suatu hal yang penting ketika ditanyakan tentang kualitas hasil dari penelitian kualitatif. Hasil dari penelitian kualitatif dikatakan memiliki tingkat kredibilitas yang tinggi. Hal itu terletak pada keberhasilan studi tersebut mencapai tujuannya mengeksplorasi masalah atau mendeskripsikan proses, setting, kelompok sosial atau pola interaksi yang kompleks (Afiyanti, 2008).

Kredibilitas data dimaksudkan untuk memperoleh tingkat kepercayaan yang terkait dengan seberapa jauh kebenaran hasil penelitian. Peneliti melakukan uji kredibilitas seperti:

A. Menggunakan bahan referensi sebagai perbandingan dan untuk mempertajam analis data, peneliti menggunakan bahan referensi seperti buku, jurnal, dan berita-berita yang di dapat dari artikel.

B. Melakukan pengecekan data. Apa bila ada data yang dirasa masih kurang, peneliti bisa melakukan wawancara kembali dengan narasumber.

C. Peneliti menggunakan triangulasi data. Triangulasi data ini dilakukan dengan cara mengecek data yang telah dikumpulkan dari beberapa sumber dan telah di

(12)

analisis sehingga peneliti dapat menarik sebuah kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan.

3.6. LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN 3.6.1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di daerah Jalan Sukalaksana dan di daerah Rancaekek.

3.6.2. Waktu Penelitian

Penelitian ini mulai dilakukan dari bulan Maret 2019 sampai bulan Juli 2019.

Tabel III.1.

Jadwal Penelitian JENIS

KEGIATAN

BULAN

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Pra Penelitian

Pengajuan Tema Pengesahan Judul Pengesahan BAB I

Pengesahan BAB II-III

Pengumpulan Data di Lapangan Pengolahan dan

Analisis Data Pengesahan BAB

IV-V-VI Pengerjaan Karya

Sidang

(13)

Referensi

Dokumen terkait

The objective of the portfolio in my conversation V class is to lead students to focus on the class, to pay attention to the presenters no matter how their capabilities are, to gain