10
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian yang akan dilakukan menggunakan jenis penelitian eksperimental dengan menggunakan desain One-Shot Case Study dimana dalam eksperimen yang dilakukan diberikan perlakuan selanjutnya diobservasi hasilnya.
3.2 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Mei 2020 secara mandiri di rumah peneliti.
3.3 Alat dan Bahan 3.3.1 Alat
Alat-alat yang akan digunakan pada persiapan bahan adalah pisau stainless steel, talenan, alat tumbuk, saringan kain, dan gelas kimia. Alat untuk ekstraksi pektin adalah toples kaca, termometer raksa, kompor gas, panci aluminium, pH meter (Mediatech), neraca, gelas arloji stopwatch, batang pengaduk, dan pipet tetes. Alat untuk uji karakterisasi pektin adalah gelas kimia, neraca, tabung reaksi, batang pengaduk, gelas arloji, pipet tetes, dan korek api.
3.3.2 Bahan
Bahan-bahan yang akan digunakan pada penelitian ini adalah apel manalagi yang diperoleh dari pasar besar Kota Malang, aquadest sebagai pelarut, HCl (pa) sebagai pembuat suasana asam dan uji karakterisasi, aseton (teknis) sebagai pengendap, etanol 96% (teknis) sebagai pengendap dan pencuci endapan dan NaOH (pa) untuk uji karakterisasi.
3.4 Variabel Penelitian 3.4.1 Variabel bebas
Variabel bebas dari penelitian ini adalah ekstraksi menggunakan metode dekokta dan pengaruh jenis pengendap aseton dan etanol 96%.
11 3.4.2 Variabel terikat
Variabel terikat dari penelitian ini adalah %yield pektin dan hasil uji karakterisasi yang terdiri dari uji organoleptis, uji kelarutan dan uji identifikasi dari ampas apel manalagi.
3.5 Definisi Operasional Variabel Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel
No. Variabel Definisi Operasional
Pengukuran dan Kategori
Skala Pengukuran 1. Metode
Dekokta
Metode ekstraksi dengan
menggunakan pemanasan yang akan
mempengaruhi
%yield dan karakteristik dari pektin yang dihasilkan.
Pemanasan dilakukan dengan kondisi asam pada pH 3,5 dan suhu 90oC dalam waktu 60 menit.
Nominal
1. Jenis pengendap
Membandingkan jenis pelarut yang digunakan untuk mengendapkan senyawa pektin dari hasil ekstraksi ampas apel
manalagi terhadap
%yield pektin dan karakteristik gel pektin yang dihasilkan.
Jenis pengendap yang digunakan adalah aseton dan etanol 96%, dilakukan dengan membandingkan hasil endapan.
Nominal
2. %yield pektin Banyaknya rendemen pektin yang telah diperoleh dari ekstraksi dan jenis pengendap, dihitung sebagai presentase hasil.
Pektin dinyatakan dalam bentuk presentase (%) secara gravimetri.
Rasio
12 3. Uji
karakterisasi
Pengujian untuk mengidentifikasi senyawa pektin serta menentukan sifat fisika yang mencakup uji organoleptis, uji kelarutan dan uji identifikasi dari hasil ekstraksi ampas apel manalagi.
Organoleptis, kelarutan, dan identifikasi:
(+) positif mengandung pektin, dan (-) negatif mengandung pektin.
Nominal
3.6 Metode Penelitian 3.6.1 Preparasi sampel
Apel dibersihkan dari kotoran yang terikut, kemudian dipotong kecil- kecil. Apel diblender, disaring dan diperas dengan menggunakan kain saring agar sarinya keluar. Bahan berupa lumatan ampas apel siap untuk di treatment. Lumatan ampas apel dikeringkan dengan cara dijemur dibawah sinar matahari selama 2 hari, kemudian sampel kering dihaluskan (Subagyo dan Achmad, 2010).
3.6.2 Ekstraksi pektin dari ampas apel Manalagi
Bahan berupa ampas apel kering seberat 20 gram dimasukkan ke dalam toples kaca yang sudah di isi aquades sebanyak 240 ml, kemudian ditambahkan larutan asam klorida hingga pH 3,5. Ekstraksi dilakukan dengan memanaskan sampel dalam toples kaca yang direbus dalam panci pada suhu 90oC. Waktu ekstraksi yang digunakan adalah 60 menit, dihitung saat suhu operasi yang ditetapkan tercapai dan dihentikan setelah waktu yang ditetapkan tercapai. Ekstrak disaring menggunakan kain saring, kemudian dibiarkan hingga benar-benar dingin (Subagyo dan Achmad, 2010).
3.6.3 Pengendapan
Hasil ekstraksi berupa cairan kental kemudian ditambahkan jenis pengendap aseton untuk mengendapkan pektin dengan perbandingan sampel dan penggumpal 1:1. Campuran filtrat didiamkan selama 24 jam hingga
13
terbentuk endapan. Endapan berupa gumpalan disaring menggunakan saringan hingga seluruh larutan pengendap dan gelembung-gelembung dalam gel hilang, kemudian dicuci dengan etanol 96% sebanyak 5 kali untuk menghilangkan sisa asam hingga pektin netral, kemudian dikeringkan dengan cara diangin-anginkan hingga berat pektin konstan. Hasil, berupa pektin kering kemudian ditentukan presentasenya secara gravimetri. Perlakuan yang sama digunakan untuk jenis pengendap etanol 96%.
yield pektin (%) = berat pektin hasi ekstraksi
berat bahan baku x 100%
(Pardede, Ratnawati, dan Martono, 2013)
3.6.4 Uji Karakterisasi 3.6.4.1 Organoleptis
Mengamati secara fisik bentuk, warna dan bau pada hasil ekstrak kering yang telah didapatkan. Pektin berbentuk serbuk kasar atau halus, berwarna putih kekuningan, dan hampir tidak berbau (Farmakope Indonesia Edisi V).
3.6.4.2 Kelarutan
Melarutkan 0,5 gram pektin dalam 10 ml aquadest. Hasil kelarutan membentuk cairan kental, opalesen (buram), mudah dituang, dan tidak larut dalam etanol (Farmakope Indonesia Edisi V).
3.6.4.3 Identifikasi
Membuat gel induk yang akan digunakan sebagai uji identifikasi dengan melarutkan 1 gram pektin dalam 9 ml aquades hingga terbentuk larutan, kemudian dipanaskan di atas penangas air hingga terbentuk gel yang kaku pada pendinginan.
• Pada 10 mllarutan (0,5 gr gel induk dalam 50 ml) tambahkan 10 ml etanol: terbentuk endapan bening.
• Pada 5 ml larutan (0,5 gr gel induk dalam 50 ml) tambahkan 1 ml natrium hidroksida 2 N, biarkan pada suhu ruang selama 15 menit.
Asamkan larutan tersebut dengan asam klorida 3 N, kocok hingga
14
terbentuk endapan dan jika tidak berwarna, apabila dididihkan akan menjadi putih dan bergumpal maka sampel uji mengandung senyawa pektin (asam pektat).
(+) positif mengandung pektin (-) negatif mengandung pektin (Farmakope Indonesia Edisi V)