• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODELOGI PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB III METODELOGI PENELITIAN"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

37

METODELOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Pada penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan Etnografi Komunikasi. Metode merupakan cara yang digunakan peneliti untuk mencapai tujuan penelitian yang telah ditentukan. Metode penelitian adalah proses, prinsip, dan prosedur yang digunakan untuk mendekati masalah dan mencari jawaban yang diperlukan. Penelitian artinya pencarian kembali atau penyelidikan kembali untuk menjawab berbagai fenomena, dengan mencari, menggali, dan mengkategorikan sampai pada analisis data dan fakta.

Mendefinisikan metodelogi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang- orang dan prilaku yang dapat diamati. Menurut mereka, pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu tersebut secara holistik (utuh). Jadi, dalam hal ini tidak boleh mengisolasikan individu atau organisasi ke dalam variable atau hipotesis, tetapi perlu memandangnya sebagai bagian dari sesuatu keutuhan. Menurut Bogdan dan Taylor 1975:5 dalam (Moleong, 2011:4) Pada penelitian kualitatif, seorang peniliti menjadi instrument kunci dimana peneliti terlibat sepenuhnya dalam kegiatan informan kunci yang menjadi subjek penelitian dan sumber informasi penelitian. Hali ini berbeda dengan metode penelitian kuantitatif dimana peneliti harus menjaga jarak terhadap masalah yang ditelitinya.

(2)

Penelitian kualitatif adalah upaya untuk menyajikan dunia sosial, dan perspektifnya di dalam dunia, dari segi konsep, perilaku, persepsi, dan persoalan tentang manusia yang diteliti. Kembali pada definisi disini dikemukakan tentang peranan penting dari apa yang seharusnya diteliti yaitu konsep, perilaku, persepsi, dan persoalan tentang manusia yang diteliti.

Menurut Jane Richie dalam (Moleong,2011:6)

Penelitian Kualitatif bertujuan memperoleh gambaran seutuhnya mengenai suatu hal menurut pandangan manusia yang diteliti, penelitian kualitatif berhubungan dengan ide, persepsi, pendapat atau kepercayaan orang yang diteliti dan kesemuanya tidak dapat diukur dengan angka.

Kata kualitatif menyiratkan penekanan pada proses dan makna yang tidak dikaji secara ketat atau belum diukur. Para peneliti kualitatif menekankan sifat realita yang terbangun secara sosial, hubungan erat antara peneliti dengan subjek yang diteliti, dan tekanan situasi yang membentuk penyelidikan dalam (Denzin,2009:6).

Para peneliti semacam ini mementingkan sifat penyelidikan yang sarat nilai mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang menyoroti cara munculnya pengalaman sosial sekaligus cara memperoleh makna tersebut.

Fungsi dan pemanfaatan penelitian kualitatif menurut Moleong dan Lexy. J (2011:8) adalah sebagai berikut :

1. Pada penelitian awal dimana subjek penelitian tidak didefinisikan secara baik dan kurang dipahami.

2. Pada upaya pemahaman penelitian perilaku dan penelitian motivasional.

3. Untuk penelitian konsultif.

4. Memahami isu-isu rumit sesuatu proses.

5. Memahami isu-isu rinci tentang situasi dan kenyataan yang dihadapi seseorang.

6. Untuk memahami isu-isu yang sensitif.

7. Untuk keperluan evaluasi.

8. Untuk meneliti latar belakang fenomena yang tidak dapat diteliti melalui penelitian kuantitatif.

(3)

9. Digunakan untuk meneliti tentang hal-hal yang berkaitan dengan latar belakang subjek penelitian.

10. Digunakan untuk lebih dapat memahami setiap fenomena yang sampai sekarang belum banyak diketahui.

11. Digunakan untuk menemukan persepktif baru tentang hal-hal yang sudah banyak diketahui.

12. Digunakan oleh peneliti bermaksud meneliti sesuatu secara mendalam 13. Dimanfaatkan oleh peneliti yang berminat untuk menelaah sesuatu latar

belakang misalnya tentang motivasi, peranan, sikap, dan persepsi.

14. Digunakan oleh peneliti yang berkeinginan untuk menggunakan hal-hal yang belum banyak diketahui ilmu pengetahuan.

15. Dimanfaatkan oleh peneliti yang ingin meneliti sesuatu dari segi prosesnya. menurut Moleong dan Lexy. J 2011:8

Adapaun karakteristik penelitian kualitatif menurut Moleong dan Lexy.J(2007:4) adalah sebagai berikut:

1. Penelitian kualitatif melakukan penelitian ada latar belakang alamiah atau pada konteks dari suatu keutuhan

2. Peneliti sendiri atau dengan bantuan orang merupakan alat pengumpul dan utama. Karenanya dalam penelitian ini, peneliti sendiri yang melakukan wawancara dengan informan.

3. Analisis data dilakukan secara induktif, yakni dengan mengumpulkan fakta-fakta yang ada. Analisis datapun dilakukan secara induktif, seiring dengan perkembangan tahap penelitian.

4. Data yang dikumpulkan merupakan data deskriptif berupa kata-kata, karenanya laporan penelitian akan berupa kutipan-kutipan hasil wawancara untuk memberi gambaran penyajian laporan. Data berasal dari wawancara, catatan lapangan dan buku harian yang ditulis oleh informan.

5. Desain penelitian bersifat sementara yang dalam proses penyususnanya terus-menerus mengalami perubahan berkaitan dengan fakta-fakta baru yang muncul dilapangan yang tidak diperkirakan sebelumnya sehingga menuntut adanya perubahan dalam desain penelitian. Misalnya muncul

(4)

suatu fakta dilapangan yang menuntut teori yang digunakan. Moleong dan Lexy.J(2007:4)

Peneliti menggunakan metode kualitatif dalam penelitian ini untuk menjelaskan fenomena yang diangkat dalam penelitian dan memberikan kebebasan dalam menjelaskan pengimplementasian Aktivitas Komunikasi PPTS dalam melesatarikan seni cianjuran.

Dalam perkembangannya, belakangan ini nampaknya istilah penelitian kualitatif telah menjadi istilah yang dominan dan baku, meskipun mengacu pada istilah yang berbeda dengan pemberian karakteristik yang berbeda pula, namun bila dikaji lebih jauh semua itu lebih bersifat saling melengkapi/memperluas dalam suatu bingkai metodologi penelitian kualitatif.

Oleh karena itu dalam wacana metodologi penelitian, umumnya diakui terdapat dua paradigma utama dalam metodologi penelitian yakni paradigma positivist (penelitian kuantitatif) dan paradigma naturalistik (penelitian kualitatif), ada ahli yang memposisikannya secara diametral, namun ada juga yang mencoba menggabungkannya baik dalam makna integratif maupun bersifat komplementer, namun apapun kontroversi yang terjadi kedua jenis penelitian tersebut memiliki perbedaan-perbedaan baik dalam tataran filosofis/teoritis maupun dalam tataran praktis pelaksanaan penelitian, dan justru dengan perbedaan tersebut akan nampak kelebihan dan kekurangan masing-masing, sehingga seorang peneliti akan dapat lebih mudah memilih metode yang akan diterapkan apakah metode kuantitatif atau metode kualitatif dengan memperhatikan obyek penelitian masalah yang akan

diteliti serta mengacu pada tujuan penelitian yang telah ditetapkan.

(5)

Meskipun dalam tataran praktis perbedaan antara keduanya seperti nampak sederhana dan hanya bersifat teknis, namun secara esensial keduanya mempunyai landasan epistemologis filosofis yang sangat berbeda. Penelitian kuantitatif merupakan pendekatan penelitian yang mewakili paham positivisme, sementara itu penelitian kualitatif merupakan pendekatan penelitian yang mewakili paham naturalistik (fenomenologis).

3.2 Etongrafi Komunikasi

Dalam penelitian ini peneliti melakukan pendekatan penelitian etnografi komunikasi dengan paradigma yang peneliti gunakan ialah menggunakan paradigma konstruktivis memandang ilmu sosial sebagai analisis sistematis terhadap socially meaningfull action melalui pengamatan langsung dan terperinci terhadap pelaku sosial dalam kelompok yang diteliti secara alamiah, agar peneliti bisa memahami dan menafsirkan bagaimana para pelaku sosial yang bersangkutan menciptakan dan memelihara ataupun mengelola dunia sosial kelompok tersebut.

Paradigma konstruktivis adalah paradigma yang digunakan dalam penelitian ini, untuk mengetahui dan mengkontruksi objek yang diteliti tentang Aktivitas Komunikasi PPTS dalam melestarikan seni Cianjuran. Paradigma dapat diartikan sebagai kerangka pemikiran atau rangkaian-rangkaian keyakinan dasar yang membimbing tindakan. Paradigma konstruktivis memandang bahwa suatu kenyataan adalah hasil konstruksi atau bentukan manusia itu sendiri. Keyakinan itu dapat dibentuk dan merupakan suatu keutuhan, maka dalam hal itu peneliti mengkaitkan konstruktivis dengan menggunakan metode etnografi komunikasi.

(6)

Etnografi komunikasi secara ilmiah, membahas bahasa, komunikasi, dan kebudayaan dalam satu konteks dan pada satu kelompok masyarakat tertentu.

Sehingga etnografi komunikasi tidak hanya membahas kaitan antara bahasa dan komunikasi saja, atau kaitan antara bahasa dan kebudayaan, melainkan membahas ketiganya secara sekaligus.

Etnografi merupakan inti dari antropologi, sejalan dengan pendapat ahli antropologi yang lain, seperti Clifford Geertz, Adamson Hobel, dan Anthony F.C Wallace. Terakhir adalah Spradley yang meletakan dasar-dasar antropologi modern yang menyatakan bahwa kajian lapangan khas etnografi adalah tonggak antropologi budaya. Menurut Margaret Mead dan Seville- Troike dalam (Kuswarno, 2008:32)

Pada perkembanganya ditemukan pemahaman pemikiran antropologi kognitif. Antropologi kognitif percaya bahwa prilaku manusia sebagai anggota suatu masyarakat, terbentuk dari sekumpulan aturan dan symbol yang kompleks, dan tugas etnografi-lah untuk menemukan aturan dan symbol yang berlaku tersebut.

Sehingga secara tidak langsung etnografi membantu memahami bagaimana prilaku dalam suatu masyarakat tertentu.

Etnografi menjadi bagian dari metode modern antropologi sosial, setelah diperkenalkan oleh Malinowski dengan metodenya yang terkneal yaitu penelitian lapangan dan observasi pastisipan. Sebetulnya sudah banyak ahli antropologi yang menggunakan metode ini, tetapi Malinowski ini menjadi polemik di kalangan ilmuwan antropologi, karena sebelum Malinowski mempublikasikan penelitiannya yang pertama (Aronoust of the Western Pacific, 1922), penelitian antropologi dilakukan tidak di lapangan (armchair theorizing). Setelah itu barulah pemikiran beberapa ahli antropologi yang beranggapan, bahwa penelitian manusia haruslah

(7)

dilakukan dalam lingkungan alamiahnya, mulai diterima sebagai metode penelitian modern dalam antropologi.

Dalam penelitian ini peneliti mencoba memaknai kajian dari entografi komunikasi yang dikembangan oleh Dell Hymes dengan tiga sudut pandang ialah, situasi komunikasi, peristiwa komunikasi dan tindakan komunikasi. Peneliti akan mencoba menelaah dan memaknai dari ketiga sudut pandang tersebut melihat aktivitas komunikasi PPTS dalam melestarikan Seni Cianjuran.

3.3 Subjek dan Objek Penelitian

Peneliti menggunakan teknik purposive sampling dalam menentukan subjek penelitian karena peneliti menginginkan data yang didapat sesuai dan tepat, karena pada saat memilih informan berdasarkan teknik purposive sampling peneliti harus benar-benar memenuhi semua kriteria yang telah ditentukan, hal ini sangat berpengaruh terhadap hasil akhir dari penelitian yang dilakukan.

Purposive sampling adalah pemilihan sampel purposive atau bertujuan,

kadang-kadang disebut sebagai judgement sampling, merupakan pemilihan siapa subjek yang ada dalam posisi terbaik untuk memberikan informasi yang dibutuhkan. Karena itu, menentukan subjek atau orang-orang terpilih harus sesuai denngan ciri-ciri khusus yang dimiliki oleh sampel itu dalam (Moleong, 2007:25)

Peneliti dapat memilih informan yang sesuai dengan kriteria yang dibutuhkan yaitu sebagai berikut:

(8)

1. Informan Utama

Informan yang dapat memberikan gambaran, penjelasan dan latar belakang yang terperinci, dalam menentukan informan utama peneliti memilih Bapak Asep Sumarna S.Pd Sebagai Ketua Paguyuban PPTS.

2. Informan Incidental (Man on the Street)

Informan yang ditemukan di wilayah penelitian yang diduga dapat memberikan informasi tentang masalah yang diteliti, dalam menentukan informan incidental peneliti memilih dua anggota PPTS.

Peneliti dalam menentukan subjek Penelitian yaitu mengunakan teknik purposive sampling. Purposive sampling merupakan pengambilan sampel yang

berdasarkan atas suatu pertimbangan tertentu seperti sifat-sifat populasi ataupun ciri-ciri yang sudah diketahui sebelumnya dalam (Notoadmodja:2010:56).

Subjek penelitian dapat dibedakan menjadi dua hal yaitu informan dan responden. Informan adalah orang yang dapat memberikan keterangan atau informasi mengenai masalah yang sedang diteliti dan dapat berperan sebagai narasumber selama proses penelitian (Moleong,2011:87). Sedangkan objek penelitian ini adalah PPTS mengenai Etnografi Komunikasi PPTS.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian etnografi Hymes tidak menjelaskan bagaimana teknik analisis data dalam etnografi komunikasi, bagi entografi komunikasi menemukan hubungan antara komponen komunikasi sudah merupakan analisis data yang utama, karena berdasarkan itulah pola komunikasi dibuat. Selain itu analisis dapat dilakukan dengan melihat komponen komunikasi dalam proses komunikasi berlangsung.

(9)

Pada dasarnya proses analisis data dalam etnorgafi berjalan bersama dengan pengumpulan data. Dan pada saat penulis melengkapi catatan lapangan setelah melakukan observasi, pada saat itulah penulis sedang melakukan analisis yang sesungguhnya.

Tahap pengumpulan data terdiri upaya-upaya sebagai konsep untuk meningkatkan data, memilih data, menerjemahkan dan mengorganisasikan data menjadi kalimat ringkas yang sangat mudah untuk dipahami.

Berikut adalah teknik analisis data penelitian etnorgafi yang dikemukakan oleh Creswell :

1. Deskripsi

Deskripsi menjadi tahap awal bagi etnorgafer dalam menuliskan laporan entografinya. Pada tahap ini etnorgafi memperesntasikan hasil penelitiannya, dengan menggambarakan secara detil objek penelitiannya, gaya penyampaiannya kronologis dan naratif (day in the life), yaitu secara kronologis atau berurutan dengan seseorang atau kelompok masyarakat.

Membangun citra lengkap dengan alur cerita dengan karakter-karakter yang hidup di dalamnya.

2. Analisis

Pada bagian ini, etnografer menemukan data akurat mengenai objek penelitian, penjelasan pola-pola dari prilaku yang diamati serta membandingkan objek yang diteliti dengan objek lain yang lebih luas.

(10)

3. Interpretasi

Interpretasi menjadi tahap akhir analisis data dalam penelitian etnorgafi.

Etnorgafer ini mengambil kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan. Pada tahap ini etnografer menggunakan kata orang pertama dalam penjelasannya, untuk menegaskan bahwa laporan penelitian yang dikemukakannya adalah murni hasil interpretasinya.

4. Dokumentasi

Memuat data-data pada penelitian sebagai upaya untuk menafsirkan segala hal yang ditemukan dilapangan, jadi perlu adanya bukti dokumentasi-dokumentasi dalam berbagai hasil dilapangan.

Dalam penelitian kualitatif, kualitas riset sangat tergantung pada kualitas dan kelengkapan data yang dihasilkan dilapangan agar data yang disajikan sesuai dengan hasil dilapangan.

3.5 Teknik Analisis Data

Data yang terkumpul sifatnya kualitatif, maka peneliti menggunakan teknik analisis data kualitatif. Teknik analisis data kualitatif dimaksudkan untuk memberikan gambaran yang sifatnya menyeluruh tentang apa saja yang tercakup dalam permasalahan yang ditemukan dilapangan pada waktu pengambilan data.

Penyajian Data, Penyajian data dibatasi sebagai sekumpulan informasi tersusun yang disesuaikan dan diklarifikasi untuk mempermudah peneliti dalam menguasai data dan tidak terbenam dalam setumpuk data. Dalam penelitian ini penyajian data dari hasil wawancara dan observasi dapat disajikan sesuai

(11)

pemahaman yang peneliti pahami selama melakukan observasi. Penyajian data yang sudah difokuskan dan rangkaian informasi yang sudah melalui proses seleksi.

Sesuai dengan pendapat Miles dan Huberman, proses analisis tidak sekali jadi, melainkan interaktif, secara bolak-balik diantara kegiatan reduksi, penyajian dan penarikan kesimpulan atau verifikasi selama waktu penelitian. Setelah melakukan verifikasi maka dapat ditarik kesimpulan berdasarkan hasil penelitian yang disajikan dalam bentuk narasi. Penarikan kesimpulan merupakan tahap akhir dari kegiatan analisis data. Penarikan kesimpulan ini merupakan tahap akhir dari pengolahan data.

Menurut Faisal dalam (Bugin, 2013:218) menjelaskan tentang tiga teknik analisis data yaitu:

1. Pengumpulan Data (data collection)

Peneliti melakukan pengumpulan data dengan berawal dari pra

penelitian untuk melihat langsung kegiatan latihan dan terjun langsung pada saat observasi berlangsung serta buku yang sesuai dengan peneliti butuhkan pada saat penelitian.

2. Reduksi Data

Reduksi data merupakan bagian dari analisis. Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu, dan mengorganisasi data dengan cara sedemikian rupa hingga kesimpulan-kesimpulan finalnya dapat ditarik dan diverifikasi.

(12)

Dengan “reduksi data” peneliti tidak perlu mengartikannya sebagai kuantifikasi. Data kualitatif dapat disederhanakan dan transformasikan dalam aneka macam cara, yakni: melalui seleksi yang ketat, melalui ringkasan atau uraian singkat, menggolongkan-nya dalam satu pola yang lebih luas, dsb. Kadang kala dapat juga mengubah data ke dalam angka- angka atau peringkat-peringkat, tetapi tindakan ini tidak selalu bijaksana.

3. Penyajian Data

Penyajian data merupakan rangkaian informasi yang memungkinkan kesimpulan riset dapat dilakukan dengan melihat suatu penyajian data.

Sehingga peneliti akan mudah memahami apa yang sedang terjadi dan apa yang harus dilakukan, lebih jauh menganalisis atau mengambil tindakan berdasarkan atas pemahaman yang didapat dari penyajian tersebut.

Dalam penelitian ini penyajian data dari hasil wawancara dan observasi dapat disajikan sesuai pemahaman yang peneliti pahami selama melakukan observasi.

Penyajian data yang sudah difokuskan dan rangkaian informasi yang sudah melalui proses seleksi.

4. Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi

Penarikan Kesimpulan atau Verifikasi Penarikan kesimpulan adalah kegiatan menetapkan simpulan terhadap hasil penafsiran dan evaluasi.

Kegiatan ini meliputi pencarian makna data serta memberi penjelasan.

Pada penelitian ini penarikan kesimpulan dilakukan dengan

(13)

menyimpulkan data yang disajikan dan disesuaikan dengan rumusan masalah yang telah ditentukan.

Kegiatan analisis ketiga yang terpenting adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Dari permulaan pengumpulan data, seorang penganalisis data kualitatif mulai mencari arti benda-benda, mencatat keteraturan, pola-pola, penjelasan, konfigurasi-konfigurasi yang mungkin, alur sebab-akibat dan proposisi.

Dalam penelitian ini data yang sudah dikumpulkan oleh peneliti melalui observasi dan wawancara dikelompokan sesuai permasalahan penelitian dan disajikan dalam data reduksi. Selanjutnya, untuk memudahkan pembahasan penelitian peneliti membuat penyajian data sesuai dengan data yang dikumpulkan dan telah dikelompokan sesuai permasalahan. Peneliti memahami penyajian data untuk memudahkan dalam analisis data. Setelah data dianalisis, peneliti membuat kesimpulan dari analisis data.

Gambar 3.1. Model Analisa Interaktif.

Penyajian Data

Penarikan Kesimpulan

dan Verifikasi Reduksi

Data

Pengumpulan Data

(14)

3.6 Uji Kredibilitas Data

Cara uji kredibilitas data atau kepercayaan terhadap hasil penelitian menurut Sugiyono dilakukan dengan perpanjangan pangamatan, peningkatan ketekunan dalam penelitian, triangulasi, diskusi dengan teman sejawat, dan membercheck (Sugiyono, 2005:270)

1. Perpanjangan pengamatan, peneliti melakukan pengamatan wawancara lagi dengan sumber data yang pernah ditemui maupun yang bariu agar mendapatkan informasi tambahan dan menelaah kembali dari hasil penelitian melalui e-mail, sms dan telepon.

2. Peningkatan ketekunan, peneliti melakukan pengamatan secara lebih cermat dan berkesinambungan. Dengan cara membaca literatur buku sesuai dengan penelitian maka kepastian data dan urutan peristiwa akan dapat direkam secara pasti dan sistematis.

3. Triangulasi, diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu.

a. Triangulasi sumber dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalu beberapa sumber.

b. Triangulasi teknik dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik berbeda. Misalnya data diperoleh dengan wawancara, lalu dicek dengan observasi, dokumentasi, atau kuisioner.

c. Triangulasi waktu dilakukan dengan cara melakukan pengecekan dengan wawancara, observasi, atau teknik lain dalam waktu atau situasi yang berbeda.

(15)

Penelitian yang peneliti lakukan yaitu menggunakan triangulasi sumber, karena data diperoleh melalui beberapa informan yang aktif dalam keorganisasian maupun dalam kegiatan-kegiatan PPTS yang sudah berlangsung maupun yang sedang berlangsung dilapangan.

3.7 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi merupakan komponen yang juga sama penting dengan data, karena lokasi adalah tempat dimana peneliti dapat menemukan data penelitian yang dicari dan akan dianalisis menjadi sebuah temuan penelitian. Peneliti menentukan lokasi penelitian di Rumah Seni Ropih Jalan Braga 43 Kota Bandung, lokasi tersebut sebagai pusat pelatihan dari PPTS. Waktu penelitian pada bulan April sampai bulan Juli 2019.

3.7.1 Paguyuban Pamirig Tembang Sunda

Paguyuban Pamirig Tembang Sunda Jawa Barat, yang penulis persingkat dengan nama PPTS merupakan satu dari beberapa kelompok yang melestarikan kesenian sunda jawa barat, khususnya seni tembang sunda cianjuran atau seni cianjuran. PPTS berdiri pada (september tahun 2016) di kota Bandung, saat ini memiliki sekretariat sekaligus sanggar dan tempat berkumpul para anggotanya di Jalan Braga nomor 43 Kota Bandung, Jawa Barat. Berkat hasil Musyawarah dikalangan Seniman, Pencinta Seni dan para Tokoh Seni Tembang Sunda Cianjuran yang khawatir akan eksistensinya kian tahun semakin menurun kurang dikenal di tanah kelahirannya. PPTS mempunyai visi dan misi untuk mengangkat kembali kesenian Tembang Sunda Cianjuran yang dewasa ini kurang diketahui oleh banyak orang, dan agar mampu beradaptasi baik dikalangan lokal, nasional dan tidak

(16)

menutup kemungkinan bisa masuk ke kancah musik internasional. Seni budaya atau kesenian indonesia pada hakekatnya mencerminkan kepribadian budaya bangsa dan sangat berperan didalam memperkuat kepribadian, ketahanan nasional dan wawasan nusantara oleh karena itu perlu digali, dilestarikan, dibina dan dikembangkan (biografi PPTS, 2016). Begitupun sesuai dengan peraturan pemerintah kota bandung nomor 5 tahun 2012 mengenai Seni Budaya Daerah.

Adapun kegiatan yang sudah dilaksanakan oleh PPTS telah sukses digelar dan sudah diberikan kewenangan dalam melestarikan Seni Cianjuran oleh DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA Kota Bandung yang mendukung penuh mengapresiasi kegiatan-kegiatan yang sudah dilaksanakan. berbagai bidang kegiatan yang sudah dilaksanakan oleh PPTS diantaranya ialah, pelatihan waditra atau alat musik tembang sunda cianjuran dan vokal tembang sunda cianjuran, kegiatan tersebut terbuka bagi siapapun yang ingin belajar mengenal seni tembang sunda cianjuran, selain itu kegiatan sosialisasi ke beberapa sekolah SMA(Sekolah Menengah Atas) di kota Bandung, Kegiatan yang diselenggarakan seperti workshop dan performance dari beberapa anggota kelompok PPTS dalam upaya menarik minat siswa agar lebih tertarik pada pelajaran muatan lokal dalam hal melestarikan kesenian daerah, dan kegiatan lainnya ialah acara rutin mengisi di beberapa Hotel di kota Bandung untuk setiap grup, dalam upaya meningkatkan industri ekonomi kreatif juga untuk mensejahterakan dan menambah penghasilan bagi para pelaku seni yang sudah berlegalitas yang dikukuhkan oleh PPTS dan juga dari DISBUDPAR kota Bandung.

Visi dan Misi dari PPTS, sebagai berikut :

(17)

VISI

Mewujudkan Pamirig Tembang Sunda yang potensial dan berdaya guna bagi masyarakat dalam mencapai kesejahteraan lahir maupun bathin.

MISI

1. Menciptakan daya tarik Waditra Tembang Sunda khususnya bagi generasi muda dan umumnya masyarakat luas.

2. Melestarikan Tembang Sunda melalui berbagai kegiatan pendidikan dan pagelaran.

3. Memberdayakan Potensi Pamirig Tembang Sunda untuk lebih kreatif, inovatif, dan berdaya guna dengan memperhatikan tatakrama serta kearifan lokal.

Sebagai aset wisata dan menjadikan pilar penyangga pariwisata khususnya di bidang seni dan budaya di jawa barat.

Berikut adalah gambar atau logo dan organisasi resmi PPTS

Sumber : arsip dokumentasi ppts

Gambar 3.2 Logo PPTS

(18)

3.7.1.1 Stuktur Organisasi PPTS

I. Badan kelengkapan organisasi PPTS terdiri dari:

A. DEWAN PEMBINA B. DEWAN PENASEHAT

C. STRUKTUR PENGURUS PPTS JAWA BARAT 1. Ketua

2. Wakil Ketua

3. Sekretaris Jenderal (Sekjen) 4. Sekretaris Umum

5. Bendahara Umum 6. Wakil Bendahara

7. Seksi Pendidikan dan Pelatihan 8. Seksi Pagelaran

9. Seksi Usaha Bersama

10. Seksi Humas dan Kerjasama 11. Seksi Publikasi dan Dokumentasi

II. Tugas dan wewenang Badan kelengkapan organisasi PPTS Jawa Barat A. DEWAN PEMBINA

Pembina memiliki tugas dan wewenang membina dan membimbing Pimpinan Pengurus PPTS

B. DEWAN PENASEHAT

1. Membina dan membimbing pimpinan Paguyuban

2. Memberikan nasehat, petunjuk, bimbingan dan intervensi yang dianggap perlu atas pengelolaan dan pelaksanaan Paguyuban

(19)

3. Melakukan pengawasan dan penilaian atas sitem pengendalian, pengelolaan dan pelaksanaan pada seluruh kegiatan Paguyuban dan memberikan saran-saran perbaikannya.

(20)

STRUKTUR PENGURUS PPTS JAWA BARAT

(21)

C. DEWAN PENGURUS PPTS JAWA BARAT

a. Pengurus Harian sebagai penentu kebijakan strategis sekaligus pelaksana tugas harian berkewajiban memimpin dan mengendalikan jalannya paguyuban.

b. Sesuai dengan kedudukannya, dalam menjalankan tugas bersifat koordinatif dan membawahi bidang-bidang yang telah ditetapkan.

c. Dalam menjalankan fungsi dan wewenangnya bersifat kolektif.

KETUA UMUM Wewenang

Membuat dan mengesahkan seluruh keputusan-keputusan dan kebijakan-kebijakan organisasi yang bersifat strategis (politis) melalui kesepakatan dalam forum Rapat Pengurus Pusat (RPP).

Tanggung Jawab

Mengkoordinasikan dan mengorganisasikan seluruh penyelenggaraan organisasi dan program kerjanya dan mempertanggungjawabkan secara internal kepada Rapat Pengurus Pusat (RPP) dan pada masa baktinya.

Tugas

1. Memimpin rapat-rapat pengurus

2. Mewakili organisasi untuk membuat persetujuan/kesepakatan dengan pihak lain setelah mendapat kesepakatan RPP.

3. Mewakili organisasi untuk nmenghadiri upacara kenegaran tertentu atau agenda strategis lainnya.

4. Bersama-sama sekretaris menandatangi surat-surat yang berhubungan dengan sikap dan kebijakan organisasi, baik bersifat kedalam maupun keluar.

5. Bersama-sama sekretasis dan bendahara merancang agenda mengupayakan pencarian dan penggalian sumber dana bagi aktivitas operasional dan program organisasi.

6. Memelihara keutuhan dan kekompakan seluruh pengurus.

7. Memberikan pokok-pokok pikiran yang merupakan strategi dan kebijakan PPTS dalam rangka pelaksanaan program kerja maupun dalam menyikapi reformasi diseluruh tatanan kehidupan demi pencapaian dan tujuan organisasi.

(22)

WAKIL KETUA UMUM Wewenang

Membuat dan mengesahkan seluruh keputusan dan kebijakan organisasi diseluruh bidang dalam pengurusan.

Tanggung jawab

Mengkoordinasikan dan mengorganisasikan seluruh penyelenggara program kerja diseluruh bidang dalam pengurusan dan mempertanggungjawabkan kepada ketua.

Tugas

1. Mengkoordinasikan dan mewakili kepentingan organisasi di seluruh bidang dalam pengurusan.

2. Mewakili ketua apabila berhalangan untuk setiap aktivitas dalam roda organisasi.

3. Merumuskan segala kebijakan di seluruh bidang dalam pengurusan.

4. Mengawasi seluruh penyelenggaraan program kegiatan di seluruh bidang dalam pengurusan.

SEKRETARIS JENDERAL Wewenang

Membuat dan mengesahkan keputusan dan kebijakan organisasi bersama-sama ketua dalam bidang administrasi dan penyelenggaraan roda organisasi.

Tanggung jawab

Mengkoordinasikan seluruh penyelenggaraan roda organisasi bidang administrasi dan tata kerja organisasi dan mempertanggung jawabkan kepada ketua.

Tugas

1. Bersama ketua menandatangani surat masuk dan keluar pengurus.

2. Bersama ketua dan bendahara merupakan Tim Kerja Keuangan (TKK) atau otorisator keuangan di tubuh pengurus dan membuat rancangan anggaran pendapatan dan anggaran belanja rutin serta anggaran insidental.

3. Bertanggung jawab untuk setiap aktivitas di bidang administrasi dan tata kerja organisasi.

4. Merumuskan dan mengusulkan segala peraturan organisasi di bidang administrasi dan tata kerja organisasi untuk menjadi kebijakan organisasi.

5. Mendata seluruh anggota paguyuban termasuk mempersiapkan KTA 6. Mempersiapkan segala kebutuhan administrasi dan registrasi

paguyuban

7. Bertanggung jawab untuk bekerja sama dan membantu Ketua dan Sekretaris dalam menjalankan fungsi

(23)

manajerial,(planning, organizing, actuating, dan controlling).

8. Menganalisis SWOT (Strength, weakness, Opportunity, Threat) dan mampu membuat langkah-langkah untuk memanfaatkan analisis tersebut dalam membuat keputusan strategis.

9. Mengkordinasikan, mengorganisir komunikasi dan informasi, kesekretariatan, forum komunikasi antar wilayah, tentang aspirasi yang meliputi berbagai hal, termasuk Pendidikan, pelatihan dan kaderisasi paguyuban.

10. Menyusun rumusan dan rancangan keputusan paguyuban 11. Mengawasi seluruh penyelenggaraan aktivitas di bidang

administrasi dan tata kerja dan menghadiri rapat-rapat pengurus.

12. Memfasilitasi kebutuhan jaringan kerja internal organisasi antara bidang.

13. Menjaga dan memlilihara soliditas kepengurusan melalui konsolidasi internal dan managemen konflik yang reprensentatif

SEKRETARIS Wewenang

Membuat dan mengesahkan keputusan dan kebijakan organisasi bersama-sama Sekretaris Jenderal (Sekjen) dalam hal kesekretariatan dan kerumahtanggaan.

Tanggung jawab

Mengkoordinasikan seluruh aktivitas kesekretariatan dan tata usaha organisasi dan mempertanggung jawabkan kepada Sekjen.

Tugas

1. Mewakili Sekjen apabila berhalangan terutama untuk setiap aktivitas kesekretariatan dan tata kerja organisasi.

2. Bersama Sekjen mengawasi seluruh penyelenggaran aktivitas organisasi di bidang administrasi dan tata kerja dan menghadiri rapat- rapat pengurus.

3. Membuat risalah dalam setiap pertemuan/rapat-rapat organisasi 4. Merumuskan, mengusulkan dan mendokumentasikan peraturan dan

data yang berkaitan dengan atribut dan aset yang tidak bergerak untuk mendukung kepentigan organisasi baik internal maupun eksternal.

5. Mengusulkan dan mamfasilitasi dalam pengadaan akomodasi logistik dan travel organisasi.

(24)

BENDAHARA UMUM Wewenang

Membuat dan mengesahkan keputusan dan kebijakan organisasi bersama-sama ketua dalam hal keuangan dan kekayaan organisasi.

Tanggung jawab

Mengkoordinasikan seluruh aktivitas pengolahan keuangan dan kekayaan organisasi dan mempertanggung jawabkan kepada ketua.

Tugas

1. Mewakili ketua apabila berhalangan hadir terutama untuk aktivitas di bidang pengelolaan kekayaan dan keuangan organisasi.

2. Bersama ketua dan Sekjen merupakan Tim Kerja Keuangan (TKK) atau otorisator di tubuh pengurus.

3. Merumuskan dan mengusulkan segala peraturan organisasi di bidang pengelolaan keuangan dan kekayaan organisasi untuk menjadi kebijakan organisasi.

4. Memimpin rapat-rapat organisasi di bidang pengelolaan kekayaan dan keuangan organisasi, menghadiri rapat pleno dan rapat pengurus harian.

5. Memfasilitasi kebutuhan pembiayaan program kerja dan roda organisasi.

6. Mengatur, mengendalikan dan mencatat penerimaan, penyimpanan, dan pengeluaran uang, dan surat-surat berharga serta segala

inventaris paguyuban

7. Membuat petunjuk teknis mekanisme pengajuan, pembayaran dan pengeluaran uang serta pendayagunaan inventaris paguyuban 8. Melaporkan neraca keuangan secara berkala setiap bulan sekali 9. Menentukan kebijakan pengalihan dana dan pengalokasiannya

bersama Ketua dan Sekretaris

10.Bersama Sekretaris dan Koordinator Bidang menyusun anggaran biaya kegiatan paguyuban

BENDAHARA Wewenang

Membuat dan mengesahkan keputusan organisasi bersama-sama bendahara dalam pengelolaan dalam pengawasan dan pemeriksaan kekayaan keuangan.

Tanggung jawab

Mengkoordinasikan seluruh aktivitas pengelolaan/pembukuan keuangan organisasi dan mempertanggung jawabkan kepada bendahara.

(25)

Tugas

1. Mewakili bendahara umum apabila berhalangan hadir terutama untuk setiap aktivitas di bidang pengelolaan kekayaan dan keuangan organisasi.

2. Merumuskan dan mengusulkan segala peraturan organisasi tentang sistem pembukuan keuangan organisasi untuk menjadi kebijakan organisasi.

3. Menyelenggarakan aktivitas pembukuan terhadap transaksi pengeluaran dan pemasukan keuangan secara rutin.

DIVISI PELATIHAN DAN KADERISASI Wewenang

Menyelenggarakan segala aktivitas organisasi pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) yang terkait dengan Pelatihan dan Kaderisasi mulai dari perencanaan hingga laporan.

Tanggung jawab

Mengkoordinasikan dan mengorganisasikan seluruh penyelenggaraan aktivitas program kerja dan pelaksanaan kebijakan organisasi dalam bidang Pelatihan dan Kaderisasi serta mempertanggung jawabkan kepada wakil ketua.

Tugas

1. Merumuskan dan mengusulkan segala peraturan organisasi tentang sistem dan mekanisme pelaksanaan program kerja bidang pelatihan dan kaderisasi sesuai dengan visi dan misi organisasi untuk menjadi kebijakan organisasi.

2. Merumuskan dan mengusulkan program kegiatan berikut anggaran program kegiatan setiap tahunnya untuk disetujui oleh Rapat Pengurus.

3. Mendata dan menginventarisir aktivitas pelatihan yang sudah ada untuk diteliti dan dikaji menjadi bahan pengembangan lebih lanjut.

4. Menyelenggarakan pelatihan dalam pemberdayaan anggota dan masyarakat pada umumnya.

5. Membangun hubungan kerjasama kemitraan dengan pihak lain untuk mengembangkan aktivitas pelatihan

6. Mempersiapkan kaderisasi anggota

DIVISI USAHA BERSAMA Wewenang

Menyelenggarakan segala aktivitas Pengembangan Ekonomi mulai dari perencanaan hingga lapor

Tanggung jawab

(26)

Mengkoordinasikan dan mengorganisasikan seluruh penyelenggaran aktivitas program kerja dan pelaksanaan kebijakan organisasi Usaha serta mempertanggung jawabkan kepada wakil ketua.

Tugas

1. Merumuskan dan mengusulkan segala peraturan organisasi tentang sistem dan mekanisme pelaksanaan program kerja Usaha sesuai dengan visi dan misi organisasi untuk menjadi kebijakan organisasi.

2. Merumuskan dan mengusulkan program berikut anggaran kegiatan setiap tahunnya untuk disetujui oleh Rapat Pengurus.

3. Mendata dan menginventarisir aktivitas Usaha yang sudah ada untuk diteliti dan dikaji menjadi bahan pengembangan lebih lanjut.

4. Mendata dan menginventarisir semua usaha yang dimiliki oleh anggota

5. Membuat kelompok Usaha Bersama untuk dikembangkan sebagai Wirausaha dan Kemandirian anggota.

6. Menyelenggarakan kegiatan kegiatan usaha dalam even even tertentu baik yang diselenggarakan oleh paguyuban maupun yang diselenggarakan oleh pihak lain.

7. Membangun hubungan kerjasama kemitraan dengan pihak lain untuk mengembangkan aktivitas Usaha Bersama tersebut.

DIVISI HUBUNGAN MASYARAKAT DAN PUBLIKASI Wewenang

Menyelenggarakan segala aktivitas produktif yang terkait dengan pelaksanaan fungsi hubungan masyarakat dan kerjasama kemitraan mulai dari perencanaan hingga laporan.

Tanggung jawab

Mengkoordinasikan dan mengorganisasikan seluruh penyelenggaran aktivitas program kerja dan pelaksanaan kebijakan organisasi dalam bidang hubungan masyarakat dan kerjasama kemitraan serta

mempertanggung jawabkan kepada wakil ketua Tugas

1. Merumuskan dan mengusulkan segala peraturan organisasi tentang sistem dan mekanisme pelaksanaan program kerja Bidang hubungan masyarakat dan kerjasama kemitraan sesuai dengan visi dan misi organisasi untuk menjadi kebijakan organisasi.

2. Merumuskan dan mengusulkan program berikut anggaran kegiatan setiap tahunnya untuk disetujui oleh RP.Mendata dan menginventarisir aktivitas hubungan masyarakat dan kerjasama kemitraan yang sudah ada untuk diteliti dan dikaji menjadi bahan pengembangan lebih lanjut.

(27)

3. Menyelenggarakan aktivitas publikatif dalam rangka memperkenalkan organisasi dengan berbagai program dan perspektif hingga mampu membentuk opini publik yang menguntungkan organisasi.

4. Mencari sumber dana dari luar (donatur) serta menandatangani surat kerja sama

5. Mengusahakan tempat pelaksanaan kegiatan dan tempat acara.

6. Bekerja sama atau berkoordinasi dengan bidang bidang lain terutama mengenai hal – hal informasi yang ingin disampaikan kepada publik.

7. Menyampaikan informasi kepada public bila diperlukan.

8. Mencari atau mensurvei tempat – tempat diadakannya kegiatan.

9. Melaksanakan kegiatan promosi dan edukasi kepada public dalam rangka mengenalkan paguyuban.

10.Membangun hubungan kerjasama kemitraan dengan pihak lain untuk mengembangkan aktivitas hubungan masyarakat dan kerjasama kemitraan.

11.Bertindak selaku juru bicara organisasi yang berwenang menjembatani kepentingan organisasi dengan pihak pers dan masyarakat.

(28)

3.7.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini mulai dilakukan dari bulan April sampai bulan Agustus 2019.

Berikut adalah jadwal kegiatan penelitian :

Tabel 3.1 Schedule Penelitian

NO JENIS KEGIATAN

BULAN

APRIL MEI JUNI JULI AGUSTUS

1 Pra Penelitian

2 Pengajuan Tema

3 Pembuatan BAB I

4 Pembuatan BAB II

5 Pembuatan BAB III

6 Pembuatan BAB

IV

7 Pembuatan BAB V

8 Pembuatan BAB

VI

Referensi

Dokumen terkait

To limit the scope of the study, this research only focuses on aspect multisensory learning and assessment rubric for the young learner English which is suitable for