• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "BAB III METODOLOGI PENELITIAN"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Dalam penelitian ini pendekatan yang dilakukan adalah melalui pendekatan kualitatif. Artinya data yang dikumpulkan bukan berupa angka-angka, melainkan data tersebut berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan, dokumentasi pribadi, memo dan dokumen resmi lainnya. Sehingga yang menjadi tujuan dari penelitian kualititatif ini adalah menggambarkan realita empirik di balik fenomena secara mendalam, rinci dan tuntas.

Menurut Lexy J. Moleong (2017:6) yang dimaksud dengan penelitian kualitatif adalah

“Penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain-lain. Secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatakan berbagai metode ilmiah.”.

Sedangkan metode penelitian kualitatif menurut Sugiyono (2013:9) adalah metode penelitian yang berlandaskan filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif / kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi.

(2)

Dari kajian tentang definisi-definisi diatas bahwa penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti kondisi obyek yang alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, teknik pengumpulan data yang dilakukan secara gabungan, analisis data bersifat induktif dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.

Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dipilih karena peneliti ingin memperoleh gambaran nyata, serta menggali informasi yang lebih jelas bagaimana Area Traffic Control System menjadikan media audio visual sebagai media informasi dan sosialisasai pada masyarakat. Oleh karena itu peneliti menggunakan pendekatan studi kasus untuk memperoleh data yang maksimal. Salah satu jenis penelitian kualitatif adalah penelitian dengan metode atau pendekatan studi kasus, untuk itu peneliti menggunakan pendekatan studi kasus dalam meneliti peran Area Traffic Control System terhadap berjalannya program disiplin berkendara di kota Bandung.

Pertimbangan peneliti menggunakan penelitian kualitatif ini sebagaimna yang diungkapkan oleh Moleong :

1. Menyesuaikan metode kualitatif lebih mudah apabila berhadapan dengan kenyataan ganda.

2. Metode ini secara tidak langsung hakikat hubungan antara peneliti dan responden.

3. Metode ini lebih peka dan menyesuaikan diri dengan manjemen pengaruh bersama terhadap pola-pola yang dihadapi.

(3)

Peneliti menggunakan metodologi penelian kualitatif sebagai pendekatan.

Salah satu aspek pendekatan ini adalah lebih mementingkan proses yang diterima dari luar. Selain itu alasan peneliti dapat mengetahui cara pandang obyek penelitian lebih mendalam yang tidak bisa diwakili dengan angka-angka statistik. Oleh sebab itu, diharapkan dapat menganalisis lebih mendalam dan menginterperasikan kondisi atau hubungan yang ada, proses yang sedang berlangsung, akibat yang sedang terjadi atau fenomena yang sedang berkembang.

3.1.1 Analisis Deskriptif

Penelitian deskriptif ( descriptive research ) menurut Sudaryono (2017:82) ditujukan untuk mendeskripsikan suatu keadaan atau fenomena-fenomena apa adanya.

Penelitian deskriptif adalah penelitian terhadap masalah-masalah berupa fakta-fakta saat ini dari suatu populasi yang meliputi kegiatan penilaian sikap atau pendapat terhadap individu, organisasi keadaan, ataupun prosedur. Dalam studi ini para peneliti tidak melakukan manipulasi atau memberikan perlakukan-perlakuan tertentu terhadap objek penelitian, semua kegiatan atau peristiwa berjalan seperti apa adanya. Penelitian deskriptif dapat berkenaan dengan kasus-kasus tertentu atau sesuatu populasi yang cukup luas.

Tujuannya adalah menguji hipotesis atau menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan current status subjek yang diteliti. Dalam penelitian deskriptif dapat digunakan pendekatan kuantitatif, pendekatan kualitatif, penggambaran keadaan secara naratif kualitatif. Penelitian deskriptif dapat dilakukan pada saat ini atau dalam kurun waktu

(4)

yang singkat, tetapi dapat juga dilakukan dalam waktu yang cukup panjang. Penelitian yang berlangsung saat ini disebut penelitian longitudinal. Sementara menurut Cooper, H.M. (2007) penelitian deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik suatu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan dengan variabel yang lain.

Penelitian deskriptif adalah metode penelitian yang berusaha menggambarkan dan menginterpresentasikan objek apa adanya (Creswell, 2004). Penelitian ini sering disebut penelitian non-eksperimen karena peneliti tidak melakukan kontrol dan tidak memanipulasi variabel penelitian. Tujuan penelitian deskriptif adalah menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek yang diteliti secara tepat. Macam-macam penelitian deskriptif: 1. Penelitian laporan diri (self report research). 2. Studi perkembangan (developmental study). 3. Studi kelanjutan (follow up study). 4. Studi sosiometri (sociometri study). Adapun menurut Nazir (2014:43) Metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang.

Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antarfenomena yang diselidiki.

Sedangkan menurut Arikunto (2016:234) Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan.

(5)

Alasan peneliti memilih deskriptif adalah karena peneliti ingin mengetahui secara rinci dan menyeluruh terhadap suatu (kejadian) kasus. Juga karena masalah yang peneliti ambil yaitu pemanfaatan media audio visual di Area Traffic Control System (ATCS) media audio visual interaktif yang canggih sebagai wujud transparansi pemerintah kepada masyarakat dalam merealisasikan disiplin berkendara di kota Bandung.

3.2 Paradigma Penelitian

Kata paradigma berasal dari negara Inggris pada abad pertengahan yang berasal dari kata serapan bahasa latin pada tahun 1483. Ketika itu paradigma memiliki arti pola atau suatu model, dalam bahasa yunani paradigma (paradeiknunai) yang mempunyai arti untuk bersebelahan, membandingkan (para) dan memperlihatkan (deik).

Paradigma adalah pedoman yang menjadi dasar bagi para saintis dan peneliti di dalam mencari fakta-fakta melalui kegiatan penelitian yang dilakukannya. Sedangkan paradigm menurut Bogdan dan Biklen (1982) dalam Tahir adalah sekumpulan anggapan dasar mengenai pokok permasalahan, tujuan dan sifat dasar bahan kajian yang akan diteliti.

Ahimsa dalam (susanto, 2014) mendefinisikan paradigma sebagai seperangkat konsep yang berhubungan satu sama lain secara logis membentuk sebuah kerangka pemikiran yang berfungsi untuk memahami, menafsirkan dan menjelaskan kenyataan atau masalah yang di hadapi kata seperangkat menunjukkan bahwa paradigma memiliki beragam undur dan tidak hanya tunggal dimana unsur-unsur tersebut terdiri dari konsep-konsep. Konsep adalah istilah atau kata yang diberi makna tertentu.

(6)

Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan paradigma adalah sebagai acuan yang menjadi dasar bagi setiap peneliti untuk mengungkapkan fakta-fakta melalui kegiatan penelitian yang dilakukannya (Arifin, 2012:146). Paradigma penelitian merupakan perspektif penelitian yang digunakan oleh peneliti tentang bagaimana peneliti melihat realita (world views), bagaimana mempelajari fenomena, prosedur yang digunakan dalam penelitian, prosedur yang digunakan dalam menginterpretasikan temuan.

Dalam metode penelitian, terdapat beberapa paradigma yang telah dikelompokkan yaitu, paradigma positivistik, paradigma pos- positivistik, paradigma konstruktivis, dan paradigma kritis. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan paradigma kontruktivis. Peneliti menggunakan paradigma konstruktivis dikarenakan peneliti ingin memahami pemanfaatan media audio visual yang ada pada penelitian.

3.3 Paradigma Konstruktivis

Paradigma konstruktivis merupakan pendekatan secara teoritis dalam komunikasi. Paradigma penelitian kualitatif dilakukan melalui proses induktif, yaitu berangkat dari konsep khusus ke umum, konseptualisasi, kategorisasi dan deskripsi yang di kembangkan berdasarkan masalah yang terjadi di lokasi penelitain (Ghony&Almashur. 2012).

Paradigma konstruktivis adalah paradigma yang hampir merupakan ntitesis dari faham yang meletakkan pengamatan dan objektivitas dalam menemukan suatu realitas atau ilmu pengetahuan. Paradigma ini memandang ilmu sosial sebagai analisis sistematis terhadap socially mearingful action melalui pengamatan langsung dan

(7)

terperinci terhadap pelaku sosial yang bersangkutan menciptakan dan memelihara atau mengelola dunia sosial mereka.

Paradigma ini memandang bahwa kenyataan itu hasil konstruksi atau bentukan dari manusia itu sendiri. Kenyataan itu bersifat ganda, dapat dibentuk, dan merupakan satu keutuhan. Kenyataan ada sebagai hasil bentukan dari kemampuan berpikir seseorang. Pengetahuan hasil bentukan manusia itu tidak bersifat tetap tetapi berkembang terus. Penelitian kualitatif berlandaskan paradigma konstruktivisme yang berpandangan bahwa pengetahuan itu bukan hanya merupakan hasil pengalaman terhadap fakta, tetapi juga merupakan hasil konstruksi pemikiran subjek yang diteliti.

Pengenalan manusia terhadap realitas sosial berpusat pada subjek dan bukan pada objek, hal ini berarti bahwa ilmu pengetahuan bukan hasil pengalaman semata, tetapi merupakan juga hasil konstruksi oleh pemikiran. (Arifin, 2012: 140)

Menurut Patton, para peneliti konstruktivis mempelajari beragam realita yang terkonstruksi oleh individu dan implikasi dari kontruksi tersebut bagi kehidupan mereka dengan yang lain. Dalam konstruksivis, setiap individu memiliki pengalaman yang unik. Dengan demikian, penelitian dengan strategi seperti ini menyarankan bahwa setiap prosedur yang diambil individu dalam memandang dunia adalah valid, dan perlu adanya rasa menghargai atas pandangan tersebut. ( Patton, 2002:96-97). Peneliti menggunakan paradigma konstruktivis karena peneliti ingin mendapatkan pengembangan pemahaman mengenai informasi pemanfaatan media audio visual yang ada di Area Traffic Control System (ATCS) kota Bandung.

(8)

3.4 Subjek dan Objek Penelitian 3.4.1 Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah pihak-pihak yang dijadikan sample dalam sebuah penelitian. Subjek penelitian juga membahas karakteristik subjek yang digunakan dalam sebuah penelitian, termasuk dalam menjelaskan mengenai populasi, sample serta teknik sampling (acak/non acak) yang diguanakan.

Subjek penelitian dapat dibedakan menjadi dua hal yaitu informan dan responden. Informan adalah orang yang dapat dibedakan menjadi dua hal yaitu informan dan responden. Informan adalah orang yang dapat memberikan keterangan atau informasi mengenai masalah yang sedang diteliti dan dapat berperan sebagai narasumber selama proses penelitian. Sedangkan objek penelitian ini adalah media audio visual pada Area Traffic Control System (ATCS) sebagai media informasi dan imbauan.

Subjek dari penelitian ini adalah staf dan operator dari Area Traffic Control System sebanyak 5 orang yang dimana mereka sebagai informan yang memberikan data-data yang dibutuhkan oleh peneliti.

Berlokasi di banyak pusat kota, Area Traffic Control System atau yang lebih dikenal dengan istilah ATCS adalah suatu sistem pengendalian lalu lintas berbasis teknologi informasi pada suatu kawasan yang bertujuan untuk mengoptimalkan kinerja jaringan jalan melalui optimasi dan koordinasi pengaturan lampu lalu lintas di setiap persimpangan terdiri dari beberapa sistem utama yaitu : Server, Workstation, yang berfungsi sebagai pusat operasional untuk memonitor dan mengontrol kondisi lalu lintas dari seluruh persimpangan dalam satu area. Wall map, yang berfungsi

(9)

menyediakan informasi status dan kondisi dari Local Controller. Local Controller (pengontrol persimpangan), Video Surveilance (CCTV) dan Vehicle Detector.

3.4.2 Objek Penelitian

Objek penelitian adalah topik permasalahan yang akan dikaji oleh peneliti.

Dalam penelitian ini ruang lingkup objek yang ditetapkan peneliti yaitu sesuai dengan permasalahan yang dibahas yaitu pemanfaatan media audio visual sebagai media indormasi dan sosialisasi imbauan Area Traffic Control System kota Bandung.

Objek penelitiannya adalah proses komunikasi antara staff dan Masyarakat kota Bandung dalam memberikan informasi lalu lintas dan mensosialisasikan imbauan di persimpangan jalan raya kota Bandung.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian kualitatif, kualitas riset sangat tergantung pada kualitas dan kelengkapan data yang dihasilkan. Pernyataan yang selalu diperhatikan dalam pengumpulan data adalah apa, siapa, dimana, kapan dan bagaimana. Dalam peneliti ini, peneliti menggunakan dua tekhnik pengumpulan data yaitu:

3.5.1 Observasi dan Pengamatan

Menurut Nasution (1988) observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuan hanya dapat bekerja berdasarkan data yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi. Observasi sendiri adalah proses mengalami secara

(10)

langsung terhadap gejala yang ingin di selidiki an dalam melakukan observasi kita juga harus memperhatikan dengan teliti objek yang akan diteliti.

Menurut Croswell (2014:231) Pengamatan merupakan salah satu alat penting untuk pengumpulan data dalam penelitian kualitatif. Pengamatan tersebut didasarkan pada tujuan riset dan pernyataan riset. Mengamati berarti memperhatikan fenomena di lapangan melalui kelima indra peneliti, sering kali dengan instrument atau perangkat, dan merekamnya untuk tujuan ilmiah. Pengamatan tersebut didasarkan pada tujuan penelitian dan pernyataan penelitian.

Beberapa informasi yang diperoleh dari hasil observasi adalah ruang (tempat) pelaku, kegiatan, objek, perbuatan, kejadian atau peristiwa, waktu dan perasaan.

Alasan peneliti melakukan observasi adalah untuk menjawab pertanyaan dengan cara mengamati dan mencatat hal-hal yang penting dan bisa juga dengan cara merekamnya atau mengambil foto pada tempat dan objek yang peneliti observasi.

3.5.2 Wawancara

Dalam penelitian kali ini juga peneliti menggunakan teknik wawancara mendalam (depth interview) yang bertujuan untuk memperoleh data secara actual.

Wawancara dilakukan dengan staff Area Traffic Control System . hal yang ditanyakan oleh peneliti yaitu hal yang berkaitan dengan manfaat penggunakan media audio visual dalam memberikan informasi dan sosialisasi disiplin berkendara pada masyarakat.

Wawancara adalah percakapan dan tanya jawab yang diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu. Wawancara kualitatif dilakukan bila peneliti bermaksud untuk memperoleh pengetahuan tentang makna-makna subjektif yang dipahami

(11)

individu bekenaan dengan topik yang diteliti, dan bermaksud melakukan eksplorasi terhadap isu tersebut, suatu hal yang tidak dapat dilakukan melalui pendekatan lain (Patton dalam Poerwandari, 2005:127).

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang sering digunakan dalam penelitian kualitatif. Wawancara adalah suatu kegiatan komunikasi verbal dengan tujuan mendapatkan informasi melalui pertukaran percakapan dengan tatap muka, dimana seseorang memperoleh informasi dari yang lain.

Wawancara dapat dilakukan pada waktu dan konteks yang dianggap tepat, guna mendapatkan data yang mempunyai kedalaman, dan dapat dilakukan berulang-ulang demi mendapatkan kejelasan masalah yang akan dijelajahi. Dalam wawancara menggunakan petunjuk umum berupa daftar pertanyaan yang telah disusun sebelumnya. Dalam wawancara ini biasa dilakukan dengan cara menanyakan suatu permasalahan yang akan diteliti kepada salah satu responden. Apabila jawabannya dirasa kurang menjelaskan apa yang dimaksud, maka wawancara dapat dilakukan lagi pada responden lain dengan materi yang sama dan seterusnya, sampai kejelasan masalah yang diteliti terpenuhi/tercapai.

Wawancara dalam penelitian ini dilakukan secara berulang-ulang yang akan dilakukan dan di gali informasi kepada pengurus dan operator di Area Traffic Control System. Wawancara ini bertujuan untuk memperoleh informasi mendalam mengenai pemanfaatan media audio visual di Area Traffic Control System (ATCS).

(12)

3.5.3 Dokumentasi

Dokumentasi adalah cara yang dilakukan untuk menyediakan dokumen- dokumen dengan menggunakan bukti yang akurat dari sumber informasi. Dalam hal ini peneliti mengambil beberapa dokumentasi berupa surat izi, foto dilapangan dan secara langsung peneliti mengambil pengambilan gambar di Area Traffic Control System.

3.5.4 Informasi dari Internet

Peneliti menggunakan metode internet searching atau pencarian beberapa data melalui internet, karena dalam mencari data di internet terdapat beberapa data dan bahan yang peneliti butuhkan untuk melengkapi laporan penelitian ini. Di dalam penggunaan internet sendiri peneliti mendapatkan data yang dibutuhkan seperti jurnal, buku dan lainnya dengan mudah.

3.6 Teknik Analisis Data

Data yang terkumpul sifatnya kualitatif, maka peneliti menggunakan teknik analisis data kualitatif. Teknik analisis data kualitatif dimaksudkan untuk memberikan gambaran yang sifatnya menyeluruh tantang apa saja yang tercakup dalam permasalahan yang ditemukan dilapangan pada waktu pengambilan data.

Analisis data penelitian kualitatif dimulai sejak awal pengumpulan data.Analisis data kualitatif menurut Bogdan dan Biklen (1982), adalah upaya yang dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data, memilah-

(13)

milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mensistesiskannya, mencari danmenemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain (Moleong, 2017). Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersediadari berbagai sumber, yaitu dari wawancara yang sudah dituliskan dalam catatan lapangan, dokumen pribadi, dokumen resmi, gambar, foto, dan sebagainya.

Metode analisis seperti ini merupakan model interaksi yang dapat digambarkan dalam skema siklus menurut Miles dan Huberman berikut:

1. Reduksi Data

Reduksi data (data reduction). Di sini, peneliti mengumpulkan informasi- informasi penting yang terkait dengan masalah penelitian, dan selanjutnya mengelompokkan data tersebut sesuai dengan topik masalahnya.

2. Penyajian Data Pengumpulan

data

Reduksi data

Penyajian data

Kesimpulan-kesimpulan : Gambaran/verifikasi

(14)

Penyajian data (data display). Data yang terkumpul dan telah dikelompokkan itu kemudian disusun sistematis sehingga peneliti dapat melihat dan menelaah komponen-komponen penting dari sajian data.

3. Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi

Penarikan dan pengujian kesimpulan (drawing and verifying conclusions).

Pada tahap ini, peneliti melakukan interpretasi data sesuai dengan konteks permasalahan dan tujuan penelitian. Dari interpretasi yang dilakukan akan diperoleh kesimpulan dalam menjawab masalah penelitian.

Ketiga komponen diatas, aktivitasnya terbentuk interaksi dengan proses pengumpulan data yang menggunakan proses siklus. Dengan bentuk ini, peneliti tetap bergerak diantara tiga komponen tersebut yang berbentuk interaksi dengan proses pengumpulan data yang menjadi pegangan utama proses siklus, selanjutnya bergerak bolak-balik diantara kegiatan reduksi, penyajian, dan kesimpulan.

Maka dari itu, apabila dalam penelitian data yang telah terkumpul dirasa masih belum cukup kuat untuk mendukung proses analisis, maka peneliti dapat menyusun pertanyaan baru untuk mengumpulkan data kembali. Begitu pula dalam proses penarikan kesimpulan jika masih memerlukan data baru, peneliti dapat mengumpulkan data kembali. Dengan demikian, analisis data yang dihasilkan cukup matang dan layak untuk diterima.

Dalam penelitian ini data yang sudah dikumpulkan oleh peneliti melalui observasi dan wawancara dikelompokan sesuai permasalahan penelitian dan disajikan dalam data reduksi. Selanjutnya, untuk memudahkan pembahasan penelitian peneliti membuat penyajian data sesuai dengan data yang dikumpulkan dan telah

(15)

dikelompokan sesuai permasalahan. Peneliti memahami penyajian data untuk memudahkan dalam analisis data. Setelah data dianalisis, peneliti membuat kesimpulan dari analisis data.

3.7 Uji Kredibilitas Data

Uji kredibilitas data adalah pengujian data untuk menilai kebenaran dan keabsahan peneliti dengan analisis kualitatif. Kredibilitas hasil penelitian akan ditunjukkan jika partisipan menyatakan bahwa transkrip penelitian memang benar- benar sebagai pengalaman dari dirinya sendiri.

Uji kredibilitas data dalam penelitian kualitatif untuk mendapatkan data yang valid dan reliabel, objektif, maka penelitian dilakukan dengan menggunakan instrument yang valid dan reliabel, dilakukan pada sampel yang mendekati jumlah populasi dan pengumpulan serta analisis data dilakukan dengan prosedur yang benar.

Banyak prosedur untuk menguji kredibilitas data atau kepercayaan terhadap hasil penelitian kualitatif antara lain dilakukan dengan memperpanjang kegiatan pengamatan, peningkatan ketekunan dalam penelitian, trianggulasi, diskusi dengan teman sejawat, analisis kasus sejawat dan membercheck.

Kredibilitas adalah ukuran kebenaran data yang dikumpulkan, yang menggambarkan kecocokan konsep peneliti dengan hasil penelitian (Satori, Komariah, 2013:165).

Berdasarkan penjelasan diatas, peneliti menyimpulkan bahwa kredibilitas dalam sebuah penelitian bersifat penting dengan prosedur yang benar sehingga untuk

(16)

mengetahui kebenaran data yang diteliti dan peneliti kumpulkan guna menghasilkan suatu hasil penelitian yang jelas.

3.7.1 Triangulasi

Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu. Dengan demikian terdapat triangulasi sumber, triangulasi teknik pengumpulan data dan waktu ( sugiyono, 2015:372-374).

1. Triangulasi sumber

Untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber.

2. Triangulasi teknik

Untuk mengujikredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik yang berbeda.

3. Triangulasi waktu

Waktu juga sering memperngaruhi kredibilitas data. Data yang dikumpulkan dengan teknik wawancara di pagi hari pada saat narasumber masih segar, belum banyak masalah, akan memberikan data yang valid sehingga lebih kredibel.

Triangulasi data merupakan cara untuk mengetahui keabsahan data dengan memanfaatkan sesuatu yang diluar data itu untuk keperluan penegcekan atau sebagai pembanding terhadap data yang diperoleh melalui wawancara, untuk mencari atau memperoleh standar kepercayaan data yang diperoleh dengan melakukan pengecekan data, cek ulang dan cek silang pada dua atau lebih informan.

(17)

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan triangulasi data sumber artinya membandingkan dan merangkum kembali suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif.

3.8 Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi merupakan komponen yang juga sama penting dengan data, karena lokasi adalah tempat dimana peneliti dapat menemukan data penelitian yang dicari dan akan dianalisis menjadi sebuah temuan penelitian. Peneliti melakukan observasi dan wawancara pada bulan april hingga bulan juli 2019. Bulan april hingga mei peneliti melakukan riset terlebih dahulu dan melakukan observasi. Kemudian bulan juni sampai juli peneliti mulai melakukan penelitian an pengumpulan data. Dan pada akhir juli peneliti melakukan pengolahan dan analisis data. Peneliti menentukan lokasi penelitian di Area Traffic Control Room, Balai Kota Bandung Jalan Wastukencana No. 02 Bandung.

(18)

Tabel 3.1

Time Schedule penelitian

Bulan

Jenis Kegiatan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Pengesahan judul

Pengesahan Bab I Pengesahan Bab II-III Pengesahan bab IV-VI

Pengumpulan data dilapangan Pengelolaan dan analisis data Sidang

(19)

Referensi

Dokumen terkait

iii Proceeding of International Seminar on Science Education Yogyakarta State University, October 31st 2015 Science Process Skill Approach for Acquiring Science And Technology

We need to help students to ‘create paths to knowledge’ when needed,[13] and to focus on helping them to learn how to learn, a conception of teaching as a process that makes student